Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

14. Panombean Panei 15. Raya 16. Dolok Silau 17. Silou Kahean 18. Raya Kahean 19. Tapian Dolok 20. Siantar 47,88 1188,50 752,01 18,63 18,64 55,00 0,63 70,90 1593,26 808,07 - 24,27 71,13 - 533 3.894 1.574 15 236 44 1 Kabupaten Simalungun 7.589,35 9.865,85 17.568 Sumber: Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Sumatera Utara

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani yang membudidayakan tanaman kopi Ateng yang berada di Desa Bangun Das Mariah yaitu sebanyak 100 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara sengaja, peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Jadi sampel diambil tidak secara acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti. Jumlah petani sampel yang diambil adalah sebanyak 30 petani untuk masing-masing petani yang menjual kopi dalam bentuk gelondong merah cherry red dengan kopi biji. Jumlah ini dianggap sudah mewakili dari populasi Walpole, 1992. Universitas Sumatera Utara

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner yang telah dibuat terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang relevan, seperti Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun, Kantor Kepala Desa dan dari dinas terkait lainnya yang dapat mendukung kelengkapan data dalam penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk hipotesis 1 digunakan uji beda rata-rata Compare Means karena berasal dari dua variabel yang berbeda maka uji beda rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent test, dengan rumus sebagai berikut: = �̅̅̅ − �̅̅̅ �̅̅̅ − �̅̅̅ keterangan: �̅̅̅ : Rata-rata variabel 1 �̅̅̅ : Rata-rata variabel 2 �̅̅̅ − �̅̅̅ : Rata-rata standar deviasi variabel atau kekeliruan baku Apabila N 1 ≠ N 2 , maka untuk menghitung �̅̅̅ − �̅̅̅ digunakan rumus sebagai berikut: �̅̅̅ − �̅̅̅ = √ ∑ � − ∑ � � + ∑ � − ∑ � � � + � − � + � Universitas Sumatera Utara Keterangan: �̅̅̅ − �̅̅̅ : Rata-rata standar deviasi variabel atau kekeliruan baku X 1 : Variabel 1 X 2 : Variabel 2 N : Jumlah Sampel N 1 : Jumlah sampel untuk variabel 1 N 2 : Jumlah sampel untuk variabel 2 Apabila N 1 = N 2 , maka untuk menghitung �̅̅̅ − �̅̅̅ digunakan rumus sebagai berikut: �̅̅̅ − �̅̅̅ = √ ∑ � − ∑ � � + ∑ � − ∑ � � � � − Keterangan: �̅̅̅ − �̅̅̅ : Rata-rata standar deviasi variabel atau kekeliruan baku X 1 : Variabel 1 X 2 : Variabel 2 N : Jumlah Sampel N 1 : Jumlah sampel untuk variabel 1 N 2 : Jumlah sampel untuk variabel 2 Ritonga, 2004. Dari hipotesis 1 maka peneliti menguji hipotesis peneliti dengan menggunakan uji beda rata-rata dengan bantuan SPSS. 1. Menggunakan nilai signifikanP – Value - Jika nilai signifikanP – Value 0,05 ; maka H diterima. Artinya tidak ada perbedaan yang nyata antara pendapatan usahatani kopi Ateng yang Universitas Sumatera Utara dijual dalam bentuk gelondong merah cherry red dengan yang dijual dalam bentuk kopi biji. - Jika nilai signifikanP – Value 0,05 ; maka H ditolak. Artinya ada perbedaan yang nyata antara pendapatan usahatani kopi Ateng yang dijual dalam bentuk gelondong merah cherry red dengan yang dijual dalam bentuk kopi biji. 2. Menggunakan perbandingan antara t hitung dengan t tabel Nilai t tabel didapat dari α taraf nyatatingkat signifikan dengan derajat bebasdegree of freedom df. - Jika t hitung t tabel ; maka H 1 diterima. Artinya ada perbedaan yang nyata antara pendapatan usahatani kopi Ateng yang dijual dalam bentuk gelondong merah cherry red dengan yang dijual dalam bentuk kopi biji. - Jika t hitung t tabel ; maka H 1 ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang nyata antara pendapatan usahatani kopi Ateng yang dijual dalam bentuk gelondong merah cherry red dengan yang dijual dalam bentuk kopi biji. Untuk hipotesis 2 dianalisis dengan Metode Hayami. Menurut Sudiyono 2004, analisis dengan menggunakan Metode Hayami dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Perhitungan Nilai Tambah dengan Menggunakan Metode Hayami No Output, Input, Harga Rumus 1 2 3 4 5 6 7 Hasil produksi kgproduksi Bahan baku kgproduksi Tenaga kerja HOK Faktor konversi Koefesien tenaga kerja Harga produksi Rpkg Upah rerata RpHOK A B C AB = M CB = N D E Pendapatan 8 9 10 11 12 13 Harga bahan baku Rpkg Bahan Tambahan Rpkg Nilai Produk Rpkg a. Nilai Tambah Rpkg b. Rasio Nilai Tambah a. Imbalan TK Langsung Rpkg b. Bagian TK Langsung a. Keuntungan Rpkg b. Tingkat Keuntungan F G K = MxD L = K-F-G H = LK100 P = NxE Q = PL 100 R = L-P I = RL 100 Balas Jasa Untuk Faktor Produksi 14 Margin Rpkg a. Pendapatan TK Langsung b. Sumbangan Input Lain c. Keuntungan Pengusaha S = K-F T = PS 100 U = GS 100 V = RS 100 Universitas Sumatera Utara Keterangan : HOK : Hari Orang Kerja TK : Tenaga Kerja Analisis nilai tambah metode Hayami menghasilkan beberapa informasi sebagai berikut : 1. Nilai tambah Rp adalah selisih antara nilai produk dengan harga bahan baku dan bahan tambahan. 2. Rasio nilai tambah menunjukkan nilai tambah dari nilai produk. 3. Imbalan tenaga kerja langsung Rp menunjukkan upah yang diterima tenaga kerja langsung dalam mengolah satu satuan bahan baku. Dari hasil perhitungan tersebut akan diperoleh keterangan sebagai berikut: 1. Perkiraan nilai tambah dalam rupiah 2. Rasio nilai tambah terhadap nilai produk yang dihasilkan dalam 3. Imbalan bagi modal dan manajemen keuntungan yang diterima perusahaan dalam rupiah.

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional