dan mekanismenya yang membutuhkan siklus waktu yang panjang dalam rangkaian kegiatan yang berurutan;
4. Kompetensi SDM perencana belum optimal; 5. Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data pembangunan
yang tersusun secara sistematis dan akurat, teknologi informasi dan komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian
perencanaan pembangunan; 6. Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi program-
program pembangunan yang dikaitkan dengan dokumen-dokumen perencanaan;
7. Belum lengkapnya Standard Operating Procedure SOP perencanaan,
alat-alat praktis analisis kelayakan kegiatan yang kredibel; 8. Belum meratanya kapasitas analitik SDM perencana.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih
Sesuai dengan Visi dan Misi Kabupaten Lombok Tengah yang tercantum dalam RPJMD Tahun 2016 – 2021 yaitu :
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT LOMBOK TENGAH YANG BERIMAN, SEJAHTERA DAN BERMUTU”
Penjabaran Visi di atas adalah sebagai berikut: MISI Kabupaten Lombok Tengah 2016-2021 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kerukunan, Kedamaian Dan Keharmonisan Kehidupan
Bermasyarakat Dan Beragama Melalui Revolusi Mental Dengan Mengedepankan Nilai Nilai Agama Dan Kearifan Lokal
2. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial, Kecerdasan Dan Kesehatan
Masyarakat Dengan Mengedepankan Keadilan Dan Kesetaraan Gender 3.
Mendorong Kemajuan Ekonomi Daerah Dan Kemakmuran Masyarakat Melalui Perkuatan Struktur Ekonomi Masyarakat Dengan Dukungan
Stabilitas Kamtibmas 4.
Menjaga Keselarasan, Keserasian Dan Keterpaduan Pembangunan Kawasan Dan Antar Kawasan Dengan Dukungan Infrastruktur Yang Memadai
5. Mewujudkan Kepemerintahan Yang Baik Dan Kepastian Hukum Dengan
Dukungan Birokrasi Yang Memiliki Pelayanan Publik Berkualitas
Mengingat eratnya kaitan antara Renstra Bappeda Kabupaten Lombok Tengah dengan Dokumen RPJMD Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016-2021,
maka dalam penyusunannya harus menjadikan Dokumen Perencanaan Jangka menengah tersebut sebagai acuan, artinya indikator kinerja Bappeda
Kabupaten Lombok Tengah harus diarahkan untuk mencapai target kinerja sesuai dengan kewenangan Bappeda yang telah dicantumkan dalam target
Kinerja RPJMD. Berdasarkan urusan dan kewenangan yang dimiliki, dalam rangka pencapaian
Misi Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Bappeda fokus untuk mewujudkan Misi ke 4 dan 5 dalam RPJMD sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.
3.3 Telaahan Renstra KL dan Renstra
Institusi perencana, baik di tingkat pusat maupun daerah bertanggung jawab untuk menghasilkan rencana pembangunan berdasarkan proses
perencanaan sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Perencanaan dimaksud
dimulai dari daerah hingga tingkat nasional, yang melibatkan para pemangku kepentingan
stakeholders. Dalam rangka mengintegrasikan, memadukan, dan mensinergikan perencanaan antar daerah, antar ruang, antar waktu, dan antar
fungsi serta mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan dilakukan dengan
mengoptimalkan partisipasi masyarakat; serta menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Berdasar hal tersebut, maka penentuan visi, misi, kebijakan, tujuan dan sasaran institusi perencana pembangunan harus selaras dengan amanat
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004. Bappeda Kabupaten Lombok Tengah, sebagai institusi perencana di daerah, menyusun program dan kegiatan sebagai
penjabaran dari visi dan misi yang selaras dengan program dan kegiatan Bappenas, sebagai institusi perencana di tingkat pusat.
Sasaran yang telah ditetapkan oleh Bappenas adalah: - Tercapainya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar daerah, antar ruang,
antar waktu, dan antar fungsi pemerintah, maupun antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.
- Terlaksananya penugasan lainnya dari PresidenPemerintah dalam kaitan dengan kebijakan pembangunan.
Dalam pelaksanaannya sinergitas program dan kegiatan Pemerintah Pusat sebagaimana disusun oleh Bappenas dengan program dan kegiatan Pemerintah
Kabupaten Lombok Tengah yang disusun oleh Bappeda masih terdapat kendala terkait dinamika perubahan lingkungan strategi, yaitu:
1. Masih terdapat Peraturan Perundangan-undangan yang belum sepenuhnya terintegrasi secara baik sehingga dapat menghambat
pencapaian tujuan pembangunan nasional dan daerah.
2. Masih terbatasnya kualitas sumberdaya manusia perencana pembangunan di daerah.
3. Pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah masih menimbulkan
penafsiran yang beragam. Hal ini menimbulkan dampak yang menghambat upaya mensinergikan program-program pembangunan antar daerah serta
antara pusat dan daerah
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis