PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP SWASTA KARYA BHAKTI.

ABSTRAK

DARMINA EKA SARI RANGKUTI. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Matematika Berbasis Kontekstual Untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP SWASTA KARYA
BHAKTI. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian bertujuan untuk: (1) memperoleh perangkat pembelajaran yang valid,
praktis dan efektif, (2) mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan
komunikasi matematis siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Model
pengembangan yang digunakan adalah model 4-D yang terdiri dari empat tahap
yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. Subjek uji coba
terbatas perangkat pembelajaran adalah siswa kelas VII SMP Swasta Karya
Bhakti Medan. Hasil penelitian berupa produk perangkat pembelajaran pada
materi Segiempat di kelas VII SMP. Validasi perangkat pembelajaran berdasarkan
pada pendapat para validator yang telah diuji secara terbatas keterbacaan dan
disimulasikan;dan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian telah diuji
coba terbatas. Kepraktisan dianalisis berdasarkan: (1) observasi keterlaksanaan
pembelajaran; (2) respon siswa. Efektifitas dianalisis berdasarkan: (1) ketuntasan
minimum kemampuan komunikasi matematika siswa; (2) Keaktifan aktivitas
siswa. Hasil menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran matematika berbasis

kontekstual yang dikembangkan telah valid, praktis dan efektif. Kemampuan
komunikasi matematis siswa menggunakan perangkat pembelajaran berbasis
kontekstual yang dikembangkan berhasil mengalami peningkatan dan indikator
kemampuan komunikasi matematis paling meningkat adalah indikator
kemampuan komunikasi matematis keempat yaitu membuat model matematika
berdasarkan ide matematika yang diperoleh.
Kata Kunci: Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Model Pembelajaran
Kontekstual, Kemampuan Komunikasi Matematis

.
i

ABSTRACT

DARMINA EKA SARI RANGKUTI. The
Mathematics Instrument Based Contextual
Increase Mathematical Communication Skill
Swasta Karya Bhakti Medan. Thesis. Medan:
University of Medan, 2016.


Development of Learning
Teaching and Learning to
to Learn of students SMP
Post Graduate Program, State

The research aims to: (1) obtain a valid, practical and effective learning
instrument, (2) determine the increasing of study mathematical communication
skills using learning instrument developed. This research was a development at
research. Development model used was 4-D model wich consists of four stages:
defining, designing, development and disseminate. The subjects for the limited try
out were the seventh grade students of SMP Swasta Karya Bhakti Medan. The
product of the study was in the form of instruction kits of Square materials for the
seventh grade students. Learning devices validation based on the opinion of the
validator had been tried out and simulated; the instruction kits and the research
instrument had been tried out. Practicality based on: (1) the obsevation succesfull
of learning equipment; (2) the responses of students. Effectiveness is based on: (1)
a minimum completeness mathematics communication student’s ability; (2) active
activity of students. The result showed that the learning devices-aided model of
problem based learning been valid, practical, and effective. Mathematical
communication skills using learning instruments based on contextual learning

developed has increases and indicator of mathematical communication skills
most increases are indicators fourth mathematical communication skills that make
a mathematical model based on the idea that mathematics.
Keywords: Development of Learning Instruments, Contextual Teaching and
Learning Model, Mathematical Communication Skill.

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis

ucapkan kepada Allah SWT

yang telah melimpahkan

rahmatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Kontekstual untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Swasta Karya Bhakti Medan”.
Tesis ini ditulis dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan (UNIMED). Sejak mulai persiapan sampai selesainya penulisan tesis
ini, penulis mendapatkan semangat, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak dan pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga Allah Swt memberikan
balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti
sampaikan kepada:
1.

Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, M.S
selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan serta motivasi yang kuat
dalam penyusunan tesis ini.

2.

Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd dan Bapak
Dr. Edy Surya, M.Si selaku Narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukanmasukan dalam penyempurnaan tesis ini.

3.

Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Dr. Mulyono, M.Si selaku Ketua dan

Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED, serta Bapak
Dapot Tua Manullang, M.Si selaku Staf Program Studi Pendidikan Matematika

iii

4. Direktur, Asisten Direktur I, II dan III beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED yang
telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan tesis ini
5. Kepala Sekolah dan guru bidang studi matematika SMP Swasta Karya Bhakti Medan yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan.
6. Teristimewa kepada kedua orang tua saya Ayahanda Drs. Darajat Rangkuti, M.Pd, Ibunda
Erlina Hsb, SH dan Ir. Sofia Indriani Lbs, serta suami tercinta Wizros Aidi Hasbullah,S.Pdi
dan adik-adik tercinta Ummul Mawaddah Rangkuti, S.Pd, M. Wildan Shalli Rangkuti dan
Delia Nurrahma Rangkuti yang telah memberikan rasa kasih sayang, perhatian doa, dan
dukungan moril maupun materil sejak sebelum kuliah, dalam perkuliahan hingga
menyelesaikan pendidikan ini.
7. Sahabat semua yang telah memberikan semangat dan inspirasi, serta rekan-rekan mahasiswa
pendidikan matematika angkatan XXII khususnya untuk teman seperjuangan kelas Dikmat
A-1 Tahun 2013 yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam penyelesaian
tesis ini.
8. Semua pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang telah

memberikan dukungan do’a dan motivasi yang diberikan selama ini.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga tesis ini dapat
memberikan sumbangan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga dapat memperkaya khasanan
penelitian-penelitian sebelumnya, dan dapat memberi inspirasi untuk penelitian lebih lanjut.

Medan,
Penulis,

November 2016

Darmina Eka Sari Rangkuti
NIM. 8136171015
iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK.......................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….
DAFTAR TABEL ......................................................................................….

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................….
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................….
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………
1.2. Identifikasi Masalah………………………………………..
1.3. Pembatasan Masalah……………………………………….
1.4. Rumusan Masalah………………………………………….
1.5. Tujuan Penelitian…………………………………………..
1.6. Manfaat Penelitian…………………………………………
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis………………………………………….
2.1.1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran......................
2.1.2 Kualitas Perangkat Pembelajaran.................................
2.1.2.1 Validitas Perangkat Pembelajaran…………………
2.1.2.2 Kepraktisan Perangkat Pembelajaran……………...
2.1.2.3 Efektivitas Perangkat Pembelajaran……………….

2.1.3 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran..........
2.1.3.1 Model Thiagarajan…………………………..

i
iii
v
vii
ix
xi

1
19
20
21
22
22
24
24
40
41

44
49
55
57

2.1.4 Pembelajaran Matematika Kontekstual...................... 62
2.1.4.1 Pembelajaran Matematika………………………… 62
2.1.4.2 Pembelajaran Kontekstual………………………… 68
2.1.5 Teori-teori Belajar yang Relevan dengan Pembelajaran
Kontekstual………………………………………..... 88
2.1.6 Kemampuan Komunikasi Matematis............................ 99
2.1.7 Keterkaitan CTL dengan komunikasi matematis…….. 112
2.2. Penelitian yang Relevan........................................................ 113
2.3. Kerangka Konseptual………………………………………. 115
2.3.1 Perangkat Pembelajaran Kontekstual untuk
Membelajarkan Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Valid……………………………………….. 118
2.3.2 Perangkat Pembelajaran Kontekstual untuk
Membelajarkan Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Praktis……………………………………..

120
2.3.3 Perangkat Pembelajaran Kontekstual untuk
Membelajarkan Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Efektif……………………………………….. 122
2.4. Pertanyaan Penelitian……………………………………... 125
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian..................................................................... 127
v

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………..
3.3. Subyek dan Objek Penelitian................................................
3.4. Definisi Operasional……………………………………….
3.5. Prosedur dan Rancangan Penelitian......................................
3.5.1 Prosedur Penelitian…………………………………..
3.6. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data…………………
3.6.1 Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran……………
3.6.2 Lembar Pengamatan…………………………………
3.7. Teknik Analisis Data............................................................
3.7.1 Analisis Data Tes Kemampuan Komunikasi…………
3.7.2 Analisis Data untuk Menjawab Pertanyaan

Penelitian……..............................................................
3.7.3 Indikator Keberhasilan Perangkat Pembelajaran……

128
128
128
130
130
145
145
152
161
162
164
174

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian……………………………………………..
4.2. Deskripsi Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran...
4.2.1 Deskripsi Tahap Penedefenisian…………………….
4.2.2 Deskripsi Tahap Perencanaan……………………….
4.2.3 Deskripsi Tahap Pengembangan…………………….
4.2.4 Deskripsi Tahap Penyebaran………………………...
4.3 Hasil Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis..…
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………
4.5 Keterbatasan Penelitian…………………………………….

176
177
177
183
194
239
239
242
249

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan…………………………………………………. 251
5.2 Saran……………………………………………………….. 252
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 254
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1

Penerapan Aspek Pembelajaran Kontekstual........................................

86

3.1

Kisi – kisi lembar validasi RPP……………………………………….

146

3.2

Kisi – kisi lembar validasi BPG…...………………………………….

147

3.3

Kisi – kisi lembar validasi BPS……………………………………….

149

3.4

Kisi – kisi lembar validasi LKS……………………………………....

150

3.5

Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi……………………………..

158

3.6

Kisi – kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis………..............

159

3.7

Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematis…………..

160

3.8

Interprestasi Validitas Tes…………………………………………….

162

3.9

Intreprestasi Reliabel Instrumen Tes………………………………....

164

3.10 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran………………………………..

169

3.11` Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa………………………..………..

170

3.12 Kriteria Nilai Ketuntasan Pengetahuan Keterampilan…………...……

172

3.13. Klasifikasi N-Gain Ternormalisasi……………………………………

174

4.1

Sub Topik dan Jenis Kegiatan Setiap Pertemuan…………………….

181

4.2

Sub Topik dan Tujuan Pebelajaran Setiap Pertemuan………………..

182

4.3

Media dan Alat Bantu Pembelajaran Materi Segiempat……………..

184

4.4

Hasil Validasi RPP…………………………………………………….

195

4.5

Revisi RPP Berdasarkan Hasil Validasi………………………………

196

4.6

Hasil Validasi Buku Siswa…………………………………………..

197

vii

4.7

Revisi Buku Siswa Berdasarkan Hasil Validasi………………………

199

4.8

Hasil Validasi Buku Guru..……………………………………………..

200

4.9

Revisi Buku Guru Berdasarkan Hasil Validasi…………………………

201

4.10 Hasil Validasi LKS……………………………………………………..

203

4.11 Revisi LKS Berdasarkan Hasil Validasi…………..……………………

204

4.12 Hasil Validasi Instrumen……………………………………………….

205

4.13 Revisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa…………………

206

4.14 Validasi Butir Soal Tes Kemampuan Komunikasi Siswa………………..

207

4.15 Ketuntasan Kemampuan Komunikasi Matematis Ujicoba 1……………...

210

4.16 Hasil Ketuntasan Kemampuan Komunikasi Ujicoba1…………………….

210

4.17 Rata-rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Ujicoba1…………………….

211

4.18 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran pada Ujicoba1…………………….

214

4.19 Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran pada Ujicoba1……………………….

218

4.20 Ketuntasan Pretest Kemampuan Komunikasi Ujicoba2……………………

228

4.21 Ketuntasan Posttest Kemampuan Komunikasi Ujicoba2……………………

229

4.22 Rata-rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Ujicoba2…………………….

230

4.23 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran pada Ujicoba2…………………….

232

4.24 Alasan Respon Negatif Siswa pada Ujicoba2………………………………

234

4.25 Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran pada Ujicoba2……………………….

235

4.26 Hasil N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa…………………

240

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.1

Alternatif Jawaban Komunikasi........................................................ .

7

1.2

Contoh Hasil Kerja Siswa ..................................................................

8

1.3

Contoh Bahan Ajar yang digunakan di Sekolah…………………….

17

2.1

Skema Pendidikan ..............................................................................

27

2.2

Tahap Pendefenisian Model 4D…………………………………… .

58

2.3

Tahap Perancangan Model 4D………………………………………

60

2.4

Tahap Pengembangan Model 4D……………………………………

61

2.5

Tahap Penyebaran Model 4D………………………………………..

62

3.1

Bagan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4D ...............

132

3.2

Peta Konsep Segiempat……………………………………………..

136

3.3

Diagram Alur Penelitian Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Kontekstual………………………………………………..

143

4.1

Hasil Analisis Konsep Materi Segiempat……………………………

180

4.2

Cover Buku Petunjuk Guru…………………………………………..

187

4.3

Kata Pengantar Buku Petunjuk Guru…………………………………

187

4.4

Surat untuk Guru………………………………………………………

188

4.5

Deskripsi Singkat Model Pembelajaran Kontekstual………………….

189

4.6

Petunjuk Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………..

190

4.7

Materi Segiempat………………………………………………………

190

4.8

Cover Buku Siswa……………………………………………………..

191

4.9

Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar…………………………..

192

ix

4.10 Peta Konsep Segiempat………………………………………………..

192

4.11 Materi Segiempat……………………………………………………..

193

4.12 Lembar Kerja Siswa…………………………………………………...

194

4.13 Klasifikasi Ketuntasan Kemampuan Komunikasi Matematis Ujicoba1

209

4.14 Persentase Ketuntasan Kemampuan Komunikasi Ujicoba1………….

210

4.15 Grafik Persentase Waktu Aktivitas Siswa Ujicoba1………………….

212

4.16 RPP sebelum Revisi……………………………………………………

222

4.17 RPP setelah Revisi…………………………………………………….

223

4.18 LKS sebelum Revisi…………………………………………………..

224

4.19 LKS setelah Revisi……………………………………………………

224

4.20 Buku Siswa sebelum dan setelah Revisi………………………………

226

4.21 Buku Guru sebelum dan setelah Revisi……………………………….

226

4.22 Klasifikasi Ketuntasan Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis
Ujicoba2……………………………………………………………….

227

4.23 Persentase Ketuntasan Pretest Kemampuan Komunikasi Ujicoba2…

228

4.24 Klasifikasi Ketuntasan Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis
Ujicoba2……………………………………………………………….

228

4.25 Persentase Ketuntasan Posttest Kemampuan Komunikasi Ujicoba2…

229

4.26 Grafik Persentase Waktu Aktivitas Siswa Ujicoba2…………………..

230

4.27 Gain Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis......................

240

x

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari
kehidupan. Pentingnya pendidikan, sehingga menjadi tolak ukur kemajuan suatu
bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki sumber daya manusia
yang berkualitas, baik dari segi spiritual, intelegensi maupun skill. Sehingga
dengan sumber daya manusia yang berkualitas suatu bangsa akan mampu dan
proaktif

menjawab

tantangan

zaman

yang

selalu

berubah.

Untuk

menumbuhkembangkan sumber daya manusia yang berkualitas maka diperlukan
mutu pendidikan yang berkualitas pula. Salah satu yang dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut adalah pembaharuan secara berkelanjutan dalam bidang
pendidikan khususnya mata pelajaran matematika.
Istilah “Matematics is queen of science” menegaskan betapa pentingnya
peranan matematika ikut mengambil bagian dalam semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi di abad modern sekarang ini. Pendidikan matematika
merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi
tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Mukhlisin, 2010:36).
1

2

Dalam kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006:346) pembelajaran matematika
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan:
(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, (2)
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang
diperoleh. (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5)
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Berdasarkan tujuan-tujuan di atas terlihat bahwa pentingnya peranan
matematika dalam kehidupan. Karena pentingnya peranan matematika dalam
kehidupan manusia, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika
semakin baik. Hal ini terlihat dari berbagai upaya pemerintah seperti
penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan
kompetensi guru dan berbagai usaha lainnya yang bertujuan untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas.
Namun kenyataannya kondisi yang mewarnai pembelajaran matematika
saat ini adalah seputar rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika, yang
menunjukkan bahwa mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran matematika
masih rendah yang ditandai dengan rendahnya peringkat Indonesia pada tingkat
SMP. Berdasarkan data hasil studi TIMSS 2003, Indonesia berada diperingkat ke35 dari 46 negara peserta dengan skor rata -rata 411, sedangkan skor rata-rata

3

internasional 467. Hasil studi TIMSS 2007, Indonesia berada diperingkat Ke-36
dari 49 negara peserta dengan skor rata-rata 397, sedangkan skor rata-rata
internasional 500. Dan hasil terbaru, yaitu hasil studi TIMSS 2011, Indonesia
berada di peringkat ke-38 dari 42 negara peserta dengan skor rata-rata 386,
sedangkan skor rata-rata internasional 500 (IEA, 2014).
Tidak bisa kita pungkiri bahwa peningkatan kualitas pendidikan Indonesia
dari tahun ke tahun masih kurang memuaskan. Data yang diperoleh Programme
For International Study Assessment (PISA) juga menunjukkan prestasi
pelaksanaan

pendidikan

untuk

matematika

masih

kurang

memuaskan.

Berdasarkan pemetaan yang dikeluarkan oleh PISA menyebutkan bahwa tahun
2000, Indonesia berada pada peringkat 39 dari 41 negara, tahun 2003 berada pada
peringkat 38 dari 40 negara, tahun 2006 berada pada peringkat 50 dari 57 negara,
tahun 2009 berada pada peringkat 61 dari 65 negara, tahun 2012 berada pada
peringkat 64 dari 65 negara dan 2015 perkembangan pendidikan Indonesia masih
cenderung stagnan. Menurut data terakhir yang dikeluarkan PISA untuk
matematika pada tahun 2015, Indonesia berada dalam peringkat 69 dari 76 negara
yang diteliti.
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia. Salah satunya adalah proses pembelajaran yang selama ini terjadi
belum maksimal, media pembelajaran serta pendekatan yang digunakan kurang
efektif. Selain itu bahan ajar yang digunakan hanya sebatas buku paket. Padahal
pada kurikulum tahun 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
(Permendiknas No 22, 23 dan 24 tahun 2006), memuat Standar Kompetensi

4

Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI), yang mana baik SKL maupun SI
mengutamakan kompetensi siswa. Sesuai dengan tuntutan kurikulum KTSP
tersebut yaitu guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dituntut
mempunyai kemampuan mengelola dan mengembangkan bahan ajar sebagai salah
satu sumber belajar. Hal ini diperkuat dengan peraturan pemerintah nomor 19
tahun 2005 pasal 20 yang menyebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, salah satu kewajiban guru adalah merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran.
Untuk menjawab kebutuhan ini tentu diperlukan adanya upaya
peningkatan kualitas dan mutu pendidikan, baik dari segi pendidik, sarana
pendidikan, perangkat pembelajaran maupun kebijakan-kebijakan dari pemerintah
yang menopang realisasi kebutuhan pendidikan di lapangan.
Salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan melalui
proses pendidikan adalah kemampuan komunikasi matematis. Pentingnya
komunikasi dalam pembelajaran matematika diusulkan oleh NCTM (2000:63)
yang menyatakan bahwa program pembelajaran matematika sekolah harus
memberi kesempatan kepada siswa untuk (1) menyusun dan mengaitkan
mathematical thingking mereka melalui komunikasi; (2) mengkomunikasikan
mathematical thingking mereka secara logis dan jelas kepada teman-temannya,
guru, dan orang lain; (3) menganalisis dan menilai mathematical thingking dan
strategi yang dipakai orang lain; (4) menggunakan bahasa matematika untuk
mengekspresikan ide-ide matematika secara benar.

5

Namun, dalam proses pembelajaran kemampuan komunikasi matematis
belum sepenuhnya dikembangkan secara serius. Komunikasi matematis
merupakan salah satu kompetensi yang perlu diupayakan peningkatannya
sebagaimana kompetensi lainnya seperti penalaran dan pemecahan masalah
(Ansari, 2012:5). Lebih jauh Ansari menjelaskan bahwa sedikitnya ada dua alasan
penting mengapa kemampuan komunikasi matematis perlu ditumbuh kembangkan
di kalangan siswa. Pertama, mathematics as language, artinya matematika tidak
hanya sekedar alat bantu berfikir (a tool to aid thingking), alat untuk menemukan
pola penyelesaian masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga
suatu alat berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan
cermat. Alasan kedua adalah mathematics learning as social activity yakni
sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika, sebagai wahana interaksi
antar siswa, dan juga komunikasi antar guru dan siswa.
Paparan di atas menunjukkan bahwa banyak persoalan ataupun informasi
disampaikan dengan bahasa matematika, misalnya menyajikan persoalan atau
masalah ke dalam mosel matematika yang dapat berupa diagram, persamaan
matematika, grafik, ataupun tabel. Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa
matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya
matematika sebagai bahasa sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari
bahasa yang digunakan dalam masyarakat.
Namun kenyataannya kemampuan komunikasi matematis siswa juga
masih belum memuaskan. Hal tersebut terlihat dari hasil penelitian Marzuki
(2012) yang mengungkapkan bahwa pada kemampuan awal komunikasi

6

matematik pada kelas model pembelajaran scientific diperoleh dari 66 siswa,
sebanyak 42 orang atau sebesar 63,63% mendapat nilai dengan kategori sangat
kurang, sebanyak 18 orang atau sebesar 27,27% mendapat nilai kategori kurang
dan sisanya sebanyak 6 orang atau sebesar 9,09% memperoleh kategori cukup.
Rendahnya kemampuan komunikasi matematis ini juga terdapat pada siswa
SMP Swasta Karya Bhakti, dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada
siswa SMP Swasta Karya Bhakti, berdasarkan penelitian yang saya peroleh
sebagai peneliti di SMP Swasta Karya Bhakti Medan menyatakan bahwa :
Rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa pada mata
pelajaran matematika, ini terjadi karena tingkat konsentrasi siswa
yang tidak maksimal, yang mungkin disebabkan karena model
pembelajaran yang digunakan selama ini tidak cocok atau tidak
membuat siswa termotivasi sehingga kebanyakan siswa kurang
mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi
tersebut.
Kemudian dari hasil survei peneliti (tanggal 31 Januari 2015) berupa
pemberian tes diagnostik kepada siswa kelas VIII SMP Swasta Karya Bhakti
Medan menunjukkan bahwa hampir 70 % dari jumlah siswa mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal permasalahan kontekstual.
Sebagai contoh yaitu: “ 1. Perhatikan foto di samping agar terlihat rapi,
foto tersebut diberi bingkai.

a. Coba jelaskan bagaimana bentuk
bingkai pada foto tersebut?

b. Berdasarkan sifat dari bangun tersebut coba tuliskan pengertiannya!
2. Diketahui jajargenjang PQRS dengan titik O adalah titik potong diagonal PR
dan QS. a) Gambarkan jajargenjang tersebut?, b) Bagaimana hubungan

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH BERBASIS BUDAYA ACEH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 5 LHOKSEUMAWE.

0 4 48

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 11 MEDAN.

0 12 21

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP SWASTA MAJU BESITANG.

0 7 23

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 15 MEDAN.

0 2 44

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 1 GUNUNG MALELA.

0 4 44

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

0 3 42

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP.

0 3 51

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP.

1 5 34

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PESISIR TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP | Karya Tulis Ilmiah

0 0 11

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS BUDAYA PESISIR

0 0 10