10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Berbasis Proyek
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek Pembelajaran Berbasis Proyek adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media Daryanto, 2014:23. Menurut Erisandi 2014 dalam Kunandar 2013:279 Pembelajaran proyek merupakan
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi: Pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data yang harus diselesaikan
peserta didik individu atau kelompok dalam waktu atau periode tertentu. Tugas tersebut dapat berupa investigasi atau penilaian sederhana tentang suatu masalah
yang berkaitan dengan materi KD tertentu mulai dari perencanaan, pengumpulan data informasi, pengolahan data, penyajian data, dan menyusun laporan. Senada
dengan Erisandi 2014 dalam Sumarmi 2012:172 menyatakan bahwa, “Pembelajaran berbasis proyek adalah proyek perseorangan atau kelompok yang
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan sebuah produk, kemudian hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan”.
Pembelajaran berbasis poyek merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dalam beraktifitas
secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan
investigasi dan memahaminya. Pembelajaran proyek dimaksudkan untuk
mengetahui pemahaman,
pengetahuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan dari peserta didik secara jelas.
Erisandi 2014 dalam Kunandar 2013 aspek yang dinilai dalam pembelajaran proyek yaitu Kemampuan pengolahan, relevansi, dan keaslian.
Melalui pembelajaran berbasis proyek, inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun a guiding question dan membimbing peserta
didik dalam sebuah obyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek materi dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta
didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. Pembelajarn berbasis proyek merupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik Daryanto, 2014:23. Mengingat bahwa masing-
masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggali
konten materi dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kobaloratif.
1 Karakteristik dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai suatu pembelajaran yang inovatif dan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik dan manfaat dalam pembelajaran, adapun
karakteristik pembelajaran proyek menurut Daryanto 2014:24 seperti berikut:
a Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.
b Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada pesertaa didik
c Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atau permasalahan atau tantangan yang diajukan.
d Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.
e Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu. f Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktfitas yang
sudah dijalankan. g Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.
h Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan. Adapun manfaat dari pembelajaran berbasis proyek memiliki
manfaat terhadap pembelajaran peserta didik yaitu: 1 Dapat mengembangkan kemampuan berfikri kreatif peserta didik
dalam memecahkan masalah atau dalam penyelesaian suatu tugas yang diberikan kepada peserta didik.
2 Peserta didik akan menjadi lebih mandiri dan memberikan kepada peserta
didik untuk
menjadi lebih
dewasa serta
dapat mengimplementasikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki
untuk memecahkan masalah dan dapat berinteraksi dengan baik dengan lingkungan dan sekitarnya.
3 Membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah
disiplin dikelas. 4 Meningkatkan antusiasme untuk belajar. ketika anak-anak bersemangat
dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian
memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. 2 Hambatan, Kekurangan, dan Kelebihan
Hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek menurut Daryanto 2014:25 yaitu:
a Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek.
b Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
c Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana instruktur memegang peran utama di kelas, ini merupakan suatu transisi
yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
d Banyak peralatan yang harus disediakan sehingga kebutuhan listrik bertambah. Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam
proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan layout ruang kelas,
seperti: traditional class teori, discussion group pembuatan konsep
dan pembagian tugas kelompok, lab tables saat mengerjakan tugas mandiri,
circle presentasi.
Atau buatlah
suasana belajar
menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman, artinya belajar tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas.
Kelemahan pembelajaran berbasis proyek menurut Daryanto 2014:26 yaitu:
a Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah. b Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
c Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana instruktur memegang peran utama di kelas.
d Banyaknya peralatan yang harus disediakan. e Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan pengumpulan
infromasi akan mengalami kesulitan. f Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok. g Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi
peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan
yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi
penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehinga instrukur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.
Kelebihan pembelajaran berbasis proyek menurut Daryanto 2014:25 yaitu:
a Meningkatkan motivas belajar peserta didik untuk beajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka
perlu dihargai. b Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
c Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan probelm-problem yang kompleks.
d Meningkatkan kolaborasi. e Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikan
keterampilan komunikasi. f Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber
belajar. g Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber- sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
h Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
a Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukan pengetahuan
yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
b Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
3 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek Terdapat langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis proyek agar
pembelajaran berjalan dengan lancar, menurut Daryanto 2014:27 langkah- langkah tersebut yaitu:
a Penentuan Pertanyaan Mendasar Star With the Essential Question Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan yang esensial, yaitu
pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan
dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
b Mendesain Perencanaan Proyek Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta
didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki”
atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,
dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian
proyek.
c Menyusun jadwal Create a Schedule Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal
aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain 1 membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, 2 membuat deadline
penyelesaian proyek, 3 membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, 4 membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yan
tidak berhubungan dengan proyek, dan 5 meminta peserta didik untuk membuat penjelasan alasan tentang pemilhan suatu cara.
d Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek Monitor the Students and the progress of the project
Pengajar bertanggungjawab unttuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar
mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
e Menguji Hasil Assess the Outcome Penelitian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f Mengevaluasi Pengalaman Evaluate the Experience Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta individu
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupaun kelompok. Pada tahap
ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaian proyek. Pengajar dan peserta didik menggambarkan
diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru new inquiry untuk
menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
B. Karakter Peduli Lingkungan