Gambaran Umum Aspek Fisik Dasar Dan Lingkungan Hidup

E. Wilayah Pengembangan I (WP I) Lamongan

WP Lamongan meliputi Kecamatan Lamongan, Kecamatan Dekat, Kecamatan Glagah, Kecamatan Tikung, Kecamatan Sarirejo, Kecamatan Karangbinangun dan Kecamatan Kembangbahu, dengan pusat di Perkotaan Lamongan. Fungsi dan peranan perkotaan sebagai pusat WP ini adalah:

1. Sebagai pusat pemerintahan kabupaten;

2. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten;

3. Sebagai pusat kesehatan skala kabupaten;

4. Sebagai pusat pendidikan;

5. Sebagai pusat olahraga dan kesenian skala kabupaten;

6. Sebagai pusat peribadatan kabupaten;

7. Sebagai pusat perlindungan sumber daya air (Sungai Bengawan Solo). Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah :

1. Pengembangan kegiatan pelayanan umum;

2. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa;

3. Pengembangan kegiatan kesehatan (Rumah Sakit, praktek dokter, apotek, puskesmas);

4. Pengembangan pendidikan;

5. Pengembangan transportasi darat;

6. Pengembangan kegiatan olahraga dan kesenian skala kabupaten;

7. Pengembangan kegiatan peribadatan. Serta Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah :

1. Pengembangan Pertambangan;

2. Pengembangan Pertanian;

3. Pengembangan Peternakan;

4. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat),

5. Pengembangan Kegiatan Perikanan; serta

6. Pengembangan kegiatan pariwisata dan sarana/prasarana penunjangnya. Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan adalah :

Pada WP I dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pemerintahan kabupaten, pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten, pusat kesehatan skala kabupaten, pusat pendidikan, pusat olahraga dan kesenian skala kabupaten, serta sebagai pengembangan pertambangan, pertanian, peternakan, kegiatan industri (kerajinan rakyat), kegiatan perikanan dan kegiatan pariwisata beserta sarana/prasarana penunjangnya dan permukiman.

F. Wilayah Pengembangan II (WP II) Paciran-Brondong

WP Paciran-Brondong ini meliputi Kecamatan Paciran, Kecamatan Brondong, Kecamatan Laren dan Kecamatan Solokuro, dengan pusat pelayanan di Perkotaan Paciran dan Brondong. Fungsi dan peranan perkotaan sebagai pusat WP ini adalah :

1. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal;

2. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala regional;

3. Sebagai pusat industri besar dan strategis nasional;

4. Sebagai pusat transportasi nasional;

5. Sebagai pengembangan kawasan minapolitan;

6. Sebagai pusat pelabuhan dan industri perikanan skala regional dan nasional;

7. Sebagai pusat kegiatan pariwisata skala regional;

8. Sebagai pusat Pelayanan pelabuhan barang skala regional;

9. Sebagai pusat pengembangan pendidikan. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah :

1. Pengembangan pelayanan umum skala kecamatan;

2. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa;

3. Pengembangan Industri besar;

4. Pengembangan transportasi darat;

5. Pengembangan kegiatan pelabuhan dan perikanan laut;

6. Pengembangan kegiatan wisata skala Regional; serta

7. Pengembangan kegiatan pendidikan. Serta Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah :

1. Pengembangan kegiatan industri (Kerajinan Rakyat);

2. Pengembangan Pertanian;

3. Pengembangan Peternakan;

4. Pengembangan Pertambangan;

5. Pengembangan Kehutanan;

6. Perlindungan kawasan lindung (mangrove). Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan adalah :

Pada WP II dengan fungsi pengembangan sebagai pemerintahan skala kecamatan/lokal, pusat perdagangan dan jasa skala regional, pusat industri besar dan strategis nasional, pusat transportasi nasional, pusat pelabuhan dan industri perikanan skala regional dan nasional, pusat kegiatan pariwisata skala regional, pusat pelayanan pelabuhan barang skala regional, pusat pengembangan pendidikan, serta sebagai pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat), pertanian, peternakan, pertambangan dan permukiman.

G. Wilayah Pengembangan III (WP III) Babat

WP Babat meliputi Kecamatan Babat, Kecamatan Sekaran, Kecamatan Maduran, Kecamatan Pucuk dan Kecamatan Kedungpring, dengan pusat di Perkotaan Babat. Fungsi dan peranan perkotaan sebagai pusat WP ini adalah :

1. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal;

2. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala Regional;

3. Sebagai pusat pengembangan Industri (kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil pertanian);

4. Sebagai pusat Perlindungan Sumberdaya Air (Aliran Sungai Bengawan Solo);

5. Pengembangan Jaringan Transportasi Darat Regional. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah ::

1. Pengembangan pelayanan umum tingkat Kecamatan;

2. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala Kabupaten dan Regional;

3. Pengembangan transportasi darat;

4. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil pertanian);

5. Perlindungan Kawasan Konservasi Sumberdaya Air (Aliran Sungai Bengawan Solo); serta

6. Pengembangan Transportasi Darat (Jalan dan Kereta Api). Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah :

1. Pengembangan Pertanian;

2. Pengembangan Peternakan; serta

3. Pengembangan pariwisata. Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan adalah :

Pada WP III dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal, pusat perdagangan dan jasa skala regional, pusat pengembangan industri (kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil pertanian), pusat perlindungan sumberdaya air (aliran sungai bengawan solo), pengembangan jaringan transportasi darat regional, serta sebagai pengembangan kegiatan pertanian, kehutanan dan pariwisata serta permukiman.

H. Wilayah Pengembangan IV (WP IV) Sukodadi

WP Sukodadi ini meliputi Kecamatan Sukodadi, Kecamatan Turi, Kecamatan Karanggeneng, Kecamatan Kalitengah dan Kecamatan Sugio, dengan pusat pelayanan di Perkotaan Sukodadi. Fungsi dan peranan Perkotaan sebagai pusat WP ini adalah :

1. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal;

2. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala regional;

3. Sebagai pusat pelayanan umum;

4. Sebagai Pusat Pengembangan kegiatan industri;

5. Sebagai Pusat kegiatan Pariwisata;

6. Sebagai Pusat kegiatan pertanian; serta

7. Pengembangan jaringan Transportasi skala regional. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah :

1. Pengembangan pelayanan umum skala kecamatan;

2. Pengembangan perdagangan dan jasa skala lokal;

3. Pengembangan transportasi darat;

4. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat; industri pengolahan hasil ternak dan pertanian);

5. Pengembangan kegiatan pariwisata alam dan budaya;

6. Pengembangan kegiatan pertanian (tanaman pangan, sayuran, hortikultura, dan perkebunan); serta

7. Pengembangan transportasi darat. Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah :

1. Pengembangan Pertanian;

2. Pengembangan Peternakan;

3. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat),

4. Pengembangan transportasi;

5. Pengembangan kegiatan pariwisata. Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan adalah :

Pada WP IV dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal, pusat perdagangan (regional) dan jasa-jasa, pusat pelayanan umum, pusat pengembangan kegiatan industri, pusat kegiatan pariwisata, pusat kegiatan pertanian, serta sebagai pengembangan pertanian, peternakan, kegiatan industri (kerajinan rakyat), transportasi, kegiatan pariwisata ,pengembangan jaringan transportasi skala regional dan permukiman.

I. Wilayah Pengembangan V (WP V) Ngimbang

WP Ngimbang ini terdiri dari Kecamatan Ngimbang, Kecamatan Sambeng, Kecamatan Bluluk, Kecamatan Sukorame, Kecamatan Mantup dan Kecamatan Modo, dengan pusat pelayanan berada di Kacamatan Ngimbang. Fungsi dan peranan Perkotaan sebagai pusat WP ini adalah:

1. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal;

2. Sebagai pusat kegiatan pertanian;

3. Sebagai pusat pengembangan Agropolitan; serta

4. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil pertanian).

Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah :

1. Pengembangan pelayanan umum skala kecamatan dan kabupaten;

2. Pengembangan perdagangan dan jasa skala lokal;

3. Pengembangan transportasi darat;

4. Pengembangan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan);

5. Pengembangan kegiatan agribisnis; serta

6. Pengembangan kehutanan. Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah :

1. Pengembangan pertanian (tanaman pangan dan perkebunan);

2. Pengembangan Peternakan;

3. Pengembangan kegiatan industri(kerajinan rakyat);

4. Pengembangan pariwisata;

5. Pengembangan kehutanan; serta

6. Pengembangan transportasi. Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan adalah :

Pada WP V dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal, pusat kegiatan pertanian, pusat pengembangan agropolitan, pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil pertanian), Pada WP V dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal, pusat kegiatan pertanian, pusat pengembangan agropolitan, pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil pertanian),

3.2.5 Kawasan Permukiman

Permukiman pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni kawasan permukiman perkotaan yang dapat diindikasikan juga sebagai Ibukota Kecamatan. Wilayah ini di dominasi kegiatan yang difungsikan untuk kegiatan yang bersifat kekotaan dan merupakan orientasi pergerakan penduduk yang ada pada wilayah sekitarnya. Sedangkan kawasan permukiman pedesaan adalah suatu kawasan untuk permukiman pada lokasi sekitarnya masih didominasi oleh lahan pertanian, tegalan, perkebunan sebagian diantaranya memiliki aksesibilitas yang kurang, jumlah sarana dan prasarana penunjang terbatas pada skala pelayanan lokal. Untuk wilayah Kabupaten Lamongan berdasarkan tinjauan terhadap masterplan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D), rencana pemukiman dibagi keda lam empat tipologi pemukiman. Tipologi ini dilihat berdasarkan karakteristik perkembangan wilayah Kabupaten Lamongan. Adapun tipologi tersebut meliputi :

a. Kawasan pertanian/pegunungan, sebagian besar terdapat didaerah yang terletak dibagian selatan Kabupaten Lamongan. Kawasan ini tumbuh dan berkembang karena tuntutan lahan mata pencaharian. Cirinya adalah bahwa masyarakat yang memiliki mata pencaharian sejenis dan tempat kerja yang berdekatan mengelompok membentuk sebuah kampung.

b. Kawasan perkotaan, sebagian besar terdapat didaerah yang terletak dekat dengan jalan utama kabupaten (bagian tengah Kabupaten Lamongan). Kawasan perkotaan ditandai dengan angka kepadatan penduduk yang relatif lebih tinggi dari kawasan lainnya, kondisi rumah umumnya sudah baik (dinding permanen, lantai ubin/keramik, atap genteng), kepadatan bengunan sedang hingga tinggi, prasarana dan sarana lengkap dan bahkan sebagai penyangga daerah sekitarnya. Potensi terhadap pengembangan kawasan perumahan sangat besar, sedangkan lahan kosong yang tersedia masih memungkinkan untuk pengembangan tersebut.

c. Kawasan potensial, terdapat pada daerah - daerah yang mempunyai kecenderungan perkembangan yang pesat dan umumnya terletak pada posisi

strategis. Kawasan ini berkembang/terbentuk karena potensi strategis kawasannya (terletak di jaringan jalan utama (jalur utama) regional serta cepat berkembang. hal tersebut terlihat dari angka pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Angka pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, kondisi rumah umumnya sudah baik (dinding permanen, lantai ubin/keramik, atap genteng), strategis. Kawasan ini berkembang/terbentuk karena potensi strategis kawasannya (terletak di jaringan jalan utama (jalur utama) regional serta cepat berkembang. hal tersebut terlihat dari angka pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Angka pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, kondisi rumah umumnya sudah baik (dinding permanen, lantai ubin/keramik, atap genteng),

d. Kawasan pesisir, sebagian besar terdapat di daerah yang terletak di bagian Utara Kabupaten Lamongan (Kawasan Pantai Utara). Sesuai dengan namanya kawasan pantai/pesisir adalah kawasan yang terletak disepanjang pantai/pesisir, dengan mata pencaharian utama pada sektor perikanan. Angka kepadatan penduduk yang relatif sedang, kondisi rumah umumnya kurang baik dan cenderung kumuh (dinding tidak permanen, lantai ubin dan tanah, atap genteng), kepadatan bangunan sangat tinggi terutama yang berada disepanjang pesisir prasarana dan sarana sangat terbatas, terutama yang berada diareal permukiman.

3.2.6 Penggunaan Lahan

Pola penggunaan lahan yang ada di suatu daerah merupakan suatu ruangan hasil gabungan aktivitas manusia, sesuai dengan tingkat teknologi, jenis usaha, kondisi fisik, jumlah penduduk, serta ketersediaan lahan yang ada di suatu wilayah.

Sebagai pusat regional, Kabupaten Lamongan dikembangkan sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai:

 Pusat pemasaran dan perdagangan regional  Pusat perhubungan/transportasi  Pusat kegiatan industri  Pusat kegiatan pariwisata (akomodasi pendukung kegiatan pariwisata)  Pusat pelayanan sosial (pendidikan, kesehatan, peribadatan).

Penggunaan lahan di Kabupaten Lamongan terbagi menjadi 2 maca m, yaitu: lahan sawah dan lahan non sawah. Lahan sawah ini terbagi menjadi lahan sawah tadah hujan, sawah pasang surut, sawah teknis, sawah non teknis dan sawah sederhana. Sedangkan lahan non sawah ini terdiri dari perkampungan, industri, pertambangan, hutan (tanah bakau), perairan (darat dan tambak), tanah terbuka, jalan, sungai/saluran irigasi, dan lain-lain.

Pengembangan fungsi- fungsi lahan di Kabupaten Lamongan diatas diharapkan dapat mendukung pengembangan sektor sub sektor perikanan, industri, dan pertanian tanaman pangan. Selain itu fungsi kota tersebut diharapkan dapat menunjang pengembangan kawasan yang diarahkan pada peningkatan efisiensi Pengembangan fungsi- fungsi lahan di Kabupaten Lamongan diatas diharapkan dapat mendukung pengembangan sektor sub sektor perikanan, industri, dan pertanian tanaman pangan. Selain itu fungsi kota tersebut diharapkan dapat menunjang pengembangan kawasan yang diarahkan pada peningkatan efisiensi

3.3 Gambaran Umum Aspek Kependudukan

Kabupaten Lamongan memiliki jumlah penduduk 1.342.266 jiwa ,Kecamatan Paciran sebagai Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling banyak yaitu

96.017 . Kecamatan Sukorame sebagai Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit 20.401. Setiap tahunnya Kecamatan di Kabupaten Lamongan mengalami penurunan jumlah penduduk, hal ini dikarenakan kematian lebih besar daripada kelahiran, selain itu faktor perpindahan keluar Lamongan juga banyak dikarenakan tuntutan pekerjaan. Masyarakat berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Mayoritas penduduk Kabupaten Lamongan memeluk agama islam dengan taat. Berbagai mata pencaharian dimiliki Kabupaten Lamongan,

disisi pesisir mayoritas masyarakatnya mencari nafkah menjadi nelayan. Tetapi di Kabupaten Lamongan juga mash banyak masyarakat dengan usia sekolah.

Dalam sosial budaya, masyarakat Kabupaten Lamongan dalam setiap tahunnya melakukan petik laut yang mana adat ini merupakan wujud syukur masyarakat

Kabupaten Lamongan atas rezeki yang diberikan oleh Tuhan YME. Selain itu, untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, masyarakat juga melakukan tirakatan, kegiatan ini merupakan kegiatan doa bersama yang dilakukan di setiap lingkungan untuk berdoa kepada Tuhan YME untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat Kabupaten Lamongan khususnya.

TABEL 3.3 Jumlah Penduduk Kab. Lamongan

Jumlah

Jumlah

No Kecamatan Penduduk Usia

Penduduk 2015

Sekolah 2015

SSWP 1

1 Lamongan

2 Deket

3 Glagah

4 Tikung

5 Sarirejo

6 Karangbinangun

7 Kembang Bahu

SSWP 2

8 Babat

9 Sekaran

10 Maduran

11 Pucuk

12 Kedungpring

SSWP 3

13 Paciran

14 Brondong

15 Laren

16 Solokuro

SSWP 4

17 Sukodadi

18 Turi

19 Karanggeneng

20 Kalitengah

21 Sugio

SSWP 5

22 Ngimbang

23 Sambeng

24 Bluluk

25 Sukorame

26 Mantup

5.224 Sumber: BPS Kab. Lamongan, 2016

27 Modo

3.4 Gambaran Umum Aspek Transportasi dan Aksesibilitas

Sistem trasportasi pada Kabupaten Lamongan lebih didominasi oleh trasportasi darat terutama jalan raya dan sarana kereta api. Sedangkan untuk trasnportasi laut Kabupaten Lamongan sebagai pelabuhan umum dan barang. Berikut adalah gambaran transportasi pada Kabupaten Lamongan

3.4.1 Transportasi darat

A. Jaringan Jalan

Menurut RTRW Kabupaten Lamongan 2008 - 2028 memiliki panjang jalan sebesar 346,732 Km. Kabupaten Lamongan memiliki dua jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Tuban – Kabupaten Lamongan - Kabupaten Gersik – Kota Surabaya dengan melalui jalur pantura (Jalan Raya Dandels) dan jalur dalam Kabupaten Lamogan yaitu jalan yang menghubungkan Kabupaten Gersik – Kabupaten Lamogan – Kabupaten Gersik – Surabaya dengan melalui jalur tol. Untuk lebih jelasnya mengenai jalan pada Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada peta

B. Kondisi Jalan

Kondisi jalan menurut Dinap PU Bina Marga pada Kabupaten Lamongan pada tahun 2010 sampai 2012 untuk jalan dengan kondisi (jalan baik & sedang) mengalami kenaikan yang mulanya hanya 46,77 % menjadi 80,91%. Sedangkan

untuk jalan rusak menurun yang mulanya 53,23% menjadi 19,09%. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel ….

Tabel 3.4.1 Kondisi Jalan serta prasana pada Kabupaten Lamongan

Kondisi

Sektor

Tahun 2013 Meter

Tahun 2010

Tahun 2011

Meter % Jalan Baik &

Meter

280.548 80,91 Sedang Jalan Rusak

156 66,10 Baik Jembatan

66 27,97 Sedang Jembatan

Sumber: Dinas PU Bina Marga Kab. Lamongan

 Terminal Sarana transportasi pada Kabupaten Lamongan memiliki pelayanan berupa terminal untuk bus. Bus tersebut melayani antar kota atau kabupaten dan juga dalam kabupaten. Terminal tersebut berada pada Kecamatan Lamongan, Kecamatan Babat dan Kecamatan Sukodadi.

Gambar Terminal Bus Lamongan

Sumber: Google, 2016

C. Kereta Api

Sarana Kereta Api merupakan salah satu alternaif perjalanan pada Kabupaten Lamongan. Sarana ketereta api tersebut berupa stasiun yang berada pada Kecamatan Lamongan dan Kecamatan Babat.

Gambar Stasiun kereta api Babat

Sumber: Google, 2016

3.4.2 Trasnportasi laut

Sarana trasportasi laut pada Kabupaten Lamongan memiliki pelabuhan laut yang berada pada Kecamatan Brondong dan Kecamatan Paciran. Pada Kecamatan Brondong terdapat dua pelabuhan yakni Pelabuhan Sedayu Lawas dan Pelabuhan Brondong. Pelabuhan Sedayu Lawas merupakan pelabuhan utama pada Kabupaten Lamongan dan di fungsikan sebagai pelabuhan umum dan angutan umum. Sedangkan pada Kecamatan Paciran terdapat dua pelabuhan yakni Pelabuhan Lamongan Integrated Shorebase dan Pelabuhan Paciran. Pelabuhan Lamongan Integrated Shorebase merupakan pelabuhan penunjang industri minyak dan gas. Sedangkan Pelabuhan Paciran merupakan pelabuhan ASDP.

Gambar Pelabuhan Lamongan Integrated Shorebase Sumber: Google, 2016

3.5 Gambaran Umum Aspek Fasilitas

3.5.1 Aspek Utilitas

a) Jaringan Listrik

Jaringan listrik di Kabupaten Lamongan dikelola oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dimana persecaran listrik di Kabupaten Lamongan sudah menyebar ke seluruh kecamatan se-Kabupaten Lamongan. Penggunaan listrik di Kabupaten Lamongan digunakan untuk pemenuhan rumah tangga, perdagangan dan jasa, industri, perkantoran, serta penerangan jalan. Berikut adalah grafik dan data terkait jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Lamongan.

GAMBAR 1. Grafik Pelayanan Jaringan Listrik

Sumber : Lamongan Dalam Angka 2016, BPS

TABEL 3.5.1.1 Jumlah Pelanggan Listrik berdasarkan Jenis Pelanggan JUMLAH NO JENIS PELANGGAN PELANGGAN

1 Rumah Tangga

3 Usaha, Multi-guna dan Hotel

5 Gedung/ Kantor

Sumber : Lamongan Dalam Angka 2016, BPS

b) Jaringan Telekomunikasi

Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik. Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam bertelekomunikasi. Penggunaan fasilitas telekomunikasi oleh masyarakat di Kabupaten Lamongan meliputi telepon umum, jaringan telepon seluler.

c) Jaringan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Pemanfaatan air baku bagi kehidupan manusia pada umumnya digunakan untuk kebutuhan air minum, mandi, cuci, serta untuk kebutuhan industri. Penggunaan air baku oleh penduduk untuk Kabupaten Lamongan menurut data tahun 2015 menunjukkan jenis pelanggan air yang disalurkan di Kabupaten Lamongan sebagai berikut.

TABEL 3.5.1.2 Jenis Pelanggan Air Yang Disalurkan

AIR DISALURKAN NO

JUMLAH

JENIS PELANGGAN PELANGGAN 3 (m )

1 Non Niaga (Rumah Tangga)

2 Hotel/ Obyek Wisata

3 Badan Sosial/ RS/ Tempat Ibadah

4 Sarana/ Fasilitas Umum

5 Toko, Industri, Perusahaan

6 Instansi Kantor Pemerintah

- Sumber : Lamongan Dalam Angka 2016, BPS

8 Lain-lain (Tangki)

d) Jaringan Drainase

Kabupaten Lamongan memiliki drainase yang baik yakni tidak pernah tergenang air mencakup 151.395 Ha atau 83,51% dari wilayah Kabupaten Lamongan seluruhnya, kecuali pada dataran-dataran yang kemampuan saluran drainasenya bermasalah. Drainase tanah menunjukkan lama dan seringnya tanah jenuh terhadap kandungan air dan menunjukkan kecepatan resapan air dari permukaan tanah.

3.5.2 Aspek Fasilitas Umum

a) Fasilitas Pendidikan

Pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar dengan tingkatan formal dan informal, yang mencakup kegiatan belajar-mengahar di bawah naungan departemen pendidikan maupun depantemen agama. Kegiatan pendidikan selalu ditunjang oleh fasilitas- fasilitas pendidikan. Berikut kondisi fasilitias pendidikan yang ada di Kabupaten Lamongan.

1. Taman Kanak-kanak Pendidikan tingkat taman kanak-kanak merupakan pendidikan pra sekolah bagi penduduk berusia antara 4-5 tahun. tingkat pendidikan tersebut memiliki tujuan untuk membina dan mengasah pengetahuan anak-anak pada usia dini. Persebaran fasilitas pendidikan tingkat TK pada umumnya tersebar merata pada setiap kecamatan di Kabupaten Lamongan. Jumlah fasilitas TK Negeri maupun Swasta terbanyak terdapat di Kecamatan Paciran sebanyak 54 unit TK sedangkan jumlah terkecilnya berada pada Kecamatan Sukorame dan Kecamatan Blubuk yaitu 18 unit.

2. Sekolah Dasar Sekolah dasar (SD) merupakan pendidikan dengan tingkatan dasar dengan jenjang waktu pendidikan selama 6 tahun. Keberadaan fasilitas pendidikan tingkat dasar di Kabupaten Lamongan memiliki jumlah fasilitas 625 unit SD yang tersebar pada 27 kecamatan, dengan jumlah terbanyak pada Kecamatan Sugio sebanyak 40 unit SD, sedangkan jumlah terkecilnya berada pada Kecamatan Solokuro yaitu 11 unit SD.

3. Sekolah Menengah Tingkat Pertama Pendidikan menengah tingkat pertama (SMP), merupakan jenjang pendidikan lanjutan dari program pendidikan 9 tahun. Keberadaan pendidikan setingkat SMP 3. Sekolah Menengah Tingkat Pertama Pendidikan menengah tingkat pertama (SMP), merupakan jenjang pendidikan lanjutan dari program pendidikan 9 tahun. Keberadaan pendidikan setingkat SMP

4. Sekolah Menengah Tingkat Atas Jumlah sekolah menengah tingat atas di wilayah Kabupaten Lamongan pada tahun 2015 tercatat sebanyak 71 unit SMA, dengan distribusi fasilitas terbanyak pada Kecamatan Paciran sebanyak 6 unit sekolah.

5. Sekolah Menengah Kejuruan Jumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) di wilayah Kabupaten Lamongan tercatat sebanyak 68 unit sekolah, dengan fasilitas pendidikan SMK terbanyak pada Kecamatan Paciran sebanyak 8 unit sekolah.

GAMBAR 2. Grafik Jumlah Fasilitas Pendidikan se -Kabupaten Lamongan

Sumber : Lamongan Dalam Angka 2016, BPS

b) Fasilitas Peribadatan

Fasilitas peribadatan merupakan sarana untuk menciptakan masyarakat yang berakhlak dan bermoral. Berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar tahun 1945, Indonesia menjamin kehidupan beragama dan menciptakan kerukunan antar pemeluk agama. Mengacu pada hal tersebut, adanya fasilitas peribadatan memilikiurgensi tersendiri dalam memenuh kebutuhan masyarakat wilayah. Penyediaan fasilitas peribadayan disuatu kawasan mengikuti komposisi dan persebaran penduduk pemeluk beragama. Fasilitas peribadatan di wilayah Kabupaten Lamongan terdiri dari beberapa jenis yaitu Masjid, Musholla, Langgar & Surau, Gereja Protestan, Gereja Katolik dan Pura. Adapun kondisi fasilitas peribadatan yang terdapat di Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut ini.

GAMBAR 3. Grafik Persebaran Fasilitas Peribadatan pada tiap SSWP di

Kabupaten Lamongan

Sumber : Lamongan Dalam Angka 2016, BPS

TABEL 3.5.2.1 Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kabupaten Lamongan

Gereja NO KECAMATAN Masjid Musholla

Protestan Katholik SSWP 1

7 Kembang Bahu

SSWP 2

8 Babat

9 Sekaran

10 Maduran

11 Pucuk

12 Kedungpring

SSWP 3

13 Paciran

14 Brondong

15 Laren

16 Solokuro

SSWP 4

17 Sukodadi

18 Turi

19 Karanggeneng

20 Kalitengah

21 Sugio

SSWP 5

22 Ngimbang

Gereja NO KECAMATAN Masjid Musholla

Protestan Katholik

- - Sumber : Lamongan Dalam Angka 2016, BPS

27 Modo

c) Fasilitas Kesehatan

Derajat kesehatan penduduk dapat diukur dari ketersediaan sarana dan prasara kesehatan yang tersedia pada suatu wilayah. Ketersediaan sarana dan prasarana fisik merupakan salah satu faktor yang mendukung dan dibutuhkan setiap masyarakat dalam penjaga kondisi kesehatan. Adapun kondisi fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Lamongan antara lain:

1. Rumah Sakit Kondisi pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Lamongan dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas-fasilitas kesehatan, salah satunya yaitu rumah sakit. Persebaran rumah sakit di wilayah Kabupaten Lamongan yakni di Kecamatan Lamongan sebanyak 6 unit rumah sakit.

2. Rumah Bersalin Distribusi fasilitas rumah bersalin di wilayah Kabupaten Lamongan belum memperlihatkan persebaran yang merata. Dari 27 kecamatan yang ada, hanya ada

1 kecamatan yang memiliki fasilitas rumah sakit bersalin yakni Kecamatan Lamongan.

3. Poliklinik Jumlah fasilitas kesehatan berupa poliklinik memiliki persebaran yang kurang merada di setiap kecamatan di wilayah Kabupaten Lamongan. Dimana pelayaan fasilitas poliklinik terbanyak adalah Kecamatan Lamongan sebanyak 8 unit.

4. Puskesmas Fasilitas kesehatan puskesmas yang ada di Kabupaten Lamongan berjumlah 33 unit dengan wilayah dengan puskesmas terbanyak terdapat pada Kecamatan Babat.

5. Puskesmas Pembantu Fasilitas kesehatan puskesmas pembantu yang ada di Kabupaten Lamongan berjumlah 109 unit dengan wilayah terbanyak terdapat di Kecamatan Kedungpring, Babat dan Glagah yang masing-masing sebanyak 6 unit. Fasilitas Puskesmas Pembantu ini telah tersebar ke seluruh kecamatan yang mana tiap kecamatan memiliki fasilitas minimal 2 unit.

6. Praktek Dokter dan Bidan

Ketersediaan fasilitas kesehatan sangat mendukung terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Keberadaan berbagai fasilitas kesehatan tersebut salah satunya praktek dokter dan praktek bidan yang sangat membantu pelayanan kesehatan yang ada. Namun dalam persebarannya fasilitas praktek dokter dan bidan belum sepenuhnya menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Lamongan, utamanya pada wilayah-wilayah perdesaan. Dari data yang diperoleh tahun 2015 terdapat 145 praktek dokter dengan jumlah fasilitas praktek terbanyak berada pada Kecamatan Lamongan 65. Sedangkan untuk fasilitas praktek bidan sebanyak 401 unit, dengan jumlah terbanyak berada pada Kecamatan Babat dan Kecamatan Paciran masing-masing sebanyak 30 unit.

7. Posyandu Data jumlah fasilitas kesehatan pada tahun terakhir menunjukan bahwa terdapat sebanyak 1.720 unit fasilita posyandu yang tersebar di 27 kecamatan di wilayah Kabupaten Lamongan. Dalam persebarannya, jumlah fasilitas posyandu yang terbanyak terdapat pada wilayah Kecamatan Kedungpring dengan jumlah sebanyak 105 unit.

8. Balai Kesehatan Ibu dan Anak Fasilitas BKIA di Kabupaten Lamongan hanya terdapat 12 unit yag tersebar di 9 kecamatan di wilayah Kabupaten Lamongan.

GAMBAR 4. Grafik Jumlah Fasilitas Kesehatan se -Kabupaten Lamongan

Sumber : Lamongan Dalam Angka 2016, BPS

d) Fasilitas Perdagangan dan Jasa

Fasilitas perdagangan jasa memiliki peran penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Keberadaan fasilitas perdagangan dan jasa yang ada di Kabupaten Lamongan dapat dikategorikan dalam beberapa fasilitas yaitu Industri, toko/warung, pasar umum dan pertokoan. Kondisi fasilitas perdagangan dan jasa di setiap wilayah kecamatan di Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut ini.

GAMBAR 5. Grafik Perbandingan Jumlah Pasar, Pedagang dan Pertokoan se - Kabupaten Lamongan

Sumber : Lamongan Dalam Angka 2016, BPS

TABEL 1.5.2.2 Jumlah Persebaran Pasar, Pedagang dan Pertokoan di Kabupaten

Lamongan

NO KECAMATAN

7 Kembang Bahu

8 Babat

9 Sekaran

10 Maduran

11 Pucuk

12 Kedungpring

13 Paciran

14 Brondong

15 Laren

16 Solokuro

17 Sukodadi

18 Turi

19 Karanggeneng

20 Kalitengah

21 Sugio

22 Ngimbang

23 Sambeng

NO KECAMATAN

634 Sumber : Lamongan Dalam Angka 2016, BPS

e) Fasilitas Rekreasi dan Olahraga

Fasilitas rekreasi dan olahraga yang terdapat di Kabupaten Lamongan umumnya berupa kawasan-kawasan wisata, baik wisata budaya/sejarah maupun wisata alam. Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terdapat di Kabupaten Lamongan meliputi lapangan olahraga, jalur hijau, makam dan taman lingkungan. Secara lebih rinci jumlah dan lokasi persebaran dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut ini.

GAMBAR 6. Persentase RTH se -Kabupaten Lamongan

Sumber : Lamongan Dalam Angka 2016, BPS

TABEL 3.5.2.3. Persebaran Jumlah Klasifikasi RTH di Kabupaten Lamongan

Taman Taman NO

Lapangan

KECAMATAN

Jalur Hijau

Olahraga

Pemakaman Lingkungan

7 Kembang Bahu

8 Babat

9 Sekaran

10 Maduran

11 Pucuk

12 Kedungpring

Taman Taman NO

Lapangan

KECAMATAN

Jalur Hijau

Olahraga

Pemakaman Lingkungan

11 - Sumber : Lamongan Dalam Angka 2016, BPS

3.6 Gambaran Umum Aspe Ekonomi

Dalam laporan ini, aspek ekonomi yang akan dibahas dibagi menjadi dua sektor yaitu sektor pertanian dan industri. Dalam tiap sektor akan dikategorikan lagi dalam beberapa subsektor. Untuk sektor pertanian terbagi menjadi beberapa subsektor antara lain tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Sedangkan untuk sektor industri hanya terdiri dari subsektor industri. Berikut merupakan pembahasan lebih lanjut terkait tiap sektor aspek ekonomi:

3.6.1 Pertanian/ Agriculture

3.6.1.1 Tanaman Pangan Kawasan pertanian di Kabupaten Lamongan secara keseluruhan seluas 91,458.91 ha dengan luas lahan basah untuk tanaman pangan seluas 79,320 ha. Dimana untuk kawasan jenis ini keberadaannya tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Lamongan. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa kawasan ini mampu menciptakan swasembada pangan.

Dalam subsektor tanaman pangan terdiri dari beberapa komoditas antara lain padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Berikut merupakan penjelasan terkait hasil produksi tiap komoditas pada subsektor tanaman pangan yang disajikan dalam tabel:

Tabel. 3.6.1.1 Hasil Produksi Tiap Komoditas dalam Subsektor Tanaman Pangan di Kabupaten Lamongan, 2015

Kacang

Ubi Jalar SSWP

Ubi Kayu

Padi (ton)

Hijau (ton)

13 - 26574 Glagah

13 - 21825 Tikung

13 - 29387 Kembang Bahu

42620 - 4189 - 13418 - 62243

- 44110 Laren

Brondong

- 55971 Solokuro

SSWP 4

Sukodadi

17110 9 6 138 223 - 75793

- 37982 Karanggeneng

Turi

13 288 26084 Kalitengah

324 20459 Sugio

SSWP 5

Ngimbang

Sambeng

- 67121 Bluluk

- 45547 Sukorame

- 25797.5 Mantup

- 53113 Modo

TOTAL

Sumber: Lamongan dalam Angka, 2016 Gambar. Diagram Hasil Produksi Tiap Komoditas dalam Sub-Sektor Tanaman Pangan di

Kabupaten Lamongan, 2015

Kacang Tanah

Kacang Hijau

Ubi Kayu

Ubi Jalar

Sumber: Lamongan dalam Angk a, 2016

3.6.1.2 Hortikultura Di Kabupaten Lamongan luas lahan pertanian lahan kering/ hortikultura (bukan sawah) adalah seluas 12,138.91 ha. Dimana untuk kawasan jenis ini keberadaannya telah tersebar

di seluruh kecamatan di Kabupaten Lamongan. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa kawasan ini mampu menciptakan swasembada pangan.

Dalam sub-sektor hortikultura terdapat berbagai macam komoditas antara lain bawang merah, cabe rawit, cabe besar, tomat, kacang panjang, terong, mentimun, mangga, belimbing, jambu biji, jambu air, papaya, pisang, dan nangka. Berikut merupakan penjelasan terkait tiap komoditas dalam sub-sektor hortikultura disajikan dalam bentuk tabel:

Tabel. 3.6.1.2 Hasil Produksi Tiap Komoditas dalam Subsektor Hortikultura di

Kabupaten Lamongan, 2015 (1)

Terong Mentimun Mangga SSWP

(ton) (ton) (ton)

- - - - 70.8 783.2 Deket

- 200 Glagah

- 86 Tikung

Terong Mentimun Mangga SSWP

(ton) (ton) (ton)

7.5 30 18 - 757.7 Karangbinangun

- 1269 Kembang Bahu

1.4 - - Pucuk

32.3 - 1510 Brondong

- - Laren

- - Kalitengah

6 - - 4.5 - - 918.6 Sambeng

- - Mantup

Sumber: Lamongan dalam Angka, 2016

Tabel. 3.6.1.2 Hasil Produksi Tiap Komoditas dalam Subsektor Hortikultura di

Kabupaten Lamongan, 2015 (2)

Nangka TOTAL

SSWP

(ton)

Biji (ton)

Air (ton)

(ton)

(ton)

(ton)

SSWP 1

Nangka TOTAL

SSWP

(ton)

Biji (ton)

Air (ton)

98.5 1820.7 Kembang Bahu

64.2 - 2183.2 Kalitengah

Sugio

SSWP 5

Ngimbang

Nangka TOTAL

SSWP

(ton)

Biji (ton)

Air (ton)

Sumber: Lamongan dalam Angka, 2016 Gambar. Diagram Hasil Produksi Tiap Komoditas dalam Subsektor Hortikultura di

Kabupaten Lamongan, 2015

Jumlah Hasil Produksi

Bawang Merah (ton) Cabe Rawit (ton)

Tomat (ton) Kacang Panjang (ton) Terong (ton)

Cabe Besar (ton)

Mangga (ton) Belimbing (ton)

Mentimun (ton)

Pepaya (ton) Pisang (ton)

Jambu Biji (ton)

Jambu Air (ton)

Nangka (ton)

Sumber: Lamongan dalam Angka, 2016

3.6.1.3 Perkebunan Kawasan perkebunan di Kabupaten Lamongan tersebar secara tidak merata pada setiap

kecamatan, dengan luas lahan seluas 9.919,14 ha. Jenis komoditi perkebunan yang ada antara lain adalah tanaman tebu, tembakau, kapas, kenaf, kelapa, jambu mete dan cabe

jamu. Tabel.3.6.1.3 Hasil Produksi Tiap Komoditas dalam Subsektor Perkebunan di Kabupaten

Lamongan, 2015

Cabe Tebu

Tembakau

Kelapa Siwalan

Tembakau Kapas

Jawa (ton) (ton)

(ton)

(ton)

Cabe Tebu

Tembakau

Kelapa Siwalan

Tembakau Kapas

Jawa (ton) (ton)

- - - - - 0 Deket

- Kembang Bahu

1685 0.15 - - - - - 1685.15 Sekaran

20.98 29.3 - - - - 50.28 Brondong

- - 0 Turi

18219 15.91 - 71 1461 - - 19766.91 Sambeng

Sumber: Lamongan dalam Angka, 2016

Gambar. Diagram Hasil Produksi Tiap Komoditas dalam Subsektor Perkebunan di Kabupaten Lamongan, 2015

Jumlah Hasil Produksi Tebu (ton)

Kelapa (ton)

Siwalan (ton)

Tembakau Virginia (ton)

Tembakau Jawa (ton)

Kapas (ton)

Cabe Jamu (ton)

Sumber: Lamongan dalam Angka, 2016

3.6.1.4 Peternakan Secara umum peternakan di Kabupaten Lamongan di kembangkan pada budidaya ternak besar dan kecil, penggemukan (fattening), unggas yaitu ayam ras, ayam buras, puyuh dan itik. Pada budidaya ternak sapi Kabupaten Lamongan merupakan sentra unggulan pengembangan ternak jenis sapi PO di kawasan Jawa Timur sedangkan ayam ras/pedaging dikembangkan melalui pola kemitraan dan mandiri.

Tabel 3.6.1.4 . Hasil Produksi Tiap Komoditas dalam Subsektor Peternakan di Kabupaten Lamongan, 2015

TOTAL SSWP 1

SSWP

Daging (ton)

Telur (ton)

Susu (ton)

- 1483.654 Kembang Bahu

SSWP 2

Babat

SSWP

Daging (ton)

Telur (ton)

Susu (ton)

55.07 - 331.966 Pucuk

Sumber: Lamongan dalam Angk a, 2016

Gambar. Diagram Hasil Produksi Tiap Komoditas dalam Subsektor Peternakan di

Kabupaten Lamongan, 2015

Jumlah Hasil Produksi

Daging (ton)

Telur (ton)

Susu (liter)

Sumber: Lamongan dalam Angka, 2016

3.6.1.5 Perikanan

Kabupaten Lamongan merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang mempunyai potensi sumber daya perikanan yang cukup besar yaitu perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Sentra perikanan budidaya berupa sawah tambak dengan luas 23,774.73 Ha tersebar di wilayah tengah dan Lamongan dengan produk utamanya adalah Bandeng, Udang Vaname dan Nila. Sedangkan Kabupaten Lamongan yang memiliki pantai sepanjang 47 Km mulai Weru Paciran sampai dengan Desa Lohgung, memiliki 5 tempat pendaratan ikan yaitu Weru, Brondong, Komplek Kranji, Labuhan dan Lohgung dengan pusat pendaratan terbesar di TPI Brondong.

Tabel.3.6.1.5 Hasil Produksi Tiap Komoditas dalam Subsektor Perikanan di Kabupaten Lamongan, 2015

Ikan Karam

Ikan Sawah

ba TOT SSWP

Ikan Rawa

Jaring AL (ton)

(ton) Apung

613.4 - 613.4 Karangbinang

Sarirejo -

7223.142 - un

188 Kembang

- Bahu

SSWP 2

Babat

822.352 - 626

926.7 Sekaran

279.735 - 05

228.7 Maduran

209.631 - 4

Pucuk -

558.514 - 636.0

Ikan Karam

Ikan Sawah

ba TOT SSWP

Ikan Rawa

Jaring AL (ton)

(ton) Apung

(ton) 72 153.1

Kedungpring 18.976

9.872 - 68

SSWP 3

Paciran

2932. Brondong

1821. Laren

29.73 Solokuro

SSWP 4

Sukodadi

162.053 - 99

7778. Turi

7272.8 - 173

2276. Karanggeneng

2108.17 - 419

4916. Kalitengah

20.87 4548.151 - 775

304.1 Sugio

SSWP 5

Ngimbang

116.8 Sambeng

27.99 Bluluk

15.63 Sukorame

47.58 Mantup

0.279 - 6

Ikan Karam

Ikan Sawah

ba TOT SSWP

Ikan Rawa

Jaring AL (ton)

(ton) Apung

Sumber: Lamongan dalam Angka, 2016

Gambar. Diagram Hasil Produksi Tiap Komoditas dalam Subsektor Perikanan di Kabupaten Lamongan, 2015

Jumlah Hasil Produksi

Ikan Sungai (ton)

Ikan Rawa (ton)

Ikan Kolam (ton)

Ikan Tambak (ton)

Ikan Waduk (ton)

Ikan Sawah Tambak (ton)

Ikan Karamba Jaring Apung (ton) Sumber: Lamongan dalam Angka, 2016

3.6.2 Industri/ Manufacture

Kabupaten Lamongan memiliki beragam jenis Industri yang memiliki peranan penting dalam mendukung perekonomian wilayah Kabupaten. Berdasarkan Masterplan Pengembangan Pantai Utara Lamongan terdapat 4 kawasan industri yaitu Kawasan industri Sidomukti seluas 3,600 ha, Kawasan Industri Kandangsemangkon seluas 1,200

ha, Kawasan industri Sumberagung seluas 554 ha, dan kawasan industri Sidokelar seluas 2,000 ha. Sedangkan untuk industri kecil tersebar di hampir seluruh kecamatan di

Kabupaten Lamongan yang berupa home industri. Maka dari tabel di dapat diketahui Kabupaten Lamongan yang berupa home industri. Maka dari tabel di dapat diketahui