PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PENGAWETAN BAHAN NABATI SISWA KELAS X SMA NEGERI 20 MEDAN.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

TERHADAP HASIL BELAJAR PENGAWETAN BAHAN NABATI

SISWA KELAS X SMA NEGERI 20 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Oleh :

DEWI WIDA SARI

NIM. 5111542003

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Dewi Wida Sari. 5111542003. Pengaruh Model Pembelajaran Snowball

Throwing Terhadap Hasil Belajar Pengawetan Bahan Nabati Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

2016.

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui hasil belajar pengawetan bahan nabati sebelum diberi model pembelajaran Snowball Throwing (2) Untuk mengetahui hasil belajar pengawetan bahan nabati yang diberi model pembelajaran Snowball Throwing (3) Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar pengawetan bahan nabati. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri 20 Medan yang mendapatkan materi pengawetan bahan nabati pada mata pelajaran Prakarya yaitu sebanyak 4 kelas yang berjumlah 160 siswa. Teknik analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada materi pengawetan bahan nabati dengan model pembelajaran Snowball Throwing diperoleh skor rata-rata sebesar 26,90 dan standar deviasi 2,51 dengan tingkat kecenderungan nilai yang cukup sebesar 52,5% yaitu Mi = 27 dan Sdi = 2, sedangkan dikelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional diperoleh skor rata-rata 24,70 dengan standar deviasi 2,75 dengan tingkat kecenderungan nilai yang kurang 42,5% yaitu Mi = 25 dan Sdi = 2. Peningkatan hasil belajar kelas Snowball Throwing dengan kelas konvensional sebesar 6,11 persen. Berdasarkan hasil uji normalitas data dinyatakan berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji homogenitas dinyatakan data homogen, dimana Fhitung < Ftabel (1,198 < 1,72). Sementara berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dan taraf kepercayaan ᾱ = 0,05 dimana hasil belajar diperoleh thitung > ttabel (3,751 > 1,667), maka Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan pada model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar pengawetan bahan nabati pada siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan.

Kata Kunci : model pembelajaran Snowball Throwing, hasil belajar pengawetan bahan nabati


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Pengawetan Bahan Nabati Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan ”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, motivasi, doa serta semangat yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terhormat: 1. Ibu Dra. Dwi Diar Estelita, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak memberikan waktu, nasehat, arahan kepada penulis dari awal hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Ibu Dr. Rosnelli, M.Pd selaku wakil Dekan I. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.

3. Ibu Dra. Mastarina Barus, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik sekaligus sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan bimbingan serta arahan selama perkuliahan.

4. Ibu Dra. Adikahriani, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis.

5. Ibu Dra. Sulistiawikarsih, M.Pd selaku dosen penguji skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis.

6. Bapak Mukhlis, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 20 Medan yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan uji coba instrument dan penelitian di SMA Negeri 20 Medan.


(7)

iii

7. Bapak Osmar Brimantua Cibro, S.Pd selaku Wakil kepala sekolah Bidang Kurikulum dan Ibu Wakida Inayati, S.Pd selaku guru bidang studi mata pelajaran Tata Boga SMA Negeri 20 Medan yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian di SMA Negeri 20 Medan.

8. Bapak M. Wirahadinusa Putrakaya Harahap, S.Ikom yang selalu membantu saya dalam menyusun dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi. 9. Teristimewa kepada Ibunda Hanifah yang selalu memberi semangat dan

mendukung dengan doa, moril, dan materil selama proses perkuliahan. 10. Terkasih kepada kakanda Yustina, kakanda Darlina, dan abangda Hairuddin

serta keponakan Maulida Tarisa Qoni’ah yang telah memberikan dukungan doa dan motivasi selama proses perkuliahan.

11. Buat sahabat-sahabat terkasih Onix Carolin, Zuriani Sarumpaet, Muhammad Tirta, Mazni Syahfitri, Intan Cahaya, Yuyun Rahmadani, Jannah Rizkha Delvina, Sri Fatimah, Darmala, yang telah memberikan dukungan doa dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

12. Teman-teman seangkatan Tata Boga 2011 Ekstensi, Reguler, teman PPL di SMP N 1 Sigumpar, Bapak Poltak Simanjuntak, Bapak Supriadi dan Bapak Jusel Sito. Terima kasih banyak atas motivasi, dukungan dan doanya.

13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis menyelesaikan skripsi.

Penulis hanya bisa memanjatkan doa semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang sebanding atas jasa dari semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2017

Dewi Wida Sari NIM. 5111542003


(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Usaha mengembangkan manusia berkualitas yang siap menghadapi berbagai tantangan hidup dimulai sedini mungkin melalui pendidikan. Kegiatan pendidikan diberikan antara lain melalui sejumlah mata pelajaran yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan bervariasi bagi peserta didik. Tidak semua lulusan SMA melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, sebagian diantaranya harus memasuki dunia kerja. Oleh sebab itu mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKW) diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup ( life skills ) yang meliputi keterampilan personal, sosial, pra-vokasional, dan akademik.

Salah satu sekolah menengah atas di kota Medan adalah SMA Negeri 20 Medan yang menggunakan kurikulum 2013 dengan mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan dengan salah satu kompetensi dasar pengawetan bahan nabati. Pada materi pengawetan bahan nabati terdapat pengertian dan manfaat pengawetan bahan nabati, proses dan alat pengawetan bahan nabati, produk pengawetan bahan nabati, dan pengemasan pengawetan bahan nabati. Dengan itu, siswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian dan menyebutkan manfaat pengawetan bahan nabati, mengklafikasikan proses dan alat, menjelaskan produk dan desain/ pengemasan pengawetan bahan nabati. Didalam kurikulum 2013 pada materi pengawetan bahan nabati siswa juga berfikir aktif dan memperluas materi tidak hanya dari buku pegangan melainkan dapat mengembangkannya melalui


(10)

2

diskusi ataupun dengan metode pembelajaran lainnya. Jika siswa pasif dalam mengikuti materi pengawetan bahan nabati maka hasil belajar siswa akan rendah.

Berdasarkan dari hasil observasi serta wawancara di SMA Negeri 20 Medan yang berada di Jl. Besar Bagan Deli Lr. Proyek No. 75 Kecamatan Medan Belawan. Dilihat dari nilai ulangan siswa di tahun ajaran 2015 / 2016, hanya sekitar 40% siswa atau sebanyak 16 siswa dari jumlah 40 siswa yang mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Batas nilai KKM untuk hasil belajar pengawetan bahan nabati di SMA Negeri 20 Medan adalah nilai 60. Sehingga dari total jumlah siswa 40 orang dikelas X masih ada sekitar 24 siswa yang belum mencapai nilai KKM yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Data observasi Nilai Siswa

Interval F. Absolut F. Relatif Keterangan

>60 16 40% Tuntas

<60 24 60% Tidak Tuntas

Jumlah 40 100%

Rendahnya hasil belajar yang dialami oleh siswa dapat disebabkan oleh banyak faktor. Hal ini sejalan dengan pendapat Syah (2010), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu (1) faktor internal siswa atau faktor dari dalam diri siswa, yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, (2) faktor eksternal atau faktor dari luar diri siswa, yakni kondisi lingkungan disekitar diri siswa meliputi keluarga,


(11)

3

rumah, sekolah, peralatan, teman, masyarakat, guru dan staf, alam dan pendekatan belajar siswa, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan model yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Sehingga sebagian besar hasil belajar siswa tidak mencapai nilai batas ketuntasan belajar yang telah ditetapkan.

Untuk mengantisipasi masalah ini, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam belajarnya, menumbuhkan kembali motivasi dan minat siswa dalam belajar. Oleh karena itu guru sebagai tokoh utama didalam kelas dituntut untuk dapat mengatur suasana pembelajaran menjadi lebih efektif. Penggunaan metode pembelajaran merupakan suatu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu tugas guru dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa, dimana siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan memotivasi siswa.

Pada hasil wawancara dengan guru yang mengampu mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan dengan kompetensi dasar pengawetan bahan nabati khususnya dikelas X, guru dalam kegiatan belajar mengajarnya didalam kelas menggunakan model pembelajaran konvensional. Guru hanya berdiri didepan kelas untuk menjelaskan materi kepada siswa, dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran masih berpusat kepada guru. Sehingga disaat guru menjelaskan materi semua siswa hanya diam seolah – olah memperhatikan saat guru memberikan penjelasan. Dari jumlah 40 siswa dikelas X, tidak lebih dari 3 orang siswa yang mau langsung bertanya pada guru mata pelajaran mengenai materi yang belum mereka pahami.


(12)

4

Tidak hanya itu, meskipun semua siswa terlihat memperhatikan saat guru menjelaskan, namun disaat guru melemparkan pertanyaan tidak semua siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Apabila ada siswa yang ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan, banyak dari mereka yang hanya diam dan tidak tahu tentang maksud penjelasan yang diberikan oleh guru. sehingga kurangnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dikelas yang menyebabkan siswa kurang aktif dan lebih banyak menunggu sajian dari guru, dan akan berdampak pada hasil belajar siswa. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang masih bersifat konvensional juga akan berakibat pada rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa didalam kelas. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu model pembelajaran variatif yang dapat merangsang aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa akan berperan aktif dan memberikan feedback yang positif.

Oleh sebab itu, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang mendukung aktivitas belajar dan meningkatkan hasil belajar yaitu model pembelajaran kooperatif. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah tipe Snowball Throwing. Menurut Aris Shoimin (2014) Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing terdiri dari enam kegiatan pokok yaitu aktivitas membaca, yaitu siswa membaca materi yang telah ditentukan oleh guru untuk dapat memahami dengan buku pegangan. Berbicara, yaitu siswa diharapkan dapat berbicara mengenai kesulitan pada materi mengenai hal – hal apa saja yang belum dipahami. Mendengarkan, yaitu siswa mendengarkan satu sama lain mengenai kesulitan pada materi yang telah diberikan. Menulis, setelah


(13)

5

mendengarkan siswa menulis bagian yang kurang dipahami dari materi yang telah di dengarkan siswa. Bekerjasama dalam memecahkan masalah, yaitu siswa melakukan diskusi dan saling sharing untuk bekerjasama dalam memecahkan masalah pada materi yang telah diberikan oleh guru dan melaksanakan permainan dengan baik. Melalui enam kegiatan tersebut siswa dapat belajar memahami materi secara mandiri, siswa mampu menjelaskan materi yang telah dipahami kepada temannya, siswa mampu membuat pertanyaan terkait dengan kompetensi dasar yang diajarkan, siswa mampu menjawab pertanyaan dan siswa mampu berbicara, berdiskusi dan berpendapat didepan kelas.

Model pembelajaran tipe Snowball Throwing ini merupakan pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut. Hamzah (2010) menyebutkan teknisnya adalah siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing – masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola atau kertas pertanyaan lalu dilempar ke siswa lain yang masing – masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Model pembelajaran tipe Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok (Silberman, 2007). Dengan ini diharapkan model pembelajaran tipe Snowball Throwing dapat membuat hasil belajar pengawetan bahan nabati siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan lebih


(14)

6

meningkat karena dalam model pembelajaran tersebut membuat siswa siap dengan berbagai persoalan dan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka penulis akan melakukan penelitian dengan mengangkat judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Pengawetan

Bahan Nabati Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses belajar mengajar pada Pengawetan Bahan Nabati di SMA Negeri 20 Medan dengan menggunakan model konvensional ? 2. Bagaimana pengetahuan siswa pada pengawetan bahan nabati di SMA

Negeri 20 Medan ?

3. Apakah siswa sudah memahami dan menerima dalam pembelajaran pengawetan bahan nabati secara maksimal ?

4. Bagaimana hasil belajar pengawetan bahan nabati, di SMA Negeri 20 Medan ?

5. Bagaimana metode yang digunakan dalam pembelajaran pengawetan bahan nabati di SMA Negeri 20 Medan selama ini ?

6. Apakah model pembelajaran Snowball Throwing sudah digunakan dalam pembelajaran pengawetan bahan nabati di SMA Negeri 20 Medan ?


(15)

7

C. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan sarana serta mengingat luasnya permasalahan yang terdapat di dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi permasalahan dalam pembahasan penelitian agar penelitian ini terarah, ruang lingkup yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang diteliti adalah model pembelajaran Snowball

Throwing yaitu model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan

kelompok dan terjadinya saling sharing pengetahuan dengan upaya menyelesaikan permasalahan dalam diskusi yang berlangsung secara lebih interaktif dan menyenangkan.

2. Hasil belajar siswa yang diteliti adalah hasil belajar kognitif pada materi pengawetan bahan nabati yang terdiri dari manfaat pengawetan bahan nabati, proses dan alat pengawetan bahan nabati, produk pengawetan bahan nabati, dan pengemasan pengawetan bahan nabati.

3. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka rumusan masalah yang dipilih, yaitu :

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing pada pengawetan bahan nabati ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada pengawetan bahan nabati ?


(16)

8

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran

Snowball Throwing terhadap hasil belajar pengawetan bahan nabati di

kelas X SMA Negeri 20 Medan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing pada pengawetan bahan nabati. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan

model pembelajaran konvensional pada kompetensi dasar pengawetan bahan nabati.

3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar pengawetan bahan nabati di kelas X SMA Negeri 20 Medan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pengawetan bahan nabati. 2. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih model pembelajaran

yang lebih baik dan lebih tepat dalam mengajar pengawetan bahan nabati. 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk memperluas wawasan tentang


(17)

9

4. Sebagai bahan masukan, untuk memberikan informasi bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian yang relevan dengan penelitian ini. 5. Sebagai bahan referensi bagi UNIMED serta sumbangan pemikiran bagi


(18)

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Hasil belajar siswa pada materi pengawetan bahan nabati dengan menggunakan model pembelajaran konvensional cenderung Kurang (42,5%) dengan rata-rata hitung sebesar 24,70 dan standar deviasi 2,75. Hal ini disebabkan siswa masih kurang memahami proses dan alat pengawetan bahan nabati dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran ini, siswa masih cenderung menjadi pendengar guru yang menjelaskan materi yang diajarkan oleh guru.

2. Hasil belajar siswa pada materi pengawetan bahan nabati dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing cenderung tinggi (52,5%) dengan rata-rata hitung sebesar 26,90 dan standar deviasi 2,51. Dengan model pembelajaran Snowball Throwing ini, diskusi kelompok dan interaksi antar siswa dari kelompok yang berbeda terjadinya saling sharing pengetahuan dan pengalaman dan dapat melatih kesiapan siswa dalam upaya menghadapi dan menyelesaikan masalah. 3. Ada pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Snowball

Throwing terhadap hasil belajar pengawetan bahan nabati pada siswa kelas

X SMA Negeri 20 Medan. Hasil belajar siswa pada materi pengawetan bahan nabati dengan menggunakan model pembelajaran Snowball


(19)

75

menggunakan model konvensional. Dari hasil perhitungan uji t diperoleh nilai thitung 3,751 dan ttabel 1,667. thitung > ttabel = (3,751 > 1,667) maka hipotesis alternative (Ha) diterima.

B.Saran

1. Hasil belajar siswa pada materi Pengawetan bahan nabati dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing cenderung tinggi, maka diharapkan model pembelajaran Snowball Throwing ini bisa menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Tingkat kecenderungan hasil belajar siswa rata-rata masih banyak dalam kategori cukup, oleh karena itu sebaiknya guru dapat membuat variasi mengajar yang menarik perhatian dan dapat memotivasi siswa sehingga proses belajar mengajar akan lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Dari hasil penelitian ada pengaruh model pembelajaran Snowball

Throwing terhadap hasil belajar siswa sehingga diharapkan guru dapat

menggunakan model pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang akan dibahas dengan model pembelajaran yang lebih bervariatif sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik.


(20)

76

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XIII.

Dahrulsyah. 2010. Pengantar Teknologi Pangan. IPB Press.

Dewi Sartika (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada Mata Pelajaran IPA di kelas V SD N 147 Palembang. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Sriwijaya.

Dimyanti dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, dkk. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendi, M.S. 2009. Teknologi Pengolahan Dan Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta

Hamzah B. Uno. (2010). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Herudiyanto, M.S. 2008. Pengantar Teknologi Pengolahan Pangan. Widya Padjadjaran.

Hizyam Zaini, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Efektif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Isjoni dan Arif Ismail. (2008). Model – Model Pembelajaran Mutakhir.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Jauhar, Mohammad. (2008). Cooperative Learning Memperaktikan Cooperatif

Learning di Ruang – Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Kholik, Muhammad. Metode Pembelajaran Konvensional. h.2. (online). Tersedia: http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/metode pembelajaran konvensional. Diakses tanggal 10 Agustus 2015.

Pujimulyani, D. 2012. Teknologi Pengolahan Sayur – Sayuran & Buah – Buahan.


(21)

77

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sanjaya. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Santyasa, Wayan. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar – Ruzz media.

Sibarani. (2010). Metode Pembelajaran Konvensional. Tersedia: http://sibarani.wordpress.com. Metode pembelajaran konvensional. Diakses tanggal 10 Agustus 2015.

Silberman., Melvin L. (2011). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: YAPPENDIS.

Slavin, R. E. 2008. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Terj. Bandung: Nusa Media

Sudjana. (2010). Metoda Statistika (Rev. ed). Bandung: PT. Tarsito Bandung. Sudjana. (2012). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar (Rev.ed). Bandung:

Rosdakarya.

Sugiyono, 2010 . Statistika untuk penelitian. Bandung : CV. Alfabeta Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suprijono. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sunarto. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Suryitno, Amin. (2011). Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya

di Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Tien Muchtadi, T.R dan Sugiono. 2013. Prinsip Proses dan Teknologi Pangan.

CV. Alfabeta.

Tien Muchtadi, T.R, Sugiono dan Ayustaningwarno, F. 2010. Ilmu Pengetahuan


(22)

78

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Vivi Ria Lancarwati. 2012. Peningkatan Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas VII dengan Menguunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball

Throwing di SMP N 4 Satuatap Bawang Banjarnegara. Skripsi, Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sisial FIS UNY.

Werdhaningsih, Hendriana. Dkk. (2014). Prakarya dan kewirausahaan untuk SMA

– MA/SMK Kelas X (Kelas 1 SMA) Kurikulum 2013. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


(1)

4. Sebagai bahan masukan, untuk memberikan informasi bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian yang relevan dengan penelitian ini. 5. Sebagai bahan referensi bagi UNIMED serta sumbangan pemikiran bagi


(2)

74

A.Kesimpulan

1. Hasil belajar siswa pada materi pengawetan bahan nabati dengan menggunakan model pembelajaran konvensional cenderung Kurang (42,5%) dengan rata-rata hitung sebesar 24,70 dan standar deviasi 2,75. Hal ini disebabkan siswa masih kurang memahami proses dan alat pengawetan bahan nabati dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran ini, siswa masih cenderung menjadi pendengar guru yang menjelaskan materi yang diajarkan oleh guru.

2. Hasil belajar siswa pada materi pengawetan bahan nabati dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing cenderung tinggi (52,5%) dengan rata-rata hitung sebesar 26,90 dan standar deviasi 2,51. Dengan model pembelajaran Snowball Throwing ini, diskusi kelompok dan interaksi antar siswa dari kelompok yang berbeda terjadinya saling sharing pengetahuan dan pengalaman dan dapat melatih kesiapan siswa dalam upaya menghadapi dan menyelesaikan masalah. 3. Ada pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Snowball

Throwing terhadap hasil belajar pengawetan bahan nabati pada siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan. Hasil belajar siswa pada materi pengawetan bahan nabati dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa dengan


(3)

menggunakan model konvensional. Dari hasil perhitungan uji t diperoleh nilai thitung 3,751 dan ttabel 1,667. thitung > ttabel = (3,751 > 1,667) maka hipotesis alternative (Ha) diterima.

B.Saran

1. Hasil belajar siswa pada materi Pengawetan bahan nabati dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing cenderung tinggi, maka diharapkan model pembelajaran Snowball Throwing ini bisa menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Tingkat kecenderungan hasil belajar siswa rata-rata masih banyak dalam kategori cukup, oleh karena itu sebaiknya guru dapat membuat variasi mengajar yang menarik perhatian dan dapat memotivasi siswa sehingga proses belajar mengajar akan lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Dari hasil penelitian ada pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa sehingga diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang akan dibahas dengan model pembelajaran yang lebih bervariatif sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XIII.

Dahrulsyah. 2010. Pengantar Teknologi Pangan. IPB Press.

Dewi Sartika (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada Mata Pelajaran IPA di kelas V SD N 147 Palembang. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Sriwijaya.

Dimyanti dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, dkk. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendi, M.S. 2009. Teknologi Pengolahan Dan Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta

Hamzah B. Uno. (2010). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Herudiyanto, M.S. 2008. Pengantar Teknologi Pengolahan Pangan. Widya Padjadjaran.

Hizyam Zaini, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Efektif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Isjoni dan Arif Ismail. (2008). Model – Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Jauhar, Mohammad. (2008). Cooperative Learning Memperaktikan Cooperatif Learning di Ruang – Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Kholik, Muhammad. Metode Pembelajaran Konvensional. h.2. (online). Tersedia: http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/metode pembelajaran konvensional. Diakses tanggal 10 Agustus 2015.

Pujimulyani, D. 2012. Teknologi Pengolahan Sayur – Sayuran & Buah – Buahan. Graha Ilmu.


(5)

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sanjaya. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Santyasa, Wayan. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar – Ruzz media.

Sibarani. (2010). Metode Pembelajaran Konvensional. Tersedia: http://sibarani.wordpress.com. Metode pembelajaran konvensional. Diakses tanggal 10 Agustus 2015.

Silberman., Melvin L. (2011). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: YAPPENDIS.

Slavin, R. E. 2008. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Terj. Bandung: Nusa Media

Sudjana. (2010). Metoda Statistika (Rev. ed). Bandung: PT. Tarsito Bandung. Sudjana. (2012). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar (Rev.ed). Bandung:

Rosdakarya.

Sugiyono, 2010 . Statistika untuk penelitian. Bandung : CV. Alfabeta Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suprijono. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sunarto. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Suryitno, Amin. (2011). Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya

di Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Tien Muchtadi, T.R dan Sugiono. 2013. Prinsip Proses dan Teknologi Pangan.

CV. Alfabeta.

Tien Muchtadi, T.R, Sugiono dan Ayustaningwarno, F. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. CV. Alfabeta.


(6)

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Vivi Ria Lancarwati. 2012. Peningkatan Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas VII dengan Menguunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing di SMP N 4 Satuatap Bawang Banjarnegara. Skripsi, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sisial FIS UNY.

Werdhaningsih, Hendriana. Dkk. (2014). Prakarya dan kewirausahaan untuk SMA – MA/SMK Kelas X (Kelas 1 SMA) Kurikulum 2013. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning tipe snowball throwing terhadap hasil belajar matematika siswa

0 34 169

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR PENGAWETAN BAHAN NABATI SISWA KELAS X SMA NEGERI 20 MEDAN.

0 2 21

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SUMBUL TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 3 32

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 3 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN K3LH KELAS X SMK BUDI SATRYA MEDAN T.A 2013/2014.

0 4 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA DI KELAS X SMA SWASTA KIRANA MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKUNGAN HIDUP DI SMA NEGERI 5 MEDAN.

0 2 22

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM RANAH AFEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X DI SMA „AISYIYAH 1 PALEMBANG

0 0 121