Alat-alat Pengumpulan Data PEMBATALAN PERKAWINAN KARENA ADANYA PEMALSUAN IDENTITAS SUAMI DALAM PERKAWINAN POLIGAMI (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Semarang Nomor 1447Pdt.G2011PA.Sm)

masalah yang akan diteliti guna mendapatkan landasan teoritis dan informasi yang jelas, dalam penelitian ini sumber tertulis yang dipakai dalam penelitian ini adalah arsip dan dokumen-dokumen resmi putusan pembatalan perkawinan yang diperoleh dari Pengadilan Agama Semarang dan pihak-pihak yang terkait dengan kasus pembatalan perkawinan tersebut. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi: a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dan terdiri dari Amiruddin dan Zainal, 2006:31 : 1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 3. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. 4. Kompilasi Hukum Islam Inpres No. 1 Tahun 1991 5. Undang-Undang No, 3 Tahun 2006 tentang Kependudukan b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, atau pendapat para pakar hukum Amiruddin dan Zainal, 2006:32.

3.5 Alat-alat Pengumpulan Data

Menurut Soerjono Soekanto, di dalam penelitian, pada umumnya dikenal tiga jenis alat pengumpulan data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara atau interview. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

3.5.1. Wawancara dengan Nara Sumber;

“Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara ” Fathoni, 2006 : 105. Wawancara ini diadakan secara langsung kepada pihak –pihak yang terkait dengan putusan pembatalan perkawinan di Pengadilan Agama Semarang serta para pihak yang berkompeten untuk menyampaikan informasi yang diperlukan kepada peneliti. Adanya wawancara ini dimaksudkan untuk memperkuat data sekunder. Wawancara penulis lakukan dengan terlebih dahulu menyusun daftar atau rangkaian pertanyaan yang nantinya akan penulis ajukan pada obyek penelitian atau responden yaitu Penggugat, Tergugat 1 dan Tergugat II, salah satu pejabat pencatat perkawinan pada Kantor Urusan Agama Gajah Mungkur Semarang, salah satu Hakim Pengadilan Agama Semarang. Untuk mendukung keberhasilan wawancara diperlukan instrumen yang dalam penelitian ini terdiri dari instrumen utama dan instrumen penunjang, dan yang dimaksud dari instrumen utama adalah peneliti sendiri sedang instrumen penunjangnya adalah daftar pertanyaan atau rangkaian pertanyaan dan catatan lapangan.

3.5.3 Dokumentasi dan Studi Pustaka

Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari dokumen resmi, baik internal berupa UU, Keputusan, instruksi, edaran dan lain-lain, maupun eksternal berupa pernyataan, majalah resmi dan berita resmi. Sedangkan studi pustaka adalah “teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan, buku , pendapat dan teori yang berkembang” Hidayat, 2010: 14. Dokumen dalam penelitian ini adalah dokumen resmi dalam pencatatan pembatalan perkawinan, Sedangkan kepustakaan yang dipilih adalah catatan terkait dengan pembentukan produk hukum di Indonesia. Atas dasar tersebut, ketiga teknik pengumpulan data di atas digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi dan diharapkan informasi yang diperoleh saling melengkapi.

3.6. Keabsahan Data