Pertumbuhan Bakau Minyak (Rhizophora apiculata Blume.) di Persemaian Mangrove Desa Muara Teluk Naga Tangerang

PERTUMBUHAN BAKAU MINYAK (Rhizophora apiculata
Blume.) DI PERSEMAIAN MANGROVE DESA MUARA
TELUK NAGA TANGERANG

DHISA INDAH MUSTIKA

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pertumbuhan Bakau
Minyak (Rhizophora apiculata Blume.) di Persemaian Mangrove Desa Muara,
Kecamatan Teluk Naga, Tangerang adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014

Dhisa Indah Mustika
NIM E44080022

ABSTRAK
DHISA INDAH MUSTIKA. Pertumbuhan Bakau Minyak (Rhizophora apiculata
Blume.) di Persemaian Mangrove Desa Muara Teluk Naga, Tangerang.
Dibimbing oleh OMO RUSDIANA dan ANDI SUKENDRO.
Bakau minyak (Rhizophora apiculata Blume.) adalah salah satu spesies
tanaman mangrove yang paling penting dan sering dijumpai serta dapat digunakan
untuk kegiatan rehabilitasi ekosistem mangrove khususnya di Desa Muara Teluk
Naga Tangerang. Perancangan percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap
dilakukan untuk menghasilkan informasi mengenai perkembangan bakau minyak
sehingga dapat diperoleh teknik pembudidayaan yang lebih baik. Kegiatan
persemaian menggunakan dua perlakuan yaitu bibit yang ditanam menggunakan
keping buah dan bibit yang ditanam tanpa keping buah. Kegiatan penanaman
menggunakan dua perlakuan yaitu penanaman menggunakan polybag dan

penanaman langsung (direct seeding). Berdasarkan hasil penelitian, persentase
hidup tertinggi didapatkan oleh propagul bakau minyak yang menggunakan
perlakuan dengan keping buah yaitu sebesar 74,4% dibandingkan perlakuan tanpa
keping buah yaitu sebesar 59,6%. Perbedaan perlakuan pada bakau minyak di
persemaian hanya berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman sedangkan
parameter lainnya tidak. Perbedaan perlakuan penanaman memberikan pengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman.
Kata kunci: Bakau minyak, Desa Teluk Naga, Keping buah, Mangrove

ABSTRACT
DHISA INDAH MUSTIKA. The development of Rhizophora apiculata Blume.
at Mangrove Nursery Muara Teluk Naga Village, Tangerang District. Supervised
by OMO RUSDIANA and ANDI SUKENDRO.
Rhizophora apiculata Blume. is one of the most important species in
mangrove forest and often used for forest rehabilitation, particularly at Muara
Teluk Naga Village, Tangerang District. Purpose of this research was to obtain
information about R. apiculata, so we can find the appropriate cultivation method
with complete random sytem. Two treatments were used in nursery, i.e. propagul
with pieces of fruit and propagul without pieces of fruit. Therefore, planting used
two treatment, i.e. planting with polybag and direct seeding. The result of this

experiment was germination value of propagul with pieces of fruit was higher
(74.4%) than propagul without pieces of fruit (59.6%). The signification
differences of nursery treatment in R. apiculata only showed in growth parameter
but the other parameter not showed. The different treatment planting has an effect
in growth parameter.
Keywords: Mangrove, Pieces of fruit, Rhizophora apiculata Blume., Teluk Naga
Vilagge

PERTUMBUHAN BAKAU MINYAK (Rhizophora apiculata
Blume.) DI PERSEMAIAN MANGROVE DESA MUARA
TELUK NAGA TANGERANG

DHISA INDAH MUSTIKA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pertumbuhan Bakau Minyak (Rhizophora apiculata Blume.) di
Persemaian Mangrove Desa Muara Teluk Naga Tangerang
Nama
: Dhisa Indah Mustika
NIM
: E44080022

Disetujui oleh

Dr Ir Omo Rusdiana, MSc
Pembimbing I

Ir Andi Sukendro, MSi
Pembimbing II


Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 ini ialah
pertumbuhan tanaman, dengan judul Pertumbuhan Bakau Minyak (Rhizophora
apiculata Blume.) di Persemaian Desa Muara Teluk Naga Tangerang.
Penelitian ini merupakan bagian dari program rehabilitasi dan ekowisata
mangrove dengan energi terbarukan di Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga,
Tangerang yang dilaksanakan oleh CSR Pertamina beserta Lembaga Lanskap dan
Lingkungan Universitas Trisakti, terima kasih atas kesempatan, waktu, dan
fasilitas yang telah diberikan selama pelaksanaan penelitian. Ucapan terima kasih
dan penghargaan juga penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Omo Rusdiana M.Sc. dan Bapak Ir. Andi Sukendro M.Si. selaku
dosen pembimbing atas bimbingannya selama proses penelitian maupun
proses penulisan skripsi, dan Ibu Resti Meilani S.Hut. M.Si. selaku dosen
penguji ujian komprehensif.
2. Bapak Suriadi dan Ibu Maisarah selaku orang tua dan Dima Abdillah
Irfansyah selaku adik kandung atas doa dan dukungannya
3. Keluarga Indriyani Anggi Pramesti selaku adik kelas dan adik angkat atas doa,
dukungan, dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini
4. Chandra I. Ariyanto sebagai kakak kelas sekaligus konsultan penulisan skripsi
atas bantuannya dalam penulisan skripsi
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman
SVK45 dan orang-orang yang telah membantu secara langsung maupun tidak
langsung terhadap penyelesaian skripsi ini.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

Bogor, Juni 2014

Dhisa Indah Mustika

DAFTAR ISI


DAFTAR TABEL

iv

DAFTAR GAMBAR

iv

DAFTAR LAMPIRAN

iv

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hipotesis

1

1
2
2
2

KONDISI UMUM

2

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Alat dan Bahan
Prosedur Penelitian
Kegiatan Persemaian
Kegiatan Penanaman
Analisis Data

3
3
3

3
3
4
5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan R. apiculata pada Kegiatan Persemaian
Persen Hidup
Waktu Lepas Keping Buah
Waktu Pecah Pucuk
Waktu Tanaman Berdaun 2 dan Berdaun 4
Waktu Berakar
Panjang Akar Berdaun 2 dan berdaun 4
Jumlah Akar
Tinggi Tanaman
Pertumbuhan R. apiculata pada Kegiatan Penanaman

6
6
7

8
9
10
11
12
13
13
14

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

15
15
16

DAFTAR PUSTAKA

16


RIWAYAT HIDUP

21

DAFTAR TABEL
1 Peubah pertumbuhan hasil sidik ragam perlakuan persemaian terhadap
pertumbuhan propagul R. apiculata

7

DAFTAR GAMBAR
1 Denah percobaan pada bedeng pengamatan kegiatan persemaian
2 Morfologi (a) propagul Rhizophora (Sumber: Kusmana 2011); (b) R.
apiculata; (c.a) tanpa keping buah, (c.b) dengan keping buah
3 Persen hidup propagul R. apiculata
4 Jumlah lepas keping buah R. apiculata
5 Buah R. apiculata yang ditanam menggunakan keping buah
6 Waktu pecah pucuk R. apiculata
7 Contoh tanaman R. apiculata (a) berdaun dua; (b) berdaun empat
8 Proses perkembangan bibit R. apiculata
9 Waktu mulai berakar R. apiculata
10 Perakaran pada minggu pertama, (a) tanaman dengan keping buah; (b)
tanaman tanpa keping buah
11 Proses pertumbuhan panjang akar R. apiculata
12 Perakaran (a) perlakuan dengan keping buah tanaman berdaun dua, (b)
perlakuan dengan keping buah tanaman berdaun empat; (c) perlakuan
tanpa keping buah tanaman berdaun dua, (d) perlakuan tanpa keping
buah tanaman berdaun empat
13 Perbandingan jumlah rataan akar R. apiculata
14 Proses pertumbuhan tinggi R. apiculata
15 Proses pertumbuhan tinggi R. apiculata pada kegiatan penanaman

5
6
7
8
9
9
10
10
11
11
12

12
13
14
15

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Hasil pengamatan persen hidup
Uji statistika persen hidup
Hasil pengamatan waktu lepas keping buah
Uji statistika waktu lepas keping buah
Hasil pengamatan waktu pecah pucuk
Uji statistika waktu tanaman pecah pucuk
Hasil pengamatan waktu tanaman berdaun 2 dan berdaun 4
Uji statistika waktu tanaman berdaun dua
Uji statistika waktu tanaman berdaun empat
Hasil pengamatan panjang akar tanaman berdaun 2 dan berdaun 4
Uji statistika panjang akar tanaman berdaun 2
Uji statistika panjang akar tanaman berdaun 4
Hasil pengamatan tinggi tanaman
Uji statistika tinggi tanaman
Hasil pengamatan tinggi DS dan PB
Uji statistika tinggi tanaman DS dan PB

17
17
17
17
17
18
18
18
18
18
19
19
19
19
20
20

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang dianugerahi oleh kekayaan
alam dan keanekaragaman hayati (biodiversitas) yang melimpah. Salah satu
kekayaan biodiversitas di Indonesia adalah hutan mangrove, dimana hutan
mangrove memiliki fungsi dan peranan yang tidak tergantikan. Adapun fungsi dan
peranan yang dimiliki oleh hutan mangrove antara lain fungsi ekonomi, fungsi
ekologis, mengurangi efek rumah kaca, mengurangi dampak angin ribut dan
tsunami (Istiyanto et al. 2003), serta menyangga populasi dan kehidupan satwa liar
di sekitarnya (Kathiresan 2011). Menurut Kusmana et al. (2003), ada 3 macam
fungsi hutan mangrove, yaitu fungsi fisik (sebagai pencegahan intrusi dan abrasi,
serta mengolah limbah organik), fungsi biologis/ekologis (sebagai tempat
perkembangbiakan ikan, udang, kerang dan biota laut lainnya, tempat bersarang
burung dan sumber plasma nutfah), dan fungsi ekonomis (sebagai pengasil hutan
kayu maupun non kayu serta lahan untuk kegiatan produksi pangan dan tujuan
lainnya). Selain itu, hutan mangrove juga memiliki peran penting terhadap siklus
karbon. Hal ini dikarenakan, hutan mangrove dapat menyimpan cadangan karbon
dan juga serapan karbon potensial di atmosfir (Solicha 2007).
Kerusakan ekosistem mangrove sebagian besar disebabkan oleh aktivitas
manusia seperti tambak udang yang terlantar, lahan yang gundul akibat penebangan
pohon untuk dijadikan arang, tercemarnya minyak atau limbah rumah tangga,
dampak dari pembuatan tanggul dan jalan serta pembabatan hutan di hulu sungai.
Akibat yang terjadi dari kerusakan ekosistem mangrove terhadap lingkungan adalah
dampak negatif terhadap keserasian proses alami pada lingkungan, terganggunya
keseimbangan rantai makanan dan keserasian interaksi antar komponen ekosistem
mangrove, serta terganggunya keseimbangan dalam proses alami seperti regenerasi,
pertumbuhan, habitat, rantai makanan, ekosistem mangrove, dan ekosistem sekitar
pantai (Kusmana et al. 2003).
Kerusakan akibat abrasi sering kali terjadi di wilayah pesisir pantai Indonesia.
Kerusakan ini mengakibatkan sejumlah pemukiman nelayan hilang tergerus air.
Selama tiga tahun terakhir ini, setidaknya ada satu kawasan yang kehilangan daratan
hingga mencapai 500 meter. Selain pemukiman, puluhan hektar lahan tambak juga
hilang tergerus air laut. Menurut Gumilar (2010), luas hutan mangrove di Indonesia
pada 2008 mencapai sekitar 2,5 juta ha yang tersebar di Sumatera, Jawa-Bali, Nusa
Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku-Papua.
Kerusakan yang terjadi di Kabupaten Tangerang banyak terjadi di Desa Muara
Kecamatan Teluk Naga Tangerang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang, diperkirakan 197,3 ha
perkampungan nelayan sudah tersapu oleh ombak besar, bahkan ada beberapa
rumah yang sudah terendam air laut. Intrusi air laut juga sudah mencapai 5 km dari
garis pantai. Kerusakan hutan mangrove di Kabupaten Tangerang mencapai luas
371 ha yang sebagian besar kerusakan terjadi di Kecamatan Teluk Naga yaitu
sebesar 118 ha.
Bakau minyak (Rhizophora apiculata Blume.) adalah salah satu spesies dari
famili Rhizophoraceae dimana bakau minyak merupakan salah satu spesies
terpenting di dalam ekosistem hutan mangrove. R. apiculata memiliki kayu yang
sangat keras, cepat tumbuh (fast-growing mangroove), mempunyai akar nafas, jenis

2
daun oposit, dan tinggi mencapai 15 meter. R. apiculata mempunyai jenis bibit
vivipar dimana permukaan bawah daunnya berwarna hijau kekuningan. Salah satu
ciri khas dari R. apiculata yang berbeda dari jenis bakau lainnya ialah daunnya yang
cenderung lebih kecil (Kusmana et al. 2008).
Kegiatan rehabilitasi hutan mangrove perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya degradasi hutan yang lebih luas. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu
penelitian untuk mendapatkan informasi bagaimana cara pembibitan R. apiculata
yang baik sehingga nantinya kegiatan rehabilitasi hutan mangrove dapat berhasil.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan perlakuan pembibitan mangrove
dengan jenis bakau minyak (R. apiculata Blume.) terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya berdasarkan keping buah yang telah terlepas dan belum terlepas
dari buahnya. Selain itu, penelitian ini juga mengamati pertumbuhan bibit R.
apiculata yang ditanam di polybag dan R. apiculata yang langsung ditanam di
lapangan (direct seeding). Informasi yang didapatkan dari penelitian ini akan
digunakan untuk mendapatkan jenis bibit yang baik dan berkualitas.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi mengenai perkembangan
pertumbuhan bakau minyak (R. apiculata Blume.) sehingga diperoleh teknik
pembudidayaan yang lebih baik untuk kegiatan persemaian. Selain itu, penelitian ini
juga bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai teknik penanaman yang
tepat di lapangan.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah menyajikan informasi untuk perkembangan
ilmu dan teknologi dalam budidaya tanaman mangrove di persemaian maupun di
lapangan, khususnya jenis bakau minyak (R. apiculata Blume.).

Hipotesis
Pertumbuhan dan perkembangan bibit bakau minyak (R. apiculata Blume.)
dengan perlakuan tanpa keping buah akan lebih baik dibandingkan dengan
perlakuan menggunakan keping buah. Pertumbuhan tinggi bakau minyak (R.
apiculata Blume.) dengan perlakuan penanaman langsung akan lebih baik
dibandingkan dengan penanaman menggunakan polybag.

KONDISI UMUM
Lokasi penelitian ini berada di persemaian mangrove Desa Muara, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Desa Muara terletak di sebelah
utara Kecamatan Teluk Naga dengan luas 505 hektar yang merupakan daratan
rendah dengan ketinggian 40 meter di atas permukaan laut. Desa Muara berbatasan
langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara, Desa Laut Jawa/ Desa Lemo di sebelah
timur, Desa Lemo di sebelah selatan, dan Desa Tanjung Pasir di sebelah barat. Desa

3
Muara memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Iklim
yang mempengaruhi desa tersebut ialah iklim tropis dengan angin bertiup dari arah
barat menuju timur dengan kecepatan rataan 15 km/jam dan curah hujan rata-rata
2100 mm/tahun dengan kisaran suhu udara rataan 27–33 ºC.
Mata pencaharian masyarakat desa di dominasi oleh nelayan, pedagang,
petani tambak, dan hanya beberapa orang saja yang terdaftar sebagai PNS (Pegawai
Negeri Sipil). Vegetasi dan spesies mangrove yang mendominasi disekitar lokasi
penelitian adalah jenis Rhizophora sp. (Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa,
Rhizophora apiculata), dan jenis Avicennia sp.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Oktober 2013–
Desember 2013 yang terletak di Persemaian Muara Teluk Naga, Tangerang.

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, golok, polybag,
bambu/kayu, termometer, tali rafia, meteran, kamera, alat tulis, lembaran
pengamatan, dan milimeter blok. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain buah R. apiculata yang telah dilepaskan keping buahnya sebanyak 125 buah
dan belum lepas keping buah sebanyak 125 buah dan bibit R. apiculata untuk
penanaman secara langsung sebanyak 30 buah.

Prosedur Penelitian
Kegiatan Persemaian
a. Persiapan Lahan dan Media
Lokasi persemaian terletak di pinggiran tambak ikan yang berada di sepanjang
aliran sungai sehingga dimungkinkannya terkena pengaruh pasang surut air laut
agar tidak dilakukan kegiatan penyiraman pada bibit. Ukuran bedeng yang
digunakan berukuran 7 x 1 meter. Media yang digunakan untuk pembibitan adalah
sedimen dari tanggul bekas tambak. Propagul disemaikan masing-masing satu buah
dalam satu polybag.
b. Persiapan Bibit dan Penyemaian Bibit
Propagul R. apiculata diambil langsung dari pohon induk yang sudah berusia
di atas 10 tahun yang letaknya tidak jauh dari lokasi penelitian. Propagul yang
digunakan pada perlakuan tanpa keping buah adalah propagul yang keping buahnya
dilepaskan secara manual.
Tahap pembibitan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Media yang telah disediakan dimasukkan ke dalam polybag berdiameter 10 cm
sebanyak ¾ dari isi polybag.
2. Buah disemaikan masing-masing satu buah pada tiap polybag.

4
3. Bibit akan siap tanam ketika sudah berumur 4-5 bulan (Wibisono 2006) atau
setelah bibit mengeluarkan 4 daun dewasa.
4. Bibit mangrove yang telah dipilih dan berkondisi baik ditanam ke dalam bedeng
dan mendapatkan perlakuan yang sesuai (Priyono 2010).
c. Pengambilan Data Dimensi Pertumbuhan Propagul R. apiculata
Pengamatan terhadap pertumbuhan vegetatif propagul R. apiculata dilakukan
selama 10 minggu, dimana pengukuran dilakukan setiap minggu dimulai pada
minggu pertama setelah penanaman. Data yang diamati, yaitu:
1. Persen hidup
Persen hidup didapatkan dari pengamatan langsung pada unit percobaan setiap
minggu. Pengamatan dilakukan pada tiap ulangan. Satu ulangan terdiri atas 25
unit contoh sehingga persentase hidup merupakan hasil rata-rata dari 5 ulangan.
2. Waktu lepas keping buah (pada perlakuan dengan keping buah)
Waktu lepas keping buah dilihat dari waktu keping buah terlepas dari
buahnya.
3. Waktu berakar
Pencatatan waktu unit contoh mulai berakar.
4. Waktu pecah pucuk
Pencatatan waktu unit contoh mulai mengalami pecah pucuk. Pecah pucuk
merupakan awal pertumbuhan R. apiculata.
5. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris yang diukur dari batas
leher kotiledon hingga ujung tunas tanaman.
6. Waktu tanaman memiliki 2 daun dewasa dan panjang akarnya
Pencatatan waktu bibit ketika telah memiliki 2 daun dewasa dan pengukuran
panjang akar ketika bibit telah memiliki 2 daun dewasa. Daun dewasa ditandai
dengan bentuk daun yang utuh, mulai mengeras, berwarna hijau tua dan bibit
telah membentuk tunas baru.
7. Waktu tanaman memiliki 4 daun dewasa dan panjang akarnya.
Pencatatan waktu bibit ketika telah memiliki 4 daun dewasa dan pengukuran
panjang akar.
8. Jumlah akar
Jumlah akar merupakan penjumlahan dari semua akar yang tumbuh pada akhir
pengamatan.
9. Pencatatan dan dokumentasi setiap proses di dalam pertumbuhan R. apiculata.
Kegiatan Penanaman
Kegiatan penanaman dilakukan dengan 2 perlakuan yaitu perlakuan dengan
menggunakan polybag dan perlakuan penanaman langsung (direct seeding). Bibit
yang digunakan untuk perlakuan menggunakan polybag didapatkan dari kegiatan
persemaian sebanyak 30 bibit dimana bibit-bibit tersebut telah memiliki 4 daun
dewasa, sedangkan bibit yang digunakan untuk perlakuan penanaman langsung
didapatkan dari pohon induk sebanyak 30 buah propagul. Kegiatan penanaman
dilakukan disekitar wilayah persemaian. Adapun prosedur kegiatan penanaman
yang dilakukan, yaitu:
1. Pembibitan bibit dengan menggunakan polybag sampai bibit berumur 10
minggu atau telah memiliki 4 daun dewasa
2. Penanaman bibit secara langsung di tempat yang telah ditetapkan

5
3. Pengamatan dilakukan pada saat bibit dengan menggunakan polybag ditanam di
lapangan. Pengamatan dilakukan setiap minggu
4. Data yang diamati adalah data pertambahan tinggi tanaman
5. Dokumentasi kegiatan dan pengamatan
Pengumpulan Data Sekunder
Data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah data yang berkaitan dengan
topografi wilayah tempat penelitian, kondisi umum penelitian dan data-data
penunjang. Pengumpulan data ini dilakukan melalui kegiatan wawancara dengan
masyarakat sekitar dan studi pustaka.

Analisis Data
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk 2
jenis kegiatan. Kegiatan persemaian menggunakan 2 jenis perlakuan, yaitu propagul
lepas keping buah dan propagul yang masih memiliki keping buah. Setiap perlakuan
terdiri atas 5 ulangan dan di setiap ulangan terdiri atas 25 unit contoh. Pembentukan
denah percobaan dilakukan berdasarkan kondisi lokasi penelitian sehingga
didapatkan bentuk denah percobaan seperti Gambar 1. Pengacakan dilakukan di
dalam bedeng pengamatan.
PDH 3
PDH 2
PDH 1

PTH 1
PDH 4

PTH 2
PDH 5

PTH 3

PTH 4

PTH 5

Gambar 1 Denah percobaan pada bedeng pengamatan kegiatan persemaian
Keterangan
PDH : perlakuan dengan keping buah
PTH : perlakuan tanpa keping buah
Kegiatan penanaman menggunakan 2 jenis perlakuan, yaitu bibit yang
ditanam secara langsung (direct seeding) dan bibit yang ditanam dengan polybag.
Setiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan dimana setiap ulangan terdiri atas 10 unit
contoh. Pengacakan dilakukan di dalam lokasi penanaman.
Model statistika yang digunakan dalam kedua kegiatan penelitian ini adalah
Keterangan
Yij
: variabel respon karena pengaruh propagul terlepas ke-i dan propagul ada
ke-j
µ
: nilai rata-rata sebenarnya
αi
: propagul terlepas taraf ke-i
βj
: propagul ada taraf ke-j
(αβ)ij : pengaruh interaksi antara propagul terlepas taraf ke-i dan propagul ada
taraf ke-j
εijk
: pengaruh kesalahan percobaan pada perlakuan propagul terlepas ke-i dan
propagul ada ke-j pada pengamatan ke-k

6
Uji F pada α = 5% digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor tunggal dan
interaksinya terhadap pertumbuhan propagul dan bibit. Apabila terdapat pengaruh
nyata dari perbedaan perlakuan terhadap peubah yang diamati, maka setiap taraf
perlakuan dibandingkan menggunakan uji Duncan pada taraf kesalahan 5%.
Analisis dilakukan menggunakan model linear dengan software SAS
(Statistical Analysis Software) versi 9.2 untuk software Windows. Analisi data yang
dilakukan meliputi analisis ragam dan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan R. apiculata pada Kegiatan Persemaian
Propagul adalah buah mangrove yang telah mengalami perkecambahan. Buah
mangrove dapat dikategorikan kedalam dua tipe, yaitu vivipari dan kriptovivipari.
Vivipari adalah biji yang mulai berkecambah ketika masih melekat pada pohon
induknya yang mengakibatkan bakal kecambah telah keluar dari buah.
Kriptovivipari adalah biji yang mulai berkecambah ketika masih melekat pada
pohon induknya akan tetapi bakal kecambah masih tertutup oleh kulit biji. Buah
bakau minyak termasuk ke dalam buah mangrove tipe vivipari.

b
a

(a)
(b)
(c)
Gambar 2 Morfologi (a) propagul Rhizophora (Sumber: Kusmana 2011); (b) R.
apiculata; (c.a) tanpa keping buah, (c.b) dengan keping buah
R. apiculata merupakan tanaman dengan bentuk pohon yang tingginya dapat
mencapai 15 m dengan tipe akar tunjang. Tipe biji R. apiculata adalah tipe biji
vivipar. Buah R. apiculata berbentuk bulat panjang dengan diameter 1,3-1,7 cm dan
panjang hipokotil 20-25 cm. Keping buah berwarna hijau sampai coklat dengan
leher kotiledon berwarna merah ketika matang. Permukaan buah tampak seperti
kulit yang relatif halus atau licin. Karakter lain yang bisa dilihat adalah ukuran daun
yang relatif kecil jika dibandingkan dengan tanaman Rhizophora lainnya. Daun
mahkota berjumlah 4 buah berwarna putih dan daun kelopak berjumlah 4 buah
berwarna hijau kekuningan yang disisi luar berwarna hijau kemerahan (Kusmana
2011). Morfologi propagul R. apiculata dapat dilihat pada Gambar 2.
Menurut Davis dan Johnson (1987), pertumbuhan didefinisikan sebagai
pertambahan dari jumlah dan dimensi pohon, baik diameter (pertumbuhan
sekunder) maupun tinggi (pertumbuhan primer) yang terdapat pada suatu tegakan.

7

Tabel 1 Peubah pertumbuhan hasil sidik ragam perlakuan persemaian terhadap
pertumbuhan propagul R. apiculata
Peubah
Perlakuan Persen
hidup
PDH
PTH

Lepas
buah

tn

tn

Pecah
Pucu
k

Waktu
Berakar

Tinggi

Waktu
2 daun

Waktu
4 daun

Panjan
g akar
2 daun

Panjan
g akar
4 daun

Jum
-lah
akar

tn

*

tn

tn

tn

tn

tn

tn

Keterangan : * = perlakuan berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95% dengan nilai (Pr>F)
0.05 (α) ; tn = perlakuan tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95% dengan nilai (Pr>F)
F
0.120

Lampiran 3 Hasil pengamatan waktu lepas keping buah
Waktu

PDH1
25
25

Minggu 1
Minggu 2

PDH2
25
25

Jumlah propagul
PDH3
25
25

PDH4
20
25

PDH5
20
25

Lampiran 4 Uji statistika waktu lepas keping buah
Source

DF

Model
Error
Corrected Total

1
8
9

Sum of
Squares

Mean Square

10
30
40

10
3.75

F Value
2.67

0.1411

Lampiran 5 Hasil pengamatan waktu pecah pucuk
Waktu
Minggu 4
Minggu 5
Minggu 6
Minggu 7
Minggu 8
Minggu 9
Minggu 10

Jumlah propagul
PDH
73
8
12
0
3
0
0

Pr > F

PTH
22
23
3
26
8
0
0

18
Lampiran 6 Uji statistika waktu tanaman pecah pucuk
Source

DF

Model
Error
Corrected Total

1
8
9

Sum of
Squares
19.600000
4120.000000
4139.000000

Mean Square

F Value

19.600000
515.000000

Pr > F

0.04

0.8502

Lampiran 7 Hasil pengamatan waktu tanaman berdaun 2 dan berdaun 4

Perlakuan

Ulangan

Awal
berkecambah
3
4
4
3
3
3
4
4
3
4

1
2
3
4
5
1
2
3
4
5

PDH

PTH

Waktu (minggu)
Berdaun 2

Berdaun 4

5
5
5
5
5
5
4
5
5
5

9
9
10
10
10
8
8
9
10
10

Lampiran 8 Uji statistika waktu tanaman berdaun dua
Source

DF

Model
Error
Corrected Total

1
8
9

Sum of
Squares
0.1000000
0.8000000
0.9000000

Mean Square
0.1000000
0.1000000

F Value
1.00

Pr > F
0.3466

Lampiran 9 Uji statistika waktu tanaman berdaun empat
Source

DF

Model
Error
Corrected Total

1
8
9

Sum of
Squares
0.900000
5.200000
6.100000

Mean Square
0.900000
0.650000

F Value
1.38

Pr > F
0.2731

Lampiran 10 Hasil pengamatan panjang akar tanaman berdaun 2 dan berdaun 4
Perlakuan

Ulangan

PDH

1
2
3
4
5

Panjang rataan akar (cm)
Berdaun 2
Berdaun 4
8.0
9
7.4
14.3
7.3
7.3
9.0
10.83
10.5
13.67

19

Perlakuan

Ulangan

PTH

1
2
3
4
5

Panjang rataan akar (cm)
Berdaun 2
Berdaun 4
9.3
15
8
16.5
7.5
15.67
11.3
12.5
11
7.67

Lampiran 11 Uji statistika panjang akar tanaman berdaun 2
Source

DF

Model
Error
Corrected Total

1
8
9

Sum of
Squares
2.40100000
18.88000000
21.28100000

Mean Square

F Value

2.40100000
2.36000000

Pr > F

1.02

0.3427

Lampiran 12 Uji statistika panjang akar tanaman berdaun 4
Source

DF

Model
Error
Corrected Total

1
8
9

Sum of
Squares

Mean Square

14.9817600
86.6784800
101.6602400

F Value

14.9817600
10.8348100

Pr > F

1.38

0.2734

Lampiran 13 Hasil pengamatan tinggi tanaman
Perlakuan

Rataan tinggi (cm)
Awal pengamatan
Akhir pengamatan
3.54
10.10
2.88
8.26
2.46
8.16
2.90
11.44
3.01
8.04
2.06
10.42
3.01
9.98
2.12
9.52
1.94
10.80
1.98
10.78

Ulangan
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5

PDH

PTH

Lampiran 14 Uji statistika tinggi tanaman
Source

DF

Model
Error
Corrected Total

1
8
9

Sum of
Squares
8.42724000
11.21792000
19.64516000

Mean
Square
8.42724000
1.40224000

F Value

Pr > F

6.01

0.0398

20
Lampiran 15 Hasil pengamatan tinggi DS dan PB
Perlakuan

Ulangan
1
2
3
1
2
3

PB

DS

Rataan tinggi ( cm)
Awal pengamatan
Akhir
pengamatan
3.92
10.20
4.30
10.16
3.65
8.97
5.80
11.60
6.06
12.80
5.69
11.48

Lampiran 16 Uji statistika tinggi tanaman DS dan PB
Source

DF

Model
Error
Corrected Total

1
8
9

Sum of
Squares
34.63321000
10.50868000
45.14189000

Mean Square

F Value

Pr > F

34.63321000
1.31358500

26.37

0.0009

21

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tebing Tinggi Sumatera Utara pada tanggal 23
November 1990 dari ayah bernama Suriadi dan ibu bernama Maisarah. Penulis
merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Penulis lulus dari SMAN 4 Tebing
Tinggi dan pada tahun 2008 dan lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Silvikultur,
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi Tree
Grower Community sebagai anggota divisi Informasi dan Komunikasi Tree Grower
Community tahun 2010. Kepanitiaan yang pernah diikuti, yaitu staff bidang acara
Perkenalan Mahasiswa Baru Departemen Silvikultur 2010 (MPD „Belantara‟) dan
staff bidang danus TGC in Action 2010.
Penulis pernah mengikuti Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di
Cilacap-Baturaden pada tahun 2010, Praktik Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan
Pendidikan Gunung Walat (HPGW) pada tahun 2011, dan melaksanakan Praktik
Kerja Profesi (PKP) pada tahun 2012 di PT. Sebangun Bumi Andalas Wood
Industries Sumatera Selatan.
Untuk memperoleh gelar sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan
skripsi dengan judul Pertumbuhan Bakau Minyak (Rhizophora apiculata Blume.) di
Persemaian Mangrove Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga Tangerang di bawah
bimbingan Dr. Ir. Omo Rusdiana, M.Sc. dan Ir. Andi Sukendro, M.Si.