Kualitas Konsumsi Pangan dan Prestasi Belajar Remaja Stunted dan Normal di SMAN 1 Dramaga, Kabupaten Bogor
i
KUALITAS KONSUMSI PANGAN DAN PRESTASI
BELAJAR REMAJA STUNTED DAN NORMAL DI SMAN 1
DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR
ELDA VEDLINA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kualitas Konsumsi
Pangan dan Prestasi Belajar Remaja Stunted dan Normal di SMAN 1 Dramaga,
Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Elda Vedlina
NIM I14080021
1
ABSTRAK
ELDA VEDLINA. Kualitas Konsumsi Pangan dan Prestasi Belajar Remaja
Stunted dan Normal di SMAN 1 Dramaga, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh
LILIK KUSTIYAH dan CESILIA METI DWIRIANI.
Penelitian ini bertujuan mengkaji kualitas konsumsi pangan dan prestasi
belajar remaja stunted dan normal di SMAN 1 Dramaga, Kabupaten Bogor.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan 166 contoh, yaitu
83 contoh stunted dan 83 contoh normal. Kualitas konsumsi pangan dihitung
dengan Mean Adequacy Ratio (MAR) dan bioavailabilitas zat besi berdasarkan
data konsumsi pangan yang diperoleh menggunakan food record yang
dikonfirmasi dengan food recall. Data prestasi belajar diperoleh dari arsip
sekolah. Hasil penelitian menunjukkan kualitas konsumsi pangan contoh stunted
dan contoh normal relatif sama. Prestasi belajar (nilai ujian semester dan skor IQ)
contoh stunted adalah nyata (p15%)
Nilai ujian tengah dan akhir semester
(Depdiknas 2008)
1. kurang, jika rata-rata nilai 80
Skor IQ (Woodworth & Marquis
2000)
1. bodoh (dull) : 80-89
2. normal (average) : 90-109
3. cerdas (superior) : 110-119
4. amat cerdas (very superior) :
120-139
5. jenius (genius) : >140
Analisis
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Definisi Operasional
Kualitas konsumsi pangan adalah kualitas konsumsi pangan contoh yang dilihat
dari mutu gizi/mean adequacy ratio (MAR) dan bioavailabilitas Fe.
11
Mutu gizi/mean adequacy ratio (MAR) adalah indeks kualitas intake/pangan
yang dikonsumsi yang ditentukan dengan cara menjumlahkan tingkat
kecukupan zat gizi kemudian dibagi dengan jumlah jenis zat gizi.
Bioavailabilitas Fe adalah ketersediaan biologis Fe (zat besi) yang terkandung
dalam makanan yang dapat digunakan tubuh untuk menjalankan
metabolisme dan fungsi biologis. Cara perhitungan bioavailabilitas Fe
diperoleh dengan menggunakan metode Du et al. (2000).
Prestasi belajar didekati dengan nilai ujian tengah dan akhir semester genap
tahun pelajaran 2012/2013 yang dijalani contoh dan skor IQ.
Stunted adalah kegagalan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, diukur
berdasarkan TB/U (tinggi badan menurut umur).
Karakteristik contoh adalah data umum contoh meliputi jenis kelamin dan umur.
Karakteristik sosial ekonomi keluarga adalah data mengenai besar keluarga,
lama pendidikan orang tua, pendapatan keluarga dan pekerjaan orang tua.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Contoh
Karakteristik contoh yang diteliti dalam penelitian ini meliputi jenis
kelamin, usia dan status gizi (TB/U). Pada Tabel 4 disajikan sebaran contoh
berdasarkan karakteristik contoh dan status gizi.
Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik contoh dan status gizi
Karakteristik contoh
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Usia
Median (min,maks)
13-15 tahun
16-18 tahun
Total
Contoh
stunted
n
%
Contoh
normal
n
%
15
18.1
68
81.9
83
100
16 (10,18)
15
18.1
68
81.9
83
100
16 (15, 18)
30
18.1
136
81.9
166
100
16 (10, 18)
3
80
83
9
74
83
12
154
166
3.6
96.4
100
0.8
89.2
100
Total
n
p
%
0.073
7.2
92.8
100
Jenis kelamin
Secara umum sebagian besar (81.9%) contoh adalah perempuan. Untuk
contoh stunted dan normal, persentase perempuan adalah 81.9% (Tabel 4).
Prevalensi stunted pada remaja perempuan (81.9%) lebih banyak daripada remaja
laki-laki (18.1%). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Amelia (2011) yang
menunjukkan bahwa prevalensi stunted pada remaja perempuan adalah lebih
banyak daripada remaja laki-laki.
12
Usia contoh
Secara keseluruhan, terdapat 92.8% contoh yang berusia antara 16-18
tahun. Pada contoh stunted dan normal masing-masing adalah 96.4% dan 89.2%
berusia antara 16-18 tahun. Tabel 4 menunjukkan bahwa prevalensi contoh
stunted signifikan lebih tinggi pada kelompok usia 16-18 tahun dibandingkan
pada kelompok usia 13-15 tahun. Hal ini diduga disebabkan adanya krisis
ekonomi yang melanda Indonesia beberapa waktu yang lalu. Remaja kelompok
usia 16-18 tahun adalah remaja yang lahir pada tahun tersebut. Masa krisis
menyebabkan daya beli masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan makan anaknya
menurun yang berdampak terhadap status gizi mereka. Usia contoh stunted
cenderung lebih tinggi dibandingkan contoh normal namun perbedaannya tidak
nyata (p>0.05).
Rata-rata z-skor TB/U pada usia 13-15 tahun untuk contoh stunted dan
contoh normal masing-masing adalah -2.52 dan -1.02. Pada usia 16-18 tahun,
rata-rata z-skor TB/U pada contoh stunted dan contoh normal berturut-turut
adalah -2.60 dan -1.07. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan bertambahnya
usia maka nilai z-skor TB/U semakin menjauh dari pertumbuhan normal. Kondisi
ini antara lain disebabkan oleh dengan semakin tinggi usia maka kebutuhan energi
dan zat gizi juga semakin banyak. Tanpa penyediaan makanan yang memadai
(kualitas maupun kuantitas) sesuai dengan usia maka pertumbuhan remaja
semakin menyimpang dari normal dengan bertambahnya usia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Friedman et al. (2005),
Mushtaq et al. (2011) dan Senbanjo et al. (2011). Hasil penelitian Senbanjo et al.
(2011) menunjukkan bahwa penurunan tinggi badan dibandingkan dengan
referensi NCHS mencapai puncaknya di usia 12 tahun pada perempuan dan usia
13 tahun pada laki-laki. Hasil penelitian di Kenya menunjukkan bahwa indeks
TB/U semakin menjauh dari nilai median NCHS sejalan dengan peningkatan usia
(Friedman et al. 2005). Hasil penelitian yang menunjukkan lebih tingginya
prevalensi stunted sejalan dengan peningkatan usia umumnya terjadi pada anak di
negara-negara berpendapatan menengah ke bawah dimana setelah usia tiga bulan
terjadi gangguan pertumbuhan yang secara persisten berjalan lambat sampai masa
remaja. Peningkatan prevalensi stunted sejalan dengan peningkatan usia telah
dihubungkan dengan percepatan pertumbuhan (growth spurt) yang tidak terjadi
atau lambat terjadi jika dibandingkan dengan anak normal (Senbanjo et al. 2011).
Karakteristik Keluarga Contoh
Karakteristik keluarga yang diamati yaitu besar keluarga, lama pendidikan
orang tua, pekerjaan orang tua dan pendapatan keluarga. Pada Tabel 5 disajikan
sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga dan status gizi.
13
Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga dan status gizi
Karakteristik keluarga
Besar Keluarga
median (min,maks)
Kecil
Sedang
Besar
Total
Lama Pendidikan Ayah
median (min,maks)
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Lama
Pendidikan
Ibu
median (min,maks)
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Pekerjaan Ayah
Tidak bekerja
Buruh tani
Jasa (ojek/sopir)
Petani pemilik
PNS/TNI
Pegawai swasta
Dagang/
wiraswasta
Lainnya
Total
Pekerjaan Ibu
Tidak bekerja/IRT
Buruh tani
Petani pemilik
PNS/TNI
Pegawai swasta
Dagang/ wiraswasta
Lainnya
Total
Pendapatan
Keluarga
median (min,maks)
Rp 3 juta
Total
Contoh stunted
n
%
6 (4, 12)
Contoh normal
n
%
5 (2, 11)
5
46
32
83
29
43
11
83
6.0
55.4
38.6
100
9 (1, 15)
35
43
5
83
42.2
51.8
6.0
100
16
53
14
83
6 (1, 16)
Total
n
34.9
51.8
13.3
100
12 (1, 18)
34
89
43
166
19.3
63.9
16.9
100
12 (1, 18)
51
96
19
166
0.000
20.5
53.6
25.9
100
10.5 (1, 18)
0.000
30.7
57.8
11.5
100
9 (1, 18)
0.003
49
28
6
83
59.0
33.7
7.2
100
29
45
9
83
34.9
54.2
10.8
100
78
73
15
166
47.0
44.0
9.0
100
0
4
0
0
14
17
30
0
4.8
0
0
16.9
20.5
36.1
1
6
1
1
12
17
26
1.2
7.2
1.2
1.2
14.5
20.5
31.3
1
10
1
1
26
34
56
0.6
6.0
0.6
0.6
15.8
20.4
33.7
18
83
21.7
100
19
83
22.9
100
37
166
22.3
100
53
63.9
2
2.4
1
1.2
4
4.8
5
6.0
11
13.3
7
8.4
83
100
1.200.000 (500.000,
6.000.000)
59
71.1
21
25.3
3
3.6
83
100
59
71.1
0
0
0
0
3
3.6
6
7.2
13
15.7
2
2.4
83
100
2.000.000 (500.000,
5.000.000)
29
34.9
42
50.6
12
14.5
83
100
p
%
5.5 (2, 12)
112
67.5
2
1.2
1
0.6
7
4.2
11
6.6
24
14.5
9
5.4
166
100
1.600.000 (500.000,
6.000.000)
88
53.0
63
38.0
15
9.0
166
100
0.000
Besar keluarga
Besar keluarga berkisar antara 4-8 orang baik pada contoh stunted
maupun contoh normal. Jumlah anggota keluarga contoh stunted adalah nyata
lebih banyak (p
KUALITAS KONSUMSI PANGAN DAN PRESTASI
BELAJAR REMAJA STUNTED DAN NORMAL DI SMAN 1
DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR
ELDA VEDLINA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kualitas Konsumsi
Pangan dan Prestasi Belajar Remaja Stunted dan Normal di SMAN 1 Dramaga,
Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Elda Vedlina
NIM I14080021
1
ABSTRAK
ELDA VEDLINA. Kualitas Konsumsi Pangan dan Prestasi Belajar Remaja
Stunted dan Normal di SMAN 1 Dramaga, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh
LILIK KUSTIYAH dan CESILIA METI DWIRIANI.
Penelitian ini bertujuan mengkaji kualitas konsumsi pangan dan prestasi
belajar remaja stunted dan normal di SMAN 1 Dramaga, Kabupaten Bogor.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan 166 contoh, yaitu
83 contoh stunted dan 83 contoh normal. Kualitas konsumsi pangan dihitung
dengan Mean Adequacy Ratio (MAR) dan bioavailabilitas zat besi berdasarkan
data konsumsi pangan yang diperoleh menggunakan food record yang
dikonfirmasi dengan food recall. Data prestasi belajar diperoleh dari arsip
sekolah. Hasil penelitian menunjukkan kualitas konsumsi pangan contoh stunted
dan contoh normal relatif sama. Prestasi belajar (nilai ujian semester dan skor IQ)
contoh stunted adalah nyata (p15%)
Nilai ujian tengah dan akhir semester
(Depdiknas 2008)
1. kurang, jika rata-rata nilai 80
Skor IQ (Woodworth & Marquis
2000)
1. bodoh (dull) : 80-89
2. normal (average) : 90-109
3. cerdas (superior) : 110-119
4. amat cerdas (very superior) :
120-139
5. jenius (genius) : >140
Analisis
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif
Definisi Operasional
Kualitas konsumsi pangan adalah kualitas konsumsi pangan contoh yang dilihat
dari mutu gizi/mean adequacy ratio (MAR) dan bioavailabilitas Fe.
11
Mutu gizi/mean adequacy ratio (MAR) adalah indeks kualitas intake/pangan
yang dikonsumsi yang ditentukan dengan cara menjumlahkan tingkat
kecukupan zat gizi kemudian dibagi dengan jumlah jenis zat gizi.
Bioavailabilitas Fe adalah ketersediaan biologis Fe (zat besi) yang terkandung
dalam makanan yang dapat digunakan tubuh untuk menjalankan
metabolisme dan fungsi biologis. Cara perhitungan bioavailabilitas Fe
diperoleh dengan menggunakan metode Du et al. (2000).
Prestasi belajar didekati dengan nilai ujian tengah dan akhir semester genap
tahun pelajaran 2012/2013 yang dijalani contoh dan skor IQ.
Stunted adalah kegagalan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, diukur
berdasarkan TB/U (tinggi badan menurut umur).
Karakteristik contoh adalah data umum contoh meliputi jenis kelamin dan umur.
Karakteristik sosial ekonomi keluarga adalah data mengenai besar keluarga,
lama pendidikan orang tua, pendapatan keluarga dan pekerjaan orang tua.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Contoh
Karakteristik contoh yang diteliti dalam penelitian ini meliputi jenis
kelamin, usia dan status gizi (TB/U). Pada Tabel 4 disajikan sebaran contoh
berdasarkan karakteristik contoh dan status gizi.
Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik contoh dan status gizi
Karakteristik contoh
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Usia
Median (min,maks)
13-15 tahun
16-18 tahun
Total
Contoh
stunted
n
%
Contoh
normal
n
%
15
18.1
68
81.9
83
100
16 (10,18)
15
18.1
68
81.9
83
100
16 (15, 18)
30
18.1
136
81.9
166
100
16 (10, 18)
3
80
83
9
74
83
12
154
166
3.6
96.4
100
0.8
89.2
100
Total
n
p
%
0.073
7.2
92.8
100
Jenis kelamin
Secara umum sebagian besar (81.9%) contoh adalah perempuan. Untuk
contoh stunted dan normal, persentase perempuan adalah 81.9% (Tabel 4).
Prevalensi stunted pada remaja perempuan (81.9%) lebih banyak daripada remaja
laki-laki (18.1%). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Amelia (2011) yang
menunjukkan bahwa prevalensi stunted pada remaja perempuan adalah lebih
banyak daripada remaja laki-laki.
12
Usia contoh
Secara keseluruhan, terdapat 92.8% contoh yang berusia antara 16-18
tahun. Pada contoh stunted dan normal masing-masing adalah 96.4% dan 89.2%
berusia antara 16-18 tahun. Tabel 4 menunjukkan bahwa prevalensi contoh
stunted signifikan lebih tinggi pada kelompok usia 16-18 tahun dibandingkan
pada kelompok usia 13-15 tahun. Hal ini diduga disebabkan adanya krisis
ekonomi yang melanda Indonesia beberapa waktu yang lalu. Remaja kelompok
usia 16-18 tahun adalah remaja yang lahir pada tahun tersebut. Masa krisis
menyebabkan daya beli masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan makan anaknya
menurun yang berdampak terhadap status gizi mereka. Usia contoh stunted
cenderung lebih tinggi dibandingkan contoh normal namun perbedaannya tidak
nyata (p>0.05).
Rata-rata z-skor TB/U pada usia 13-15 tahun untuk contoh stunted dan
contoh normal masing-masing adalah -2.52 dan -1.02. Pada usia 16-18 tahun,
rata-rata z-skor TB/U pada contoh stunted dan contoh normal berturut-turut
adalah -2.60 dan -1.07. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan bertambahnya
usia maka nilai z-skor TB/U semakin menjauh dari pertumbuhan normal. Kondisi
ini antara lain disebabkan oleh dengan semakin tinggi usia maka kebutuhan energi
dan zat gizi juga semakin banyak. Tanpa penyediaan makanan yang memadai
(kualitas maupun kuantitas) sesuai dengan usia maka pertumbuhan remaja
semakin menyimpang dari normal dengan bertambahnya usia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Friedman et al. (2005),
Mushtaq et al. (2011) dan Senbanjo et al. (2011). Hasil penelitian Senbanjo et al.
(2011) menunjukkan bahwa penurunan tinggi badan dibandingkan dengan
referensi NCHS mencapai puncaknya di usia 12 tahun pada perempuan dan usia
13 tahun pada laki-laki. Hasil penelitian di Kenya menunjukkan bahwa indeks
TB/U semakin menjauh dari nilai median NCHS sejalan dengan peningkatan usia
(Friedman et al. 2005). Hasil penelitian yang menunjukkan lebih tingginya
prevalensi stunted sejalan dengan peningkatan usia umumnya terjadi pada anak di
negara-negara berpendapatan menengah ke bawah dimana setelah usia tiga bulan
terjadi gangguan pertumbuhan yang secara persisten berjalan lambat sampai masa
remaja. Peningkatan prevalensi stunted sejalan dengan peningkatan usia telah
dihubungkan dengan percepatan pertumbuhan (growth spurt) yang tidak terjadi
atau lambat terjadi jika dibandingkan dengan anak normal (Senbanjo et al. 2011).
Karakteristik Keluarga Contoh
Karakteristik keluarga yang diamati yaitu besar keluarga, lama pendidikan
orang tua, pekerjaan orang tua dan pendapatan keluarga. Pada Tabel 5 disajikan
sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga dan status gizi.
13
Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga dan status gizi
Karakteristik keluarga
Besar Keluarga
median (min,maks)
Kecil
Sedang
Besar
Total
Lama Pendidikan Ayah
median (min,maks)
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Lama
Pendidikan
Ibu
median (min,maks)
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Pekerjaan Ayah
Tidak bekerja
Buruh tani
Jasa (ojek/sopir)
Petani pemilik
PNS/TNI
Pegawai swasta
Dagang/
wiraswasta
Lainnya
Total
Pekerjaan Ibu
Tidak bekerja/IRT
Buruh tani
Petani pemilik
PNS/TNI
Pegawai swasta
Dagang/ wiraswasta
Lainnya
Total
Pendapatan
Keluarga
median (min,maks)
Rp 3 juta
Total
Contoh stunted
n
%
6 (4, 12)
Contoh normal
n
%
5 (2, 11)
5
46
32
83
29
43
11
83
6.0
55.4
38.6
100
9 (1, 15)
35
43
5
83
42.2
51.8
6.0
100
16
53
14
83
6 (1, 16)
Total
n
34.9
51.8
13.3
100
12 (1, 18)
34
89
43
166
19.3
63.9
16.9
100
12 (1, 18)
51
96
19
166
0.000
20.5
53.6
25.9
100
10.5 (1, 18)
0.000
30.7
57.8
11.5
100
9 (1, 18)
0.003
49
28
6
83
59.0
33.7
7.2
100
29
45
9
83
34.9
54.2
10.8
100
78
73
15
166
47.0
44.0
9.0
100
0
4
0
0
14
17
30
0
4.8
0
0
16.9
20.5
36.1
1
6
1
1
12
17
26
1.2
7.2
1.2
1.2
14.5
20.5
31.3
1
10
1
1
26
34
56
0.6
6.0
0.6
0.6
15.8
20.4
33.7
18
83
21.7
100
19
83
22.9
100
37
166
22.3
100
53
63.9
2
2.4
1
1.2
4
4.8
5
6.0
11
13.3
7
8.4
83
100
1.200.000 (500.000,
6.000.000)
59
71.1
21
25.3
3
3.6
83
100
59
71.1
0
0
0
0
3
3.6
6
7.2
13
15.7
2
2.4
83
100
2.000.000 (500.000,
5.000.000)
29
34.9
42
50.6
12
14.5
83
100
p
%
5.5 (2, 12)
112
67.5
2
1.2
1
0.6
7
4.2
11
6.6
24
14.5
9
5.4
166
100
1.600.000 (500.000,
6.000.000)
88
53.0
63
38.0
15
9.0
166
100
0.000
Besar keluarga
Besar keluarga berkisar antara 4-8 orang baik pada contoh stunted
maupun contoh normal. Jumlah anggota keluarga contoh stunted adalah nyata
lebih banyak (p