4.2.1.2 Perjalanan Selama Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan
4.2.1.2.1 Awal Mula Kehamilan
Ada  dua  informan  yang  tidak  menyadari  bahwa  ia  mengalami kehamilan.  Hal  ini  disebabkan  karena  informan  tidak  mengalami  mual  ataupun
pusing seperti yang biasa dirasakan wanita hamil pada umumnya sehingga orang lainlah  yang  pertama  kali  mengetahi  tentang  kehamilannya.  Satu  informan
diketahui  kehamilannya  oleh  tetangga  informan  yang  mengamati  ada  perubahan fisik  pada  informan  yaitu  perut  mulai  membesar  dan  terlihat  gemuk  sehingga
menyarankan untuk memeriksakan di puskesmas. Berikut kutipan pernyataanya:
Satu  informan  diketahui  kehamilannya  oleh  ibu  informan  karena curiga  terhadap  informan  yang  tidak  mendapatkan  menstruasi  selama  beberapa
bulan  sehingga  ibu  mengajak  informan  untuk  periksa  ke  bidan,  seperti  kutipan pernyataan di bawah ini:
Berbeda  dengan  dua  informan  yang  tidak  menyadari  kehamilannya, ada dua informan yang menyadari kehamilannya. Informan mengetahui bahwa ia
mengalami  kehamilan  setelah  merasa  tidak  mendapatkan  menstruasi  selama “...aku nggak kerasa mbak kalau hamil...nggak ngrasa apa-apa...ya wis biasa
wae...tanggaku yang ngonangi aku hamil...ya itu dia curiga kok badanku kaya wong  hamil...ya  akhire  disuruh  periksa  ke  puskesmas...waktu  itu  wis  tujuh
bulan kayane
mbak....” Indepth Interview, Informan  C, 16 tahun.
“...ndak kerasa apa-apa mbak...kan biasa mens kadang ga teratur..ibu malah yang ngamati kok lama ndak mens gitu...terus ke bidan...ya akhirnya langsung
ketauan kalau aku hamil mbak...waktu itu udah lima bulan...” Indepth Interview, Informan  A, 17 tahun.
beberapa  bulan  terakhir  dan  khawatir  jika  terjadi  kehamilan  lalu  melakukan  tes sendiri  menggunakan  testpack,  kemudian  setelah  itu  menceritakan  kehamilannya
kepada  orang  terdekat  seperti  orangtua,  saudara  dan  pasangan.  Berikut  kutipan pernyataannya:
4.2.1.2.2 Perasaan Pertama Kali Mengetahui Kehamilan
Ada  satu  informan  yang  merasa  senang  ketika  mengetahui  tentang kehamilannya begitu juga yang dirasakan oleh pasangannya. Hal ini terjadi karena
informan  tidak  berpikir  panjang  ke  depan  akibat  kehamilannya  di  luar  nikah. Informan  merasa  senang  karena  hamil  dari  buah  cinta  dengan  pasangannya  dan
dapat  menikah.  Namun  informan  sempat  merasa  tertekan  ketika  dimarahi  oleh kedua orangtuanya, seperti kutipan pernyataan di bawah ini:
Sebanyak tiga informan merasa menyesal mengalami kehamilan tidak diinginkan.  Satu  diantara  tiga  informan  sudah  hampir  sepuluh  bulan  tidak
berkomunikasi  dengan  suaminya.  Setelah  menikah  informan  tidak  tinggal “...yo seneng ae mbak...suamiku pas tak kasih tau yo seneng...tapi yo tertekan
mbak pas mamaku karo bapakku nesu-nesu ngerti aku hamil... ”
Indepth Interview, Informan  D, 16 tahun. “...ya aku sendiri yang tahu...nggak mens mbak...kan ya aku khawatir kok ga
mens...terus tak tes pake testpack...habis itu baru cerita ke ibu...waktu itu udah lima bulan...”
Indepth Interview, Informan  B, 18 tahun. “...pertama  kali  tahu  ya  aku...tak  tes  sendiri...baru  aku  cerita  ke  bulekku,
mamaku terus suamiku...pas kuwi wis empat bulan mbak...”
Indepth Interview, Informan  D, 16 tahun.
bersama  suami  dan  memutuskan  untuk  tidak  berkomunikasi  secara  intensif dengan  suaminya  karena  rasa  trauma  dan  kecewa  mengalami  kehamilan  tidak
diinginkan. Berikut kutipan pernyataan informan:
Sedangkan dua informan lain merasa sedih setelah tau bahwa dirinya mengalami  kehamilan  di  luar  nikah.  Namun  informan  percaya  bahwa
pasangannya akan bertanggung jawab. Berikut kutipan pernyataan informan:
4.2.1.2.3 Tindakan Setelah Mengetahui Kehamilan