40 perbincangan saat melakukan partisipasi sosial, ternyata mereka melakukan
bincang-bincang kasus kematian ikan dan perbincangannya dirasakan bermanfaat. Komunikasi interpersonal dengan agen pembaharu
Pada variabel ini, yang di analisa adalah komunikasi tatap muka responden
dengan petugas penyuluh, petugas dinas dan instansi terkait, pedagang bibitpakan, pembeli ikan hasil panenan dari jaring apung, dan petani ikan jaring
apung berpengalaman di mana pembicaraannya mengenai masalah kasus
kematian ikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1. Komunikasi interpersonal petani ikan jaring apung dengan petugas
penyuluh
Rendahnya komunikasi interpersonal petani ikan jaring apung Blok
Jangari Waduk Cirata Cianjur dengan petugas penyuluh, terjadi karena tidak ada petugas penyuluh secara khusus yang mengurusi usaha ikan dalam jaring
apung di Waduk Cirata Cianjur. Sementara yang ada adalah petugas penyuluh tanaman pangan. Secara kebetulan petugas penyuluh di Blok Jangari Pak
Adet adalah petani ikan jaring apung, sehingga mereka mampu memberikan saran dan pembinaan kepada para petani binaannya.
2. Komunikasi interpersonal petani ikan jaring apung de ngan petugas instansi terkait
Petugas dinas dari instansi terkait adalah seseorang pegawai pemerintah
selain petugas penyuluh yang diberi beban pekerjaan oleh instansinya dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Beban pekerjaan dimaksud adalah
pencatatanpendataan, penyampaian informasi, dan kegiatan lain yang menjadi tugasnya.
Sebagai contoh masalah administrasi dan perkoperasian dari Dinas Koperasi, masalah perdagangan dari Dinas Perdaga ngan dan lainnya. Petugas
41 dinas dan instansi terkait yang berkunjung ke wilayah usaha jaring apung Blok
Jangari Waduk Cirata Cianjur menurut pengakuan beberapa responden, antara lain petugas dari: Balai Penelitian Air Tawar Sukabumi, Dinas Perikanan dan
Peternakan Kab Cianjur, serta Lalu lintas Angkutan Danau dan Penyeberangan.
Petugas dinas terkait yang ada ataupun yang datang ke jaring apung Blok Jangari ini, menurut pemantauan beberapa responden datang ke lokasi hanya
untuk mengambil data di jaring apung yang dilakukan tiap sebulan sekali dengan selalu berganti- ganti petugas. Petugas dinas terkait akan banyak
berkunjung manakala akan ada kunjungan tamu atau pejabat dari Jakarta untuk suatu peninjauan. Data persentase komunikasi interpersonal petani
dengan petugas dinas ini diperoleh dimungkinkan karena ada staf Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur Pak H. Ade yang secara
pribadi ia memiliki usaha ikan di jaring apung.
3. Komunikasi interpersonal petani ikan jaring apung dengan pedagang bibitpakan ikan
Pedagang bibit bandar bibit adalah penjual bibit ikan yang akan di
pelihara. Sedang pedagang pakan ikan adalah pemilik gudang pakan yang menjual pakan ikan. Pedagang bibitpakan ikan terkadang dilakukan oleh satu
perusahaan seperti PT Sinar Baru dan PT Jangari Perdana. Namun tidak sedikit suplaier bibit perseorangan yang datang langsung ke para petani ikan
jaring apung untuk menawarkan bibit ikan yang mereka jual. Tingginya prekwensi komunikasi interpersonal petani dengan pedagang
bibitpakan ikan, dimungkinkan karena para petani yang membutuhkan pakan ikan umumnya datang langsung ke gudang pakan untuk membeli baik secara
42 tunai maupun bayar setelah panen. Begitu pula kebutuhan akan bibit ikan,
para pedagang atau suplaier bibit selalu datang mengunjungi para petani untuk mengetahui kapan dan berapa petani ini membutuhkan bibit ikan. Dengan
demikian prekwensi komunikasi interpersonal antara petani dengan pedagang bibitpakan ini menjadi lebih sering terjadi.
4. Komunikasi interpersonal petani ikan jaring apung de ngan pembeli ikan hasil panenan