dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Menurut Sudjana 2005: 76 model pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Sedangkan menurut M. Sobri Sutikno 2009: 88 menyatakan model pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran
yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Dalam penelitian ini yang dimaksud model pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh manajemen homeschooling dalam memberikan pengajaran anak
berkebutuhan khusus.
2.2 Ciri-ciri Model yang Baik
Setiap guru yang mengajar senantiasa dihadapkan pada pilihan model. Banyak macam model yang bisa dipilih guru dalam kegiatan mengajar, namun
tidak semua model dapat dikategorikan sebagai model yang baik dan tidak pula semua model dapat dikatakan sebagai model yang jelek. Taumi dalam Arum,
2010: 32 mengatakan terdapat beberapa ciri tentang sebuah model pembelajaran yang baik, yaitu:
a Berpadunya model dari segi tujuan dan alat dengan jiwa dan ajaran
akhlak agama yang mulia. b
Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi.
c Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan
mengantarkan siswa pada kemampuan praktis. d
Tidak mereduksi materi, bahkan sebaiknya justru mengembangkan materi.
e Memberikan keluwesan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya.
f Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran. Dalam penelitian ini yang dimaksud model pembelajaran yang baik
menurut peneliti adalah model yang bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak warga belajar dan kebutuhannya dengan tidak menjadikan
warga belajar fokus pada dirinya sendiri.
2.3 Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran
Penggunaan model yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Cukup banyak bahan pembelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode semata-mata berdasarkan kehendak guru dan bukan atas
dasar kebutuhan siswa, atau karakter situasi kelas. Menetapkan model pembelajaran, bukan tujuan yang menyesuaikan
karakter anak, tetapi model hendaknya menjadi variable dependen yang dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kebutuhan. Karena itu, keefektifan
penggunaan model dapat terjadi bila ada kesesuaian anatara model dengan semua komponen pembelajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran sebagai
persiapan tertulis.
2.4 Jenis-jenis Metode Pembelajaran