intervensi dilakukan diskusi yang melibatkan seluruh responden mengenai
penelitian dan kesehatan umum.
Sebelum pelaksanaan intervensi juga dilakukan penandatanganan surat perjanjian Inform consent lampiran 1 dan wawancara terhadap responden
dengan format kuisioner standar lampiran 2. Kuisioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai status sosial ekonomi, pengetahuan tentang
pangan, pola konsumsi dan kebiasaan membeli makanan jajanan. Hasil pengisian kuisioner tentang pola konsumsi dan kebiasaan membeli
makanan jajan disusun jenis makanan dan fekuensinya per minggu per orang serta nilai pencemaran. Nilai pencemaran diperoleh dengan cara mengalikan
frekuensi konsumsi makanan jajanan, tempat pembelian dan jenis pembungkusnya. Masing-masing faktor pengkali diberi skor dari 1 untuk tingkat
pencemaran rendah sampai 6 untuk pencemaran tinggi.
4. Pengukuran status gizi Nurrahman 1998
Pengukuran status gizi responden dilakukan secara antropometri yang meliputi Tinggi Badan TB dan Berat Badan BB. Penggolongan status Gizi
menurut “Body Mass Index” BMI dengan satuan Kgm
2
, yaitu: BMI = BBTB
2
Dimana: BMI 17,0 kekurangan berat badan tingkat berat
BMI 17,0 – 18,4 kekurangan berat badan tingkat ringan BMI 18,5 – 25,0 normal
BMI 25,1 – 27,0 kelebihan berat badan tingkat ringan BMI
27,0, kelebihan berat badan tingkat berat
5. Pengambilan darah
Pengambilan darah dilakukan sebelum dan sesudah responden mengalami intervensi dengan meminum minuman bubuk kakao. Pengambilan darah
dilakukan di klinik Farfa Kampus Dramaga IPB pada jam 07.00 pagi oleh seorang asisten tranfusi darah. Darah diambil sebanyak 35 ml dengan menggunakan jarum
Precisionglide
TM
steril sekali pakai, kemudian di masukkan ke dalam tabung vacutainer steril ang mengandung koagulan
. Darah yang diambil dibawa
kelaboratorium kultur jaringan bagian patologi FKH IPB untuk segera dianalisa.
Gambar 7 Proses Pengambilan Darah Responden 6.
Isolasi eritrosit Zhu et al 2005
Darah yang telah dimasukkan dalam tabung vacutainer steril yang mengandung koagulan dilakukan pemisahan komponen seluler dengan
sentrifugasi sampel darah dalam vacutainer pada 514 x g selama 10 menit dengan menggunakan sentrifius dengan rotor swing. Bagian darah yang lebih berat sel
darah merah eritrosit berada di bagian bawah, sedangkan plasma darah terpisah bagian atas. Plasma darah dan eritrosit diambil atau dipisahkan dengan
mikropipet ke dalam masing-masing tabung sentrifius yang telah disiapkan.
7. Aktivitas enzim antioksidan katalase pada plasma darah Sinha, 1978
Prinsip metode yang digunakan oleh Sinha menggunakan zat warna sebagai indikator. Zat warna yang digunakan adalah potassium bikromat K
2
Cr
2
O
7
5 dalam suasana asam asetat glasial 1:3. Ion bikromat dalam suasana asam akan direduksi oleh H
2
O
2
menjadi kromat dan memberikan warna pada panjang gelombang 570 nm. 1 unit aktivitas katalase dinyatakan sebagai
banyaknya H
2
O
2
dalam mol yang digunakan oleh katalase permenit. Cr
6 +
+ H
2
O
2
H
+
Cr
+ 3
+ H
2
O +O
2
a. Ekstraksi sample