SUMBER DAYA DINAS PENDIDIKAN

B. SUMBER DAYA DINAS PENDIDIKAN

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Data Sumber Daya Aparatur pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 tercatat sebanyak 933 pegawai yang terdiri dari 438 pegawai laki-laki dan 495 pegawai perempuan yang terdistribusi pada Sekretariat, Bidang dan UPT dengan sebaran sebagai berikut :

Tabel 2.1

Data Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2013

Tingkat Pendidikan No

JML

UNIT KERJA

DIP S1 S2 S3 I. Tenaga Administrasi

6 10 44 5 40 17 0 2. Bidang Pendidikan Dasar

48 0 0 20 5 16 7 0 3. Bidang Pendidikan Menengah

41 0 1 11 3 16 9 1 4. Bidang Pendidikan Non Formal

47 0 1 10 2 24 9 1 dan PT

5. Bidang Peningkatan Pendidik dan 32 0 1 12 4 10 5 0 Tenaga Kependidikan

6. BP Pendidikan Kejuruan 41 1 3 20 0 10 7 0 7. BP Pendidikan Khusus

14 0 0 1 2 6 5 0 8. BP Teknologi, Informasi, dan

25 2 0 10 1 10 2 0 Komunikasi Pendidikan

9. SLB N 1 Pemalang 8 1 1 4 1 1 0 0 10. SLB N 2 Pemalang

2 0 0 1 0 1 0 0 11. SLB N Surakarta

2 0 0 0 1 1 0 0 12. SLB N Semarang

II Jab Fungsional

1. Pengawas Sekolah 17 0 0 0 0 11 6 0 2. Guru SLB :

0 0 0 133 401 10 0 - Kares Semarang

0 0 0 39 138 9 0 - Kares Magelang

41 0 0 0 18 23 0 0 - Kares Pati

20 0 0 0 0 20 0 0 - Kares Surakarta

0 0 0 49 140 1 0 - Kares Banyumas

13 0 0 0 4 9 0 0 - Kares Pekalongan

Sumber : Data Kepegawaian Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan data tersebut diatas, struktur pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah cukup baik, karena sebagaian besar telah berkualifikasi S1 sebanyak 547 orang (58,63%) dan yang berkualifikasi S2 Berdasarkan data tersebut diatas, struktur pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah cukup baik, karena sebagaian besar telah berkualifikasi S1 sebanyak 547 orang (58,63%) dan yang berkualifikasi S2

Ditinjau dari pangkat/golongan distribusi pegawai berada antara golongan I sampai dengan IV, dengan proporsi golongan terbesar berada pada golongan

III. Secara keseluruhan proporsi golongan pegawai terdeskripsikan pada tabel berikut ini :

Tabel 2.2

Data Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan

Menurut Golongan Tahun 2013

GOLONGAN No

UNIT KERJA

JUMLAH

IV I. Tenaga Administrasi

I II III

1. Sekretariat 8 39 66 9 122 2. Bidang Pendidikan Dasar

0 3 39 6 48 3. Bidang Pendidikan Menengah

0 3 27 11 41 4. Bidang Pendidikan Non Formal dan PT

0 3 35 9 47 5. Bidang Peningkatan Pendidik dan Tenaga

0 1 26 5 32 Kependidikan

6. BP Pendidikan Kejuruan 1 18 6 16 41 7. BP Pendidikan Khusus

0 4 6 4 14 8. BP Teknologi, Informasi, dan Komunikasi

1 4 17 3 25 Pendidikan

9. SLB N 1 Pemalang 1 4 3 0 8 10. SLB N 2 Pemalang

0 0 2 0 2 11. SLB N Surakarta

0 0 2 0 2 12. SLB N Semarang

II Jab Fungsional 0 74 363 114 551

1. Pengawas Sekolah 0 0 2 15 17 2. Guru SLB :

0 74 361 99 534 - Kares Semarang

0 14 115 57 186 - Kares Magelang

0 25 16 0 41 - Kares Pati

0 0 20 0 20 - Kares Surakarta

0 24 155 11 190 - Kares Banyumas

0 7 6 0 13 - Kares Pekalongan

Sumber : Data Kepegawaian Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Bermodal SDM dengan kualifikasi dan kompetensi yang beragam, setiap personel memiliki tugas dan tanggungjawab dalam mendukung akselerasi program pembangunan pendidikan di Jawa Tengah.

2. Sumber Daya Aset.

Sumber daya aset ini merupakan hasil dari modal yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang tersebar pada Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Balai Pengembangan Pendidikan Kejuruan (BP-Dikjur), Balai Pengembangan Pendidikan Khusus (BP-Diksus) dan Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (BP-TIKP). Adapun rincian data aset Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3

Data Aset Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2013

No

Nama Barang

Jumlah

Harga (Rp.)

Keterangan

1. Tanah

104.450.682.852 9 Tanah bangunan 2. Bangunan Gedung

9 bidang

186 unit

93.559.004.417 180 Gedung kantor 1 Rumah Dinas 5 Mushola/Masjid

3. Alat Angkutan

21 unit

1.742.086.452 Roda 4 : 1 Sedan 14 station wagon Roda 2 : 2 Merk Yamaha 4 Merk Honda

4. Alat-alat Kantor/

23.403 unit

Rumah Tangga 5. Alat-alat Studio

880 unit

6. Buku-buku/ Alat

101.553 set

Perpustakaan 7. Barang-barang

630 unit

bercorak kesenian/ kebudayaan

Sumber : Data Aset Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

C. KINERJA PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN Pembangunan pendidikan adalah bidang pembangunan yang menempati posisi strategis bagi pengembangan sumber daya manusia berkualitas sebagai modal dasar pembangunan secara menyeluruh. Keberhasilan pembangunan pendidikan akan mampu memberikan kontribusi bagi terciptanya insan yang mandiri dan bermartabat. Oleh karena itu tugas utama pembangunan pendidikan adalah memberi konstribusi yang berarti bagi pemecahan permasalahan bangsa.

Pendidikan pada hakekatnya bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Sejalan dengan tujuan tersebut Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bertekad mewujudkan insan Jawa Tengah yang bemoral, kompetitif dan berwawasan kebangsaan yang dibangun melalui pendidikan formal dan pendidikan non formal yang dilaksanakan secara berkelanjutan dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.

1. Aspek Pelayanan Umum

a. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia enam tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Jenis pelayanan PAUD meliputi : (1) Taman Penintipan Anak (TPA) dengan sasaran anak usia 0-2 tahun, (2) Kelompok Bermain (KB) dengan sasaran anak usia 3-4 tahun, dan (3) Taman Kanak- kanak/Raudlotul Athfal (TK/TKLB/RA) dengan sasaran anak usia 5-6 tahun.

1) Perkembangan TK/TKLB/RA

Sejalan dengan perkembangan penduduk dan meningkatnya peran serta masyarakat di Jawa Tengah, pembangunan pendidikan anak usia dini, khususnya TK/RA mengalami peningkatan cukup signifikan mulai tahun 2008 s.d. 2012, dengan data sebagaimana tabel berikut ini :

Tabel 2.4

Data Perkembangan TK/TKLB/RA di Jawa Tengah

4. Kondisi Ruang Kelas : - Baik

- Rusak Ringan

- Rusak Berat

44.667 47.478 Sumber : Data Profil Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

5. Guru

2) Angka Partisipasi Kasar PAUD

Angka Partisipasi Kasar PAUD di Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 2008-2012 juga mengalami peningkatan dari 59,22% pada Tahun 2008 menjadi 70,50% pada Tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak meningkat. Apabila dibandingkan dengan capaian nasional, APK PAUD Jawa Tengah berada diatas capaian nasional sebesar 63%, selengkapnya sebagaimana Gambar 2.2

Gambar 2.2

Angka Partisipasi Kasar PAUD Provinsi Jawa Tengah

3) Kualifikasi Pendidik PAUD

Kualifikasi pendidik salah satunya ditunjukkan melalui indikator kualifikasi S1/D4 pendidik. Selama kurun waktu tahun 2008-2012 persentase pendidik TK/TKLB/RA yang memiliki kualifikasi S1/D4 mengalami peningkatan sebagaimana tertera pada Gambar 2.3

Gambar 2.3

Persentase Pendidik PAUD Berkualifikasi S1/D4 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

e s 25.00 a

b. Pendidikan Dasar (DIKDAS)

Jenjang Pendidikan Dasar (DIKDAS) merupakan program prioritas dalam rangka menuntaskan wajib belajar 9 tahun di Jawa Tengah. Sasaran Dikdas adalah anak usia 7-12 tahun untuk jenjang SD/SDLB/MI dan anak usia 13-

15 tahun untuk jenjang SMP/SMPLB/MTs.

1) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Capaian Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada tiap kelompok umur pendidikan dasar dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif. APS penduduk usia 7-12 tahun pada tahun 2008 sebesar 98,83% meningkat menjadi 98,87% pada tahun 2012. APS penduduk usia 13-15 tahun mengalami peningkatan dari 84,27% pada tahun 2008 menjadi 89,59% pada tahun 2012 sebagaimana gambar 2.4 dibawah ini :

Gambar 2.4

Angka Partisipasi Sekolah (APS) jenjang Dikdas Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

89.59 APS 7-12 TH 90

APS 13-15 TH

2) Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) Dikdas di Jawa Tengah selama kurun waktu 2008-2012 mengalami peningkatan dari 92,62% pada tahun 2008 menjadi 100,50% pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun di Jawa Tengah telah berhasil diatas capaian nasional sebesar 99,47%, selengkapnya sebagaimana Gambar 2.5

Gambar 2.5

Angka Partisipasi Kasar Wajar Dikdas Provinsi Jawa Tengah

e s 98.00

a 96.93

e nt

e rs

Tahun

3) Perkembangan SD/SDLB/MI

Dengan pertumbuhan penduduk usia 7-12 tahun di Jawa Tengah yang secara umum menurun mengakibatkan jumlah siswa SD/MI juga mengalami penurunan sehingga sebagian lembaga SD/SDLB/MI di Kabupaten/Kota dilakukan regrouping. Data perkembangan SD/SDLB/MI di Jawa Tengah tahun 2008-2012 sebagaimana tabel berikut ini :

Tabel 2.5

Data Perkembangan SD/SDLB/MI di Jawa Tengah

4. Kondisi Ruang Kelas : - Baik

- Rusak Ringan

- Rusak Berat

6. Fasilitas : - Perpustakaan

12.295 12.466 Sumber : Data Profil Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

4) Perkembangan SMP/SMPLB/MTs

Jumlah lembaga pendidikan ini cukup menggembirakan, hal ini terlihat dari perkembangan jumlah sekolah, jumlah siswa, jumlah kelas dan jumlah guru SMP/SMPLB/MTs di Jawa Tengah. Data perkembangan SMP/SMPLB/MTs di Jawa Tengah tahun 2008-2012 sebagaimana tabel berikut ini :

Tabel 2.6

Data Perkembangan SMP/SMPLB/MTs di Jawa Tengah

Tahun 2008 – 2012.

No

Komponen

1. Sekolah

2. Siswa

3. Kelas

4. Kondisi Ruang Kelas : - Baik

- Rusak Ringan

- Rusak Berat

6. Fasilitas : - Perpustakaan

2.810 3.227 Sumber : Data Profil Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

5) Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah menunjukkan jumlah sekolah jenjang pendidikan tertentu per 10.000 penduduk usia sekolah. Rasio ini mengindikasikan sejauhmana ketersediaan sekolah sudah mampu menampung semua penduduk usia sekolah.

Berdasarkan data rasio ketersediaan sekolah untuk SD/MI per 10.000 penduduk usia 7-12 tahun, pada kurun waktu Tahun 2008-2012 mengalami peningkatan dari 63,35 menjadi 64,07. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan SD/MI di Jawa Tengah cukup memadai. Pada kurun waktu yang sama rasio ketersediaan SMP/MTs per 10.000 penduduk usia 13-15 tahun meningkat dari 21,93 menjadi 26,63. Namun demikian kondisi tersebut menunjukkan bahwa jumlah SMP/MTs relatif kurang memadai, karena idealnya mencapai rasio 52,08. Data selengkapnya terlihat dalam Tabel 2.8

Tabel 2.7

Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap 10.000 Jumlah Penduduk Jenjang Dikdas di Provinsi Jawa Tengah

1. SD/MI - Sekolah

- Jumlah Penduduk 7-

12 tahun - Rasio SD/MI per

10.000 penduduk 7- 12 tahun

2. SMP/MTs - Sekolah

- Jumlah Penduduk

13-15 tahun - Rasio SMP/MTs per

10.000 penduduk 13-15 tahun

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka

6) Rasio Guru terhadap Murid

Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru per 10.000 jumlah murid berdasarkan tingkat pendidikan. Rasio ini selain mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai kualitas pembelajaran.

Selama kurun waktu Tahun 2008-2012, rasio ketersediaan guru terhadap murid SD/MI di Jawa Tengah cenderung membaik karena mengalami penurunan dari 17,22 menjadi 15,18. Demikian pula pada jenjang SMP/SMPLB/MTs juga membaik, dikarenakan menurun dari 15,65 menjadi 14,36. Data selengkapnya terdapat pada Tabel 2.9

Tabel 2.8

Rasio Guru dan Murid Jenjang Dikdas Di Provinsi Jawa Tengah

1. SD/MI - Jumlah Guru

- Jmulah Siswa

2. SMP/MTs - Jumlah Guru

- Jumlah Siswa

14,25 14,36 Sumber : Data Profil Pendidikan Jawa Tengah

7) Rasio Guru terhadap Murid per Kelas Rata-Rata

Rasio guru/murid per kelas rata-rata adalah perbandingan antara jumlah guru per kelas dengan jumlah murid dalam satuan pendidikan tertentu. Rasio guru/murid per kelas rata-rata untuk jenjang SD/MI capaiannya kurang baik ditunjukkan dengan menurunnya rasio dari 1,36 pada tahun 2008 menjadi 1,07 pada tahun 2012. Pada kurun waktu yang sama untuk Rasio guru/murid per kelas rata-rata adalah perbandingan antara jumlah guru per kelas dengan jumlah murid dalam satuan pendidikan tertentu. Rasio guru/murid per kelas rata-rata untuk jenjang SD/MI capaiannya kurang baik ditunjukkan dengan menurunnya rasio dari 1,36 pada tahun 2008 menjadi 1,07 pada tahun 2012. Pada kurun waktu yang sama untuk

Tabel 2.9

Rasio Guru terhadap Murid per Kelas Rata-rata pada Jenjang Dikdas Di Provinsi Jawa Tengah

1. SD/MI - Jumlah Kelas

- Rasio guru/murid

per kelas rata-rata 2. SMP/MTs

- Jumlah Kelas

- Rasio guru/murid

per kelas rata-rata Sumber : Data Profil Pendidikan Jawa Tengah

8) Angka Putus Sekolah

Angka putus sekolah (Drop Out) untuk jenjang pendidikan dasar mengalami penurunan. Angka DO siswa SD/SDLB/MI turun dari 0,3% menjadi 0,12% dan Angka DO siswa SMP/SMPLB/MTs turun dari 0,98 menjadi 0,38. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.6

Angka Putus Sekolah (DO) Dikdas Provinsi Jawa Tengah

e s 0.80 0.72 0.68

a nt

DO SD/MI e 0.60

rs

0.38 DO SMP/MTs

9) Angka Lulusan

Angka lulusan menunjukkan tingkat keberhasilan siswa dalam menyelesaikan pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan.

Capaian Angka Lulusan SD/SDLB/MI dan SMP/SMPLB/MTs tahun 2008- 2012 mengalami peningkatan sebagaimana terlihat pada gambar 2.7

Gambar 2.7

Angka Lulusan (AL) Jenjang Dikdas Provinsi Jawa Tengah

s e 95.98 a 96.29 nt

93.96 94.00 e AL SD/MI rs

AL SMP/MTs

10) Angka Melanjutkan

Persentase siswa lulusan SD/SDLB/MI yang melanjutkan ke jenjang SMP/SMPLB/MTs dalam kurun waktu tahun 2008-2012 mengalami peningkatan. Angka melanjutkan (Angka Transisi) ke SMP/MTs sebesar 90,04 menjadi 94,57% dapat dilihat pada Gambar 2.8

Gambar 2.8

Angka Melanjutkan (AT) Jenjang Dikdas Provinsi Jawa Tengah

a s 92.00 92.01

nt e 91.00

rs 90.00 90.04

pe

tahun

11) Kualifikasi Pendidik Dikdas

Selama kurun waktu tahun 2008-2012 persentase pendidik SD/SDLB/MI dan SMP/SMPLB/MTs yang memiliki kualifikasi S1/D4 mengalami peningkatan sebagaimana tertera pada Gambar 2.9

Gambar 2.9

Persentase Pendidik Dikdas Berkualifikasi S1/D4 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

70.00 e s 60.00

nt 50.00 SD/MI

e 40.00 34.11

rs

SMP/MTs

c. Pendidikan Menengah (DIKMEN)

Jenjang Pendidikan Menengah (DIKMEN) merupakan jenjang strategis dalam mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau terjun ke dunia usaha/dunia kerja (DU/DI). Sasaran Dikmen adalah anak usia 16-18 tahun untuk jenjang SMA, SMALB, SMK dan MA.

1) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Capaian Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada jenjang pendidikan menengah relatif rendah. APS penduduk usia 16-18 tahun meningkat dari tahun 2008 sebesar 53,36% menjadi 58,56% pada tahun 2012. Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada jenjang pendidikan menengah dapat dilihat pada Gambar 2.10

Gambar 2.10

Angka Partisipasi Sekolah (APS) jenjang Dikmen Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

e s 56.00

nt e 54.00

2) Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) Dikmen di Jawa Tengah selama kurun waktu 2008-2012 mengalami peningkatan dari 53,51% pada tahun 2008 menjadi 67,00% pada tahun 2012. Walaupun mengalami peningkatan namun capaian tersebut termasuk kategori rendah karena disebabkan antara lain disebabkan tingginya biaya pendidikan, keberadaan sekolah secara geografis jauh dari pemukiman dan kurangnya sarana prasarana atau jumlah sekolah. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.11

Gambar 2.11

Angka Partisipasi Kasar Dikmen Provinsi Jawa Tengah

a 50.00 e nt 40.00

e rs

P 30.00

Tahun

3) Perkembangan SMA/SMALB/SMK/MA

Perkembangan jumlah sekolah, siswa dan guru pada jenjang SMA/SMALB/SMK/MA di Jawa Tengah telah meningkat sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Data perkembangan SMA/SMALB/SMK/MA di Jawa Tengah sebagaimana tabel berikut ini :

Tabel 2.10

Data Perkembangan SMA/SMALB/SMK/MA di Jawa Tengah

4. Kondisi Ruang Kelas : - Baik

- Rusak Ringan

- Rusak Berat

6. Fasilitas : - Perpustakaan

1.600 1.615 Sumber : Data Profil Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

4) Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Selama kurun waktu 2008-2012 ketersediaan SMA/SMALB/SMK/MA mengalami peningkatan yaitu dari 13,18 pada tahun 2008 menjadi 22,04 per 10.000 penduduk usia 16-18 tahun pada tahun 2012. Rasio ideal mendekati angka 30 sehingga kondisi tersebut ideal, sebagaimana pada tabel 2.10.

Tabel 2.11

Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap 10.000 Jumlah Penduduk Jenjang Dikmen di Provinsi Jawa Tengah

2 Jumlah penduduk

usia 16-18 tahun 3 Rasio SMA/SMALB/

SMK/MA per 10.000 penduduk 16-18 tahun

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka

5) Rasio Guru terhadap Murid

Selama kurun waktu Tahun 2008-2012, rasio ketersediaan guru terhadap murid SMA/SMALB/SMK/MA di Jawa Tengah cenderung membaik karena mengalami penurunan dari 13,26 menjadi 10,27. Data selengkapnya terdapat pada Tabel 2.11

Tabel 2.12

Rasio Guru dan Murid Jenjang Dikmen

Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

1 Jumlah Guru

2 Jumlah Siswa

9,99 10,27 Sumber : Data Profil Pendidikan Jawa Tengah

12) Rasio Guru terhadap Murid per Kelas Rata-Rata

Rasio guru/murid per kelas rata-rata adalah perbandingan antara jumlah guru per kelas dengan jumlah murid dalam satuan pendidikan tertentu, secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.14.

Tabel 2.13

Rasio Guru terhadap Murid per Kelas Rata-rata pada Jenjang Dikmen Di Provinsi Jawa Tengah

1 Jumlah Kelas

2 - Rasio guru/murid

per kelas rata-rata Sumber : Data Profil Pendidikan Jawa Tengah

6) Angka Putus Sekolah

Angka putus sekolah (Drop Out) untuk jenjang pendidikan menengah mengalami penurunan. Angka DO SMA/SMALB/SMK/MA turun dari 0,11% menjadi 0,08%. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.12

Gambar 2.12

Angka Putus Sekolah (DO) Dikmen Provinsi Jawa Tengah

e nt 0.10 0.10 0.09 rs 0.08

7) Angka Lulusan

Capaian Angka Lulusan SMA/SMALB/SMK/MA tahun 2008-2012 mengalami peningkatan dari 93,13% menjadi 95,59% sebagaimana terlihat pada gambar 2.13

Gambar 2.13

Angka Lulusan (AL) Jenjang Dikmen Provinsi Jawa Tengah

s e 94.00 a 94.19

e nt 93.00 93.13

8) Angka Melanjutkan

Persentase siswa lulusan SMP/SMPLB/MTs yang melanjutkan ke jenjang SMA/SMALB/SMK/MA dalam kurun waktu tahun 2008-2012 mengalami peningkatan. Angka melanjutkan (Angka Transisi) ke SMA/SMALB/ SMK/MA sebesar 71,95 menjadi 81,07% dapat dilihat pada Gambar 2.14

Gambar 2.14

Angka Melanjutkan (AT) Jenjang Dikmen Provinsi Jawa Tengah

nt e 74.00 74.13

9) Kualifikasi Pendidik Dikmen

Selama kurun waktu tahun 2008-2012 persentase pendidik SMA/SMALB/SMK/MA yang memiliki kualifikasi S1/D4 mengalami peningkatan dari 82,50% pada tahun 2008 menjadi 91,85% pada tahun 2012 sebagaimana tertera pada Gambar 2.15

Gambar 2.15

Persentase Pendidik Dikmen Berkualifikasi S1/D4 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

91.85 90.00 s e 88.00

rs 84.00 83.20 pe 82.00 82.50

tahun

2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator kinerja pembangunan untuk mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang mencerminkan status kemampuan dasar penduduk, yaitu Angka Usia Harapan Hidup (UHH), capaian tingkat pendidikan (Angka Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf), serta pengeluaran per kapita guna mengukur akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak.

Perkembangan IPM Provinsi Jawa Tengah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dimana pada Tahun 2008 sebesar 71,6, meningkat menjadi 73,36 pada Tahun 2012, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.16.

Gambar 2.16

Persentase IPM Provinsi Jawa Tengah

s e 72.50 a 72.49

e nt 72.00 72.10

Apabila dilihat dari IPM kabupaten/kota di Jawa Tengah, dapat dilihat bahwa beberapa kabupaten/kota memiliki IPM di atas IPM Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Kabupaten/kota yang memiliki IPM tertinggi di Jawa Tengah adalah Kota Surakarta (78,60), sedangkan IPM terendah adalah Kabupaten Brebes (69,37). IPM kabupaten/kota masih sangat perlu untuk ditingkatkan guna meningkatkan kualitas hidup penduduk di tiap kabupaten/kota khususnya dan mendukung pencapaian kualitas hidup masyarakat Jawa Tengah pada umumnya. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.12.

Tabel 2.14

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) per Kabupaten/Kota

Rata-rata Pengeluaran

perkapita No

Kab/Kota IPM

(Ribu Rp.

1 Kab. Cilacap

639,78 72,77 2 Kab. Banyumas

641,78 73,33 3 Kab. Purbalingga

638,41 72,97 4 Kab. Banjarnegara

641,53 70,70 5 Kab. Kebumen

641,78 71,86 6 Kab. Purworejo

638,51 73,53 7 Kab. Wonosobo

632,71 71,45 8 Kab. Magelang

641,45 73,14 9 Kab. Boyolali

634,86 71,50 10 Kab. Klaten

649,49 74,46 11 Kab. Sukoharjo

652,39 74,21 12 Kab. Wonogiri

653,07 72,59 13 Kab. Karanganyar

651,05 74,62 14 Kab. Sragen

633,90 71,85 15 Kab. Grobogan

638,68 71,77 16 Kab. Blora

645,28 71,49 17 Kab. Rembang

646,90 72,81 18 Kab. Pati

652,22 73,81 19 Kab. Kudus

642,02 73,69 20 Kab. Jepara

639,89 73,54 21 Kab. Demak

635,62 73,52 22 Kab. Semarang

640,67 74,98 23 Kab. Temanggung

640,56 74,74 24 Kab. Kendal

642,55 71,48 25 Kab. Batang

634,28 71,41 26 Kab. Pekalongan

646,96 72,37 27 Kab. Pemalang

641,52 70,66 28 Kab. Tegal

646,19 71,74 29 Kab. Brebes

640,06 69,37 30 Kota Magelang

655,08 77,26 31 Kota Surakarta

658,92 78,60 32 Kota Salatiga

653,16 77,13 33 Kota Semarang

652,80 77,98 34 Kota Pekalongan

647,14 75,25 35 Kota Tegal

656,99 74,63 Jawa Tengah

643,53 73,36 Sumber : Jawa Tengah dalam Angka, 2013

Gambaran indikator pembentuk IPM di bidang pendidikan adalah Angka Melek Huruf dan angka Rata-rata Lama Sekolah. Secara lengkap data pendukung IPM per Kab/Kota selama kurun waktu 2008-2012 sebagai berikut :

a. Angka Melek Huruf

Perkembangan Angka Melek Huruf di Jawa Tengah penduduk usia 15 tahun ke atas cenderung meningkat dari sebesar 89,24% (Tahun 2008) menjadi 90,45% (Tahun 2012). Kondisi ini menggambarkan semakin banyak penduduk usia tersebut yang mampu membaca dan menulis. Dibandingkan Perkembangan Angka Melek Huruf di Jawa Tengah penduduk usia 15 tahun ke atas cenderung meningkat dari sebesar 89,24% (Tahun 2008) menjadi 90,45% (Tahun 2012). Kondisi ini menggambarkan semakin banyak penduduk usia tersebut yang mampu membaca dan menulis. Dibandingkan

Perkembangan Angka Melek Huruf penduduk usia 15 tahun ke atas di Provinsi Jawa Tengah selama 2008 - 2012 dapat dilihat pada Gambar 2.17

Gambar 2.17

Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah

a s 89.80 nt e 89.60

rs 89.40 89.46 pe 89.20 89.24

Angka Melek Huruf di Jawa Tengah menurut kabupaten/kota pada pada tahun 2012, terlihat capaian tertinggi adalah Kota Magelang (97,52), dan yang terendah Kabupaten Wonogiri (84,32). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.13.

Tabel 2.15

Perkembangan Angka Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota

Tahun 2008 - 2012

No Kabupaten/Kota

91,48 91,49 2 Kab. Banyumas

1 Kab. Cilacap

94,06 94,24 3 Kab. Purbalingga

93,50 93,52 4 Kab. Banjarnegara

88,48 88,49 5 Kab. Kebumen

91,53 91,54 6 Kab. Purworejo

91,74 92,79 7 Kab. Wonosobo

91,16 91,43 8 Kab. Magelang

No Kabupaten/Kota

9 Kab. Boyolali

87,96 87,97 10 Kab. Klaten

89,92 89,93 11 Kab. Sukoharjo

90,72 90,73 12 Kab. Wonogiri

83,50 84,32 13 Kab. Karanganyar

88,90 88,95 14 Kab. Sragen

84,41 84,41 15 Kab. Grobogan

90,41 90,94 16 Kab. Blora

85,06 85,06 17 Kab. Rembang

91,36 91,37 18 Kab. Pati

87,59 87,61 19 Kab. Kudus

93,73 93,74 20 Kab. Jepara

93,15 93,29 21 Kab. Demak

92,53 92,54 22 Kab. Semarang

93,67 94,20 23 Kab. Temanggung

95,96 95,97 24 Kab. Kendal

89,31 89,77 25 Kab. Batang

89,90 89,93 26 Kab. Pekalongan

92,08 92,11 27 Kab. Pemalang

90,79 90,80 28 Kab. Tegal

89,47 90,64 29 Kab. Brebes

86,15 86,69 30 Kota Magelang

97,29 97,52 31 Kota Surakarta

96,71 96,73 32 Kota Salatiga

96,52 96,55 33 Kota Semarang

96,47 96,98 34 Kota Pekalongan

95,93 95,94 35 Kota Tegal

94,90 94,91 Jawa Tengah

90,34 90,45 Sumber : Jawa Tengah dalam Angka, 2013

b. Angka Rata-rata Lama Sekolah

Angka rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di Provinsi Jawa Tengah meningkat dalam kurun waktu 2008 - 2012 yaitu dari 6,86 tahun menjadi 7,39 tahun. Capaian kinerja tersebut menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pendidikan semakin meningkat, baik pada jenjang pendidikan yang diikuti maupun pada besaran peserta pendidikannya.

Perkembangan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 2.17.

Gambar 2.18

Perkembangan Angka Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

a h 7.20 7.24

ol 7.10

s a 7.00

Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Tengah menurut kabupaten/kota pada Tahun 2012, capaian tertinggi adalah Kota Surakarta (10,49 tahun), sedangkan terendah Kabupaten Brebes (6,07 tahun). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.14.

Tabel 2.16

Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah menurut Kabupaten/Kota Tahun 2008 - 2012

No Kabupaten/Kota

1 Kab. Cilacap

6,86 6,87 2 Kab. Banyumas

7,76 7,79 3 Kab. Purbalingga

7,21 7,23 4 Kab. Banjarnegara

6,34 6,35 5 Kab. Kebumen

6,92 6,93 6 Kab. Purworejo

7,84 7,93 7 Kab. Wonosobo

6,55 6,56 8 Kab. Magelang

7,33 7,55 9 Kab. Boyolali

7,42 7,43 10 Kab. Klaten

8,28 8,31 11 Kab. Sukoharjo

8,52 8,53 12 Kab. Wonogiri

6,35 6,65 13 Kab. Karanganyar

7,41 8,27 14 Kab. Sragen

7,02 7,22 15 Kab. Grobogan

6,81 6,83 16 Kab. Blora

6,45 6,46 17 Kab. Rembang

No Kabupaten/Kota

18 Kab. Pati

6,98 7,01 19 Kab. Kudus

8,12 8,49 20 Kab. Jepara

7,52 7,58 21 Kab. Demak

7,60 7,62 22 Kab. Semarang

7,87 8,07 23 Kab. Temanggung

7,09 7,10 24 Kab. Kendal

6,93 7,11 25 Kab. Batang

6,72 6,73 26 Kab. Pekalongan

6,70 6,80 27 Kab. Pemalang

6,51 6,54 28 Kab. Tegal

6,60 6,62 29 Kab. Brebes

5,72 6,07 30 Kota Magelang

10,22 10,36 31 Kota Surakarta

10,34 10,49 32 Kota Salatiga

9,97 9,98 33 Kota Semarang

10,11 10,30 34 Kota Pekalongan

8,69 8,72 35 Kota Tegal

8,27 8,30 Jawa Tengah

7,29 7,39 Sumber : Jawa Tengah dalam Angka, 2013

3. Capaian MDGs

Salah satu indikator pencapaian Rencana Aksi Daerah MDGs Tingkat Provinsi Jawa Tengah di bidang pendidikan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Dasar.

a. Angka Partisipasi Kasar

Angka Partisipasi Kasar (APK), menunjukan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut.

APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator yang paling APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator yang paling

Gambar 2.19

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

SD/SDLB/MI

e nt

53.51 54.87 SMP/SMPLB/MTs rs 60.00 SMA/SMALB/SMK/MA

Sedangkan sebaran kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 2.15.

Tabel 2.17

Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Kabupaten/Kota

No. Kota

SD/MI

MTs

MA

SD/MI

MTs

MA

SD/MI SMP/MTs SM/MA

1 Kab. Cilacap

96.16 56.23 118.61 100.70 75.99 2 Kab. Banyumas

3 Kab. Purbalingga

97.88 47.42 125.18 100.63 71.73 4 Kab. Banjarnegara

5 Kab. Kebumen

62.04 118.81 104.36 65.97 6 Kab. Purworejo

7 Kab. Wonosobo

99.82 41.92 117.36 104.47 65.93 8 Kab. Magelang

9 Kab. Boyolali

62.15 120.42 100.74 73.18 10 Kab. Klaten

11 Kab. Sukoharjo

65.37 112.17 101.20 77.86 13 Kab. Karanganyar

12 Kab Wonogiri

74.08 116.16 100.26 82.48 15 Kab. Grobogan

14 Kab. Sragen

98.87 52.30 118.70 99.83 70.99 17 Kab. Rembang

16 Kab. Blora

73.27 120.47 104.34 50.98 19 Kab. Kudus

18 Kab Pati

20 Kab. Jepara

99.18 65.00 116.47 101.07 73.15 21 Kab. Demak

22 Kab. Semarang

56.86 119.70 99.38 59.85 23 Kab. Temanggung

24 Kab. Kendal

71.10 118.70 101.59 56.50 25 Kab. Batang

26 Kab. Pekalongan

No. Kota

SD/MI

27 Kab. Pemalang

MTs

MA

SD/MI

MTs

MA

SD/MI SMP/MTs SM/MA

95.52 58.16 115.93 101.27 54.82 28 Kab. Tegal

29 Kab. Brebes

94.08 54.74 116.04 94.81 46.85 30 Kota Magelang

31 Kota Surakarta

131.65 116.50 136.60 32 Kota Salatiga

33 Kota Semarang

113.53 100.52 101.27 34 Kota Pekalongan

35 Kota Tegal

63.34 127.66 103.41 106.23 Jawa Tengah

b. Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan Bila APK digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu tanpa melihat berapa usianya, maka APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu.

Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka APM akan mencapai nilai 100. Secara umum, nilai APM akan selalu lebih rendah dari APK karena nilai APK mencakup anak diluar usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi siswa yang terlambat atau terlalu cepat bersekolah.

Gambar 2.20

Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

100.00 90.99 95.82 97.08 96.04 98.30 e 71.50 75.29 76.87 78.33 78.92

s 80.00 a

SD/SDLB/MI

nt e 60.00

45.78 49.19 50.12 51.46 53.00 SMP/SMPLB/MTs

rs

SMA/SMALB/SMK/MA

pe

tahun

Sedangkan sebaran kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 2.16.

Tabel 2.18

Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Kabupaten/Kota

SD/MI

SMP/MTs

SM/MA

SD/MI

SMP/MTs

SM/MA

SD/MI SMP/MTs SM/MA

93.51 75.96 42.74 98.60 80.30 59.77 2 Kab. Banyumas

1 Kab. Cilacap

93.88 78.82 54.60 98.61 84.95 49.81 3 Kab. Purbalingga

91.97 76.34 38.17 98.21 82.96 56.75 4 Kab. Banjarnegara

94.52 70.76 37.05 97.73 79.19 67.65 5 Kab. Kebumen

98.81 80.04 48.40 98.65 84.20 48.80 6 Kab. Purworejo

95.92 85.62 79.77 98.70 81.30 70.61 7 Kab. Wonosobo

94.52 77.85 33.95 98.84 82.06 51.57 8 Kab. Magelang

99.87 71.79 32.33 96.23 69.45 50.58 9 Kab. Boyolali

98.14 80.02 53.10 98.13 81.25 55.07 10 Kab. Klaten

99.88 79.18 71.40 99.57 86.92 62.52 11 Kab. Sukoharjo

96.65 89.06 72.54 98.90 86.63 58.29 12 Kab. Wonogiri

95.06 78.40 53.30 98.13 86.07 51.43 13 Kab. Karanganyar

99.80 79.64 54.00 97.11 87.39 60.26 14 Kab. Sragen

96.60 84.10 60.52 98.52 83.57 63.26 15 Kab. Grobogan

94.24 72.53 39.69 96.70 65.17 35.16 16 Kab. Blora

96.15 77.12 41.51 98.09 74.79 56.06 17 Kab. Rembang

98.41 79.08 57.49 96.19 79.07 45.59 18 Kab. Pati

96.37 80.33 55.41 98.78 80.41 36.96 19 Kab. Kudus

87.21 81.75 59.98 95.83 79.01 78.42 20 Kab. Jepara

95.16 77.36 47.63 98.38 71.49 56.05 21 Kab. Demak

93.13 79.60 45.10 97.83 73.92 46.07 22 Kab. Semarang

98.99 83.39 45.68 97.41 76.37 46.85 23 Kab. Temanggung

98.26 77.80 52.42 98.52 78.14 41.45 24 Kab. Kendal

96.24 82.10 58.06 97.82 79.32 44.58 25 Kab. Batang

95.30 78.78 41.43 95.13 80.77 41.46 26 Kab. Pekalongan

94.87 78.14 36.95 97.76 75.77 52.40 27 Kab. Pemalang

96.24 75.46 47.83 98.88 79.48 46.00 28 Kab. Tegal

97.97 77.31 42.98 96.90 68.99 53.66 29 Kab. Brebes

95.59 74.32 41.22 98.21 72.48 32.89 30 Kota Magelang

98.65 87.37 59.35 104.55 93.87 124.47 31 Kota Surakarta

99.97 92.79 80.67 103.82 91.49 104.91 32 Kota Salatiga

99.51 77.63 61.89 102.43 87.92 115.73 33 Kota Semarang

97.74 73.33 84.08 101.55 80.79 74.52 34 Kota Pekalongan

98.74 78.53 49.90 101.06 87.97 78.37 35 Kota Tegal

96.90 92.79 51.38 100.46 84.79 78.57 Jawa Tengah

4. Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD

Pencapaian kinerja pelayanan SKPD diukur melalui capaian kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 s.d. 2013 yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah dan Renstra Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

Tabel 2.19

Realisasi Capaian Renstra Tahun 2008 – 2013 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Realisasi capaian indikator RPJMD NO

Target

Sa

Program dan Indikator

I Program Pendidikan Anak Usia Dini

1 Angka Partisipasi Kasar (APK)

59.22 62.04 68.41 68.59 70.50 70.55 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

2 Prosentase Sarana Prasarana

20 35 45 50 60 71 PAUD layak

3 Rasio jumlah pendidik dengan

1 : 35 1 : 30 1 : 20 peserta didik PAUD

4 Dokumen tentang pedoman

ada ada ada pengelolaan PAUD

II Program Pendidikan Dasar

90.99 95.82 97.08 96.04 98.30 98,60 SD/MI

1 Angka Partisipasi Murni (APM)

2 APK Wajar Dikdas (SMP/MTs)

92.62 96.93 99.4 99.72 100.50 100,52 3 Nilai rata-rata Ujian Akhir

7 6.76 6.64 7.4 7.31 7.06 7.2 Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) SD/MI

4 Nilai rata-rata Ujian Nasional

6,75 6,8 6,8 (UN) SMP/MTs

98,45 99 99,15 6 Angka putus sekolah SD/MI

5 Angka naik kelas SD/MI

0.3 0.22 0.22 0.16 0.12 0,11 7 Angka putus sekolah SMP/MTs

0.98 0.72 0.68 0.5 0.38 0,34 8 Angka lulus SD/MI

95.17 95.98 96.29 98.4 99.95 99,95 9 Angka lulus SMP/MTs

92.83 93.96 94 99.05 99.15 99,17 10 Persentase Ruang Kelas SD

54 62 70 85,38 94,75 94,78 sesuai standar nasional pendidikan

11 Persentase Ruang Kelas SMP

60 68 73 82,86 96,76 98,79 sesuai standar nasional pendidikan

12 Persentase SD yang memiliki

4,75 5,46 5,48 laboratorium IPA dan komputer sesuai standar nasional pendidikan

15 19 22 42,32 47,87 47,88 laboratorium IPA dan komputer sesuai standar nasional pendidikan

13 Persentase SMP yang memiliki

14 Prosentase SD yang memiliki

23 26.05 30 33.56 70.95 70,99 perpustakaan

15 Prosentase SMP yang memiliki

10 25 35 58.39 70.50 73,25 perpustakaan

71,80 99,93 100 17 Persentase SMP/MTs

16 Persentase SD/MI terakreditasi

18 Persentase SD/MI yang

100 100 100 melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencapai 100%

Realisasi capaian indikator RPJMD NO

Program dan Indikator

19 Persentase SMP/MTs yang

100 100 100 melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencapai 100%

100 100 100 SMP/MTs yang melaksanakan pembinaan kesiswaan

20 Persentase SD/MI dan

40 42,85 48,5 48,5 Jawa Tengah memiliki minimal 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) jenjang SD

21 Setiap Kabupaten/Kota di

100 100 100 Jawa Tengah memiliki minimal 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) jenjang SMP

21 Setiap Kabupaten/Kota di

III Program Pendidikan Menengah

1 Angka Partisipasi Kasar (APK)

53.51 54.87 64.62 64.93 67.00 70 SMA/SMK/MA

2 Rasio siswa SMK : SMA

63 : 37 67:33 70:30 3 Persentase Ruang Kelas

20 25 30 76,53 80 90 SMA/SMK sesuai standar nasional pendidikan

0.11 0.17 0.1 0.09 0.08 0.07 SMA/SMK

4 Angka Putus Sekolah

80 82.59 85 86 87 90 perpustakaan sesuai standar nasional pendidikan

5 Prosentase SMA/SMK memiliki

6 Satuan pendidikan SMA/SMK

64 68 71 73 80 90 memiliki laboratorium sesuai standar nasional pendidikan

100 100 100 Jawa Tengah terdapat 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMA

7 Setiap Kabupaten/Kota di

94,29 100 100 Jawa Tengah terdapat 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMK

8 Setiap Kabupaten/Kota di

9 Satuan pendidikan SMA

32 35 40 44 50.02 55 menerapkan Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) Based Learning

7,72 7,73 7,31 SMA/MA/SMK

10 Nilai rata-rata Ujian Nasional

11 Satuan pendidikan SMK yang

30 35 40 45 75.50 86.2 memiliki bengkel

12 Mata pelajaran SMK yang

60 100 100 100 memiliki buku sesuai Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebanyak 30 mapel

100 100 100 menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencapai 100%

13 Satuan pendidikan SMA yang

14 Satuan pendidikan SMA yang

100 100 100 menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Realisasi capaian indikator RPJMD NO

Program dan Indikator

100 100 100 SMA/SMK/MA yang terakreditasi

15 Satuan pendidikan

16 Jumlah satuan pendidikan

6,1 7,28 7,41 SMA menerapkan International Standar Operational (ISO) Manajemen versi 9001-2000

17 Jumlah satuan pendidikan SMK

13,42 38,75 40,47 menerapkan International Standar Operational (ISO) Manajemen versi 9001-2000

18 Persentase SMA/SMK

60 60 75 80 100 100 melaksanakan pembinaan kesiswaan

IV Program Pendidikan Non Formal dan Informal

Pendidikan Kesetaraan

1 Persentase Pendidikan

3 3 4 5 6 7 Kesetaraan mendukung capaian Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Dasar

2 Angka lulus pendidikan

95 84.02 96.5 96.8 95.32 94,47 kesetaraan paket A

3 Angka lulus pendidikan

80 89.75 90 92.34 96.03 90.8 kesetaraan paket B

80 85.26 86 89.92 98.08 75,20 kesetaraan paket C

4 Angka lulus pendidikan

5 Persentase usia dewasa yang

25 40 40 50 56,07 60,15 belum bersekolah terlayani pendidikan kesetaraan

Pendidikan Masyarakat

6 Prosentase angka buta aksara

7 Prosentase desa di Jawa

7 8 9 12 13.60 15 Tengah memiliki Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

Kursus dan Kelembagaan

8 Prosentase Pengangguran usia

1 1 3 4 5.31 5,47 15-44 th memperoleh layanan pendidikan kecakapan hidup

9 Persentase Lembaga

0 1 4 7 11,7 11,75 Pendidikan Non Formal yang terakreditasi

10 Setiap Kabupaten/Kota

100 100 100 memiliki 1 (satu) model layanan Pendidikan Non

Formal Unggulan

Target

Sa

Realisasi capaian indikator RPJMD

NO Program dan Indikator

2011 2012 2013 V Program Pendidikan

1 Angka Partisipasi Kasar

34 35 37 39 51,74 52 Pendidikan Khusus

95 96 97 98 100 100 Khusus

2 Angka Naik Kelas Pendidikan

100 100 100 Khusus

3 Angka Lulus Pendidikan

4 Ruang Kelas Pendidikan

40 55 58 62 70 73 Khusus yang sesuai standar nasional pendidikan

5 Sarana dan prasarana

30 35 37 66,94 67,83 70 pendidikan khusus sesuai standar nasional

88 100 100 100 yang terakreditasi

6 Satuan pendidikan khusus

Program Peningkatan VI Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik berkualifikasi S1/D4

1 Prosentase Pendidik PAUD

11.3 12 18.83 20.99 31.01 31,05 berkualifikasi S1/D4

2 Prosentase Pendidik SD/SDLB

22.9 25.9 34.11 45.4 51.56 51,58 berkualifikasi S1/D4

3 Prosentase Pendidik

73.8 74.7 76.03 78.01 84.57 85,05 SMP/SMPLB berkualifikasi S1/D4

4 Prosentase Pendidik

82.5 83.2 85.81 88.48 91.85 93,06 SMA/SMALB dan SMK berkualifikasi S1/D4

7 10 20 30 34 35,05 Pendidikan Kesetaraan A, B dan C berkualifikasi S1/D4

5 Persentase Pendidik

Pendidik bersertifikasi pendidik

6 Prosentase Pendidik PAUD

1.99 5.4 8.25 10.01 14.02 15 bersertifikasi pendidik

7 Prosentase Pendidik SD/SDLB

6.42 20.4 27.86 32.58 46.90 47 bersertifikasi pendidik

8 Prosentase Pendidik

7.79 29.8 36.74 42.82 54.50 55 SMP/SMPLB bersertifikasi pendidik

9 Prosentase Pendidik

18.43 36.3 42.98 45.01 50.18 51 SMA/SMALB dan SMK bersertifikasi pendidik

Realisasi capaian indikator RPJMD NO

Program dan Indikator

tu

2011 2012 2013 Pendidik dan Tenaga

Kependidikan bersertifikasi sesuai bidang keahlian

0 0 5 11,69 32,5 34 TK/SD/SDLB bersertifikat pengawas

10 Persentase Pengawas

11 Persentase Pengawas SMP

0 0 7 12,12 32,5 37,5 bersertifikat pengawas

12 Persentase Pengawas

0 0 12 14,21 97,2 97,2 SMA/SMK bersertifikat pengawas

13 Persentase Laboran pada

0 0 15 26,52 36 45,05 satuan pendidikan SMP bersertifikat laboran

14 Persentase Laboran pada

0 0 10 21,52 39,67 40 satuan pendidikan SMA40/SMK bersertifikat laboran

0 0 4 6,75 10 10,5 Kejuruan bersertifikat kompetensi keahlian

15 Persentase Instruktur

0 0 10 32 36,70 40,5 SMP bersertifikat pustakawan

16 Persentase Pustakawan pada

17 Persentase Pustakawan pada

0 0 5 37 40,94 41 SMA/SMK bersertifikat pustakawan

18 Persentase Pendidik/Instruktur

10 17 23 31 36 40,25 Kursus Kejuruan bersertifikat bidang keahlian

VII Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

25 30 34 40,1 memiliki tatakelola dan citra yang baik

1 Persentase lembaga PAUD

2 Prosentase SD/MI yang

6.7 7 15 15 28.00 30 menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

2 Prosentase SMP/MTs yang

6.7 7 15 26 49.00 50 menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

3 Satuan pendidikan

30 35 40 45 100.00 100 SMA/SMK/MA yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan Baik

4 Penerapan Sistem Manajemen

12.5 37.5 62.5 75.7 100.00 100 Mutu versi 9001-2000 pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Realisasi capaian indikator RPJMD NO

Target

Program dan Indikator

Program Fasilitasi Perguruan Tinggi

1 Prosentase Perguruan Tinggi

10 15 18 21 40.00 40 di Jawa Tengah yang bermitra dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam pembangunan pendidikan

IX Program Pendidikan Berkelanjutan

1 Prosentase Satuan pendidikan

50 55 60 65 85.00 85 yang mengembangkan pembinaan wawasan kebangsaan

100 100 100 SD/SMP/SMA/SMK di Jawa Tengah yang mengembangkan kurikulum Bahasa Jawa

2 Persentase Satuan Pendidikan

Sumber : Data Laporan Capaian Renstra/RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013

5. Anggaran dan Realisasi Pendanaan

Realisasi anggaran pendanaan pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah berasal dari APBD Provinsi Jawa Tengah dan APBN (Dana Dekonsentrasi Kemendikbud) dengan rincian sebagai berikut :

a. APBD

Struktur anggaran Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah terbagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu : Pendapatan, Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Secara umum alokasi anggaran pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan sebagaimana tabel berikut ini :

Tabel 2.20

Alokasi Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Yang bersumber dari APBD Tahun 2008 - 2012

No

BELANJA

ALOKASI ANGGARAN (Rp.000)

A. PENDAPATAN

1 Retribusi Daerah

B. BELANJA LANGSUNG

1 Belanja Langsung

No

BELANJA

ALOKASI ANGGARAN (Rp.000)

2012 2013 C. BELANJA TIDAK LANGSUNG

1 Belanja Pegawai

60.029.393 68.557.714 Gaji dan Tunjangan

838.197.060 648.714.486 3 Bantuan Sosial

2 Bantuan Keuangan

77.947.716 76.921.535 TOTAL BELANJA

1.181.520.483 1.001.599.983 Sumber : Data Laporan Keuangan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

6. APBN/Dekonsentrasi

Selain dana APBD, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah juga mengelola dana yang bersumber dari APBN Kemendikbud (Dana Dekonsentrasi). Alokasi dana APBN untuk Dinas Pendidikan Provinsi jawa Tengah mengalami penurunan, karena semua dana bantuan sosial dikelola langsung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun rincian belanja APBN (Dana Dekonsentrasi) adalah sebagai berikut :

Tabel 2.21

Alokasi Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Yang bersumber dari APBN Tahun 2009 - 2013

No

BELANJA

ALOKASI ANGGARAN (Rp.000)

2012 2013 1 Belanja Pegawai

0 0 0 0 0 2 Belanja Barang

42.855.130 27.045.391 3 Belanja Modal

0 0 0 0 0 4 Belanja Sosial

TOTAL BELANJA

896.438.842 27.045.391 Sumber : Data Laporan Keuangan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

5. Prestasi Insan Pendidikan

Penghargaan yang diperoleh insan pendidikan Tingkat Nasional pada Tahun 2013 adalah sebagai Juara Umum Olimpiade SainsNasional (OSN) SMP dan SMA; Juara Umum Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SLB; Juara Umum Pemilihan PTK berprestasi, Berdedikasi, Kreatif Tingkat Nasional; Juara Umum Olimpiade Penelitian Siswa; dan Juara Umum Olimpiade Sains Terapan SMK.

Penghargaan yang diperolehinsanpendidikan Tingkat Internasional, dengan perolehan sebanyak 20 medali pada kejuaraan: Bulgarian International Mathematics Competition(1 emas, 2 perak dan 3 perunggu); Malaysian Mathematics competition for Primary School(1 perak); International Mathematics Contest/ IMC (1 emas, dan 1 perunggu);International Mathematics Olympiad / IMO (2 perunggu); International Chemistry Olympiad (1 perak); International Biology Olympiad / IBO(1 perak);International Informatic Olympiad / IOI(1 perak dan 1 perunggu); International Earth Sains Olympiad / IESO (1 perak);International Geography Olympiad / IGEO (1 perunggu); International Invention, Inovation and Technology Exhibition / ITEX (1 emas); Asian Physics Plympiad / APhO (1 perunggu); danInternational Conference of Young Scientists / ICYS(1 perunggu).

Capaian prestasi dimaksud sebagaimana tersebut dalam diagaram :

Perkembangan peroleh medali tingkat nasional dan internasional di bidang pendidikan tahun 2009 – 2013 adalah sebagai berikut :

1. Tingkat Nasional

Perkembangan jumlah medali emas, perak dan perunggu yang diperoleh oleh Provinsi Jawa Tengah dalam kejuaraan di tingkat nasional adalah sebagaimana pada gambar berikut :

Gambar 2.21

Perkembangan Perolehan Medali Penghargaan Tingkat Nasional

da 80 e 73 68 Medali Emas

h 60 Medali Perak

la

40 Medali Perunggu

um J

tahun

2. Tingkat Internasional

Perkembangan jumlah medali emas, perak dan perunggu yang diperoleh oleh Provinsi Jawa Tengah dalam kejuaraan di tingkat internasional adalah sebagaimana pada gambar berikut :

Gambar 2.22

Perkembangan Perolehan Medali Penghargaan Tingkat

Internasional Tahun 2009 – 2013

9 9 9 h 10 Perak la 8 7 6 6 Perunggu