UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVICE PENDEK BACKHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS X MAN 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVICE PENDEK BACKHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS
MELALUI GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS X MAN 1 MEDAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat-Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MUHAMMAD ICHSAN
NIM.6103111066
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017
(2)
(3)
(4)
ABSTRAK
MUHAMMAD ICHSAN Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Service Pendek Backhand dalam Permainana Bulutangkis Melalui Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas X MAN 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
Pembimbing Skripsi : Usman Nasution, S.Pd, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar service pendek backhand bulutangkis siswa kelas X MAN 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Loksi penelitian ini di MAN 1 Medan dengan subjek dari penelitain ini kelas X-2 MAN 1 Medan yang berjumlah 47 siswa sedangkan objek dari penelitian ini adalah penggunaan gaya mengajar inklusi untuk meningkatkan hasil belajar service pendek backhand dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas X MAN 1 Medan Tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Dengan menggunakan gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar service pendek backhand siswa mulai dari tes awal hingga pada siklus II, pada tes awal yang dilakukan terdapat 19 siswa (40,4%) yang berhasil mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata 69,68. Ketuntasan belajar pada siklus I mencapai 23 siswa (48,9%) dengan nilai rata-rata 69,86, sementara pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 42 siswa (89,36%) dengan nilai rata-rata 79,25. Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam service pendek backhand melalui gaya mengajar inklusi di kelas X SMA 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil analisis data dapat dikatakan bahwa melalui penerapan gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan hasil belajar service pendek backhand di kelas X SMA 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
(5)
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmad dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.
Penulis, Menyadari, keberadaan skripsi ini bagaikan setetes air yang jatuh kelaut yang tidak mempunyai nilai apa-apa, namun dalam menyelesaikannya sangat banyak sekali mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dan Selma masa penyelesaian skripsi ini penulis mungkin saja banyak melakukan kesalahan seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, tidak ada manusia yang sempurna dalam proses kehidupannya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan mohon maaf dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama. Secara khusus saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor UNIMED yang telah menerima penulis sebgai mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang program S-1
2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes selaku Dekan FIK Unimed 3. Bapak Drs. Suharjo, M.Pd selaku wakil Dekan I FIK Unimed
4. Bapak Drs. Mesnan, M.Kes AIFO selaku wakil Dekan II FIK Unimed 5. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd selaku wakil Dekan III FIK Unimed 6. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.kes selaku Ketua Jurusan PJKR 7. Bapak Afri Tantri, S.Pd, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan PJKR
(6)
8. Bapak Usman Nasution, S.Pd, M.Pd Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan nasehat kepada penulis
9. Dosen dan Asisten Dosen, Staf Administrasi dan Perlengkapan serta Perpustakaan di lingkungan FIK UNIMED.
10.Kepala Sekolah dan Guru Olahraga khususnya kelas X MAN 1 Medan yang telah mengizinkan dan memberikan bantuan dalam penelitian di sekolah tersebut.
11.Kepada Ayah dan Bundaku yang paling ku cintai yang mungkin rasa cinta dan sayangku saja tak cukup untuk mengungkapkan ini, yang selalu bersabar memberikan semangat dalam bentuk moril dan material.
12.Abang handaku Hari Budianto dan Bambang Hermawan yang selalu memberikan semangat dan doanya
13.Teman-teman seperjuanganku yang mungkin tak dapat ku sebutkan satu persatu.
14.Dan adik-adik siswa MAN 1 Medan T.A 2013/2014 yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam pelaksanaan tes.
Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang turut serta member bantuan dan sumbangan pemikiranyya selama penulis mengikuti perkuliahan.
Semoga penulisan ini dapat berguna bagi semua pembaca, trutama bagi penulis sendiri. Amin…Ya…Robbal Alamin.
Medan. April 2016
Penulis
MUHAMMAD ICHSAN NIM:6103111066
(7)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 3. Skenario Pembelajaran Service Pendek Backhand
pada Permainan Bulutangkis Siklus I
4. Skenario Pembelajaran Service Pendek Backhand pada Permainan Bulutangkis Siklus II
5. Alokasi Waktu Pelaksanaan Penelitian 6. Desaian Penelitian Tindakan Kelas
7. Rubrik Penilaian Tes Service Pendek Backhand (Tes Awal) 8. Rubrik Penilaian Tes Service Pendek Backhand (Siklus I) 9. Rubrik Penilaian Tes Service Pendek Backhand (Siklus II)
10.Perhitungan Nilai Rata-rata Data Hasil Penelitian Service Pendek Backhand pada Bulutangkis
11.Data Pre-Test Hasil Belajar Service Pendek Backhand Bulutangkis Siswa kelas X MAN 1 Medan
12.Data Pre-Test Hasil Belajar Service Pendek Backhand Bulutangkis Siswa kelas X MAN 1 Medan
13.Portofolio Penilaian Siklus I Service Pendek Backhand
14.Paparan Nilai Siklus I Hasil Belajar Service Pendek Backhand 15.Portofolio Penilaian Siklus II Service Pendek Backhand
16.Paparan Nilai Siklus II Hasil Belajar Service Pendek Backhand
17.Perbandingan hasil Belajar Paparan Nilai Siklus I Hasil Belajar Service Pendek Backhand
18.Susunan Kepanitiaan pengambilan Data 19.Dokumentasi
(8)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I. PENDAHULUAN A.LatarBelakangMasalah ... 1
B.IdentifikasiMasalah ... 6
C.PembatasanMasalah ... 7
D.RumusanMasalah ... 7
E. TujuanPenelitian ... 7
F. ManfaatPenelitian ... 7
BAB II. LANDASAN TEORITIS A. KajianTeoritis ... 9
1. HakekatPendidikanJasmani ... 9
2. HakekatBelajardanHasilBelajar ... 11
3. Hakekat Gaya mengajar ... 14
4. HakekatPermainanBulutangkis ... 19
5. Hakekat Gaya mengajarInklusi ... 21
6. Pelaksanaan Gaya Inklusi ... 27
7. TeknikDasarPermainanBulutangkis ... 28
8. Hakekat ServicePendekBackhand Bulutangkis ... 33
B. KerangkaBerfikir ... 41
C. HipotesisTindakan ... 43
BAB III. METODE PENELITIAN A. LokasidanWaktuPenelitian ... 43
(9)
vii
1. LokasiPenelitian ... 43
2. WaktuPenelitian... 43
B. SubjekdanObjekPenelitian ... 43
1. SubjekPenelitian ... 43
2. ObjekPenelitian ... 43
C. MetodologiPenelitian ... 43
D. DesainPenelitian ... 44
1) Siklus I ... 45
a. TahapPerencanaanTindakan I ... 45
b. TahapPelaksanaanTindakan I... 45
c. Observasi I ... 47
d. TahapRefleksi I ... 48
2) Siklus II ... 48
a. TahapPerencanaanTindakan II ... 48
b. TahapPelaksanaanTindakan I... 49
c. Observasi II ... 51
d. TahapRefleksi II ... 51
E. InstrumenPenelitian... 52
F. TeknikAnalisis Data ... 55
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 58
1. DataHasilObservasiPembelajaran ... 58
2. Data HasilBelajarservicependekbackhandpada permainanBulutangkis... 58
B. HasilPenelitian ... 59
1. PelaksanaanSiklus I ... 59
2. PelaksanaanSiklus II ... 66
(10)
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 73 B. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA
(11)
x DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Gaya Inklusi ... 25 2.2 Anatomi Gaya Mengajar Inklusi ... 26 3.1 Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Service Pendek
Backhand Bulutangkis ... 53 3.2 Indikator Penilaian ... 56 4.1 Data Hasil Belajar service pendek backhand pada permainan
Bulutangkis ... 58 4.2 Deskripsi Hasil Belajar service pendek backhand pada
permainan Bulutangkis ... 58 4.3 Deskripsi Hasil Belajar service pendek backhand pada
permainan Bulutangkis ... 59 4.4 Deskripsi Hasil Post-test service pendek backhand Pada Siklus I ... 63 4.5 Deskripsi Hasil Siklus II service Pendek backhand ... 68 4.6 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Ilustrasi Gaya Inklusi ... 27
2.2 Net ... 31
2.3 Raket ... 32
2.4 Lapangan ... 32
2.5 kok ... 33
2.6 Service yang Benar dan yang Salah ... 37
2.7 Bentuk Service Pendek Backhand ... 39
2.8 Pegangan Backhand ... 41
3.1 Desain Penelittian Tindakan Kelas ... 45
4.1 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus I ... 64
4.2 Nilai Ketuntasan Belajar pada Siklus II ... 68
4.3 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Setiap Siklus ... 71
(13)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan seseorang di sekolah, disatu sisi tampaknya merupakan salah satu bagian kehidupan yang sangat menyenangkan, tetapi mungkin juga menjadi hal yang mencemaskan. Setiap hari mereka dapat bergaul dengan bebas, mengikuti kegiatan belajar dikelas, belajar diperpustakaan dan lain-lain dan kesemuanya menjadi masukan bagi perkembangan pengetahuan.
Dilain sisi siswa juga dituntut menyelesaikan tugas sekolah, yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar tersebut kurang menarik, membosankan, materi yang diajarkan bersifat monoton, sehingga hal ini menjadi masalah yang serius untuk membuka jalan penyelesaian baik bagi guru dikeliling sekolah.
Kebijakan pemerintah meningkatkan mutu pendidikan menuntut guru memiliki kualitas tertentu dalam melaksanakan tugasnya sebagai yang diamanatkan oleh Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, yaitu mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pembelajaran bagi penerapannya dimasa yang akan datang. Keberhasilan awal akan menentukan keberhasilan pendidikan selanjutnya.
Persoalan ini nampak terlihat mudah, tetapi sesungguhnya merupakan kegiatan yang sulit dan komplit, sebab membutuhkan profesionalisme dan penghayatan yang seksama menyangkut aspek-aspek kompetensi belajar dan mengajar.
(14)
2
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal (Muslikah, 2010:16). Kwalitas dan kuantitas jasmani sampai saat ini masih tetap merupakan bahan perbincangan sebagai pencerminan dari kondisi pendidikan kita saat ini yang fenomenal dan problematis. Keduanya merupakan sasaran usaha pembaruan atau reformasi pendidikan nasional. Bagaimana tidak, kedua masalah tersebut susah ditangani secara tuntas, sebab terkait dengan variabel lain sebagaimana yang disebutkan diatas. Disamping itu terjadinya krisis multi deminsional yang melanda kehidupan berbangsa, yang sedikit banyaknya bermuara pada penurunan kualitas pendidikan. Karena itu tidak heran kalau masalah pendidikan tidak pernah tuntas dimanapun, bahkan dinegara-negara maju sekalipun.
Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar yang menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Selama ini guru dipandang sebagai sumber informasi utama, namun semakin majunya teknologi maka siswa dengan mudah mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan, dari itu seorang guru harus bisa tanggap dan mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan tersebut. Tugas guru bukan hanya menyampaikan pelajaran agar dapat diterima serta diinternalisasikan oleh anak didik tetapi juga mempunyai peranan serta fungsi lain yang bersifat majemuk. Sesekali waktu ia juga harus membimbing anak belajar, sekali waktu harus memberi contoh tauladan, dan bahkan pemimpin murid manakala memang diperlukan.
Peran guru sebagai fasilitator adalah menyiapkan kondisi-kondisi lingkungan belajar dan memberi petunjuk-petunjuk penyediaan dan pengaturan
(15)
3
alat dan fasilitas, agar anak didik mendapat kemudahan dalam pemecahan masalah belajarnya. Apabila seorang guru dapat menerapkan peran-peran proses pembelajaran diatas maka segala kegiatan dalam pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan dan bermakna bagi anak didik. Banyak gaya mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Gaya mengajar yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Beberapa bentuk gaya mengajar dapat diterapkan selama pembelajaran berlangsung, tergantung dari keadaan kelas atau siswa.
Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang atau dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan kok sebagai objek pukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan kok didaerah permainan lawan. Pada permainan berlangsung, masing-masing pemain harus berusaha agar kok tidak menyentuh lantai pada daerah permainan sendiri. Apabila kok jatuh dilantai atau menyangkut di net maka permainan terhenti.
Bulutangkis sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah SD, SMP, dan SMA sederajat seperti sekolah lainnya yang ada, untuk itu pelajaran bulutangkis harus dipelajari secara baik dan intensif untuk dapat menguasainya. Inti dari permainan bulutangkis adalah pukulan, yaitu kegiatan memukul kok dengan raket. Dalam permainan bulutangkis dikenal berbagai jenis pukulan, yaitu pukulan servis, pukulan lob (melambung), pukulan dropshot, pukulan drive (lurus). (husnul 2008:18).
(16)
4
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru penjas MAN 1 Medan, diketahui bahwa kemampuan siswa dalam melakukan servis pendek backhand dalam permainan bulutangkis masih belum mampu melakukan teknik-teknik dasar, waktu melakukan servis pendek backhand siswa sering melakukan kesalahan terutama pada saat melakukan sikap awal dan perkenaan cock ke raket. Servis pendek backhand yang dilakukan sering gagal, tidak terarah dan bola sering keluar lapangan. Kenyatan tersebut merupakan suatu masalah yang perlu diperbaiki, kemudian kurang tersedianya sarana dan prasarana disekolah ini.
Guru penjas di MAN 1 Medan masih menggunakan gaya mengajar komando dan kurangnya variasi mengajar guru sehingga membuat siswa masih terlihat kurang memperhatikan apa yang di jelaskan dan di praktekkan guru, siswa melakukan servis pendek backhand terlihat masih rendah.
Menurut peneliti, guru penjas perlu memberikan perhatian atau respon, gejala ini tidak dianggap hal yang biasa. Apabila hal ini dibiarkan berlarut dikhawatirkan akan menurunkan prestasi belajar pendidikan jasmani siswa secara umum. Perlu dicari solusi yang tepat dalam masalah ini, agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran penjas, terutama pada materi servis pendek backhand.
Hal semacam ini bukan saja berakibat kurang baik terhadap proses belajar pendidikan jasmani yang dilaksanakan, akan tetapi juga, mengakibatkan daya fikir dan keingintahuan anak tidak berkembang. Dalam pembelajaran, sekolah telah menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada siswa yaitu 70, namun masih banyak siswa yang memiliki nilai rata-rata yang rendah yaitu dibawah 70. Dari sampel kelas X yang berjumlah 47 orang, siswa dalam melakukan pelajaran
(17)
5
bulutangkis menunjukkan 13 siswa (28%) siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan belajar bulutangkis dan 34 siswa (72%) siswa belum mencapai ketuntasan belajar bulutangkis. Kebanyakan siswa tersebut masih belum menguasai teknik-teknik servis pendek backhand bulutangkis. Kenyataan tersebut merupakan suatu masalah yang perlu segera diperbaiki.
Seperti yang telah dikemukakan, bahwa bulutangkis salah satu mata pelajaran yang diajakan disekolah, demikian halnya di MAN 1 Medan kurang maksimal. Hal ini dapat terlihat ketika siswa melakukan beberapa pukulan diantaranya pukulan servis pendek back hand gerakan dan hasil servis yang dilakukan belum sesuai dengan gerakan dan perlakuan yang diharapkan, sehingga hasil servis tidak maksimal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar merupakan suatu perlakuan yang harus dilakukan oleh guru pada saat mengajar, sebab dengan begitulah siswa akan aktif dalam melakukan kegiatan gerak olahraga. Dengan aktifnya siswa mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, maka dengan sedirinya kesegaran jasmani pada siswa akan lebih baik dan dengan begitulah proses pembelajaran pendidikan jasmani akan terlaksana dengan baik. Sesuai dalam uraian diatas dibutuhkan gaya mengajar yang diharapkan mampu mengatasi kesulitan belajar siswa yang berbeda-beda. Salah satu gaya mengajar yang memperhatikan tingkat kesulitan siswa adalah gaya mengajar inklusi.
Pada gaya mengajar inklusi guru berperan sebagai pembuat keputusan-keputusan sebelum pertemuan, merencanakan seperangkat tugas-tugas dalam berbagai tingkat kesulitan yang sesuai dengan perbedaan individu serta memungkinkan siswa lebih efektif, kreatif untuk berpindah tugas dari tugas yang
(18)
6
mudah yang lebih sukar dengan demikian siswa diharapkan mengambil keputusan dimana keputusan itu didasarkan pada tugas-tugas yang telah disediakan guru kemudian melakukan penafsiran sendiri dan memilih tugas awalnya serta melakukannya. Selanjutnya siswa menentukan untuk mengulang tugas-tugas apabila pelaksanaannya belum mantap sesuai dengan kreteria. Kemudian melanjutkan memilih tugas yang lebih sulit atau yang lebih mudah berdasarkan berhasil atau tidaknya tugas awal. Pendekatan gaya mengajar inklusi menekankan pada pemberian kebebasan yang lebih luas kepada siswa.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di MAN 1 Medan khususnya dikelas X dengan memberikan pengajaran menggunakan gaya mengajar Inklusi agar dapat menyelesaikan permasalan siswa tentang servis pendek backhand bulutangkis tahun ajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapatlah dibuat suatu gambaran tentang permasalah yang dihadapi. Dalam penelitian ini masalah yang diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar servis pendek backhand. 2. Kurangnya minat siswa saat proses belajar mengajar. 3. Gaya mengajar guru masih menggunakan komando 4. Gaya mengajar guru yang kurang bervariasi
5. Siswa kurang aktif disaat proses belajar mengajar. 6. Siswa melakukan servis belum tepat sasaran.
(19)
7
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan penulis maka perlu adanya pembatasan masalah, adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah melihat peranan gaya mengajar Inklusi dalam meningkatkan hasil belajar servis pendek backhand bulutangkis pada siswa kelas X MAN 1 Medan tahun ajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang diuraikan dapat dirumuskan permasalahan yang hendak diteliti sebagai berikut:
“bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar servis pendek backhand
bulutangkis pada siswa kelas X MAN 1 Medan Tahun ajaran 2014/2015 setelah diadakan gaya mengajar inklusi?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar servis pendek backhand bulutangkis siswa kelas X MAN 1 Medan Tahun ajaran 2014/2015 setelah diadakan gaya mengajar Inklusi.
F. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi guru penjas untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang gaya mengajar dalam mencapai tujuan mengajar.
(20)
8
2. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi guru bidang studi pendidikan jasmani dan siswa MAN 1 Medan.
3. Untuk memudahkan siswa dalam menerima materi yang diajarkan disekolah.
4. Sebagai bahan masukkan yang berguna bagi pembaca khususnya rekan mahasiswa UNIMED agar dapat dipergunakan untuk penelitian selanjutnya. 5. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam memilih cara pembelajaran yang
(21)
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I setelah tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan tehnik dasar servis masih rendah. Dari 32 orang siswaterdapat 20 siswa (62,5%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 12 siswa (37,5%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 62,5%. sedangkan pada siklus II, dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajara secara klasikal sudah meningkat. Dari 32 siswa terdapat 28 siswa (87,5%) yang telah mencapai ketuntasan belajar sedangkan 4 siswa (12,5%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 87,5. Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan melalui penerapan gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan hasil belajar service pendek backhand. Bulutangkis siswa kelas X MAN 1 Medan.
B.SARAN
Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi guru pendidikan jasmani pembelajaran dengan penerapan pembelajaran inklusi dapat dijadikan alternatif dalam memperbaiki hasil belajar siswa khususnya service pendek backhand pada permainan bulutangkis.
(22)
79
2. Kepada guru pendidikan jasmani
3. Kepada para teman-teman mahasiswa FIK UNIMED untuk dapat mencoba melakukan model penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan strategi atau gaya mengajar yang lain.
4. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang relevan.
5. Guru matapelajaran pendidikan jasmani dapat menggunakan gaya inklusi di sekolah terkhusus materis ervice pendek Backhand.
(23)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Kristiyanto . 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). UNS PRESS Surakarta. Alhusin, S. 2007. Gemar Bermain Bulutangkis. Surakarta
DPDK. 1981. Peraturan Permainan Bulutangkis. Departemen pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Jendral Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga Jakarta
Hamalik, 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Husnul. 2008. Bermain Bulutangkis Yuk. Bogor : Aurara Angkasa Perdana Mosston. 1994. Teaching Physical Education. Third Edition. Sydney Colombus Sabri. 2007. Stategi Belajar Mengajar Micro Teacing. Padang
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Subrajah. 2000. Bulutangkis. Departemen Pendidikan Nasional Derektoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun 2000.
Sugiarto. 20002. Total Badminton. Manahan Solo : Cv. Setyaki Eka Anugrah. Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar disekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Tohar. 1992. Olahraga Pilihan Bulutangkis. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan 1992. Toronto. London. Merill Publishing Company
http://www.bloggaul.com/2008/metode-mengajar-pendidikan-jasmani
(1)
6
mudah yang lebih sukar dengan demikian siswa diharapkan mengambil keputusan dimana keputusan itu didasarkan pada tugas-tugas yang telah disediakan guru kemudian melakukan penafsiran sendiri dan memilih tugas awalnya serta melakukannya. Selanjutnya siswa menentukan untuk mengulang tugas-tugas apabila pelaksanaannya belum mantap sesuai dengan kreteria. Kemudian melanjutkan memilih tugas yang lebih sulit atau yang lebih mudah berdasarkan berhasil atau tidaknya tugas awal. Pendekatan gaya mengajar inklusi menekankan pada pemberian kebebasan yang lebih luas kepada siswa.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di MAN 1 Medan khususnya dikelas X dengan memberikan pengajaran menggunakan gaya mengajar Inklusi agar dapat menyelesaikan permasalan siswa tentang servis pendek backhand bulutangkis tahun ajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapatlah dibuat suatu gambaran tentang permasalah yang dihadapi. Dalam penelitian ini masalah yang diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar servis pendek backhand. 2. Kurangnya minat siswa saat proses belajar mengajar. 3. Gaya mengajar guru masih menggunakan komando 4. Gaya mengajar guru yang kurang bervariasi
5. Siswa kurang aktif disaat proses belajar mengajar. 6. Siswa melakukan servis belum tepat sasaran.
(2)
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan penulis maka perlu adanya pembatasan masalah, adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah melihat peranan gaya mengajar Inklusi dalam meningkatkan hasil belajar servis pendek backhand bulutangkis pada siswa kelas X MAN 1 Medan tahun ajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang diuraikan dapat dirumuskan permasalahan yang hendak diteliti sebagai berikut:
“bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar servis pendek backhand bulutangkis pada siswa kelas X MAN 1 Medan Tahun ajaran 2014/2015 setelah diadakan gaya mengajar inklusi?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar servis pendek backhand bulutangkis siswa kelas X MAN 1 Medan Tahun ajaran 2014/2015 setelah diadakan gaya mengajar Inklusi.
F. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi guru penjas untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang gaya mengajar dalam mencapai tujuan mengajar.
(3)
8
2. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi guru bidang studi pendidikan jasmani dan siswa MAN 1 Medan.
3. Untuk memudahkan siswa dalam menerima materi yang diajarkan disekolah.
4. Sebagai bahan masukkan yang berguna bagi pembaca khususnya rekan mahasiswa UNIMED agar dapat dipergunakan untuk penelitian selanjutnya. 5. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam memilih cara pembelajaran yang
(4)
78
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I setelah tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan tehnik dasar servis masih rendah. Dari 32 orang siswaterdapat 20 siswa (62,5%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 12 siswa (37,5%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 62,5%. sedangkan pada siklus II, dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajara secara klasikal sudah meningkat. Dari 32 siswa terdapat 28 siswa (87,5%) yang telah mencapai ketuntasan belajar sedangkan 4 siswa (12,5%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 87,5. Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan melalui penerapan gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan hasil belajar service pendek backhand. Bulutangkis siswa kelas X MAN 1 Medan.
B.SARAN
Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi guru pendidikan jasmani pembelajaran dengan penerapan pembelajaran inklusi dapat dijadikan alternatif dalam memperbaiki hasil belajar siswa khususnya service pendek backhand pada permainan bulutangkis.
(5)
79
2. Kepada guru pendidikan jasmani
3. Kepada para teman-teman mahasiswa FIK UNIMED untuk dapat mencoba melakukan model penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan strategi atau gaya mengajar yang lain.
4. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang relevan.
5. Guru matapelajaran pendidikan jasmani dapat menggunakan gaya inklusi di sekolah terkhusus materis ervice pendek Backhand.
(6)
Alhusin, S. 2007. Gemar Bermain Bulutangkis. Surakarta
DPDK. 1981. Peraturan Permainan Bulutangkis. Departemen pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Jendral Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga Jakarta
Hamalik, 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Husnul. 2008. Bermain Bulutangkis Yuk. Bogor : Aurara Angkasa Perdana Mosston. 1994. Teaching Physical Education. Third Edition. Sydney Colombus Sabri. 2007. Stategi Belajar Mengajar Micro Teacing. Padang
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Subrajah. 2000. Bulutangkis. Departemen Pendidikan Nasional Derektoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun 2000.
Sugiarto. 20002. Total Badminton. Manahan Solo : Cv. Setyaki Eka Anugrah. Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar disekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Tohar. 1992. Olahraga Pilihan Bulutangkis. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan 1992. Toronto. London. Merill Publishing Company
http://www.bloggaul.com/2008/metode-mengajar-pendidikan-jasmani