ketatausahaan Badan yang meliputi urusan perencanaan, keuangan, umum dan kepegawaian.
- Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Sekretaris mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja Tahunan
dan Penetapan Kinerja lingkup Badan;
b. pelaksanaan penyusunan Rencana Kerja AnggaranDokumen
Pelaksanaan Anggaran RKADPA dan Program Kerja Badan;
c. pelaksanaan pelayanan Teknis Administratif kepada seluruh Unit Kerja
lingkup Badan;
d. perumusan pedoman dan petunjuk tata laksana administrasi umum; e. perumusan dan penjabaran kebijakan teknis penyelenggaraan
administrasi umum, perencanaan, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan;
f. pengkoordinasian penyusunan laporan pelaksanaan tugas Badan; g. pelaksanaan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi penyelenggaraan
tugas kesekretariatan dengan satuan kerja perangkat daerah SKPD danatau Instansi terkait;
h. pelaksanaan pengaturan, pembinaan dan pengelolaan administrasi
umum, perencanaan, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan;
i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
kesekretariatan;
j. pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
3. Kepala Bidang Ekonomi dan Kependudukan
- Bidang Ekonomi dan Kependudukan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur,
mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan penyusunan perencanaan
pembangunan bidang Ekonomi dan Kependudukan. - Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
1, Kepala Bidang Ekonomi dan Kependudukan mempunyai fungsi: a.
pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan Kinerja lingkup Bidang;
b. pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja
Anggaran RKA dan Program Kerja lingkup bidang;
c. Pelaksanaan Koordinasi Kegiatan Pengumpulan dan
Analisa Data untuk Bahan Perencanaan Pembangunan lingkup tugas Bidang Ekonomi dan Kependudukan;
d. Penyusunan Kegiatan Inventaris serta merumuskan
masalah–masalah Pembangunan dan lingkup tugas Bidang Ekonomi dan Kependudukan serta merumuskan langkah – langkah pemecahan
masalah; e.
Pelaksanaan koordinasi dalam memadukan Rencana Pembangunan lingkup tugas Bidang Ekonomi dan Kependudukan yang
disusun oleh Dinas–Dinas dan Instansi Satuan Kerja lainnya di Kabupaten lombok Tengah;
f. Pelaksanaan
Penyusunan Perencanaan
Pembangunan dalam lingkup tugas Bidang Ekonomi dan Kependudukan;
g. Penyusunan Program Tahunan Pembangunan dalam
lingkup tugas Ekonomi dan Kependudukan; h.
Pengumpulan umpan balik Pelaksanaan Rencana Pembangunan dalam lingkup tugas Bidang Ekonomi dan
kependudukan sebagai bahan masukan untuk Perumusan Perencanaan Pembangunan dan Program Pembangunan berikutnya;
i. pelaksanaan
Koordinasi dan
kerjasama pembangunan yang terkait dengan tugas Bidang Ekonomi dan
Kependudukan; j.
Pelaksanaan tugas–tugas lain yang berkaitan dengan tugas Bidang Ekonomi dan Kependudukan.
k. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas bidang; l.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
4. Kepala Bidang Sosial Budaya Dan Pemerintahan
- Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan,
mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan Penyusunan Perencanaan
Pembangunan Bidang Sosial Budaya dan Pemerintah. - Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
1, Kepala Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan mempunyai fungsi:
a. pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan Kinerja lingkup Bidang;
b. pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran RKA dan Program Kerja lingkup bidang;
c. Pelaksanaan koordinasi kegiatan perencanaan pembangunan lingkup tugas bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan;
d. Penyusunan kegiatan inventaris masalah–masalah pembangunan dalam lingkup tugas Sosial budaya dan Pemerintahan serta
merumuskan langkah–langkah pemecahan masalah; e. Pelaksanaan koordinasi dalam memadukan rencana Pembangunan
lingkup tugas Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan yang disusun oleh Dinas–Dinas Instansi Satuan Kerja lainnya dalam wilayah
Kabupaten Lombok Tengah; f.
Pelaksanaan penyusunan konsep rancangan kegiatan perencanaan pembangunan dalam lingkup tugas Bidang Sosial Budaya dan
Pemerintah; g. Penyusunan Program Tahunan Pembangunan dalam lingkup tugas
Sosial Budaya dan Pemerintahan; h. Pengumpulan umpan balik pelaksanaan rencana pembangunan dalam
lingkup tugas Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan sebagai bahan masukan untuk perumusan perencanaan dan program pembangunan
berikutnya; i.
Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama pembangunan yang berkaitan dengan tugas Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan;
j. pelaksanaan pengaturan, pembinaan dan pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan tugas sub bidang dibawahnya; k. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
bidang; l.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
5. Kepala Bidang Fisik Prasarana dan Pengembangan Wilayah
- Bidang Fisik Prasarana dan Pengembangan Wilayah pimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan,
mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan penyusunan
perancangan Bidang Fisik Prasarana dan Pengembangan Wilayah.
- Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Kepala Bidang Fisik Prasarana dan Pengembangan Wilayah
mempunyai fungsi: a.
pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan Kinerja lingkup Bidang;
b. pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran RKA dan Program Kerja lingkup bidang; c.
Pelaksanan Koordinasi Kegiatan Pengumpulan Analisis Data untuk bahan Perencanaan Pengembangan lingkup tugsa
Bidang Fisak Prasarana dan Pengembangan Wilayah; d.
Penyusnan kegiatan inventarisasi masalah-masalah pembangunan dalam lingkup tugs Bidang fisik Prasarana dan
Pengembangan Wilayah serta merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah;
e. Pelaksanaan Koordinasi dalam memadukan rencana
pembangunan lingkup tugas Bidang Fisik Prasarana dan Pengembangan Wilayah yang disusun oleh Dinas-dinas dan instansi
Satuan Kerja lainnya dalam wilayah Kabupaten Lombok Tengah; f.
Penyusunan program tahunan Pembangunan dalam lingkup tugas dalam bidang Fisik Prasarana dan Pengembangan
Wilayah; g.
Pengumpulan umpan baik pelaksanaan rencana pembangunan dalam lingkup Bidang Fisik Prasarana dan
Pengembangan Wilayah; h.
Pelaksanaan Koordinasi
dan kerjasama
pembangunan yang terkait dengan tugas Bidang Fisik Prasarana dan Pengembangan Wilayah.
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan
tugas Bidang Fisik Prasarana dan Pengembangan Wilayah; j.
pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang;
k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
6. Kepala Bidang Penelitian dan Monitoring Evaluasi
- Bidang Penelitian dan Monitoring Evaluasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan,
mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam melakukan perumusan kebijaksanaan penelitian perencanaan
Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Perencanaan
Sub Bagian Umum Kepegawaian Kelompok Jabatan Fungsional
Sekretaris
Kepala Badan
Sub Bidang Pendidikan dan Agama Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Sub Bidang Aparatur Pemerintahan dan Pemb. Masyarakat Sub Bidang Industri Perdagangan dan Koperasi
Sub Bid. Pertanian
Sub Bidang Kependudukan Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Sub Bidang Infrastruktur dan Perhubungan
Sub Bidang Pengemb. Wilayah dan Tata Ruang Sub Bidang Penelitian dan Pengb. Sist. Perencanaan
Sub Bidang Data Perencanaan
Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan
Bidang Ekonomi dan Kependudukan Bidang Fisik Prasarana dan Pengb. Wilayah Bidang Penelitian dan Monitoring Evaluasi
pembangunan dan mengadakan kerjasama penelitian dengan Perguruan Tinggi, LSM dan lembaga–lembaga penelitian lainnya serta melakukan
monitoring evaluasi terhadap hasil pelaksanaan pembangunan di daerah. - Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
1, Kepala Bidang Penelitian dan Monitoring Evaluasi mempunyai fungsi: a. pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan
Kinerja lingkup Bidang; b. pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran RKA dan
Program Kerja lingkup bidang; c. penyiapan Bahan Perumusan Kebijaksanaan Rencana Pembangunan di
Daerah; d. penyusunan Program Kerja Penelitian dan monitoring Evaluasi, Bidang
Sosial Budaya dan Pemerintahan, Bidang Ekonomi dan Kependudukan, Bidang Fisik Prasarana dan Pengembangan wilayah dengan unit
satuan di lingkungan Bappeda; e. penyusunan Rencana Kerjasama Penelitian dengan Perguruan Tinggi,
LSM dan Lembaga - Lembaga Penelitian lainnya; f.
Pelaksanaan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Rencana Pembangunan serta membuat Rekomendasi Hasil Penelitian;
g. pengkoordinasian penyusunan laporan pelaksanaan tugas Bidang; h. pelaksanaan pengaturan, pembinaan dan pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan tugas sub bidang dibawahnya; i.
pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang;
j. pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Bagan Struktur Organisasi
2.2 Sumber Daya SKPD
Sumber daya aparatur yang dimiliki Bappeda Kabupaten Lombok Tengah dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bappeda sebagai
institusi perencanaan pembangunan daerah per Desember 2015 sebanyak 62 orang, sesuai bidang tugasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1. Jumlah Pegawai Bappeda Lombok Tengah sesuai bidang tugas
N o.
Bidang Tugas Esselon
Staf Pelaksa
na Jumlah
II III
IV
L P
L P
L P
L P
L P
1 Kepala
1 -
- -
- -
- -
1 -
2 Sekretariat
- -
- 1
2 1
8 7
10 9
3 Bidang
Ekonomi dan Kependuduka
n -
- -
1 2
1 2
5 4
7
4 Bidang Sosial
Budaya dan Pemerintahan
- -
1 -
3 -
3 3
7 3
5 Bidang Fisik
dan Prasarana
Wilayah -
- 1
- 3
- 2
4 6
4
6 Bidang Monev
dan -
- 1
- 2
1 3
3 6
4
Penelitian 7
Jabatan Fungsional
- -
- -
- -
1 -
1 -
JUMLAH 1
3 2
12 3
19 22
35 27
Adapun sumber daya aparatur Bappeda yang berjumlah 62 orang tersebut memiliki latar belakang pendidikan, pangkat dan golongan seperti pada tabel
berikut ini:
TABEL 2.2. KONDISI PEGAWAI
MENURUT PENDIDIKAN FORMAL TAHUN 2015
No Jenis Pendidikan
Formal Laki-Laki L
Perempuan P
Jumlah L+P
1 SD
2 -
2 2
SMASMKMASederaj at
6 16
22 3
S1 16
9 25
4 S2
11 2
13 JUMLAH
35 27
62 TABEL 2.3.
KONDISI PEGAWAI MENURUT GOLONGANRUANG PANGKAT KEPEGAWAIAN
TAHUN 2015 No
Jenis Pendidikan Formal
Laki-Laki L Perempuan
P Jumlah
L+P 1
Golongan IV 10
3 13
2 Golongan III
17 9
26 3
Golongan II 6
15 21
4 Golongan I
2 -
2 JUMLAH
35 27
62 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD
2.3.1. Kondisi Umum Pelayanan
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Bappeda sebagaimana Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Bappeda merupakan unsur perencana penyelengaraan pemerintah daerah, secara garis besar pelayanan
yang diberikan yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah. Pelayanan di bidang
perencanaan pembangunan daerah ditunjukkan melalui penyediaan dokumen perencanaan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mekanisme perencanaan pembangunan daerah ke
depan dituntut untuk semakin mengedepankan pendekatan perencanaan pembangunan partisipatif
participatory planning. Mengacu pada Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tersebut, sistem
Perencanaan Pembangunan mencakup 5 lima pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu :
1. politik; 2. teknokratik;
3. partisipatif; 4. atas-bawah
top-down; dan 5. bawah-atas
bottom-up.
Berdasarkan pendekatan politik, telah dilakukan Pemilihan Kepala Daerah secara langsung dan damai. Pendekatan ini memandang bahwa pemilihan
Kepala Daerah adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang
ditawarkan masing-masing calon Kepada Daerah. Oleh karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang
ditawarkan Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah. Bappeda selaku institusi perencana
menyiapkan dokumen RPJM Daerah sebagai penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah ke dalam strategi pembangunan dan program prioritas daerah,
yang kemudian akan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Melalui pendekatan teknokratik, Bappeda melakukan kajian atau studi
perencanaan sebagai dasar atau arahan dalam perencanaan pembangunan seperti RPJPD, RPJMD, penyusunan dokumen tata ruang, dan lain-lain.
Perencanaan dengan pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh satuan kerja yang secara fungsional
bertugas untuk itu. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan
semua pihak yang berkepentingan stakeholders terhadap pembangunan.
Keterlibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa
memiliki.
Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atas bawah
dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan setiap tahun baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan, dan desa yang lebih
dikenal dengan Musrenbang Daerah.
Pendekatan Top Down-Bottom Up dilakukan menurut jenjang
pemerintahan. Perencanaan dari bawah ke atas bottom up merupakan
pendekatan perencanaan yang mengikuti kebutuhan nyata, sementara dari atas ke bawah
top down menerapkan penjabaran rencana induk ke dalam rencana rinci. Rencana rinci yang berada “di bawah“ adalah penjabaran
rencana induk yang berada “diatas“. Proses berjenjang diharapkan dapat mempertajam analisis di berbagai tingkat musyawarah perencanaan
pembangunan. Dengan demikian, perencanaan dari “atas ke bawah“ memberikan gambaran tentang perkiraan dan kemungkinan yang ada dan
diinformasikan secara berjenjang sehingga proses perencanaan “dari bawah ke atas“ diharapkan sejalan dengan “dari atas ke bawah“, begitu pula sebaliknya,
perencanaan “dari atas ke bawah“ juga harus memperhatikan perencanaan “dari bawah ke atas“ yang merupakan identifikasi kebutuhan riil masyarakat.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan
daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah disusun dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Perencanaan pembangunan daerah dimaksud, disusun oleh pemerintahan daerah sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Penyusunan perencanaan pembangunan daerah juga dimaksudkan untuk menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
Perencanaan pembangunan daerah terdiri dari 4 empat tahapan yakni; 1. penyusunan rencana;
2. penetapan rencana; 3. pengendalian pelaksanaan rencana; dan
4. evaluasi pelaksanaan rencana; Keempat tahapan ini diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga secara
keseluruhan membentuk satu siklus perencanaan yang utuh. Tahap penyusunan rencana dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan lengkap satu
rencana untuk ditetapkan yang terdiri dari empat 4 langkah.
Langkah pertama adalah penyiapan rancangan rencana pembangunan yang
bersifat teknokratik, menyeluruh, dan terukur.
Langkah kedua, masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan
rencana kerja dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan.
Langkah ketiga adalah melibatkan masyarakat stakeholders dan
menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan.
Langkah keempat adalah penyusunan rancangan akhir rencana
pembangunan. Tahap berikutnya adalah penetapan rencana menjadi produk hukum
sehingga mengikat semua pihak untuk melaksanakannya. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, sedangkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam
rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Selanjutnya Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan
Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Evaluasi pelaksanaan rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan
pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan, dan kinerja
pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Indikator dan
sasaran kinerja mencakup masukan input, keluaran output, hasil
result,manfaat benefit, dan dampak impact. Dalam rangka perencanaan pembangunan, setiap Perangkat Daerah berkewajiban untuk melaksanakan
evaluasi kinerja pembangunan yang merupakan danatau terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya.
2.3.2. Pencapaian Kinerja Pelayanan
Pada lima tahun terakhir, pada umumnya kualitas penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah terus menerus mengalami peningkatan.
Beberapa indikator yang menyebabkan adanya peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tersebut adalah :
1 Meningkatnya intensitas keterlibatan berbagai unsur pemangku kepentingan pembangunan antara lain: masyarakat, DPRD, LSM, organisasi profesi,
perguruan tinggi, dan sektor swasta; 2 Meningkatnya kualitas sistem perencanaan dengan terselenggaranya
mekanisme perencanaan partisipatif; 3 Terselenggaranya forum SKPD;
4 Meningkatnya konsistensi antara dokumen perencanaan dengan mekanisme penyusunan anggaran;
5 Meningkatnya intensitas pendampingan perencanaan di tingkat kabupaten oleh Bappeda dan SKPD terkait.
Peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tidak lepas dari meningkatnya kapasitas kelembagaan BAPPEDA meliputi kapasitas SDM,
sarana dan prasarana serta sistem perencanaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, meliputi:
1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan diklat fungsional;
2. Tersedianya hasil-hasil kajian perencanaan, meliputi: RTRW, RDTR, data
base, dan kajian sektor lainnya sebagai pendukung perencanaan 3. Fasilitasi berbagai forum
multi stakeholders di bidang perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan lainnya;
4. Meningkatnya koordinasi perencanaan intern yang mantap, sinergis, dan terpadu;
5. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi.
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD