Analisis Strategi Peningkatan Kualitas Produk Kerajinan Perak Kotagede Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd) Dan Fuzzy Quality Function Deployment (FQFD)

Seminar Nasional IENACO – 2013

ISSN: 2337-4349

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS
PRODUK KERAJINAN PERAK KOTAGEDE
MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION
DEPLOYMENT (QFD) DAN FUZZY QUALITY
FUNCTION DEPLOYMENT (FQFD)
Esaka Diraga dan Andi Sudiarso
Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2, Yogyakarta 55281
E-mail: esakadiraga@gmail.com; a.sudiarso@ugm.ac.id
ABSTRAK
Talking about silver craft, it is related to silver craft made in Kotagede, Yogyakarta. Kotagede, the
district that produce silver craft has a problem in developing their silver crafts itself. The quantity of
silver crafts industries probably will build a competition, thus the quality of silver crafts products of
each silver craft industry have to be increased. As the competition being better harsher. Satisfaction
of consumers need to be increased by making the product quality higher.
One kind of strategy to increase the quality products is by using Quality Function Deployment (QFD)

method, that aimed to maximize customer satisfaction; and Fuzzy Quality Function Deployment
(FQFD) that have been chosen because it was considered as a tool that fit to solve subjectivity
problem. Fuzzy Quality Function Deployment analysis uses few programming approaches that
combine unpersistent information and subjectivity that sticked with Quality Function Deployment
process, to determine the design of House of Quality (HOQ).
Results of this research are it was needed strategies to fix the quality products of silver crafts, such
as: model innovation, motif innovation, technique of material combination, manufacture process,
measurement technique, enhancement of creativity, technique of color combination, readiness of
added material, and development of Kotagede silver crafts aids.
Kata kunci: Quality Function Deployment; Fuzzy; House of Quality.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berbicara tentang kerajinan perak, maka tidak akan jauh dari perak asal Kotagede. Perak dari
Kotagede diminati banyak orang karena mempertahankan cara pembuatannya yang serba manual
dan tidak menggunakan mesin sama sekali. Jenis-jenis produk yang ditawarkan di antaranya adalah
filigri (memiliki tekstur berlubang-lubang), tatak ukir (memiliki tekstur menonjol), dan casting (dicetak).
Terdapat pula produk-produk yang memerlukan keterampilan tangan secara khusus, misalnya cincin
dan kalung. Kerajinan perak Kotagede sangat menonjolkan kebudayaan setempat. Bentuk-bentuk
ornamennya terinspirasi dari motif-motif batik yang cantik (Greherson, 2011). Selain itu, bentuk-bentuk

pajangan perak umumnya berupa miniatur kehidupan masyarakat Jawa, misalnya andong, becak, dan
sebagainya.
Seiring dengan perkembangannya, Kotagede yang merupakan daerah penghasil seni kerajinan
perak saat ini menghadapi masalah dalam perkembangan kerajinan itu sendiri. Banyaknya kerajinan
perak yang tersedia memungkinkan terjadinya daya saing kerajinan perak sehingga harus ditingkatkan
kualitas produknya. Dengan semakin ketatnya persaingan, maka kepuasan konsumen perlu
ditingkatkan yaitu dengan cara meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan (Daliman, 2002). Untuk
meningkatkan kualitas produk perak dan daya saing di masa yang akan datang, maka perlu ditentukan
usaha peningkatan kualitas produk, salah satunya dengan menggunakan metode Quality Function
Deployment (QFD), sedangkan dengan Fuzzy Quality Function Deployment (FQFD) diharapkan
masalah mengenai penilaian yang samar (vague) dapat diatasi (Buyukozkan et al., 2004). Analisis
FQFD dipilih karena penilaian setiap orang memiliki persepsi tingkat penilaian berbeda-beda sehingga
menjadi penilaian menjadi samar dan ambigu. Analisis FQFD menggunakan bilangan fuzzy jenis
symmetrical trapezoidal fuzzy numbers. Dalam symmetrical trapezoidal fuzzy numbers digunakan
mentuk (α, , , δ) untuk menyatakan fungsi keanggotaan. Diharapkan penggunaan FQFD
menghasilkan nilai yang akurat.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis terkait dengan analisis pemilihan produk
kerajinan perak Kotagede terbaik adalah sebagai berikut:

a) mengetahui peningkatan apa yang perlu dilakukan untuk memenuhi kepuasan konsumen
terhadap produk perak Kotagede,

1

Seminar Nasional IENACO – 2013

b)
c)

ISSN: 2337-4349

menentukan strategi peningkatan kualitas produk pada produk perak Kotagede
menggunakan metode QFD dan FQFD, dan
membandingkan metode QFD dan FQFD untuk pemilihan strategi peningkatan kualitas
produk kerajinan perak.

METODOLOGI
Obyek Penelitian
Objek penelitian ini adalah produk kerajinan perak Kotagede. Pada penelitian ini, terlebih dahulu

dilakukan wawancara mengenai keluhan yang diterima oleh pihak perusahaan, kemudian konsumen
dimintai pendapat untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen dan apa yang diinginkan konsumen.
Setelah didapat voice of customer selanjutnya diberikan kepada perusahaan sebagai voice of
company tentang atribut apa yang mempengaruhi. Data yang didapat dari kuesioner menjadi input
analisis seleksi produk menggunakan QFD dan FQFD.

Alat Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan analisa dengan metode Quality Function Deployment (QFD) dan
Fuzzy Quality Function Deployment (FQFD) menggunakan software Ms.Excel dari Microsoft.

Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian mengacu pada 4 tahapan utama, yaitu pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan penarikan kesimpulan, seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.
a. Tahap 1: Pengumpulan data
Sebagai langkah awal pada tahapan ini ditentukan terlebih dahulu produk apa yang akan
dibuat sampel. Pemilihan produk ini didasarkan pada produk perak yang diminati konsumen.
Selanjutnya adalah penentuan atribut-atribut yang akan diukur yang didapat dari
pengumpulan data berupa data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang
diambil langsung di lapangan, data primer yang didapat adalah berupa data observasi,
wawancara dengan pihak manajemen perusahaan kerajinan perak dan konsumen

perusahaan X, kemudian pengumpulan data dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan
wawancara dan menyampaikannya ke responden. Data sekunder diambil dari historical data
yang dimiliki perusahaan perak. Data atribut yang telah dikumpulkan, kemudian dilakukan
penilaian terhadap suatu atribut dengan menggunakan skala likert.
b. Tahap 2: Pengolahan data
Sebelum pengolahan data dimulai, terlebih dahulu melakukan identifikasi uji validitas dan uji
reliabilitas, untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan tersebut valid dan reliable.
Apabila data tersebut valid dan reliable, data berupa peubah linguistik dari kuesioner yang
didapat kemudian diubah ke dalam bilangan trapezoidal fuzzy number.
c. Tahap 3: Analisis data
Tahap ketiga adalah pengolahan data menggunakan analisis QFD dan FQFD pada House of
Quality dengan percent importance of the how.
d. Tahap 4: Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan diambil dengan melihat hasil House of Quality pada QFD dan FQFD
sehingga terlihat bagaimana strategi peningkatan kualitas produk yang dapat digunakan
untuk memperbaiki kualitas produk perak.
Secara skematik, langkah-langkah analisis pemilihan produk perak terbaik menggunakan metode
QFD dan FQFD tampak pada Gambar 1 berikut.

2


Seminar Nasional IENACO – 2013

ISSN: 2337-4349

rammar 1. Tahapan Analisis Menggunakan Metode QFD dan FQFD

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan keinginan konsumen didapat dari survei pendahuluan berupa wawancara dan
kuesioner. Survei pendahuluan pada penelitian ini meliputi pengumpulan atribut-atribut produk
kerajinan perak dengan melibatkan konsumen perusahaan X, yang telah diketahui sebelumnya bahwa
produk kerajinan perak perusahaan X merupakan perusahaan dengan produk terbaik di antara
kompetitornya. Diharapkan dari produk terbaik yang diproduksi oleh perusahaan X dapat ditingkatkan
kembali kualitasnya sehingga lebih menarik minat konsumen, baik dari dalam maupun luar negeri.
Survei pertama dilakukan untuk mengumpulkan atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan
konsumen dan dilakukan dengan wawancara terhadap konsumen dan pihak perusahaan. Atribut–
atribut yang valid dan reliable, meliputi berbentuk gilapan/solid, berbentuk trap/filigri, berwarna putih
dop, berwarna putih mengkilap, pembuatan produk dengan 100% tangan, pembuatan produk dengan
100% mesin, gaya desain tradisional yang dimodifikasi, gaya desain kontemporer, gaya desain
kontemporer dengan teknik tradisional, desain bermotif tumbuhan, desain kombinasi dengan batu,

desain kombinasi dengan mutiara, desain kombinasi dengan sirkon, desain perpaduan antara motif
hewan tumbuhan ditambah, kombinasi dengan batu, mutiara, atau sirkon, perawatan yang mudah,
keunikan bentuk/ model produk, kehalusan dan kerapihan pada produk yang dihasilkan, dan tersedia
berbagai macam ukuran. Kemudian atribut tersebut dijadikan sebagai customer needs.

Membangun Planning Matrix
Menentukan Importance to Customer (IC)
Importance to Customer didapatkan dengan cara mengolah data pada kuesioner tingkat
kepentingan. Hasil perhitungan IC untuk setiap atribut produk pada kuesioner tingkat kepentingan
dapat dilihat pada Gambar 2 No.1.
Menentukan Customer Satisfaction Performance
Customer Satisfaction Performance (CSP) diperoleh dengan mengolah data pada kuesioner
tingkat kepuasan konsumen terhadap produk–produk kerajinan perak yang dihasilkan oleh
Perusahaan X, Kompetitor Y, dan Kompetitor Z. Hasil perhitungan CSP setiap atribut produk menurut
tingkat kepuasan dapat dilihat pada Gambar 2 No.2-4.

3

Seminar Nasional IENACO – 2013


ISSN: 2337-4349

Menentukan Goal
Goal diperoleh dengan cara mengolah data kuesioner tingkat harapan konsumen terhadap
produk – produk kerajinan perak. Hasil perhitungan Goal setiap atribut produk pada kuesioner tingkat
harapan konsumen terhadap produk – produk kerajinan perak dapat dilihat pada Gambar 2 No.5.
Menentukan Improvement Ratio (IR)
Improvement Ratio menujukkan suatu nilai seberapa besar peningkatan pengembangan desain
yang harus dilakukan perusahaan untuk memenuhi harapan dan keinginan konsumen. Dari
perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai Improvement Ratio untuk setiap atribut seperti yang
tertera di Gambar 2 No.6.
Menentukan Sales Point (SP)
Untuk mengetahui bagaimana hasil perubahan tersebut mempengaruhi penjualan, maka
manajemen perusahaan di minta penilaiannya apakah atribut tersebut mempengaruhi penjualan
perusahan. Penilaian menggunakan kriteria yang dipakai Cohen (1995) sebagai berikut:
(i) 1 = no sales point
(ii) 1.2 = medium sales point
(iii) 1.5 = strong sales point
Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 2 No.7.
Menentukan Raw Weight atau Final Importance Ratings

Hasil perhitungan untuk semua atribut dapat dilihat pada Gambar 2 No.8-9.

Menentukan Kebutuhan Teknis atau Voice of Company
Tahap ini menerjemahkan Voice of Customer menjadi Voice of Company. Kebutuhan teknis atau
Voice of Company didapatkan setelah melakukan wawancara dengan manajemen perusahaan.
Kebutuhan konsumen yang diterjemahkan ke dalam kebutuhan teknis dapat dilihat pada Gambar 2
No.10.

Hubungan antara Voice of Customer dengan Voice of Company
Di dalam House of Quality, hubungan antara Voice of Customer (What’s) dengan Voice of
Company (How’s) merupakan penilaian manajemen dengan mengacu pada keadaan real yang ada
dan digambarkan dengan simbol. Hasil penilaian oleh manajemen perusahaan dapat dilihat pada
Gambar 2 No.11.

Hubungan Antar Voice of Company
Hubungan antar Voice of Company diperoleh dari pihak perusahaan. Hubungan tersebut dapat
dilihat di Gambar 2 No.12.

Menentukan Final Technical Ratings (Absolute Importance dan Relative Importance)
Hasil perhitungan absolute importance dan relative importance untuk masing – masing

kebutuhan teknis dapat dilihat pada Gambar 2 No.13-14.

Penentuan Target
Dalam menentukan target ini diperlukan informasi mengenai keinginan dan kebutuhan
konsumen, kebutuhan teknis, serta evaluasi pembanding.
a. Inovasi bentuk/model
Inovasi terhadap bentuk produk diperlukan agar konsumen mendapatkan bentuk yang
berbeda dari perusahaan kerajinan di tempat lain, sehingga menambah rasa puas konsumen
dalam membeli. Inovasi dilakukan minimal setiap bulan dengan dua model baru.
b. Inovasi motif
Targetnya adalah adanya variasi motif pada produk kerajinan perak yang dihasilkan
serta memperbanyak motif yang paling digemari oleh konsumen, serta terdapat minimal dua
gabungan motif, maka diperlukan tenaga desain grafis untuk dapat menciptakan ide-ide baru.
c. Proses pembuatan
Targetnya adalah proses pembuatan menjadi lebih singkat, apakah satu pengrajin
mengerjakan satu kerajinan penuh, atau hanya satu part. Apakah produk kerajinan perak
tersebut bisa dibantu dengan mesin, atau harus menggunakan keterampilan tangan
pengrajin. Proses pembuatan harus mempertahankan sifatnya yang tradisional.
d. Teknik mengkombinasikan antar bahan
Targetnya adalah tersedianya berbagai macam bahan tambahan selain perak, seperti:

kayu, bambu, cangkang kerang, dan serabut kelapa, penambahan keanekaragaman bahan–
bahan ini digunakan dalam proses produksinya, tetapi tetap menjaga hal yang ingin dijual.
Dalam perusahaan kerajinan perak ini yang ingin dijual adalah peraknya.
e. Teknik pengukuran
Targetnya adalah mampu membuat suatu produk kerajinan perak dengan presisi dan
menyerupai ukuran aslinya, misalnya kupu-kupu dibuat skala kecil sebagai tambahan pada
motif cincin.
f. Peningkatan kreatifitas
Targetnya adalah kreatifitas para pengrajin meningkat secara berkala dengan
diadakannya pelatihan seperti di Bali yang khas dengan bentuk solidnya, sehingga pengarajin
perak mendapat gambaran lebih tentang produk perak yang ada didaerah-daerah tersebut.

4

Seminar Nasional IENACO – 2013

ISSN: 2337-4349

g.

Teknik memadukan warna
Paduan warna disini pembuatannya tidak hanya disepuh, tetapi dapat juga melalui
warna alami, seperti batu, sirkon, atau mutiara.
h. Teknik penghalusan
Teknik penghalusan dapat dibagi dua, yaitu dengan tangan dan dengan mesin. Namun
apabila menggunakan mesin saja ada beberapa bagian yang tidak tersentuh sehingga
hasilnya kurang. Oleh karena itu, diharapkan pengrajin perak terampil dalam menggunakan
alat berupa kikir untuk menghaluskan pada bagian-bagian tertentu.
i. Ketersediaan bahan tambahan
Kurangnya ketersediaan bahan tambahan, seperti: kayu, cangkang kerang, serabut
kelapa, membuat produk kerajinan perak terlihat monoton, maka perlu disediakan berbagai
bahan tambahan untuk membuat keanekaragaman motif.
j. Pengembangan alat bantu
Targetnya adalah mempermudah dalam proses pengerjaan dan tingkat kesalahan
menurun, sehingga kualitas produk meningkat.
k. Modifikasi mesin
Targetnya adalah mesin yang ada mampu memberikan fungsi lebih sehingga dengan
sedikit mesin dapat memberikan kualitas yang sama.
l. Ketersediaan cetakan
Targetnya adalah tersedianya berbagai macam ukuran cetakan sehingga mampu
menyediakan bermacam-macam ukuran yang sesuai dengan konsumen.
m. Ketersediaan alat
Targetnya adalah alat yang dibutuhkan tersedia lengkap sehingga mampu memberi
kemudahan dalam proses pengerjaan.
n. Nilai tradisional
Targetnya adalah tetap terjaga nilai-nilai tradisional yang telah melekat sejak jaman
Mataram Islam, karena salah satu uniknya kerajinan perak adalah proses pembuatannya
yang tradisional.

Pengolahan Data dengan Fuzzy Quality Function Deployment (FQFD)
Menentukan Voice of Customer (Customer Needs)
Voice of Customer (Customer needs) yang digunakan dalam pengolahan data dengan Fuzzy
Quality Function Deployment sama dengan Voice of Customer yang digunakan dalam pengolahan
data dengan Quality Function Deployment.
Membangun Planning Matrix
Menentukan Importance to Customer (IC)
Hasil perhitungan IC untuk setiap atribut ini kemudian diterjemahkan ke dalam skala kepentingan
yang kemudian diubah menjadi trapezoidal fuzzy number. Importance if What’s yang dituliskan dalam
trapezoidal fuzzy number dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Importance to customer dalam trapezoidal fuzzy number

Impotance of
Fuzzy Number
What's
Very Low
(0, 0, 0.5, 0.62)
Low
(0.6, 0.65, 0.74, 0.8)
(0.7, 0.75, 0.83, 0.9)
Moderat
(0.82, 0.85, 0.88, 0.95)
High
(0.92, 0.95, 1, 1)
Very High
Hasil detail untuk penilaian tingkat kepentingan tiap atribut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penilaian tingkat kepentingan Importance to Customer Metode FQFD
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Atribut
berbentuk gilapan/ solid
berbentuk trap/ filigri
berwarna putih dop
berwarna putih mengkilap
pembuatan produk dengan 100% tangan
pembuatan produk dengan 100% mesin
gaya desain tradisional yang dimodifikasi
gaya desain kontemporer
gaya desain kontemporer dengan teknik tradisional
desain bermotif tumbuhan
desain kombinasi dengan batu
desain kombinasi dengan mutiara
desain kombinasi dengan sirkon
desain perpaduan antara motif hewan tumbuhan
ditambah kombinasi dengan batu, mutiara, atau sirkon
perawatan yang mudah
keunikan bentuk/ model produk
kehalusan dan kerapihan pada produk yang dihasilkan
tersedia berbagai macam ukuran

IC
(Crisp )
3.07
3.20
3.07
3.30
3.17
3.13
3.37
3.27
3.23
3.27
3.23
3.40
3.20

IC (Trapezoidal Fuzzy Number )
Tingkat
α
β
Kepentingan
Very Low
0
0
0.5
0.62
Low
0.6
0.65
0.74
0.8
Very Low
0
0
0.5
0.62
Moderat
0.7
0.75
0.83
0.9
Low
0.6
0.65
0.74
0.8
Very Low
0
0
0.5
0.62
High
0.82
0.85
0.88
0.95
Moderat
0.7
0.75
0.83
0.9
Low
0.6
0.65
0.74
0.8
Moderat
0.7
0.75
0.83
0.9
Low
0.6
0.65
0.74
0.8
High
0.82
0.85
0.88
0.95
Low
0.6
0.65
0.74
0.8

3.40

High

0.82

0.85

0.88

0.95

3.33
3.23
3.53
3.50

Moderat
Low
Very High
Very High

0.7
0.6
0.92
0.92

0.75
0.65
0.95
0.95

0.83
0.74
1
1

0.9
0.8
1
1

5

Seminar Nasional IENACO – 2013

ISSN: 2337-4349

Menentukan Customer Satisfaction Performance
Customer Satisfaction Performance yang dipakai dalam FQFD sama dengan Customer
Satisfaction Performance yang dipakai dalam QFD, dapat dilihat pada Gambar 3 No.1-3.
Menentukan Goal
Goal yang dipakai dalam FQFD sama dengan Goal yang dipakai dalam QFD, dapat dilihat pada
Gambar 3 No.4.
Menentukan Improvement Ratio (IR)
Nilai Improvement Ratio dipakai dalam FQFD sama dengan Improvement Ratio yang dipakai
dalam QFD. Improvement Ratio menujukkan suatu nilai seberapa besar peningkatan pengembangan
desain yang harus dilakukan perusahaan untuk memenuhi harapan dan keinginan konsumen seperti
pada Gambar 3 No.5.
Menentukan Sales Point
Nilai sales point dipakai dalam FQFD sama dengan sales point yang dipakai dalam QFD, dapat
dilihat pada Gambar 3 No.6.
Menentukan Raw Weight atau Final Importance Ratings
Perbedaan antara QFD dengan FQFD dalam penentuan raw weight terletak pada penggunanaan
variable Importance to Customer (IC). QFD menggunakan crisps number pada nilai IC sedangkan
FQFD menggunakan trapezoidal fuzzy number pada variable IC sehingga diperoleh nilai raw weight
dalam bentuk trapezoidal fuzzy number. Nilai raw weight yang berupa trapezoidal fuzzy number
kemudian diubah menjadi crisp number. Kemudian dihitung nilai normalized raw weight yang
merupakan persentase dari masing – masing atribut produk. Hasil perhitungan untuk semua atribut
dapat dilihat pada Gambar 3 No.7-8.

Menentukan Kebutuhan Teknis atau Voice of Company
Tahap ini menerjemahkan Voice of Customer menjadi Voice of Company. Kebutuhan teknis atau
Voice of Company untuk FQFD sama dengan yang digunakan pada QFD, dapat dilihat pada Gambar
3 No.9.

Hubungan antara Voice of Customer dengan Voice of Company
Hasil penilaian oleh pihak manajemen yang digunakan dalam FQFD sama dengan yang
digunakan dalam QFD. Hasil penilaian ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3 No.10.
Tabel 3. Penilaian kekuatan hubungan Voice of Customer dengan Voice of Company

Kekuatan
Hubungan
Very Low
Low
Moderat
High
Very High

Fuzzy Number
(0, 0, 0.5, 0.62)
(0.6, 0.65, 0.74, 0.8)
(0.7, 0.75, 0.83, 0.9)
(0.82, 0.85, 0.88, 0.95)
(0.92, 0.95, 1, 1)

Hubungan Antar Voice of Company
Hubungan antar Voice of Company diperoleh dari pihak perusahaan. Penilaian oleh pihak
manajemen yang digunakan dalam FQFD sama dengan yang digunakan dalam QFD. Hasil penilaian
ini dapat dilihat pada Gambar 3 No.11.

Menentukan Final Technical Ratings (Absolute Importance dan Relative Importance)
Hasil perhitungan absolute importance dan relative importance untuk masing–masing kebutuhan
teknis, dapat dilihat pada Gambar 3 No.12-13.

Penentuan Target
Dalam menentukan target ini diperlukan informasi mengenai keinginan dan kebutuhan
konsumen, kebutuhan teknis, serta evaluasi pembanding. Target yang akan dicapai dengan metode
FQFD sama dengan target pada QFD.

Analisa Data
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan di atas, maka dapat ditentukan urutan
prioritas customer needs (WHAT’s) dengan menggunakan QFD dan FQFD serta urutan prioritas
kebutuhan teknis (HOW’s) dengan menggunakan QFD dan FQFD, yang dapat dilihat pada Gambar 2
untuk Quality Function Deployment dan Gambar 3 untuk Fuzzy Quality Function Deployment. Urutan
prioritas usulan technical rating dengan menggunakan QFD adalah sebagai berikut: inovasi
bentuk/model, inovasi motif, proses pembuatan, teknik mengkombinasikan antar bahan, teknik
pengukuran, peningkatan kreatifitas, teknik memadukan warna, teknik penghalusan, dan ketersediaan
bahan tambahan. Sedangkan, prioritas usulan technical rating dengan menggunakan FQFD adalah
sebagai berikut: inovasi bentuk/model, inovasi motif, teknik mengkombinasikan antar bahan, proses

6

v
v

v

v

vv

v

v
vv

v

v

v
v

v

4

3,03
3,47
3,20
3,43
3,27
2,87
3,27
3,27
3,23
3,13
3,43
3,33
3,37

3,13
3,20
2,93
3,17
3,50
3,00
3,30
3,20
3,33
3,20
3,13
3,30
3,17

2,60
2,63
2,67
2,73
3,00
2,83
2,70
2,63
2,63
2,90
2,83
2,83
2,87

5

6

7

8

9

Prioritas

3

Normalized Raw Weight (%)

Nilai tradisional

Peningkatan kreatifitas

Modifikasi mesin

Pengembangan alat bantu

Ketersediaan cetakan

Ketersediaan alat

Proses Pembuatan

Ketersediaan bahan
tambahan

Teknik memadukan warna

Teknik penghalusan

Teknik mengkombinasikan
antar bahan

Teknik pengukuran

3,07
3,20
3,07
3,30
3,17
3,13
3,37
3,27
3,23
3,27
3,23
3,40
3,20

2,73
2,93
2,83
3,00
2,73
2,63
2,77
2,97
2,97
2,83
2,97
2,87
3,00

0,90
0,85
0,89
0,87
0,84
0,92
0,85
0,91
0,92
0,90
0,86
0,86
0,89

1
1,5
1,2
1,2
1,5
1,2
1,2
1,5
1,5
1,2
1,5
1,2
1,5

2,76
4,06
3,26
3,46
3,97
3,45
3,42
4,45
4,45
3,54
4,19
3,51
4,28

4%
6%
5%
5%
6%
5%
5%
7%
7%
5%
6%
5%
6%

18
7
14
11
8
12
13
1
2
10
5
6
4

3,40 3,33 3,20 2,97 2,90 0,87 1,5 4,44 7%
3,33
3,23
3,53
3,50

tetap terjaganya nilai-nilai tradisional
pada kerajinan perak Kotagede

pelatihan secara berkala

tersedianya berbagai macam ukuran cetakan
agar mampu menyediakan bermacam ukuran
mempermudah dalam proses pengerjaan dan
tingkat kesalahan menurun
mesin yang ada mampu memberikan fungsi
lebih

alat yang dibutuhkan tersedia lengkap

perlunya berbagai bahan tambahan untuk
membuat keanekaragaman motif

proses pembuatan menjadi lebih singkat

variasi motif pada produk kerajinan perak
yang dihasilkan dan memperbanyak motif
produk kerajinan perak menyerupai ukuran
aslinya
keterampilan penggunaan alat dan
permesinan
tersedianya berbagai macam bahan tambahan
selain perak, seperti: cangkang kerang
paduan warna dengan cara alami dan
sepuh

Gambar 2. House of Quality QFD

3,37
3,40
3,50
3,37

3,33
3,37
3,53
3,50

2,80
3,03
3,23
3,17

2,83
2,77
2,90
2,83

0,84 1 2,81 4%
0,81 1,5 3,95 6%
0,83 1 2,93 4%
0,84 1 2,95 4%

3
17
9
16
15

ISSN: 2337-4349

279 281 205 110 210 125 214 108 56,9 73,1 98,3 79,5 154 75,9
13% 14% 10% 5% 5% 10% 6% 10% 5% 3% 4% 5% 4% 7%
2
1
5
8
4
7
3
9
14
13
10
11
6
12

inovasi terhadap bentuk produk

7

Technical Targets

Inovasi bentuk/model

Inovasi motif

WHAT's
berbentuk gilapan/ solid
berbentuk trap/ filigri
berwarna putih dop
berwarna putih mengkilap
pembuatan produk dengan 100% tangan
pembuatan produk dengan 100% mesin
gaya desain tradisional yang dimodifikasi
gaya desain kontemporer
gaya desain kontemporer dengan teknik tradisional
desain bermotif tumbuhan
desain kombinasi dengan batu
desain kombinasi dengan mutiara
desain kombinasi dengan sirkon
desain perpaduan antara motif hewan tumbuhan ditambah
kombinasi dengan batu, mutiara, atau sirkon
perawatan yang mudah
keunikan bentuk/ model produk
kehalusan dan kerapihan pada produk yang dihasilkan
tersedia berbagai macam ukuran
13 Absolute Importance
14 Relative Importance (%)
Prioritas

2

Raw Weight

1

Technical Responses

HOW's

Sales Point

v

Improvement Ratio

vv

Goal

v

Current Satisfaction
Performance
HS Silver Satisfaction
Performance
Ansor Silver Satisfaction
Performance

v
v
v

v
v

v

Customer Importance

vv

Seminar Nasional IENACO – 2013

vv

pembuatan, teknik pengukuran, peningkatan kreatifitas, teknik memadukan warna, ketersediaan
bahan tambahan, dan pengembangan alat.

vv

Seminar Nasional IENACO – 2013

Validasi Hasil

vv
vv
v
v

v

v
v

v
vv

v

v

v
v

v

3

3,03
3,47
3,20
3,43
3,27
2,87
3,27
3,27
3,23
3,13
3,43
3,33
3,37

3,13
3,20
2,93
3,17
3,50
3,00
3,30
3,20
3,33
3,20
3,13
3,30
3,17

2,60
2,63
2,67
2,73
3,00
2,83
2,70
2,63
2,63
2,90
2,83
2,83
2,87

4

5

6

7

8

Prioritas

Customer Importance

Nilai tradisional

Peningkatan kreatifitas

Modifikasi mesin

Pengembangan alat bantu

Ketersediaan cetakan

Ketersediaan alat

Proses Pembuatan

Ketersediaan bahan
tambahan

Teknik memadukan warna

Teknik penghalusan

Teknik mengkombinasikan
antar bahan

Teknik pengukuran

3,07
3,20
3,07
3,30
3,17
3,13
3,37
3,27
3,23
3,27
3,23
3,40
3,20

2,73
2,93
2,83
3,00
2,73
2,63
2,77
2,97
2,97
2,83
2,97
2,87
3,00

0,90
0,85
0,89
0,87
0,84
0,92
0,85
0,91
0,92
0,90
0,86
0,86
0,89

1
1,5
1,2
1,2
1,5
1,2
1,2
1,5
1,5
1,2
1,5
1,2
1,5

0,25
0,89
0,3
0,83
0,88
0,31
0,89
1,08
0,96
0,86
0,9
0,9
0,93

2%
6%
2%
6%
6%
2%
6%
8%
7%
6%
6%
6%
7%

18
8
17
12
9
16
7
2
3
10
5
6
4

3,40 3,33 3,20 2,97 2,90 0,87 1,5 1,14 8%
3,33
3,23
3,53
3,50

tetap terjaganya nilai-nilai tradisional
pada kerajinan perak Kotagede

pelatihan secara berkala

tersedianya berbagai macam ukuran cetakan
agar mampu menyediakan bermacam ukuran
mempermudah dalam proses pengerjaan dan
tingkat kesalahan menurun
mesin yang ada mampu memberikan fungsi
lebih

alat yang dibutuhkan tersedia lengkap

perlunya berbagai bahan tambahan untuk
membuat keanekaragaman motif

proses pembuatan menjadi lebih singkat

variasi motif pada produk kerajinan perak
yang dihasilkan dan memperbanyak motif
produk kerajinan perak menyerupai ukuran
aslinya
keterampilan penggunaan alat dan
permesinan
tersedianya berbagai macam bahan tambahan
selain perak, seperti: cangkang kerang
paduan warna dengan cara alami dan
sepuh

Gambar 3. House Of Quality FQFD

3,37
3,40
3,50
3,37

3,33
3,37
3,53
3,50

2,80
3,03
3,23
3,17

2,83
2,77
2,90
2,83

0,84 1 0,67
0,81 1,5 0,85
0,83 1
0,8
0,84 1 0,81

5%
6%
6%
6%

1
15
11
14
13

ISSN: 2337-4349

7,8 9,05 6,65 2,84 6,93 4,21 6,68 3,85 1,63 2,45 3,21 2,38 6,34 2,03
12% 14% 10% 4% 10% 6% 10% 6% 2% 4% 5% 4% 10% 3%
2
1
5
10
3
7
4
8
14
11
9
12
6
13

inovasi terhadap bentuk produk

8

Technical Targets

Inovasi bentuk/model

Inovasi motif

WHAT's
berbentuk gilapan/ solid
berbentuk trap/ filigri
berwarna putih dop
berwarna putih mengkilap
pembuatan produk dengan 100% tangan
pembuatan produk dengan 100% mesin
gaya desain tradisional yang dimodifikasi
gaya desain kontemporer
gaya desain kontemporer dengan teknik tradisional
desain bermotif tumbuhan
desain kombinasi dengan batu
desain kombinasi dengan mutiara
desain kombinasi dengan sirkon
desain perpaduan antara motif hewan tumbuhan ditambah
kombinasi dengan batu, mutiara, atau sirkon
perawatan yang mudah
keunikan bentuk/ model produk
kehalusan dan kerapihan pada produk yang dihasilkan
tersedia berbagai macam ukuran
12 Absolute Importance
13 Relative Importance (%)
Prioritas

2

Normalized Raw Weight (%)

1

Technical Responses

HOW's

Raw Weight

v

Sales Point

vv

Improvement Ratio

v

Goal

v

vv

v
v

v
v

v

Current Satisfaction
Performance
HS Silver Satisfaction
Performance
Ansor Silver Satisfaction
Performance

vv

Seminar Nasional IENACO – 2013

ISSN: 2337-4349

Metode validasi yang digunakan adalah pendapat dari para ahli (experts judgment). Experts
judgement adalah pendapat orang yang berpengalaman / ahli terkait bagaimana mengelola lingkup
yang digunakan dalam pengembangan produk kerajinan perak. Berdasarkan tinjauan para ahli, yaitu
manajer pemasaran, manajer produksi, manajer keuangan, dan ketua karyawan pengrajin perak yang
dimintai pendapat, sepakat menyatakan bahwa technical rating dapat diterima dan akan dicoba untuk
dilakukan, namun beberapa technical rating seperti inovasi motif telah dilakukan namun belum
maksimal karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh
tinjauan dari para ahli (experts judgement) maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan teknis ini
memiliki pengaruh terhadap pendapatan perusahaan yang besarnya, yaitu minimal bertahan seperti
pada proses yang telah berjalan dan diharapkan akan meningkat hingga 20%, karena setiap tahun
perlu adanya peningkatan kesejahteraan karyawan perusahaan pengrajin perak.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut.
1. Prioritas utama yang harus dilakukan perusahaan X untuk memperbaiki kualitas produk
kerajinan perak berturut-turut, yaitu inovasi bentuk/model, inovasi motif, teknik
mengkombinasikan antar bahan, proses pembuatan, teknik pengukuran, peningkatan
kreativitas, teknik memadukan warna, ketersediaan bahan tambahan, dan pengembangan
alat.
2. Urutan prioritas usulan technical rating dengan menggunakan QFD adalah sebagai berikut:
inovasi bentuk/model, inovasi motif, proses pembuatan, teknik mengkombinasikan antar
bahan, teknik pengukuran, peningkatan kreatifitas, teknik memadukan warna, teknik
penghalusan, dan ketersediaan bahan tambahan. Sedangkan, prioritas usulan technical
rating dengan menggunakan FQFD adalah sebagai berikut: inovasi bentuk/model, inovasi
motif, teknik mengkombinasikan antar bahan, proses pembuatan, teknik pengukuran,
peningkatan kreatifitas, teknik memadukan warna, ketersediaan bahan tambahan, dan
pengembangan alat.
3. Kedua metode yang digunakan untuk menentukan strategi peningkatan kualitas produk, yaitu
QFD dan FQFD, menghasilkan prioritas customer need dan kebutuhan teknis yang tidak jauh
berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Buyukozkan G., Kahraman C., dan Ruan D. 2004. “A Fuzzy Multi-Criteria Decision Approach for
Software Developtment Strategy Selection.” Int J Gen Syst. 33 (2-3): 259-280.
Chan, L.K., dan Wu, M.L. 2004. A Systematic Approach to Quality Function Deployment with a Full
Illustrative Example. Colombia: University of Missouri.
Daliman, A. 2002. “Peran Industri Seni Kerajinan Perak di Daerah Istimewa Yogyakarta Sebagai
Pendukung Pariwisata Budaya.” Jurnal Humaniora. 12 (2).
Gargione, L.A. 1999. Using Quality Function Deployment in The Design Phase Of An Apartment
Construction Project, USA: IGLC-7.
Grehenson, G. 2011. “Budaya Seni Ukir Perak di Kotagede Terancam Punah,” diakses 10 Oktober
2011 dari http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=3980.
Lee, A.H.I., Kang, H.Y., Yang, C.Y., dan Lin, C.Y. 2010. “An Evaluation Framework for Product
Planning Using FANP, QFD and Multi-Choise Goal Programming.” Int J Prod Res. 48 (13): 39773997.

9

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227