Menurut Pearce dan Robinson 1997, dalam Yusuf 2007 yang menyatakan bahwa pengembangan produk seringkali digunkan untuk memperpanjang daur
hidup produk yang sudah ada, atau untuk memanfaatkan reputasi ataupun merek favorit. Pemikirannya adalah menarik pelanggan yang puas untuk membeli
produk baru sebagai akibat pengalaman positif mereka dengan produk sebelumnya.
Pemahaman tentang komponen-komponen pengolahan memerlukan pemahaman
fungsi-fungsinya. Dari segi teknis, tiga tujuan pengolahan agroindustri adalah merubah bahan baku menjadi mudah diangkut, diterima konsumen dan tahan
lama. Fungsi pengolahan harus pula dipahamai sebagai kegiatan strategis yang menambah nilai dalam mata rantai produksi dan menciptakan keunggulan
kompetitif. Sasaran-sasaran ini dicapai dengan merancang dan mengoperasikan kegiatan pengolahan yang hemat biaya atau dengan meragamkan produk
Soekartawi, 2000. Alternatif teknologi yang tersedia untuk pengolahan hasil-hasil pertanian
bervariasi mulai dari teknologi tradisional yang digunakan oleh industri kecil cottage industry sampai kepada teknologi canggih yang biasanya digunakan oleh
industry besar. Dengan demikian alternative teknologi tersebut bervariasi dari teknologi yang padat karya sampai teknologi yang padat modal Said dkk, 2004.
2.3 Penelitian Terdahulu
Nailul Khairati 2011 meneliti dengan judul “Analisis Perbedaan Pendapatan Penjualan Kopi Arabika dalam Bentuk Buah Panen cherry red dan Kopi Biji di
Desa Tanjung Beringin Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi”. Metode yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan adalah metode analisis pendapatan, metode independent sample T-test dan metode deskriptif dengan uji Kendall’s. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa pendapatan dalam bentuk kopi biji lebih besar dari pada dalam bentuk gelondong merah. Terdapat perbedaan secara nyata volume jual dan biaya
produksi antara petani yang menjual kopi Arabika dalam bentuk gelondong merah dan kopi biji akan tetapi untuk pendapatan tidak terdapat perbedaan secara nyata,
serta alasan yang membuat petani menjual dalam bentuk gelondong merah adalah umur tanaman, jumlah permintaan, tenaga kerja, keadaan cuaca serta efisiensi
waktu. Jandwi Sarah 2013 meneliti dengan judul “Analisis Perbandingan Pendapatan
Petani Jagung yang Menjual Biji Basah dengan Menjual Biji Kering di Desa Tuppak Raja, Kecamatan Gunung Sitember, Kabupaten Dairi. Metode yang
digunakan adalah metode independent sample T-test dan metode Hayami. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pendapatan petani yang
menjual biji basah dengan petani yang menjual biji kering per petani, tetapi terdapat perbedaan pendapatan petani yang menjual biji basah dengan menjual biji
kering per Ha. Ada nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan biji basah menjadi biji kering. Alasan petani menjual biji basah adalah butuh pengembalian
uang yang cepat, jumlah hari hujan yang tidak menentu, upah tenga kerja pada proses pengeringan, tidak tersediannya tempat penyimpanan biji jagung.
Sedangkan alasan petani menjual biji kering adalah harga jual yang lebih tinggi dan ketersediaan tempat penyimpanan jagung.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Pemikiran