Pengaruh Tekstur Butiran Pada Beberapa Komoditas Terhadap Jumlah Populasi Hama Sitophylus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Di Laboratorium

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan pangan nasional dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri dan
impor. Namun karena jumlah penduduk terus bertambah dan tersebar di banyak
pulau maka ketergantungan akan pangan impor menyebabkan rentannya
ketahanan pangan sehingga berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan,
termasuk sosial, ekonomi, dan bahkan politik. Oleh sebab itu, beras dan jagung
tetap menjadi komoditas strategis dalam perekonomian dan ketahanan pangan
nasional, sehingga menjadi basis utama dalam revitalisiasi pertanian ke depan.
Berkembangnya industri makanan telah memberikan konsep kerja dan pendapatan
bagi jutaan rumah tangga di Indonesia. Namun untuk mencapai sasaran tersebut
banyak kendala yang ditemui, salah satu diantaranya adalah faktor penanganan
pasca panen yang tidak tepat. Diketahui bahwa penyimpanan merupakan salah
satu mata rantai pasca panen yang sangat penting (Lopulalan, 2010).
Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Di dalam pembangunan nasional komoditi ini mempunyai peranan
strategis, karena mempunyai peran yang besar dalam mewujudkan stabilitas
nasional. Karena itu, beras akan selalu menjadi perhatian dalam ketersediaan dan
distribusinya sorotan. Karena beras merupakan sumber utama bagi kebutuhan

kalori (Manaf dkk., 2005).
Jagung di Indonesia termasuk salah satu serealia penting yang digunakan
sebagai bahan pangan dan pakan dan merupakan salah satu komoditas ekspor non
migas. Sebagai bahan pangan, komoditas jagung ini umumnya disimpan dalam

Universitas Sumatera Utara

bentuk biji pipilan, sedikit sekali yang disimpan dalam bentuk klobot. Dengan
kadar air basis kering biji antara 11-13 %, biji jagung masih sangat rentan
terhadap infestasi serangga hama gudang ( Copeland, 1976 ) melaporkan bahwa
kehilangan hasil oleh infestasi hama gudang dalam proses penyimpanan bervariasi
antara 9,6-20,2 % (Masmawati, 2002).
Kehilangan yang bersifat kwantitatip pada umumnya disebabkan karena
serangan tikus dan serangga-serangga gudang antara lain Sitophilus oryzae L.,
Sitophilus Cerealella Oliv., Rhyzopertha dominica F. dan lain-lain, sedangkan
kehilangan yang bersifat kwalitatif pada umumnya disebabkan karena kontruksi
bangunan
disimpan

penyimpanan

belum

kurang

mencapai

memenuhi

kekeringan

yang

syarat

atau

memenuhi

gabah
syarat


yang
(14%)

(Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, 1985).
Sebagai contoh susut kwalitatif misalnya penurunan mutu dan kerusakan
atau kehilangan bagian-bagian yang bergizi dan zat-zat kimiawi yang berguna
lainnya. Asean productivity Organization (APO) memperkirakan besar susut
gabah/beras di negara sedang berkembang di Asia sekitar 5-15% akibat
tumpah/tercecer, serangan insekta, burung, tikus dan lain-lain, yang terjadi selama
penyimpanan dan distribusi. Pada tahun 1970 Bulog memperkirakan besar susut
bobot komoditi beras sekitar 25%, yang terdiri dari 8% waktu panen,
5% waktu pengangkutan, 2% waktu pengeringan, 5% waktu penggilingan
dan 5% waktu penyimpanan (Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan,
1985).

Universitas Sumatera Utara

Salah satu aspek yang perlu diteliti sehubungan dengan peningkatan
produksi pada padi-padi an dan jagung dan berkembangnya industri makanan

adalah standardisasinya (Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, 1985).
Secara alami kecenderungan hama dalam memilih makanan banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor tersebut antara lain jenis dan kerusakan
bahan simpan, nilai gizinya, kadar airnya, warna dan tingkat kekerasan kulit
(Saenong dan Hipi, 2005).
Populasi hama gudang dapat mencapai tingkat yang dapat mengakibatkan
kerugian ekonomi baik berupa susut bobot maupun susut mutu, seperti penurunan
daya kecambah benih, perubahan warna dan rasa, penurunan nilai gizi, serta
kontaminasi oleh kotoran dan bagian tubuh serangga. Maka dari itu perlu
dilakukannya pengendalian hama dengan tujuan melindungi produk makanan dari
serangan hama gudang karena selama manusia menyimpan produk-produk pangan
selama itu pula hama gudang akan ada (Septripa, 2009).
Hama gudang dapat menyerang setiap waktu, kerusakan yang dikarenakan
serangan hama gudang dapat menurunkan kualitas beras. Serangga utama yang
merupakan hama dalam penyimpanan beras adalah dari ordo Lepidoptera
(Tenebrionidae) dan
utama

dari


ordo

dari ordo Coleoptera (Curculionidae). Salah satu hama
Coleoptera

adalah

kumbang

beras

(S.

oryzae

L.)

(Winarno, 1993 dan Kartasapoetra, 1994).
Kepadatan populasi hama berhubungan erat dengan besarnya kerusakan
yang ditimbulkan. Hama bahan simpan umumnya merupakan hama langsung,

yang artinya kerusakan terjadi langsung pada bahan yang di konsumsi
(Sitepu dkk, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Dengan adanya latar belakang ini maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui populasi S. oryzae L. dengan menggukan tekstur butiran beberapa
komoditi. Dengan demikian dapat diketahui potensi populasi S. oryzae L. Yang
merusak hasil dari produk bahan pangan.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Pengaruh Tekstur Butiran Pada Beberapa Komoditas
Terhadap

Jumlah

Populasi

Hama

Sitophilus


oryzae

L.

(Coleoptera:

Curculionidae) Di Laboratorium.
Hipotesis Penelitian
1. Pulut putih paling tinggi populasi S. Oryzae L. dari pada perlakuan
lainnya.
2. Pada tekstur butiran sangat disukai hama kutu bubuk S. oryzae L. dari
pada tekstur tepung.
3. Ada

pengaruh

tekstur

permukaan


pada

biji-bijian

terhadap

perkembangbiakan S. oryzae L.

Kegunaan Penelitian
-

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

-

Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara