Kerangka Berpikir PEMBATALAN PERKAWINAN KARENA ADANYA PEMALSUAN IDENTITAS SUAMI DALAM PERKAWINAN POLIGAMI (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Semarang Nomor 1447Pdt.G2011PA.Sm)

d. Barang siapa mengadakan perkawinan padahal mengetahui bahwa perkawinan atau perkawinan- perkawinannya yang telah ada menjadi penghalang yang sah untuk itu; e. Barang siapa mengadakan perkawinan padahal mengetahui bahwa perkawinan atau perkawinan- perkawinan pihak lain menjadi penghalang untuk itu. 4. Jika yang melakukan perbuatan berdasarkan Pasal 1 butir a menyembunyikan kepada pihak lain bahwa perkawinan yang telah ada menjadi penghalang yang sah untuk itu diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Sebenarnya tidak hanya Pasal 279 KUHP masih banyak pasal lain yang bisa digunakan untuk menjerat suami yang menikah lagi tanpa ijin istri pertama . Dan untuk para petugas yang mengeluarkan surat kawin yang berisi data-data palsu tersebut juga terancam pasal 263 KUHP tentang membuat surat-surat palsu atau memalsukan surat ancaman hukuman penjara selama enam tahun.

2.5 Kerangka Berpikir

Keharusan suatu perkawinan adalah memenuhi segala persyaratan serta rukun-rukun perkawinan, untuk mendukung sahnya perkawinan, salah satunya adalah menyelesaikan urusan administrasi dan persyaratan lainnya terkait dengan perkawinan. Dalam hal ini identitas dan status calon suami merupakan syarat yang harus termasuk dalam urusan administrasi perkawinan. Apabila dalam suatu perkawinan terdapat salah sangka mengenai diri suami saat berlangsungnya perkawinan maka dapat diajukan permohonan pembatalan perkawinan yang diatur dalam Pasal 27 ayat 2 UU perkawinan dan Pasal 72 ayat 2 KHI. Permohonan pembatalan perkawinan dapat diajukan kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggal suami atau isteri atau tempat perceraian dilangsungkan. Batalnya suatu perkawinan dimulai setelah putusan Pengadilan Agama mempunyai kedudukan hukum yang tetap dan berlaku sejak saat berlangsungnya perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 74 Kompilasi Hukum Islam. Apabila terjadi pembatalan perkawinan, baik dalam bentuk pelanggaran terhadap hukum perkawinan, atau terdapatnya halangan yang tidak memungkinkan dilanjutkannya perkawinan, maka terjadi akibat hukum berupa tidak diperbolehkannya suami rujuk kepada mantan isterinya. Selain itu di dalam Pasal 28 ayat 1 disebutkan bahwa batalnya suatu perkawinan dimulai setelah keputusan Pengadilan mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan berlaku sejak saat berlangsungnya perkawinan dan tidak berlaku surut terhadap anak apabila dalam perkawinan dikaruniai anak maupun harta yang dibawa. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat dari bagan sebagai berikut: Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Inpres No.1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam KHI PP No. 9 Tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Perkawinan Pasal 95-Pasal 98 KUHperdata tentang Perkawinan Pasal 279 – Pasal 280 KUHP tentang kejahatan asal-usul Perkawinan Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Kpendudukan Permohonan pembatalan perkawinan karena adanya pemalsuan identitas Tidak dikabulkan Dikabulkan Putusan Hakim dalam mengabulkan permohonan pembatalan perkawinan Akibat hukum terhadap pihak ketiga Akibat hukum terhadap harta bersama Akibat hukum terhadap anak 47 Bab 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang diterapkan dalam setiap ilmu harus disesuaikan dengan pengetahuan yang menjadi induknya. Metode penelitian ilmu hukum berbeda dengan metode penelitian ilmu lain. Metode penelitian hukum memiliki ciri khas tertentu yang merupakan identitasnya Kartini, 1996: 22. Metodelogi penelitian berasal dari kata “metode” yang berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan “logos” yang berarti ilmu atau pengetahuan. Metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pemikiran secara seksama untuk mencapai tujuan. Penelitian adalah sesuatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya Narbuko dan Ahmad, 2004: 1. Penulis menggunakan strategi penelitian kualitatif dalam pembuatan skripsi ini. Penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati Moleong, 2000: 3. Menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental, tergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya Moleong, 2000: 3. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sitematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai suatu tujuan. Adapun metode yang penyusun pergunakan dalam penelitian ini adalah:

3.1. Metode Pendekatan