PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR PENGAWETAN BAHAN NABATI SISWA KELAS X SMA NEGERI 20 MEDAN.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
TERHADAP HASIL BELAJAR PENGAWETAN BAHAN
NABATI SISWA KELAS X SMA NEGERI 20 MEDAN

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

OLEH :
SISKA TARIGAN
NIM. 5121142008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017

ABSTRAK


Siska Tarigan (NIM 5121142008). Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Make A Match Terhadap Hasil Belajar Pengawetan Bahan
Nabati Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan. Skripsi. Fakultas Teknik.
Universitas Negeri Medan. 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Model
Pembelajaran Make A Match terhadap hasil belajar Pengawetan Bahan Nabati.
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Subjek dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan Semester I Tahun Ajaran
2016/2017 yang terdiri dari 4 kelas sehingga berjumlah 160 orang siswa.
Sedangkan sampel penelitian ini diambil secara teknik simple random sampling
dengan mengambil sebanyak 2 kelas yang terpilih dari 4 kelas X sebagai kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes
pilihan berganda sebanyak 36 soal yang telah diuji cobakan dan dianalisis terlebih
dahulu. Data hasil belajar dianalisis untuk menguji hipotesis dengan rumus uji-t.
Hasil penelitian menunjukan hasil belajar siswa sesudah diberikan
perlakuan pembelajaran kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran pembelajaran Make a Match diperoleh hasil uji kecenderungan
tinggi sebesar 87,5%, dengan rata-rata hitung sebesar 27 dan standar deviasi 2,49.

Dibandingkan dengan kelas kontrol diperoleh hasil uji kecenderungan cukup
sebesar 82,5%, dengan rata-rata hitung sebesar 24,7 dan standar deviasi 2,55. Dari
hasil perhitungan uji hipotesis untuk postes diperoleh thitung> ttabel (18,25>1,697),
maka Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang positif dan sigifikan dengan
penerapan model pembelajaran Make a Match terhadap hasil belajar Pengawetan
Bahan Nabati kelas X SMA Negeri 20 Medan.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Make A Match, Hasil Belajar Pengawetan
Bahan Nabati.

i

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat di
selesaikan sesuai dengan baik yang disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan judul Pengaruh
Model Pembelajaran Make A Match Terhadap Hasil Belajar Pengawetan Bahan
Nabati Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan.
Penulis menyadari banyak sekali hambatan dan kesulitan yang dialami

oleh penulis dalam meyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si. Selaku
Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu memberikan
bimbingan, arahan dan dukungan sehinggah penulis dapat meyelesaikan skripsi
ini. Keberhasilan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan moral,
spritual maupun materi. Oleh karena itu penulis juga menyampaikan terima kasih
dan penghargaan kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik. ibu
Dr. Rosnelli, M.Pd, Wakil Dekan Bidang Akademik. Ibu Dr. Dina Ampera,
M.Si, ketua Jurusan PKK. Ibu Dr. Erli Mutiara, M.Si, Ketua Program Studi
Pendidikan Tata Boga. Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si selaku sekretaris
jurusan PKK.

2. Ibu Dra. Adikahriani, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
sekaligus Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan
selama perkuliahan

ii


3.

Ibu Dra. Mastarina Barus, M.Pd dan Ibu Dra. Nikmat Akmal, M.Pd selaku
dosen penguji yang telah banyak memberikan bimbingan serta arahan.

4. Keluarga tercinta bapak, ibu, abang, dan adik yang selalu mendoakan saya,
dan memberikan motivasi, dorongan kepada penulis.
5.

Bapak Mukhlis, S.Pd selaku kepala sekolah SMA 20 Medan. Ibu Wakidah,
S.Pd selaku guru mata pelajaran pengwetan bahan nabati, beserta seluruh
guru dan karyawan Tata Usaha yang telah memberika izin bantuan kepada
penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 20 Medan

6. Teman-teman PKK, khususnya Prodi Pendidikan Tata Boga Stambuk 2012
Ekstensi & Reguler yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan sumbangan pikiran dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Teman-teman terdekat saya , Kak Carolin Hutabarat,Fana Natalia Tarigan,
Yuliana parapat,dan Rika Banurea,Leni Purwanti.

Demikian yang dapat penulis sampaikan atas segala bentuk dan
perhatiannya penulis mengucapkan terimah kasih.

Medan, 17 Maret, 2017
Hormat Saya

Siska Tarigan
NIM. 5121142008

iii

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Kelebihan dan kekurangan Make A Match .................................................
2. Desain Penelitian..........................................................................................
3. Data Jumlah Siswa Kelas X SMAN 20 Medan ...........................................
4. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ...........................................................................
5. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Kelas eksperimen dan kontrol ............
6. Distribusi Frekuensi Data Post Tes Kelas Make A Match...........................
7. Data Post Tes Konvensional ........................................................................

8. Tingkat Kecenderungan Data pos tes kelas Eksperimen dan kontrol ..........
9. Uji Normalitas Data .....................................................................................
10. Uji Homogenitas ........................................................................................
11. Uji Hipotesis Data Post Tes .......................................................................

v

17
35
37
40
50
51
52
53
54
54
55

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 2.Silabus...................... .................................................................... 66
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen.............. 68
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................... 74
Lampiran 5. Soal................................................................................................ 80
Lampiran 7. Tabel Validitas Uji Instrument .................................................... 86
Lampiran 8. Reabilitas Tes...................... ........................................................ 87
Lampiran 9. Perhitungan Uji Validitas Tes...................................................... 88
Lampiran 10. Uji Beda Daya ........................................................................... 92
Lampiran 11. Perhitungan Uji Realibitas......................................................... 93
Lampiran 12.Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes..........................................95
Lampiran 13.Perhitungan Daya Beda Item Tes ............................................... 97
Lampiran 14. Tabulasi Pretest Kontrol ............................................................ 100
Lampiran 15. Tabulasi Pre Tes Eksperimen .................................................... 101
Lampiran 16. Tabulasi Post tes Kelas Eksperimen.......................................... 102
Lampiran 17. Tabulasi Postest Kelas Kontrol ................................................. 103
Lampiran 18. Data Hasil Peneltian Kontrol Dan Eksperimen......................... 104
Lampiran 19. Perhitungan Nilai Rata- Rata..................................................... 106
Lampiran 20. Tingkat Kecendrungan Variabel................................................ 110
Lampiran 21. Uji Normalitas Data................................................................... 115

Lampiran 22. Uji Homogenitas Data ............................................................... 117
Lampiran 23. Uji Hipotesis .............................................................................. 119
Lampiran 24. Dokumentasi.......................................................

vi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha mengembangkan manusia berkualitas yang siap menghadapi berbagai
tantangan hidup dimulai sedini mungkin melalui pendidikan. Kegiatan pendidikan
diberikan antara lain melalui sejumlah mata pelajaran yang dimaksudkan untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan bervariasi bagi peserta didik.
Tidak semua lulusan SMA/MA melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi,
sebagian diantaranya harus memasuki dunia kerja.Dan Sesuai dengan pendekatan
yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari
sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru
sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa. Guru
dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang
sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Mata Pelajaran yang diteliti dalam penelitian ini adalah mata pelajaran
Pengawetan Bahan Nabati. Pengawetan Bahan Nabati merupakan mata pelajaran
yang terdapat dalam kurikulum 2013. Dalam Pengawetan Bahan Nabati siswa
dapat mempelajari mengenai berbagai jenis Pengawetan, sehingga dapat mencapai
kompetensi dasar yang terdapat dalam Pengawetan Bahan Nabati yang dimana
setiap siswa diharapkan mampu membedakan berbagai jenis pengawetan secara
fisik, biologis, dan kimiawi yang dikategorikan ke dalam pengawetan. untuk
menghargai kerja individu dan kelompok dalam pembelajaran sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap kerja.
1

Materi ini dipilih karena berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran Pengawetan bahan nabati, siswa cenderung menjadi pasif saat pelajaran
teori dikarenakan kurangnya pengetahuan siswa mengenai jenis-jenis pengawetan
seperti pengawetan secara fisik, biologis, dan secara kimiawi. Guru yang
mengajar menggunakan model konvensional dan ceramah saat mengajar mata
pelajaran Pengawetan bahan nabati membuat guru lebih aktif dari pada siswa
karena guru yang menjelaskan tetapi siswa hanya diam, duduk dan mendengarkan
sehingga hasil belajar siswa kurang baik. Sementara kita tahu bahwa mata
pelajaran pengawetan bahan nabati mempunyai penjabaran yang sangat luas pada

setiap materinya.Sebaiknya siswa harus lebih aktif dari pada guru, siswa juga
harus lebih semangat dalam belajar.
SMA Negeri 20 Medan yang berada dijalan Proyek Bagan Deli No.75
Medan, Program studi Pengawetan bahan nabati memiliki mata pelajaran yang
harus dicapai, diantaranya adalah mata pelajaran pengawetan bahan nabati yang
hanya dipelajari pada kelas X. Proses pembelajaran yang diterapkan di sekolah ini
masih sangat monoton yaitu guru hanya memberikan model konvensional
(ceramah) dan mencatat dipapan tulis serta mendiktekan. Dalam proses belajar
mengajar dikelas masih berpusat kepada guru dimana murid hanya menulis dan
mendengarkan, guru menjelaskan berdasarkan buku panduan dan menjelaskan
secara teori, dalam hal ini guru tidak menghubungkan pelajarannya dengan
kehidupan sehari-hari yang sering dialami oleh siswa sehingga materi kurang
dipahami oleh siswa. Penggunaan fasilitas media pembelajaran seperti infokus
tidak digunakan oleh guru mata pelajaran pengawetan bahan nabati. Hal ini

2

sungguh disayangkan karena membuat siswa kurang mengerti dalam mengenal
berbagai nama dan bentuk pengawetan. Siswa hanya mengetahui materi dari
penjelasan yang diberikan kepada siswa dengan metode ceramah, selebihnya

siswa mencari tahu sendiri tentu hal ini tidak efektif karena tidak semua siswa
mempunyai keinginan untuk mencari tahu jenis-jenis pengawetan yang tidak
pernah didengar maupun dilihatnya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
langsung dengan guru mata pelajaran pkw di SMA Negeri 20 Medan pada tanggal
28 Mei 2016, hasil belajar pengawetan bahan nabati siswa masih banyak yang
belum mencapai kriteria ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah
tersebut yaitu nilai 70. Dari 38 siswa di kelas X masih terdapat 16 (47,22 %)
orang siswa mendapat nilai KKM dan 22 orang yang belum mencapai criteria
ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena kurangnnya
pengetahuan siswa terhadap pengawetan bahan nabati dan membuat siswa kurang
mampu menampilkan hasil akhir yang baik dalam mata pelajaran Pengawetan
bahan nabati, kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa
anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan
lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya dan mengetahuinya.
Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam
kompetisi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak
memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang, oleh karena itu peneliti
melihat cara belajar yang kurang efektif dan ingin memberikan suatu model
pembelajaran yang sesuai yaitu model pembelajaran Make A Matchagar proses
belajar mengajar lebih efektif.

3

Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang digunakan oleh
guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.Hal ini dapat
dilakukan oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat,
pengajaran yang kreatif dan pemeliharaan suasana belajar yang menyenangkan.
Model pembelajaran yang tepat pada prinsipnya dapat membantu siswa untuk
membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan masyarakat
dan juga guru.Oleh karena itu, guru harus dapat memilih dan menentukan
langkah-langkah yang tepat dalam memperbaiki pembelajaran khususnya memilih
model pembelajaran yang digunakan agar siswa lebih mudah memahaminya serta
lebih aktif dan kreatif.
Tarmizi, (2008) mengatakan Pembelajaran model pembelajaran Make a
match yaitu pembelajaran yang teknik mengajarnya dengan mencari pasangan
melalui kartu pertanyaan dan jawaban yang harus ditemukan dan didiskusikan
oleh pasangan siswa tersebut.Model Make a Match ini sangat efektif membantu
siswa dalam memahami materi melalui permainan mencari kartu jawaban dan
pertanyaan,

sehingga

dapat

menciptakan

proses

pembelajaran

yang

menyenangkan dan tidak bosan. Model pembelajaran make a matchsalah satu
alternatif dalam perbaikan proses pembelajaran karena model pembelajaran ini
melatih siswa untuk aktif dan berani dalam menyampaikan ide atau pendapatnya
dengan cara presentasi kepada rekan siswa lain. Model pembelajaran ini efektif
untuk melatih siswa untuk aktif dan berani dalam menyampaikan ide dan
gagasannya, tetapi juga melatih siswa membangun tenggang rasa dan saling
menghargai antar sesama siswa dalam menambah pengetahuan siswa lebih luas

4

dari beragamnya informasi yang didapat dari setiap ide sesama rekan siswa
sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Khususnya dalam pembelajaran pengawetan bahan nabati, agar siswa
dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka model
pembelajaran yang berorientasi standar proses pendidikan harus diterapkan oleh
guru. Guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci,
tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi kata kunci dan diakhiri dengan
memberikan soal-soal kepada siswa. Sehinggga pembelajaran tidak bersifat
monoton.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match Terhadap Hasil Belajar Pengawetan Bahan Nabati Siswa Kelas X
SMAN 20 Medan”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakng masalah diatas,maka yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah hasil belajar Pengawetan Bahan Nabati masih rendah?
2.

Bagaimana proses belajar mengajar pada kompotensi dasar pengawetan
bahan nabati di SMAN 20 Medan masih menggunakan model
konvensional?

3.

Apakah siswa kesulitan dalam mengingat dan memahami materi pelajaran
Pengawetan Bahan Nabati?

5

4. Apakah metode yang digunakan pada umumnya hanya ceramah dan
penugasan sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran?
5. Apakah model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi?
6. Apakah siswa kurang interaksi antar guru saat proses pembelajaran?
7.

Bagaimana hasil Model pembelajaran make a match digunakan dalam
pembelajaran Pengawetan Bahan Nabati di SMA Negeri 20 Medan?

C.Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan jelas cakupanya,maka penulis akan
membatasi masalah dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah make a
match.
2. Materi yang dijadikan bahan penelitian ini adalah pengawetan bahan
nabati.
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan Tahun
Pelajaran 2016/2017.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
maka rumusan masalah yang dipilih,yaitu:
1. Bagaimana hasil belajar pengawetan bahan nabati yang menggunakan
model pembelajaran konvensional?

6

2. Bagaimana hasil belajar pengawetan bahan nabatimenggunakan model
pembelajaran make a match?
3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Make A Match Terhadap Hasil
Belajar pengawetan bahan nabati siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui :
1. Untuk

mengetahui

hasil

belajar

pengawetan

bahan

nabati

yangmenggunakan Model pembelajaran konvensional
2. Untuk mengetahui hasil belajar pengawetan bahan nabati yang
menggunakan model pembelajaran make a match.
3. Untuk mengetahui pengaruh Model pembelajaran make a match terhadap
hasil belajar pengawetan bahan nabati pada siswa.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan positif terhadap
ilmu pendidikan :
1. Bagi guru dapat menjadi bahan masukan dan ilmu pengetahuan, dengan
menggunakan Model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar
pengawetan bahan nabati pada siswa
2. Bagi siswa agar siswa memahami materi pembelajaran bahan nabati
dengan model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar

7

pengawetan bahan nabati,karena dengan model pembelajaran ini siswa
dapat lebih aktif dalam proses belajar.
3. Bahan studi banding atau refrensi ilmiah bagi penelitilain dan bahan
pertimbangan serta perbandingan dalam melakukan penelitian mengenai
pengaruh model pembelajaran make a match terhadap mata pelajaran
pengawetan bahan nabati siswa SMAN 20 Medan.
4. Sebagai bahan refrensi bagi UNIMED serta sumbangan pemikiran bagi
dunia pendidikan.

8

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil belajar siswa pada materi pengawetan bahan nabati dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional cenderung cukup 82,5 %
dengan rata-rata hitung sebesar 24,7 dan standar deviasi 2,55.
2. Hasil belajar siswa pada materi pengawetan bahan nabati dengan
menggunakan model pembelajaran make a match cenderung tinggi87,5 %
dengan rata-rata hitung sebesar27 dan standar deviasi 2,49.
3. Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran make a match terhadap
hasil belajar pengawetan bahan nabati siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan.
Hasil belajar siswa pada pengawetan bahan nabati dengan menggunakan
model pembelajaran make a match lebih tinggi dibandingkan hasil belajar
siswa menggunakan model konvensional. Dari hasil perhitungan uji t
dioeroleh nilai ‫ݐ‬௛ ௜ ௧ ௨ ௡18,25
dan ‫ݐ‬௧ ௔ ௕ ௘1,697.



B. Saran

1. Hasil belajar siswa pada materi pengawetan bahan nabati dengan
menggunakan model pembelajaran make a match cenderung tinggi, maka
diharapkan model make a match ini bisa menjadi salah satu alternatif model
pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan
meningkatkan hasil belajar siswa.

59

2. Tingkat kecenderungan hasil belajar siswa rata-rata masih banyak dalam
kategori cukup, oleh karena itu sebaiknya guru dapat membuat variasi
mengajar yang menarik perhatian dan memotivasi siswa sehingga proses
belajar mengajar akan lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Dari hasil penelitian ada pengaruh model pembelajaran make a match terhadap
hasil belajar siswa sehingga diharapkan guru dapat menggunakan model
pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang akan dibahas dengan model
pembelajaran yang lebih bervariatif sehingga siswa dapat meningkatkan hasil
belajarnya dengan baik.

60

DAFTAR PUSTAKA
Amalia, (2013). Model Pembelajaran make a match
Amin, (2010). Make A Match. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, suharsimi. 2013. prosuder penelitian suatu pendekatan praktikJakarta :
Rineka Cipta.
Djamarah, dkk.(2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Hudojo,Herman.(2013).Evaluasi Hasil Belajar. Yogjakarta: Multi Presindo.
Hanafi. (2010). Penerapan model make a match
Hamalik,(2012). Hasil Belajar. Bandung : Pustaka Pelajar
Huda, M. (2011 ). Cooperatif Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Joyce, B.& weil, M.1996. Models of teaching, 5th Edition. Boston : Allyn &
Bacon.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.2002.Jakarta : Balai Pustaka
Medina Amalia. 2012. Model Pembelajaran Make a match.
http://dhienazone.blogspot.com/2012/03 make-match.html/
(diakses tgl 8 maret 2012).
Nurhadi,(2008). Kelebihan dan kekurangan make a match. Pustaka Pelajar
Ngalimun,(2012). Kooperatif make a match
Rusman, dkk.2013.Model-Model pembelajaran.jakarta: Rajagarfindo Persada.
Retno Indrati dan Murdijati Gardjito pendidikan konsumsi pangan. Jakarta
Percetakan PT Fajar Interpratama Mandiri.
Saiful, (2011), http:/s4iful4min.blogspot.com/…/metode-make-match-tujuanpersiapan-dan.html (accassed Februari- April 2011).
Slavin, (2010).model Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sagala,2012. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabet
Shoimin,(2014). Karakteristik model pembelajaran make a match

61

Sudjana N, 2013. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung :
Rosdakarya.
Sudjana.2012. Metoda Statistika.Bandung : PT.Tarsito Bandung.
Suryosubroto, (2010). Model pembelajaran konvensional
Suprijono, Agus.2010, Cooperatif Learning: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Tarmizi. 2008.Pembelajaran kooperatif make a match .
http://tarmizi.wordpress.com. (diakses tanggal 24 mei 2009)
Trianto,2013. Model Pembelajaran Terpadu: Jakarta : bumu aksara, cetakan 1

.

62