PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN ASING, PROFITABILITAS, UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)
Indonesia Periode 2013-2015)
THE INFLUENCE OF INSTITUTIONAL OWNERSHIP, FOREIGN OWNERSHIP, PROFITABILITY, SIZE OF BOARD COMMISSIONERS ON
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE
(Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2013-2015)
Oleh: IRMA JULIANTI
20130420350
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017
(2)
i
Indonesia Periode 2013-2015)
THE INFLUENCE OF INSTITUTIONAL OWNERSHIP, FOREIGN OWNERSHIP, PROFITABILITY, SIZE OF BOARD COMMISSIONERS ON
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE
(Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh: IRMA JULIANTI
20130420350
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017
(3)
iv Dengan ini saya,
Nama : Irma Julianti Nomor Mahasiswa : 20130420350
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “PENGARUH
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN ASING,
PROFITABILITAS, UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 21 Februari 2017
(4)
v
“Berdoalah (mintalah) kepadaKu (Allah SWT), pastilah Aku kabulkan untukmu.”
(Q.S. Al-Mukmin: 60)
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Q.S. Al-Mujadalah: 11)
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah: 153)
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar-Ra’d: 11)
“Orang-orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan” -Mario Teguh-
”Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.” -Winston
(5)
vi Bismillahirrahmanirrahiim...
Dengan Rahmat Allah SWT penulis ingin mempersembahkan skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayah Yudi Fatwa Hudaya, S.Hut., M.Sc. dan Mami Ika Dewi Purwaningrum. Berkat doa, dukungan dan segala sesuatunya sehingga Irma dapat menyelesaikan Strata- 1 ini tepat waktu. 2. Kedua kakekku Alm. Kakek Usman dan Kakek Bambang, kedua nenekku
Almh. Nenek Aisyah dan Nenek Sumarmi. Terima kasih banyak atas doa dan dukungannya untuk Irma selama ini.
3. Adikku, Muhammad Irwan Ardiansyah. Terima kasih doa dan dukungannya untuk kakak. Semoga kelak bisa menyusul dengan hasil yang lebih baik dan sukses bersama.
4. Semua keluarga besarku yang pastinya tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih untuk doa dan dukungannya.
5. Ibu Erni Suryandari Fathmaningrum, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang senantiasa menjadi tempat bertukar pikiran dan membantu segala sesuatunya hingga skripsi ini selesai dikerjakan. Terima kasih banyak Bu.
6. Tante-tante yang senantiasa mendengarkan keluh kesah Irma selama ini, Tante Ririn dan Tante Lisa. Terima kasih sudah menjadi bagian dari penyemangat Irma.
(6)
vii
membantu dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas segalanya, kalian terbaik, dan semoga sukses bersama.
8. Sahabat-sahabat terluar biasa sedari bangku SMA, Nena, Fuzna, Fanis, Bella, dan Rani. Terima kasih selalu berbagi kebahagiaan dan selalu ada buat Irma hingga saat ini sampai Irma dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Keluarga KKN 31 yang sudah menjadi keluarga kecil Irma terutama
selama sebulan penuh bertugas di Dusun Pokoh 2, Dlingo. Terima kasih sudah banyak membantu selama menjalankan tugas dan doa serta motivasinya.
(7)
xii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
INTISARI ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Landasan Teori ... 13
1. Legitimacy Theory... 13
2. Agency Theory ... .... 15
3. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan... 18
4. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia ... 20
5. Struktur Kepemilikan ... 23
6. Profitabilitas ... 24
(8)
xiii
A. Populasi dan Sampel ... 37
B. Teknik Pengambilan Sampel ... 37
C. Teknik Pengumpulan Data... ... 38
D. Definisi Opeasional dan Pengukuran Variabel ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 47
B. Statistik Deskriptif ... 48
C. Uji Asumsi Klasik ... 49
D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 52
E. Pembahasan ... 56
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 64
A. Simpulan ... 64
B. Saran ... 64
C. Keterbatasan Penelitian ... 65 DAFTAR PUSTAKA
(9)
xiv
4.1 Prosedur Pemilihan Sampel ... 47
4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 48
4.3. Hasil Uji Normalitas ... 50
4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 51
4.5. Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas ... 51
4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 52
4.7. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 53
4.8. Hasil Uji Pengaruh Simultan ... 54
4.9. Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda ... 55
(10)
xv
DAFTAR GAMBAR
(11)
TANGGUN G JAWAB S O S
IAL
PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan N{anufaktur yang terdaftar di Bursa El'ekIndonesia Periode 2013-2015)
THE INFLT]ENCE OF INSTITUTIONAL OTYNERSIIIP, FOREIGN
OTYNERSIIIP, PROFITABILITY, SIZE OF BOARD COMMISSIONERS ON
CORPORATE S OCIAL RESPONSIBILITY DIS CLOS ARE
(Eimpiricul Study on Munufacturing Ccmpanies Listed in Indonesiu Stock Exchange
Period 2013-2015)
Diajukan Oleh
IRMA JULIANTI
20130420350
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan didepan
Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah y o gyakarla
Tanggal 17 Februai20tl
Yang terdiri dari
q$w2
I Ketua Tim penguji
Anggota Tim penguji
Mengetahui
kultas Ekonomi dan Bisnis
uhammadiyah Yo gyakarla
(12)
viii INTISARI
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan asing, profitabilitas, ukuran dewan komisaris secara parsial dan simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.
Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang sudah dan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Dari populasi sebanyak 150 perusahaan manufaktur diperoleh 27 perusahaan manufaktur sebagai sampel dengan periode pengamatan selama 3 tahun (2013-2015). Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan positif terhadap CSRD, sehingga hipotesis pertama diterima. Kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan terhadap CSRD, sehingga hipotesis kedua ditolak. Profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap CSRD, sehingga hipotesis ketiga diterima. Ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan positif terhadap CSRD, sehingga hipotesis keempat diterima. Hasil uji kesesuaian model menunjukkan bahwa secara simultan kepemilikan institusional, kepemilikan asing, profitabilitas, ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Kata kunci: CSRD, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, profitabilitas, ukuran dewan komisaris
(13)
ix
ABSTRACT
The purpose of this study purpose to determine the effect of institutional ownership, foreign ownership, profitability, size of board commissioner partially and simultaneously on the disclosure of corporate social responsibility in manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange 2013-2015 period. Samples were taken by using purposive sampling method. The population in this study are all manufacturing companies that have been and are still listed in the Indonesia Stock Exchange 2013-2015 period. From a population of 150 manufacturing companies acquired 27 manufacturing company in the sample with the observation period of 3 years (2013-2015). Data were analyzed using multiple linear regression analysis.
Based on the analysis concluded that institutional ownership has positive significant effect on the CSRD, so the first hypothesis is accepted. Foreign ownership is no significant effect on CSRD, so that the second hypothesis is rejected. Profitability significant negative effect on CSRD, so the third hypothesis is accepted. Size of board commissioner significantly positive effect on the CSRD, so that the fourth hypothesis is accepted. Fitness model test results showed that simultaneous institutional ownership, foreign ownership, profitability, size of board commissioner effect on the disclosure of corporate social responsibility.
Keywords: CSRD, institutional ownership, foreign ownership, profitability, size of board commissioner
(14)
1
A. LATAR BELAKANG
Seiring berkembangnya jaman yang semakin modern ini menjadikan dunia bisnis menuntut perusahaan untuk berkompetisi dan mempertahankan usahanya. Hal ini dimaksudkan bahwa perusahaan tidak hanya dituntut untuk fokus pada pencarian laba saja, namun juga dituntut untuk fokus pada pengembangan hubungan sosialnya kepada stakeholders yang mana hal tersebut merupakan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
Tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai upaya manajemen yang dijalankan oleh entitas bisnis untuk mencapai pembangunan berkelanjutan berdasarkan keseimbangan pilar ekonomi, sosial dan lingkungan, dengan demikian meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif. Namun tidak bisa ditampik dorongan era modern agar bumi menjadi tempat yang lebih layak bagi pemerataan kesejahteraan ekonomi, sosial dan pemihakan pada lingkungan menjadi ladang persemaian ideal yang terus menguat dari ide dan praktik bisnis sebagaimana yang menjadi konsep umum tanggung jawab sosial perusahaan (Mulya & Wicaksono, 2008).
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu bentuk sustainability reporting yang menjadikan perusahaan tidak lagi
(15)
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja. Tetapi tanggung jawab sosial perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines yaitu juga memperhatikan masalah sosial dan lingkungan (Husnan, 2013). Menurut Rosiliana, dkk (2014) yang menjelaskan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan yaitu konsep triple bottom lines dipopulerkan oleh Jhon Elkington pada tahun 1997, dimana tanggung jawab sosial perusahaan mencakup 3 dimensi utama yaitu mencari keuntungan (profit) bagi perusahaan, memberdayakan masyarakat (people), dan memelihara kelestarian alam/ bumi (planet).
Nursahid (2008), mengatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan perusahaan ada empat tingkatan. Tingkatan yang paling bawah adalah tanggung jawab ekonomi, tanggung jawab hukum, tanggung jawab etis dan tanggung jawab filantropis. Untuk memenuhi tanggung jawab ekonomis, sebuah perusahaan haruslah menghasilkan laba sebagai fondasi untuk dapat mempertahankan eksistensinya dan berkembang. Perusahaan juga harus bertanggung jawab secara etis, ini berarti sebuah perusahaan berkewajiban mempraktikkan hal-hal yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai yang etis. Lebih dari itu, perusahaan juga mempunyai tanggung jawab filantropis yang mensyarakatkan agar perusahaan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat, agar kualitas hidup masyarakat meningkat sejalan dengan operasi bisnis perusahaan.
(16)
Perusahaan yang mengungkapkan informasi sosialnya akan mendapatkan nilai positif dari masyarakat yang akan membuat posisi perusahaan lebih terjamin. Hal ini sejalan dengan teori legitimasi yang menyatakan bahwa perusahaan membutuhkan legitimasi dari masyarakat agar perusahaan tetap berlanjut (sustainable). Legitimasi ini berasal dari masyarakat akibat dari kepedulian sosial dan lingkungan yang dilakukan perusahaan. Hadi (2009) menyebutkan ada dua dimensi agar legitimasi dari masyarakat dapat diperoleh perusahaan, yaitu menyamakan atau menyeimbangkan kegiatan perusahaan dengan tata nilai yang ada di masyarakat dan melaporkan kegiatan sosial yang telah dilaksanakan sehingga jalannya perusahaan tidak bertentangan dan mengganggu tatanan masyarakat setempat.
Tanggung jawab sosial perusahaan semakin menjadi perhatian bagi kalangan usaha di Indonesia tepatnya di era modern saat ini. Sejak era modern inilah masyarakat menjadi semakin kritis dan mampu melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat tersebut memunculkan kesadaran baru tentang pentingnya melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Daniri, 2007). Perkembangan tanggung jawab sosial perusahaan juga terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun di belahan 4 dunia pada umumnya, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, sehingga menjadikan adanya perubahan iklim yang semuanya dampak negatif dari aktivitas operasi perusahaan.
(17)
Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia itu sendiri, yaitu kasus kontraktor Nike di Karawang, Jawa Barat, PT Chang Shin (PT CS). Perusahaan ini telah memproduksi Nike selama satu tahun, produk Nike yang mereka produksi ada dua jenis yaitu untuk running shoes dan sepatu anak-anak. Seorang pekerja mereka Pak Karyana terpilih menjadi pimpinan serikat pekerja di PT CS, namun tidak ada fasilitas apapun yang diterima Pak Karyana untuk memimpin serikat pekerja disana. Pak Karyana menjadi target intimidasi oleh manajemen perusahaan. Akibat tingkah laku Pak Karyana yang selalu mengkritisi isu-isu pekerja di PT CS membuat manajemen mengambil sikap untuk membubarkan serikat pekerja. Pak Karyana juga diancam oleh manajer disana dan dituntut dengan Pasal 158 Poin E. Pak Karyana masih terus diintimidasi sampai sekarang (Khadifa, 2014).
Kasus lain yaitu kasus penganiayaan pekerja juga terjadi di PT Amara, pabrik Nike yang juga memproduksi converse. Para supervisor dengan sengaja menjemur 6 orang pekerja perempuan mereka dibawah terik matahari saat mereka gagal menyelesaikan target 60 lusin sepatu di waktu yang telah ditentukan. Ketika 6 perempuan tersebut menangis, setelah dijemur selama 2 jam dibawah terik matahari, mereka kembali diperbolehkan untuk bekerja. Supervisor PT Amara sebenarnya telah mendapatkan surat peringatan dari serikat pekerja tentang peristiwa tersebut. Namun kasus yang sama terus berulang (Khadifa, 2014).
(18)
Deskripsi diatas menunjukkan adanya ketidakselarasan sosial antara perusahaan dengan masyarakat, sehingga perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaannya kepada masyarakat. Oleh karena itu perusahaan harus mengungkapkan laporan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sendiri pada dasarnya bersifat sukarela (Voluntary Disclosure) yaitu pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan publik, pengungkapan laporan ini tidak disyaratkan oleh standar yang baku, akan tetapi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dianjurkan dan dengan demikian dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan yang melakukannya.
Pemerintah sendiri selaku regulator antara perusahaan dengan masyarakat mengeluarkan Peraturan Pemerinah No. 47 tahun 2012 dikatakan bahwa (1) Tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan Perseroan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau RUPS sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan. (2) Rencana kerja tahunan Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat rencana kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
(19)
Penelitian yang berkenaan tentang faktor-faktor yang memengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri telah banyak diteliti di Indonesia. Namun hasil yang berbeda (inkonsistensi) membuat penelitian ini masih perlu dikaji ulang. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan antara lain Indah dan Dewi (2007) tentang Tanggung Jawab Sosial yang dipengaruhi oleh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, serta Umur Perusahaan. Sha (2014) mengenai Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial yang dipengaruhi oleh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas dan Leverage.Penelitian lain juga dilakukan oleh Eriandani (2013) CSR dipengaruhi oleh Institutional Ownership dan Managerial Ownership.
Penelitian ini akan membahas tentang pengaruh struktur kepemilikan yang diproksikan ke dalam Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Asing. Serta faktor lain yaitu Profitabilitas dan Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan sejumlah saham oleh badan (institusi). Peran dari investor institusi itu sendiri ditunjukan dalam monitoring kinerja manajemen. Hal ini ditunjukkan dalam tingkat kepemilikan saham yang tinggi oleh investor dari institusi mampu mengurangi perilaku opportunistic yang dilakukan pihak manajemen perusahaan (Machmud & Djaman, 2008). Ramadhan (2010) menyatakan
(20)
bahwa jumlah saham yang dimiliki pihak institusi berpengaruh besar terhadap CSR. Machmud & Djaman (2008) menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Kepemilikan asing merupakan bentuk kepemilikan saham perusahaan oleh pihak yang tidak terdaftar sebagai warga negara dan secara hukum diakui mempunyai hak untuk berusaha di negara tersebut (Sari, 2012). Perusahaan yang mempunyai investor asing dalam jumlah yang banyak diduga akan lebih concern terhadap praktik dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal tersebut terjadi karena perusahaan asing terutama dari Eropa dan Amerika lebih lama mengenal konsep dan mempraktikkan kegiatan CSR. Selain itu, tuntutan permintaan pelaksanaan CSR dan pengungkapannya dari pelanggan, pemasok dan masyarakat sekitar mungkin lebih besar pada perusahaan yang berbasis asing. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Rustiarini (2010) menemukan adanya pengaruh kepemilikan saham asing terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil berbeda ditemukan pada penelitian Amran dan Devi (2008) menyebutkan kepemilikan saham asing tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang mana hasil bersih dari kebijakan-kebijakan manajemen, baik dalam mengelola likuiditas, aset ataupun utang
(21)
perusahaan (Brigham, 1999). Berdasarkan argumen dalam teori legitimasi dijelaskan hubungan antara profitabilitas dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang laporan keberhasilan perusahaan tersebut. Namun, ketika perusahaan berada dalam posisi laba rendah, manajemen berharap para pengguna laporan keuangan perusahaan akan membaca “goodnews” terkait kinerja dari perusahaan itu. Kinerja lain dari perusahaan tersebut misalnya dalam lingkup sosial, sehingga para investor akan tetap mau berinvestasi di perusahaan tersebut (Donovan dan Gibson, 2000). Saripudin (2011) menemukan keterkaitan negatif antara profitabilitas dengan CSR. Purnama (2014) menemukan hal yang sama, yaitu profitabilitas berpengaruh negatif terhadap CSR. Sedangkan Sari (2012) menyatakan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Ukuran dewan komisaris dalam perusahaan turut memengaruhi luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sembiring (2005) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan pengawasan yang dilakukan akan semakin efektif. Hubungannya dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk melakukan pengungkapan terkait aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(22)
yang dilakukan oleh Sudana (2011) yang menyebutkan adanya hubungan antara ukuran dewan komisaris dengan luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil berbeda ditunjukan dalam penelitian Nofandrilla (2008) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Keanekaragaman dari hasil yang diperoleh mungkin dikarenakan adanya ketidakkonsistenan mengenai variabel faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, model pengukuran yang berbeda, metode pengujian yang digunakan dalam penelitian, periode waktu penelitian. Penggunaan variabel faktor-faktor pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang berbeda-beda pada setiap penelitian akan menyebabkan hasil yang lebih beragam atau bervariasi antara penelitian yang satu dengan yang lain. Selain itu alasan lainnya adalah karena adanya ketidakselarasan hubungan, kurang efektifnya dan tepat program-program perusahaan untuk masyarakat sehingga kurang adanya legitimasi masyarakat pada perusahaan. Hal ini dapat terlihat dengan adanya bermacam aksi protes yang dilakukan oleh masyarakat didalam maupun di luar lingkungan perusahaaan
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Eriandini (2013) tentang Pengaruh Institutional Ownership dan Managerial Ownership terhadap Pengungkapan CSR pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur 2010-2011). Perbedaan penelitian
(23)
ini terletak pada beberapa variabel tambahan, serta tahun penelitian yang lebih banyak. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian Eriandani (2013) yaitu managerial ownership tidak digunakan, sedangkan variabel yang ditambahkan dalam penelitian ini adalah kepemilikan asing, profitabilitas, serta ukuran dewan komisaris ditambahkan kedalam variabel penelitian. Perbedaan lain terdapat pada periode tahun penelitian yaitu tahun 2013-2015.
Berdasarkan konteks permasalahan inilah penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai kepemilikan institusional, kepemilikan asing, profitabilitas, ukuran dewan komisaris untuk diteliti pengaruhnya terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan rentang waktu 2013-2015. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka judul
penelitian ini yaitu “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, Profitabilitas, Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan?
2. Apakah kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan?
(24)
3. Apakah profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan?
4. Apakah ukuran dewan komisaris perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang:
1. Pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
2. Pengaruh positif kepemilikan asing terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Pengaruh negatif profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
4. Pengaruh positif ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya bidang ilmu akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca dan bahan
(25)
perbandingan bagi peneliti yang akan mengembangkan penelitian sejenis.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan tentang pertanggungjawaban sosial perusahaan.
b. Bagi Calon Investor
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran tentang bentu laporan keuangan perusahaan sehingga dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan terkait investasi yang akan dilakukan dengan memilih perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar.
c. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat mengukur peran pemerintah tentang pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan.Sehingga hasil dari pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaandapat dirumuskan peraturan yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
(26)
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. Legitimacy Theory
Era modern saat ini, sebuah perusahaan membutuhkan legitimasi dari masyarakat di sekitarnya sehingga dapat tetap eksis. Legitimasi salah satunya diperoleh dari bentuk timbal balik dengan masyarakat (Hadi, 2011). Perusahaan melalui top manajemennya mencoba memperoleh kesesuaian antara tindakan organisasi dan nilai-nilai, norma yang ada dalam masyarakat umum yang relevan atau para stakeholders. Bentuk pengakuan dari masyarakat atau legitimasi merupakan faktor sangat strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan kedepan. Hal itu dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengkonstruksi strategi-strategi perusahaan, terutama terkait upaya memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat.
Legitimasi perusahaan merupakan arah implikasi orientasi bentuk pertanggungjawaban perusahaan yang lebih menitik beratkan pada stakeholders perspective (masyarakat dalam arti luas). Social disclosure dapat dijadikan satu representasi keberpihakkan sosial atau bentuk dari tanggung jawab sosial dari perusahaan terhadap pihak eksternal. Teori legitimasi dapat dijadikan sebagai acuan bagaimana seharusnya perusahaan merumuskan kebijakan agar tetap memperoleh
(27)
pengakuan dan kepercayaan dari stakeholders. Terlebih kaitannya dalam hal kebijakan pengungkapan serta kebijakan keberpihakan sosial. Hadi (2011) menyatakan bahwa aktivitas organisasi perusahaan hendaknya sesuai dengan nilai sosial lingkungannya. Lebih lanjut dinyatakan, bahwa terdapat dua dimensi agar perusahaan memperoleh dukungan legitimasi yaitu:
1. Aktivitas organisasi perusahaan harus sesuai (congruence) dengan sistem nilai di masyarakat.
2. Pelaporan aktivitas perusahaan juga hendaknya mencerminkan nilai sosial.
Legitimasi ditunjukan oleh perusahaan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan serta dapat diterima oleh masyarakat. Barkemeyer (2007) menyatakan bahwa legitimasi digunakan sebuah perusahaan bukan hanya memaksimalkan laba perusahaan saja, namun kaitannya dalam mempertahankan eksistensi perusahaan untuk jangka panjang. Hal ini sebagai wujud legalitas bagi perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan memberikan image positif dimata para stakeholders, sehingga dapat menunjang keberlangsungan hidup perusahaan tersebut. Berkemeyer (2007) mengungkapkan bahwa penjelasan lain tentang legitimacy theory terhadap konteks tanggung jawab sosial perusahaan di negara berkembang terdapat dua hal; pertama, kapabilitas dalam menempatkan motif maksimalisasi keuntungan membuat gambaran
(28)
lebih jelas tentang motivasi perusahaan dalam memperbesar tanggung jawab sosialnya. Kedua, legitimasi organisasi dapat memasukkan unsur budaya dalam membentuk tekanan instittusi yang berbeda dalam konteks yang berbeda.
Hadi (2011) menyatakan bahwa upaya yang perlu dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mengelola legitimasi perusahaan agar lebih efektif, yaitu dengan cara: melakukan identifikasi dan komunikasi/ dialog dengan publik, melakukan komunikasi/ dialog tentang masalah nilai sosial kemasyarakatan dan lingkungan, serta membangun persepsinya tentang perusahaan. Kemudian merumuskan strategi legitimasi dan pengungkapan, terutama terkait dengan masalah tanggung jawab sosial perusahaan.
2. Agency Theory
Perspektif agency theory adalah hubungan antara pihak prinsipal dan pihak agen. Kemudian Jansen dan dan Meckling (1986) menjelaskan bahwa teori keagenan membuat sebuah metode kontraktual antara dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agen dan pihak lain disebut prinsipal. Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan dalam melaksanakan itu, prinsipal mendelegasikan wewenang kepada agen tersebut untuk proses pengambilan keputusan.
(29)
Pada dasarnya agency theory, baik principal dan agen diasumsikan sebagai orang-orang ekonomi yang rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadinya masing-masing. Situasi tersebut memicu konflik kepentingan antara keduanya. Agen diasumsikan menerima kepuasan bukan hanya dari kompensasi keuangan, namun juga dari syarat-syarat yang terlibat dalam hubungan agensi, seperti kemurahan jumlah waktu luang, kondisi kerja yang menarik dan jam kerja yang fleksibel. Sedangkan pihak prinsipal diasumsikan lebih tertarik pada hasil keuangan yang bertambah dari investasi mereka dalam perusahaan (Lande dkk, 2014).
Agency Theory menemukan adanya information gap antara prinsipal dan agen. Hal initerjadi karena pihak manajer setiap saat berinteraksi langsung dalam berbagai kegiatan perusahaan, sehingga pihak manajer sangat mengetahui kondisi perusahaan tersebut. Oleh karena itu agen mempunyai akses informasi yang sangat lengkap tentang perusahaan yang dikelolanya. Di sisi lain, pemilik perusahaan selaku prinsipal hanya mengandalkan laporan yang diberikan oleh pihak manajemen karena tidak berinteraksi secara langsung pada kegiatan perusahaan, sehingga pemilik perusahaan hanya memiliki sebagian atau lebih sedikit informasi dibanding manajer perusahaan.
Pengambilan keputusan antara pihak prinsipal dan agen secara bersama sering menimbulkan masalah. Hal ini diungkapkan oleh Jensen dan Meckling (1976), agency problem timbul karena seseorang
(30)
cenderung untuk mementingkan dirinya sendiri dan munculnya konflik ketika kepentingan tersebut bertemu dalam suatu aktivitas bersama. Konflik ini akan menciptakan masalah (agency cost), sehingga masing-masing pihak akan berusaha untuk mengurangi timbulnya agency cost ini. Selain terdapat konflik eksternal, terdapat konflik internal dalam diri agen maupun prinsipal sendiri karena pada dasarnya orang cenderung tidak konsisten. Agency cost ini mencakup biaya untuk pengawasan oleh pemegang saham, biaya yang dikeluarkan oleh manajemen untuk menghasilkan laporan yang transparan, termasuk biaya audit yang independen dan pengendalian internal.
Konflik keagenan dapat dicegah apabila struktur kepemilikan yang tinggi terdapat dalam sebuah perusahaan. Struktur kepemilikan merupakan salah satu aspek corporate governance yang dipandang sebagai mekanisme kontrol yang tepat untuk mengurangi konflik keagenan (Rustiarini, 2010). Struktur kepemilikan mempunyai hak dalam meningkatkan proses monitoring terhadap pengambilan keputusan manajemen.
Proses monitoring yang dilakukan terhadap tindakan yang dilakukan oleh manajemen akan menimbulkan biaya yang seharusnya dikeluarkan. Biaya tersebut yang sering disebut sebagai biaya keagenan (agency cost). Biaya keagenan digunakan untuk mendorong manajer dalam memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham
(31)
dibanding hanya berperilaku untuk mementingkan diri sendiri. Biaya tersebut dapat berupa biaya yang dikeluarkan oleh pemegang saham dalam menghasilkan laporan keuangan termasuk didalamnya biaya yang dikeluarkan dalam melakukan audit atas laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan, serta biaya dalam melaksanakaan pengendalian internal perusahaan.
Kaitan antara teori keagenan dan CSR dijelaskan dengan biaya pengawasan, biaya kontrak serta visibilitas politis yang timbul dari aktifitas tersebut. Biaya terkait bentuk informasi pertanggungjawaban sosial diperlukan sebuah perusahaan. Apabila laba tahun berjalan sebuah perusahaan rendah, maka perusahaan mengahadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah serta visibilitas politis yang tinggi akan cenderung untuk mengungkapkan informasi sosial. 3. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Sebuah perusahaan yang berkembang atau perusahaan yang sudah maju mempunyai bentuk tanggung jawab yang tinggi kepada para stakeholders. Salah satu bentuk tanggung jawab tersebut yaitu melakukan aktifitas sosial perusahaan. Aktifitas sosial tersebut biasanya akan diungkapkan pada laporan tahunan perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri merupakan bentuk mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam
(32)
operasinya dan interaksinya dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2006).
Definisi lain tentang tanggung jawab sosial perusahaan diungkapkan juga menurut The World Business Council For Sustainable Development (WBCSD) yaitu sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupu untuk pembangunan.
Menurut Sembiring (2005) ada dua pendekatan yang secara signifikan untuk mengkaji pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, tanggung jawab sosial perusahaan diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan alternatif kedua, meletakkan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
(33)
Aktifitas sosial perusahaan akan melibatkan bentuk kemitraan atau kerjasama antar seluruh elemen yang ada. Kemitraan dapat berupa kerjasama dengan instansi pemerintah, lembaga sumber daya masyarakat serta komunitas setempat (lokal) (Eriandani, 2013). Hubungan kemitraan ditunjukkan dengan keaktifan dari berbagai aspek. Kemitraan tersebut merupakan suatu tanggung jawab bersama secara sosial antar stakeholders (Titan, 2012). Bentuk kemitraan tersebut dapat melalui aktifitas misalnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan di sekitar perusahaan, pemberian beasiswa dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, bantuan dana guna membangun atau pemeliharaan fasilitas umum, dan turut serta dalam donasi untuk kegiatan masyarakat lainnya.
4. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, perusahaan di dunia tidak terkecuali di Indonesia sendiri berusaha untuk membuat inovasi yang berbeda. Salah satu inovasi yang dilakukan untuk menarik minat investor ke dalam perusahaannya melalui aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan pendapat Eriandani (2013) yang menyebutkan bahwa investor cenderung tertarik melihat aktifitas CSR pada laporan tahunan perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami kerugian. Di sisi lain, return yang dihasilkan aktivitas CSR memang tidak akan terlihat dalam jangka pendek, mengingat CSR berkaitan dengan reputasi dan image
(34)
perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini sangat penting bagi blockholder (pemilik saham internal–board of director, manager, dan dewan yang lain), yang biasanya menguasai saham perusahaan dalam jumlah besar. Sehingga motif legitimasi dan reputasi lebih penting dibanding menghasilkan profit jangka pendek (Crisostomo, 2010).
Pemerintah di Indonesia pun turut memperhatikan aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan. Wujud nyata dari pemerintah dengan menerbitkan aturan tentang Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 mengisyaratkan bahwa Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan Perseroan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau RUPS sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, kecuali ditentukan lain dalam perarturan-undangan. Peran mandating yang dilakukan pemerintah juga tercermin pada peraturan menteri negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Program Bina Lingkungan (BL). Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil yang disebut Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri. Sedangkan Program Bina Lingkungan yang disebut Program BL adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN. Keduanya dilaksanakan melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN yang secara perturan menyebutkan bahwa jumlah
(35)
penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan.Ruang lingkup bantuan Program BL BUMN meliputi bantuan korban bencana alam, bantuan pendidikan dan/ atau pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan prasarana dan/ atau sarana umum, bantuan sarana ibadah dan bantuan pelestarian alam.
Pengukuran standar CSR dilakukan dengan cara content analysis yang mengukur variasi dari CSR (Sayekti dan Wondabio, 2007). Checklist dilakukan dengan melihat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam tujuh kategori yaitu: lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Kategori ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Hackston dan Milne (1996). Ketujuh kategori tersebut terbagi dalam 90 item pengungkapan. Berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan dan kesesuaian item tersebut untuk diaplikasikan di Indonesia, maka penyesuaian kemudian dilakukan. Dua belas item dihapuskan karena kurang sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di Indonesia sehingga secara total tersisa 78 item pengungkapan. Tujuh puluh delapan item tersebut kemudian disesuaikan kembali dengan masing-masing sektor industri sehingga item pengungkapan yang diharapkan dari setiap sektor berbeda-beda.
(36)
5. Struktur Kepemilikan dalam Perusahaan
Struktur kepemilikan adalah berbagai macam bentuk dari kepemilikan suatu perusahaan atau persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemegang saham internal dan pemegang saham eksternal (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam penelitian ini, struktur kepemilikan diproksikan menjadi :
a. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan instituional merupakan kepemilikan saham oleh institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya pada akhir tahun (Soliman dkk, 2012). Kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Kepemilikan oleh investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja manajemen.
b. Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing adalah bentuk kepemilikan saham perusahaan oleh pihak yang tidak terdaftar sebagai warga negara namun secara hukum perundangan mempunyai hak untuk berusaha di negara tersebut (Puspitasari, 2009). Investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia akan mendorong perusahaan
(37)
untuk melaksanakan kegiatan sosial, karena investor asing telah lebih dahulu mengenal, memahami serta menerapkan kegiatan sosial perusahaan dan hal tersebut seakan telah menjadi budaya bagi mereka.Investor asing memiliki kriteria yang bersifat sosial dalam setiap keputusan investasinya karena menurut mereka keberlangsungan jangka panjang perusahaan merupakan pertimbangan yang penting dalam keputusan investasi (Angraini, 2006).
6. Profitabilitas
Profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, dan ekuitas. Profitabilitas memberikan kebebasan kepada manajemen untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Dengan kata lain, manajemen memiliki kebebasan untuk tidak mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaannya saat tingkat profit tinggi. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah pengungkapan informasi sosialnya (Anastasia, 2014). 7. Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran dewan komisaris merupakan salah satu sturktur yang ada di dalam corporate governance yang berdampak pada tanggung jawab sosial perusahaan. Alasannya ukuran dewan komisaris dengan integritas yang tinggi dirasa akan meningkatkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Semakin besar jumlah anggota
(38)
dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Hal ini akan meningkatkan berbagai pengungkapan yang seharusnya dilakukan oleh manajemen, salah satunya pengungkapan tanggung jawab sosial.
Anggota dewan komisaris mempunyai tugas yaitu memberikan saran yang berguna dalam penyusunan strategi serta penyelengaraan perusahaan.Fungsi ini yang dapat mendorong peningkatan pengungkapan tanggung jawab sosial. Menurut Titan (2012) ukuran dewan komisaris dalam perusahaan diukur berdasarkan banyaknya jumlah dewan komisaris yang dimiliki perusahaan.
B. PENELITIAN TERDAHULU DAN PENURUNAN HIPOTESIS a. Hubungan Kepemilikan Institusional dengan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Kepemilikan institusional merupakan saham dalam perusahaan yang dimiliki oleh investor institusional seperti pemerintah, lembaga keuangan, perusahaan asuransi dan institusional lainnya. Anggono dan Handoko (2009) menyatakan bahwa investor institusional lebih menekankan keuntungan jangka panjang perusahaan sehingga mereka sering memberi tekanan kepada manajemen untuk mengambil keputusan tidak hanya didasarkan pada keuntungan jangka pendek saja tetapi juga cara
(39)
menaruh kepedulian dalam bidang-bidang sosial. Di sisi lain, investor dari institusi lebih menekankan pada aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan. Alasannya yaitu adanya motif instrumental yang memandang good social corporate reputation sebagai indikator perilaku manajerial. Kemudian, motif moral yang muncul karena adanya hukum yang berjalan.Hal ini dapat mendorong perusahaan untuk lebih mementingkan kinerja selain kinerja jangka pendek.
Investor institusional sebenarnya dapat mendorong besarnya aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan. Caranya yaitu pertama, melalui keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan perusahaan; kedua, dengan hanya berinvestasi pada perusahaan yang menjalankan CSR (Li dkk, 2006). Ini dapat terjadi karena biasanya selain investor itu sendiri menginginkan keuntungan jangka pendek, namun investor juga ingin keuntungan yang stabil dalam jangka panjang. Sehingga investor lebih memilih ikut dalam pengambilan keputusan untuk rencana strategis perusahaan daripada harus memilih berinvestasi ke perusahaan lain.
Berdasarkan agency theory, kepemilikan institusional dikatakan dapat meminimalisir konflik keagenan. Monitoring yang dilakukan oleh investor dapat mengurangi perilaku opportunistic yang dilakukan oleh manajemen perusahaan (Mursalim, 2007). Semakin besar jumlah saham pihak institusi, maka mereka memiliki opportunity, resources, dan expertise untuk menganalisis kinerja dan
(40)
tindakan manajemen. Investor institusional sebagai pemilik sangat berkepentingan untuk membangun reputasi perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas bahwa tingkat kepemilikan saham institusi yang tinggi dalam perusahaan mampu menghalangi tingkat opportunistic yang dilakukan manajemen perusahaan yang mementingkan kinerja keuangan jangka pendek. Hal ini dapat terjadi karena adanya proses monitoring yang dilakukan oleh pihak institusi. Pengawasan yang tinggi dari investor institusi mendorong manajer untuk melaksanakan sesuai aturan yang sudah ditetapkan, termasuk didalamnya untuk melaksanakan aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan. Maksud dari kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri adalah meningkatkan kinerja jangka panjang perusahaan, menjaga reputasi perusahaan, serta memperoleh legitimasi dari masyarakat (Eriandani, 2013). Itu artinya, perusahaan mempunyai investor dari institusi dalam jumlah yang banyak mampu meningkatkan aktifitas dari tanggung jawab sosial perusahaan tersebut.
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah meneliti tentang kaitannya tanggung jawab sosial perusahaan dan kepemilikan institusional itu sendiri yaitu Anggraini (2006) menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan institusional dalam perusahaan maka tekanan terhadap manajemen perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial pun semakin besar. Menurut Ramdhan (2010)
(41)
tentang pengaruh struktur kepemilikan dan karakteristik perusahaan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tahun 2006-2009 menemukan bahwa kepemilikan institusional yang besar berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Peneliti lain oleh Mirzha, dkk (2015) yang menemukan hubungan positif antara kepemilikan institusional terhadap CSR. Sedangkan dalam penelitian Machmud dan Djaman (2008) menemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh pada pengungkapan CSR. Serta Eriandani (2013) yang menemukan investor di Indonesia belum begitu memperhitungkan aktivitas CSR atau tanggung jawab sosial dalam melakukan investasinya ke perusahaan
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas disimpulkan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung tawab sosial perusahaan.
b. Hubungan Kepemilikan Asing dengan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Kepemilikan asing merupakan bentuk kepemilikan saham perusahaan oleh pihak yang tidak terdaftar sebagai warga negara, namun secara hukum diakui mempunyai hak untuk berusaha di negara tersebut (Sari, 2012). Contohnya yaitu Negara di luar seperti
(42)
Eropa dan Amerika merupakan negara yang sangat memperhatikan isu-isu sosial yang berkembang, seperti pelanggaran hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja dan isu mengenai lingkungan seperti pemanasan global. Maka, perusahaan dengan kepemilikan asing didalamnya akan lebih memperhatikan praktik dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Alasannya disebabkan oleh praktik CSR di Negara Eropa dan Amerika lebih dahulu berkembang, sehingga negara tersebut lebih memperhatikan isu sosial dalam perusahaan.
Menurut Puspitasari (2009) perusahaan yang memiliki kepemilikan asing cenderung memberikan laporan pengungkapan lebih luas dibandingkan yang tidak. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, perusahaan asing terutama di Negara Eropa dan Amerika lebih dahulu mengenal konsep CSR. Kedua, perusahaan asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik dalam bidang akuntansi dari perusahaan induk di luar negeri. Ketiga, perusahaan tersebut mungkin mempunyai sistem informasi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan internal dan kebutuhan perusahaan induk. Keempat, kemungkinan permintaan informasi yang lebih besar pada perusahaan berbasis asing dari pelanggan.
Perusahaan multinasional atau yang memiliki kepemilikan asing didalamnya cenderung melihat legitimasi dari para pemangku kepentingan sebagai daya tarik. Legitimasi yang diperoleh
(43)
memberikan eksistensi yang tinggi bagi perusahaan dalam jangka panjang. Salah satunya laporan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar (Ririn, 2011).
Definisi diatas menunjukkan jika kepemilikan asing dapat memengaruhi tingkat tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini disebabkan pengetahuan para stakeholder dalam perusahaan yang mempunyai pengetahuan lebih baik tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Sehingga mereka cenderung mementingkan bentuk legitimasi masyarakat melalui laporan tanggung jawab sosial perusahaan sehingga mampu meningkatkan reputasi jangka panjang bagi perusahaan tersebut.
Banyak penelitian yang menguji kepemilikan asing sebagai variabel independen yang dapat mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan. Diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2009) dan Rustiarini (2010) yang menemukan bahwa faktor kepemilikan saham asing berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Tamba (2011) yang menemukan bahwa kepemilikan asing memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan sosial perusahaan. Sedangkan Machmud & Djaman (2008)
(44)
menyatakan bahwa kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemilikan asing memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
: Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
c. Hubungan Profitabilitas terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Profitabilitas diartikan sebagai sebuah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan terkait upaya meningkatkan nilai para pemegang saham perusahaan. Profitabilitas memberikan gambaran mengenai kinerja manajemen perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atas penjualan aset bersih perusahaan maupun modal sendiri. Sehingga manajemen bebas dan fleksibel dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial (Anggraini, 2006).
Wardhani (2011) menilai bahwa para pemegang saham dalam sebuah perusahaan cenderung bukan hanya menginginkan informasi tentang pendapatan suatu perusahaan apakah mengalami kenaikan atau penurunan. Sekaligus para pemegang saham memerlukan adanya informasi tentang sejauh mana perusahaan dapat menggunakan pendapatan yang dimiliki untuk membiayai kegiatan
(45)
operasional perusahaan, baik dari internal maupun eksternal perusahaan. Berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan oleh para pemegang saham, salah satu kegiatan eksternal yang dilakukan perusahaan adalah menyangkut dengan aktivitas sosial yang mampu dilakukan perusahaan selama perusahaan tersebut beroperasi.
Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri dijelaskan oleh Sembiring (2005) yaitu sebuah timbal balik sosial yang memerlukan gaya manajerial yang sama dengan yang dijalankan oleh pihak manajemen untuk membuat satu perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan. Hal ini berkaitan dengan teori legitimasi yaitu profitabilitas dan tanggung jawab sosial perusahaan adalah ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi, maka perusahaan cenderung tidak melaporkan hal-hal yang dapat merusak keberhasilannya suatu laporan (Hackston dan Milne, 1996). Namun ketika tingkat profitabilitas rendah, maka manajemen berharap para pengguna laporan keuangan dapat membaca kondisi perusahaan
dengan melihat “good news” terkait kinerja dari perusahaan itu. Melalui ini pengguna laporan keuangan dapat melihat sejauh mana perusahaan berhubungan dengan eksternal perusahaan yang dapat bentuk pertanggung jawaban sosial perusahaan yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahan (Sembiring, 2005).
(46)
Pengukuran yang dilakukan dalam mengukur profitabilitas itu sendiri menggunakan Return On Asset (ROA). ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aktiva tertentu, dengan kata lain ROA merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap rupiah aktiva yang digunakan. Menurut Darsono dan Ashari (2005) dengan mengetahui ROA perusahaan, dapat menilai apakah perusahaan tersebut efisien dalam memanfaatkan aktiva pada kegiatan operasional perusahaan. Jika ditinjau lebih dalam ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva dalam upaya memperoleh pendapatan.ROA diperoleh dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aktiva.
Beberapa penelitian ini pernah dilakukan oleh Saripudin (2011) menemukan keterkaitan negatif antara profitabilitas dengan CSR. Peneliti lain yaitu Anastasia (2014) menemukan hal yang sama, yaitu profitabilitas berpengaruh negatif terhadap CSR. Namun Sari (2012) menyatakan hal yang berbeda yaitu profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Purwanto (2011) menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan CSR.
(47)
Berdasarkan penalaran diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
d. Hubungan Ukuran Dewan Komisaris dengan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Ukuran dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Coller dan Gregory (1999) menyatakan bahwa semakin besar anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan memonitoring, sehingga yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab social perusahaan, maka tekanan terhadap manajemen akan semakin besar untuk mengungkapkannya.
Dewan komisarisyang terdiri dari inside dan outside director cenderung memiliki akses informasi khusus yang berharga. Hal ini sangat membatu board commissioner sebagai alat efektif dalam pengambilan keputusan terkait pengendalian. Menurut Sembiring (2005) ada tiga karakteristik penting board comissioner yang mendukung aktivitas manajemen. Karakteristik tersebut antara lain: (1) komposisi, (2) pemisahan antara pimpinan dewan komisaris dengan Chief Executive Officer (CEO), dan (3) Ukuran Dewan Komisaris.
(48)
Berkaitan dengan akuntabilitas perusahaan, ukuran dewan komisaris yang tinggi akan memberikan pengaruh terhadap manajemen perusahaan. Apabila ukuran dewan komisaris di dalam perusahaan tinggi maka akan menimbulkan pengawasan terhadap manajemen perusahaan agar lebih efektif. Hal ini secara tidak langsung mengurangi perilaku opportunistic yang dilakukan manajemen. Usaha pengawasan yang tinggi menyebabkan manajemen memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi yang diungkap seluas-luasnya. Salah satu informasi yang diungkapkan yaitu terkait pengungkapan CSR. Sembiring (2005) menyatakan bahwa semakin besar anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan memonitoring, sehingga yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab social perusahaan, maka tekanan terhadap manajemen akan semakin besar untuk mengungkapkannya.
Penelitian yang sejalan dengan ini yaitu penelitian Arifin (2002), Sembiring (2005), serta Titan (2012) yang menemukan hubungan positif antara ukuran dewan komisaris dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Nofandrilla (2008) dan Dewi dan Fahrizqi (2010) menunjukan hasil bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
(49)
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Penelitian untuk meneliti sejauh mana pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, Profitabilitas, Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dilihat dari sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini:
(+) (+) (-) (+)
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Ukuran Dewan Komisaris Kepemilikan
Asing
Profitabilitas
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Kepemilikan
Institusional
Variabel Dependen Variabel Independen
(50)
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi penelitian ini menunjukkan pada keseluruhan elemen atau obyek yang menjadi sasaran penelitian. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel dapat diartikan juga sebagai bagian anggota populasi yang dinilai mewakili.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listed (terdaftar) di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan sektor manufaktur. B. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode non probability sampling tepatnya metode purposive sampling, yaitu sampel yang ditentukan berdasarkan kriteria tertentu dan telah ditentukan oleh peneliti untuk mendapatkan sampel yang mewakili.
Adapun kriteria untuk pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI (2013 - 2015). b. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan tahunan
(51)
c. Perusahaan sektor manufaktur tersebut memiliki data lengkap yang diperlukan dalam penelitian selama tiga tahun (2013 - 2015).
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi. Dokumentasi dari sumber data melalui Pojok BEI UMY dan website resmi Indonesia Stock Exchange yaitu www.idx.co.id.
Metode dokumentasi merupakan suatu cara untuk memungkinkan memperolehin formasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat. Metode ini dilakukan dengan mencatat dan mengumpulkan data-data yang tercantum pada laporan tahunan (Annual Report) yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.
D. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL 1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang dapat bekerja sama dengan karyawan dan perwakilan mereka, masyarakat
(52)
sekitar dan masyarakat yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan cara yang baik bagi bisnis maupun pengembangan.
Mengacu pada penelitian Eriandani (2013), maka pengukuran variabel tanggung jawab sosial perusahaan menggunakan content analysis yang mengukur variety dari tanggung jawab sosial perusahaan. Content analysis adalah salah satu metode pengukuran tanggung jawab sosial perusahaan yang sudah banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Instrumen pengukuran tanggung jawab sosial perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring (2005), yang mengelompokkan informasi tanggung jawab sosial perusahaan ke dalam kategori: Lingkungan, Energi, Tenaga Kerja, Produk, Keterlibatan Masyarakat, dan Umum. Total item tanggung jawab sosial perusahaan untuk perusahaan manufaktur 78 item, Checklist CSR Disclosures items.
Pendekatan untuk menghitung tanggung jawab sosial perusahaan pada dasarnya menggunakan pendekatan dummy yaitu setiap item tanggung jawab sosial perusahaan dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan (Sembiring, 2005). Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebagai berikut:
(53)
Keterangan:
CSRDj = CSRD perusahaan j
xij = dummy variable perusahaan j
nj = jumlah item untuk perusahaan j, nj=78 2. Variabel Independen
Penelitian ini menggunakan empat variabel independen, yaitu: a. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan jumlah kepemilikan saham oleh institusi/ badan keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya pada akhir tahun (Eriandani, 2013). Apabila suatu perusahaan terdapat lebih dari satu kepemilikan institusi yang memiliki saham perusahaan, maka kepemilikan saham diukur dengan menghitung total seluruh saham yang dimiliki oleh seluruh kepemilikan institusi. Kepemilikan institusional dalam penelitian ini menggunakan presentase sebesar (>5%) yang dilihat dari laporan keuangan tahunan perusahaan pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Pengukuran kepemilikan institusional menggunakan rumus dinyatakan sebagai berikut ini:
Kepemilikan Institusional =
b. Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing adalah bentuk kepemilikan saham perusahaan oleh pihak yang tidak terdaftar sebagai warga negara namun secara
(54)
hukum perundangan mempunyai hak untuk berusaha di negara tersebut (Sari, 2012). Kepemilikan asing diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh asing yang dilihat dari laporan keuangan tahunan perusahaaan (Machmud & Djaman, 2008). Kepemilkan asing dalam penelitian ini menggunakan presentase kepemilikan saham asing sebesar (>5%) yang dilihat dari laporan keuangan tahunan perusahaan pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Pengukurannnya menggunakan rumus sebagai berikut :
Kepemilikan Asing =
c. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam kaitannya dengan penjualan, total aktiva, dan ekuitas. Profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA). ROA adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan aktiva untuk mengukur tingkat pengembalian investasi total. Dalam penelitian ini merujuk pada Fahrizqi (2010) yang mengukur profitabilitas:
d. Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran dewan komisaris yaitu bentuk pengendalian internal tertinggi yang dilakukan dalam memonitoring kinerja manajemen puncak (Sembiring, 2005). Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
(55)
konsisten dengan Sembiring (2005) yaitu jumlah personil dalam anggota dewan komisaris.
E. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan deskripsi data dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, nilai tengah, dan standar deviasi. Data-data yang ada akan diolah dengan menghitung nilai masing-masing variabel independen yaitu kepemilikan instirusional, kepemilikan asing, profitabilitas, ukuran dewan komisaris serta variabel dependen yaitu pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada setiap perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui data yang layak untuk dianalisis. Pengujian data dalam penelitian ini yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data tersebut mempunyai distribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal adalah data yang baik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kormogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas ini adalah dengan melihat probabilitas asymp. sig (2-tailed)> 5% maka data
(56)
berdistribusi normal, dan sebaliknya jika data mempunyai asymp.sig (2-tailed)< 5% maka data tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2005).
b. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolineraritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independen). Jika hasil menunjukkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) ≥ 10 berarti ada multikolinearitas, sebaliknya jika nilai VIF < 10 berarti tidak ada multikolinearitas (Ghozali, 2005).
c. Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Deteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari angka DW (Durbin-Watson) (Santoso, 2002). Secara umum deteksi autokorelasi dapat diambil patokan sebagai berikut:
a) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
(1)
UKURAN DEWAN KOMISARIS
No
Kode Perusahaan
Kepemilikan Asing
2013
2014
2015
1
AALI
6
7
5
2
ARGO
5
5
10
3
AUTO
11
6
5
4
CTBN
6
2
3
5
GGRM
3
3
4
6
HMSP
6
6
6
7
ICBP
7
7
6
8
INDF
8
8
5
9
INDR
5
4
4
10 INTP
4
4
7
11 JPRS
7
7
2
12 KAEF
3
5
5
13 KBLI
5
5
3
14 KLBF
3
2
7
15
LSIP
8
8
3
16 MBTO
3
4
6
17 NIKL
6
6
3
18 PTSN
3
3
6
19 SMGR
7
3
4
20 TOTO
5
5
3
21 ULTJ
3
3
6
22 UNIC
6
6
5
23 UNVR
5
5
5
24 BYAN
5
4
5
25 HRUM
5
10
10
26 INCO
3
6
6
(2)
No Kode Perusahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 Total Item Desimal
1 AALI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 37 78 0,4744
2 ARGO 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 19 78 0,2436
3 AUTO 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 33 78 0,4231
4 CTBN 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 19 78 0,2436
5 GGRM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 78 0,2179
6 HMSP 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 78 0,2308
7 ICBP 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 27 78 0,3462
8 INDF 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 34 78 0,4359
9 INDR 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 24 78 0,3077
10 INTP 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 22 78 0,2821
11 JPRS 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 22 78 0,2821
12 KAEF 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 78 0,1923
13 KBLI 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 78 0,1282
14 KLBF 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 12 78 0,1538
15 LSIP 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 78 0,2949
16 MBTO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 78 0,2051
17 NIKL 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 24 78 0,3077
18 PTSN 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 21 78 0,2692
19 SMGR 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 26 78 0,3333
20 TOTO 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 26 78 0,3333
21 ULTJ 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20 78 0,2564
22 UNIC 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 28 78 0,3590
23 UNVR 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 78 0,2692
24 BYAN 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 24 78 0,3077
25 HRUM 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 78 0,3590
26 INCO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 16 78 0,2051
27 MEDC 10100101000110000000110000000000101000101001000001010000000000000000000000000015 78 0,1923
PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN 2013
No Kode Perusahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 Total Item Desimal
1 AALI 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 78 0,2179
2 ARGO 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 36 78 0,4615
3 AUTO 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 32 78 0,4103
4 CTBN 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 78 0,2436
5 GGRM 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 20 78 0,2564
6 HMSP 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 78 0,2308
7 ICBP 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22 78 0,2821
8 INDF 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 78 0,2949
9 INDR 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 78 0,2692
10 INTP 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 27 78 0,3462
11 JPRS 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 13 78 0,1667
12 KAEF 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 18 78 0,2308
13 KBLI 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 78 0,1538
14 KLBF 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 26 78 0,3333
15 LSIP 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 78 0,1923
16 MBTO 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 26 78 0,3333
17 NIKL 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 26 78 0,3333
18 PTSN 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 32 78 0,4103
19 SMGR 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22 78 0,2821
20 TOTO 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 17 78 0,2179
21 ULTJ 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 27 78 0,3462
22 UNIC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 20 78 0,2564
23 UNVR 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 31 78 0,3974
24 BYAN 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 32 78 0,4103
25 HRUM 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 35 78 0,4487
26 INCO 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 26 78 0,3333
27 MEDC 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 78 0,2564
PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN 2015
No Kode Perusahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 Total Item Desimal
1 AALI 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 22 78 0,2821
2 ARGO 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 21 78 0,2692
3 AUTO 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 78 0,2179
4 CTBN 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 78 0,2051
5 GGRM 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 19 78 0,2436
6 HMSP 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 78 0,2308
7 ICBP 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 32 78 0,4103
8 INDF 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 31 78 0,3974
9 INDR 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 78 0,2949
10 INTP 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 21 78 0,2692
11 JPRS 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 23 78 0,2949
12 KAEF 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 18 78 0,2308
13 KBLI 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22 78 0,2821
14 KLBF 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 21 78 0,2692
15 LSIP 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 21 78 0,2692
16 MBTO 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 20 78 0,2564
17 NIKL 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 25 78 0,3205
18 PTSN 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 78 0,2564
19 SMGR 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 78 0,2051
20 TOTO 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 20 78 0,2564
21 ULTJ 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 17 78 0,2179
22 UNIC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 20 78 0,2564
23 UNVR 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 16 78 0,2051
24 BYAN 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 14 78 0,1795
25 HRUM 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 33 78 0,4231
26 INCO 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 21 78 0,2692
27 MEDC 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 21 78 0,2692
(3)
LAMPIRAN 4
Hasil Regresi SPSS 16.0
Decriptive
(4)
(5)
(6)