Darah dan Plasma Kromatografi

merupakan variabel penting untuk dipertimbangkan dalam menyeleksi terapi obat dan pemantauan respon pasien Siregar dan Endang, 2004. Status penyakit pasien merupakan faktor penting lain untuk dipertimbangkan, apabila memantau terapi. Misalnya, adalah penting untuk memantau konsentrasi plasma secara berhati –hati pada pasien dengan penyakit ginjal dan mengadakan penyesuaian dosis yang tepat Siregar, dan Endang, 2004. Pemantauan konsentrasi obat dalam plasma memungkinkan untuk penyesuaian dosis obat secara individual dan juga untuk mengoptimasi terapi. Dengan adanya perubahan fungsi fisiologik sehubungan dengan penyakit, pemantauan konsentrasi obat dalam plasma dapat memberikan petunjuk untuk kemajuan keadaan penyakit dan memungkinkan peneliti mengubah dosis obat yang lebih sesuai. Namun demikian, secara klinik keputusan dan pengamatan medik adalah paling penting sebagai keputusan terapi dan jangan semata–mata didasarkan pada konsentrasi obat dalam plasma Shargel, 1988.

2.4 Darah dan Plasma

Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah pada tubuh manusia mengandung 55 plasma darah cairan darah dan 45 sel-sel darah darah padat. Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter Anonim b , 2009. Universitas Sumatera Utara Plasma darah merupakan bagian cair darah. Cairan ini didapat dengan membuat darah tidak beku dan sel darah disentrifugasi. Serum darah adalah cairan bening yang memisah setelah darah dibekukan Mutschler, 1999. Darah cair atau plasma darah adalah cairan darah berbentuk butiran- butiran darah. Di dalamnya terkandung benang-benang fibrinfibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang terbuka. Menurut anonim b 2009, isi kandungan plasma darah manusia: 1. Gas oksigen, nitrogen dan karbondioksida. 2. Protein seperti fibrinogen, albumin dan globulin. 3. Enzim. 4. Antibodi. 5. Hormon. 6. Urea. 7. Asam urat. 8. Sari makanan dan mineral seperti glukosa, gliserin, asam lemak, asam amino, kolesterol. Protein-protein plasma dapat dipisahkan pada ultrasentrifuge atau dengan elektroforesis menjadi albumin; alfa, beta, dan gama globulin; dan fibrinogen. Albumin adalah komponen utama dan mempunyai peranan utama mempertahankan tekanan osmotik darah. Gama globulin adalah antibodi dan dinamakan imunoglobulin. Fibrinogen diperlukan untuk pembentukan fibrin dalam langkah terakhir pembekuan Junqueira dan Carneiro, 1982. Universitas Sumatera Utara

2.5 Kromatografi

Kromatografi didefenisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat–zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam adsorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Teknik kromatografi umum membutuhkan zat terlarut terdistribusi diantara dua fase, satu diantaranya diam fase diam, yang lainnya bergerak fase gerak. Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, sehingga zat tersebut terpisah dari zat terlarut lain, yang terelusi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut dibawa melewati media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk cairan atau gas yang disebut eluen Ditjen POM, 1995. Berdasarkan fase gerak, yang dapat berupa zat cair atau gas, kita dapat menggolongkan kromatografi menjadi kromatografi cair KC dan kromatografi gas KG. Berdasarkan fase diam, yang dapat berupa zat cair atau zat padat, kita dapat menggolongkan kromatografi menjadi kromatografi partisi dan kromatografi jerap Gritter, 1991. Menurut Gandjar, 2007, kromatografi dapat dibedakan atas berbagai macam tergantung atas pengelompokannya. Berdasarkan pada mekanisme pemisahannya, kromatografi dibedakan menjadi: 1. Kromatografi adsorbsi 2. Kromatografi partisi 3. Kromatografi pasangan ion 4. Kromatografi penukar ion Universitas Sumatera Utara 5. Kromatogarfi eksklusi ukuran 6. Kromatografi afinitas Berdasarkan pada alat yang digunakan, kromatografi dapat dibagi atas: 1. Kromatografi kertas 2. Kromatografi lapis tipis 3. Kromatografi cair kinerja tinggi 4. Kromatografi gas Pemakaian Kromatografi Menurut Gritter 1991, pemakaian kromatografi ada tiga yaitu : 1. Pemakaian untuk tujuan kualitatif mengungkapkan ada atau tidak adanya senyawa tertentu dalam cuplikan 2. Pemakaian untuk tujuan kuantitatif menunjukkan banyaknya masing-masing komponen campuran 3. Pemakaian untuk tujuan preparatif untuk memperoleh komponen campuran dalam jumlah memadai dalam keadaan murni Puncak Asimetri Baik tailing maupun fronting tidak dikehendaki karena dapat menyebabkan pemisahan kurang baik dan data retensi kurang reprodusibel Gandjar, 2007. Menurut Gandjar, 2007, adanya puncak, yang asimetri dapat disebabkan oleh hal-hal berikut: 1. Ukuran sampel yang dianalisis terlalu besar. Jika sampel terlalu besar maka fase gerak tidak mampu membawa solut dengan sempurna karenanya akan terjadi pengekoran atau tailing. Universitas Sumatera Utara 2. Interaksi yang kuat antara solut dengan fase diam dapat menyebabkan solut sukar terelusi sehingga dapat menyebabkan terbentuknya puncak yang mengekor. 3. Adanya kontaminan dalam sampel yang dapat muncul terlebih dahulu sehingga menimbulkan puncak mendahului fronting. Untuk menentukan tingkat asimetri puncak dilakukan dengan menghitung faktor asimetri atau disebut juga dengan tailing factor TF yang dinyatakan dengan rasio antara lebar setengah tinggi puncak. Kromatogram yang memberikan harga TF =1 menunjukkan bahwa kromatogram tersebut bersifat setangkup atau simetris. Harga TF 1 menunjukkan bahwa kromatogram mengalami pengekoran tailing. Semakin besar harga TF maka kolom yang dipakai semakin kurang efisien. Dengan demikian harga TF dapat digunakan untuk melihat efisiensi kolom kromatografi Gandjar,2007. Suatu ukuran alternatif yang tergantung pada panjang kolom kromatografi adalah tinggi lempeng H atau juga biasa disebut dengan tinggi setara pelat teori HETP=Height Equivalent Theoritical Plate. Tinggi setara pelat teori atau HETP dalam kromatografi yang menggunakan kolom KCKT dan KG merupakan panjang kolom kromatografi dalam mm yang diperlukan sampai terjadinya satu kali keseimbangan molekul solut dalam fase gerak dan fase diam. Kolom yang memberikan jumlah lempeng N yang besar dan nilai HETP yang kecil akan mampu memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran yang lebih baik yang berarti bahwa efisiensi kolom adalah besar Gandjar, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.6 Kromatogarafi Cair Kinerja Tinggi