2.1.6. Diagnosis Infeksi HIV
Terdapat dua uji yang khas digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap HIV. Pertama, tes ELISA enzyme-linked immunosorbent assay yang bereaksi
terhadap antibodi dalam serum. Apabila hasil ELISA positif, dikonfirmasi dengan tes kedua yang lebih spesifik, yaitu Western blot. Bila hasilnya juga
positif, dilakukan tes ulang karena uji ini dapat memberikan hasil positif-palsu atau negatif-palsu. Bila hasilnya tetap positif, pasien dikatakan seropositif HIV.
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan klinis dan imunologik lain untuk mengevaluasi derajat penyakit dan dimulai usaha untuk mengendalikan infeksi
Lan, 2006. Di negara berkembang, tes serologi maupun antigen HIV belum memadai.
Untuk memudahkan diagnosis, WHO menetapkan kriteria diagnosis HIVAIDS apabila terdapat dua gejala mayor dan satu gejala minor di bawah ini
Murtiastutik, 2008.
a. Gejala Mayor
- Penurunan berat badan 10 berat badan
- Diare kronis 1 bulan
- Demam 1 bulan
- Kesadaran menurun dan gangguan neurologis
- Demensia
b. Gejala Minor
- Batuk 1 bulan
- Pruritus Dermatitis menyeluruh
- Infeksi umum yang rekuren
- Kandidiasis Orofaringeal
- Infeksi Herpes Simpleks yang meluas atau menjadi kronik progresif
- Limfadenopati generalisata
Universitas Sumatera Utara
2.1.7. Terapi Antiretrovirus
Antiretrovirus ARV yang ditemukan pada tahun 1996, mendorong suatu revolusi dalam perawatan penderia HIVAIDS. Meskipun belum mampu
menyembuhkan penyakit dan menambah tantangan dalam hal efek samping dan resistensi, obat ini secara dramatis menunjukkan penurunan angka mortalitas dan
morbiditas akibat HIVAIDS Murtiastutik, 2008. Pemberian ARV bergantung pada tingkat progresifitas penyakit, yang dapat
dinilai melalui kadar CD4
+
dan kadar RNA HIV serum. Terdapat tiga jenis antiretrovirus yang digolongkan berdasarkan cara kerjanya, yang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. HAART Highly Active Antiretroviral Therapy Golongan Obat dan Mekanisme Kerja
Nama Obat Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
NRTI Menghambat reverse transcriptase HIV,
sehingga pertumbuhan rantai DNA dan replikasi HIV terhenti.
Abacavir ABC Didanosin ddl
Lamivudine 3TC Stavudine d4T,
Zidovudin ZDZ atau AZT Nonnucleoside Reverse Transcriptase
Inhibitor NNRTI Menghambat transkripsi RNA HIV menjadi
DNA. Nevirapin NVP
Efavirenz EFV
Protease Inhibitor PI Menghambat protease HIV, yang mencegah
pematangan virus HIV. Indinavir IDV
Ritonavir RTV, r Lopinavir LPV
Nelvinafir NFV Saquinavir SQV
Sumber: Lan, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Kelainan Kulit dan HIV AIDS 2.2.1. Kulit