TELAAH RTRW DAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

D. TELAAH RTRW DAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

0 Secara geografis, letak Provinsi Jawa Tengah berada pada 5 0 40”8 30” lintang

0 Selatan dan 108 0 30 – 111 30 ” Bujur Timur, dan secara administrarif berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah Selatan; Provinsi Jawa Barat di

Sebelah Barat; Provinsi Jawa Timur di sebelah Timur. Batas wilayah yang langsung berbatasan dengan tiga provinsi tentu akan berdampak pada APK Sebelah Barat; Provinsi Jawa Timur di sebelah Timur. Batas wilayah yang langsung berbatasan dengan tiga provinsi tentu akan berdampak pada APK

Pada kondisi fisiografis Jawa Tengah terbagi menjadi 7 (tujuh) klasifikasi fisiografis yaitu Perbukitan Rembang, Zone Randublatung, Pegunungan Kendeng, Pegunungan Selatan Jawa Tengah bagian Timur, Pegunungan Serayu Utara, Pegunungan Serayu Selatan, dan Pegunungan Progo Barat. Jenis tanah yang ada di wilayah Jawa Tengah meliputi organosol, aluvial, planosol, litosol, regosol, andosol, grumosol, mediteran, latosol, dan podsolik, serta didominasi jenis tanah latosol, aluvial, dan gromosol, yang tersebar di seluruh wilayah. Jenis tanah ini merupakan jenis tanah dengan tingkat kesuburan yang cukup tinggi. Sedangkan jumlah gunung di Jawa Tengah relatif banyak, beberapa diantaranya masih aktif, sehingga sewaktu-waktu masih mengeluarkan lava/gas beracun. Terdapat

6 (enam) gunung berapi yang masih aktif yakni Gunung Merapi (di Boyolali), Gunung Slamet (Pemalang), Gunung Sindoro (Temanggung-Wonosobo), Gunung Sumbing (Temanggung-Wonosobo), Gunung Dieng (Banjarnegara), dan Gunung Merbabu (Salatiga-Boyolali). Gunung berapi di sepanjang wilayah Jawa Tengah rata-rata mempunyai tingkat kerentanan terhadap bahaya bencana vulkanik tinggi, sehingga memerlukan pengawasan terus menerus. Kondisi yang demikian ini tentu akan sangat berpengaruh pada tingkat pengelolaan lahan yang langsung berhasilguna dengan memanfaatkan tenaga kerja yang semestinya masih harus mengikuti pendidikan di bangku sekolah, dan pada sisi lain kondisi Jawa Tengah yang dikelilingi oleh banyak gunung yang masih aktif memerlukan penanganan secara hati-hati agar jangkauan layanan pendidikan tetap dapat dinikmati ketika terjadi suatu bencana yang disebabkan oleh keberadaan gunung berapi tersebut.

Disisi lain, wilayah Jawa Tengah dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cukup banyak yang terdiri dari 19 DAS Prioritas serta jumlah sungai yang cukup besar serta tersebar di hampir seluruh wilayah Jawa Tengah antara lain Sungai Bengawan Solo, Juwana, Progo, Pemali, Sungai Tuntang, Kali Klawing, Kali Lusi, Kali Bogowonto, Kaligung, Kali Comal, Kali Bodri, dan lain-lain. Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa, memiliki mata air di Pegunungan Sewu (Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara melintasi Kota

Surakarta, dan akhirnya menuju ke Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Sungai lainnya yang cukup besar adalah Sungai Serayu, yang melintasi 6 (enam) kabupaten yaitu Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, dan Cilacap dengan panjang sekitar 30 km dan lebar sekitar 12-25 meter. Sungai-sungai di wilayah Provinsi Jawa Tengah yang memiliki

luas daerah pengairan lebih dari 1.000 km 2 perlu diwaspadai karena daerah alirannya cukup luas dengan debit yang cukup besar, sehingga mengakibatkan

wilayah di sekitarnya rawan banjir limpasan. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka penyelenggaraan pembangunan pendidikan harus mempertimbangkan faktor alam yang menjadi bagian dari wilayah Jawa Tengah, dan dalam hal ini diuperlukan kearifan lokal untuk mampu bersahabat dengan alam sekitar.

Berdasarkan hasil kajian dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah, Bidang Pendidikan tidak masuk dalam Lingkungan Hidup Strategis (LHS) yang dapat memberikan dampak strategis terhadap lingkungan hidup. Namun demikian di dalam perencanaan pembangunan pendidikan di Jawa Tengah tetap memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan berkomitmen tidak mengorbankan kelestarian lingkungan, tetapi justru melalui pendidikan diarahkan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Penambahan Unit Sekolah Baru (USB), Penataan Lingkungan Sekolah, Pembangunan Akses Sekolah selalu memperhatikan tata ruang yang telah ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan tidak memanfaatkan ruang hijau yang ada.