PERIZINAN Pasal 10 Pengertian Perizinan

BAB VI PELANGGARAN-PELANGGARAN

Pasal 19 Pengertian Pelanggaran

Pelanggaran adalah setiap perilaku yang bertentangan dengan tata tertib yang telah ditetapkan MTs Imam Ibnu Katsir/Pesantren dan santri dilarang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib/peraturan yang telah ditetapkan.

Pasal 20 Ayat 1 Jenis-jenis Pelanggaran

Jenis pelanggaran dalam hal kehadiran dan ibadah sebagai berikut:

A. Pelanggaran Ringan

1. Datang terlambat masuk ke kelas.

2. Tidak menghadiri KBM tanpa alasan yang jelas.

3. Terkunci di asrama saat KBM (kegiatan belajar mengajar).

4. Masuk asrama saat KBM tanpa izin.

5. Tidak menetap di masjid pada waktu yang telah ditentukan.

6. Tidak mengikuti acara yang diselenggarakan oleh jam`iyyah tholabah.

7. Tidak berada di asrama pada jam istirahat malam.

8. Tidak mengikuti kegiatan pesantren tanpa keterangan.

9. Terlambat shalat fardhu berjamaah di Masjid pesantren.

10. Tidak memakai peci ketika sholat.

11. Tidak hadir di halaqoh Tahfidz

12. Dengan sengaja tidak makan pada waktu yang telah ditentukan.

B. Pelanggaran Sedang

1. Tidak ikut sholat fardhu berjamaah di masjid pesantren.

2. Melampaui batas waktu perizinan ( dalam/luar kota ) dan liburan

C. Pelanggaran Berat

1. Tidak menunaikan sholat fardhu dengan sengaja.

2. Melampaui

waktu perizinan (dalam/luar kota) dan liburan.

batas

3. keluar dari lingkungan pesantren tanpa izin.

4. Bermalam di luar pesantren tanpa izin.

Ayat 2

Pelanggaran Dalam Hal Etika, Kesusilaan, Dan Perkelahian

pelanggaran dalam hal etika dan norma

A. Pelanggaran Ringan

1. Berpakaian tidak islami.

2. Bersiul

3. Mengenakan kalung, gelang, anting dalam jenis apapun kecuali cincin yang dibolehkan sesuai ketenteuan syar ’iat.

4. Berpakaian tidak layak atau tidak memakai peci saat KBM.

5. Tidak memakai seragam yang telah ditentukan.

6. Memanjangkan dan mewarnai kuku.

7. Mewarnai, menyemir dan mengecat rambut.

8. Potongan rambut yang tidak sopan dan tidak sesuai dengan syar ’iat

9. Masuk ruang kantor dan ruang guru tanpa izin.

10. Mengadakan kegiatan di dalam atau di luar pesantren tanpa izin.

11. Tidak berperilaku sopan Pada waktu KBM.

B. Pelanggaran sedang

1. Bermain atau mendengarkan musik.

2. bernyanyi, berjoged.

3. Perkelahian dengan tidak terencana.

4. Perbuatan yang menjurus kepada pacaran, (SMS dan surat menyurat yang tak syar`i).

5. Mengintimidasi atau mengancam santri lain.

6. Membuat kegaduhan dan keributan.

7. Tidur berdua dalam satu ranjang.

8. Menambah atau mengurangi atribut seragam sekolah.

9. Berbohong, bersumpah palsu dan atau member kesaksian palsu.

10. Mengeluarkan kata kotor dalam bentuk lisan atau tulisan.

C. Pelanggaran berat

1. Mengancam dan melecehkan baik secara tertulis atau lisan terhadap nama baik pesantren, guru, pegawai, dan jam`iyyah tholabah (OSIS).

2. Menggunakan barang orang lain tanpa izin.

3. Menjadi penyebab perkelahian dengan teman satu lembaga atau lembaga lain.

4. Menganiaya santri lain.

5. Mencuri barang orang lain.

6. Merokok baik didalam maupun luar pesantren.

7. Menonton film porno.

8. Pacaran : berpegang-pegangan tangan, berdua-duaan, bemesraan dll.

9. Berjudi.

10. Mentato anggota badan.

11. Membentuk kelompok yang mengarah kepada ashabiyyah (SARA).

12. Menolak sanksi yang telah ditetapkan atas pelanggaran yang dilakukan.

13. Menentang peraturan pesantren.

D. Pelanggaran Sangat Berat

1. Melakuakan homoseksual, dan perilaku yang mengarah pada hal tersebut.

2. Berzina.

Ayat 3 Pelanggaran Dalam Hal Administratif

A. Pelanggaran Sedang

1. Melakukan pelanggaran terhadap tata tertib

dan peraturan jam`iyyah tholabah.

2. Mencoret-coret atau merusak peraturan atau perangkat administrasi jam`iyyah tholabah.

3. Mencoret-coret inventaris dan fasilitas umum pesantren.

4. Merubah, memalsukan dan menyalahgunakan

surat izin (tanda tangan/stempel).

B. Pelanggaran berat

1. Merubah, memalsukan dan mengnyalahgunakan administrasi pesantren (tanda tangan/stempel)

2. Menyontek atau memberikan contekan ketika ujian.

Ayat 4 Pelanggaran Dalam Hal Permainan Dan Barang atau

Benda Terlarang

A. Pelanggaran Ringan

1. Membawa, menyimpan, memiliki, dan membeli senjata tajam.

2. Membawa, menyimpan, menyewa, memiliki, membeli

menggunakan/membaca media

atau

(Koran, majalah), komik, dan (Koran, majalah), komik, dan

3. Menerima titipan barang terlarang (tidak mengetahui isi barang titipan).

4. Membawa peralatan elektronik kecuali al- quran digital yang tidak dapat menyimpan data dan mendapat segel dari Departemen Kesantrian.

B. Pelanggaran Sedang

1. Nonton TV, VCD/DVD film, bioskop dan sejenisnya.

2. Membawa, menyimpan, menyewa, memiliki, membeli, atau menggunakan handphone, mp3-4-5 dst, walk man, camera handy cam, dan barang-barang yang sejenisnya tersebut.

3. Membawa

dan

memeliahara hewan

peliharaan di lingkungan pesantren.

4. Permainan: playstation, game online, internet, bilyard, kartu, monopoli, karambol, catur dan yang sejenisnya.

5. Membawa, menyimpan, memiliki, membeli rokok di lingkungan pesantren atau di luar pesantren.

6. Menyalahgunakan senjata tajam.

7. Membawa, menyimpan, menyewa, memilki, membeli,

atau menggunakan petasan/mercon dan yang sejenisnya.

8. Menyewa dan menggunakan kendaran (motor dan mobil)

C. Pelanggaran Berat

1. Merokok di lingkungan atau di luar pesantren.

2. Membawa, menyimpan, memiliki, membeli khamr

(minuman memabukkan), Mengkonsumsi narkoba, psikotropika atau sejenisnya di dalam atau di luar lingkungan pesantren.

3. Membawa, menyimpan, memiliki, membeli, dan menggunakan senjata api.

4. Membawa, menyimpan, memiliki, membeli, media elektronik (CD, flashdisc dll) yang digunakan untuk menyimpan konten porno atau semi porno ( gambar, film, tulisan, suara dan sejenisnya) atau media lainnya dan menggunakan,

menonton atau mempertontonkan hal tersebut di atas.

5. Menyebarkan situs-situs atau konten porno di lingkungan pesantren atau di luar pesantren.

6. Menerima titipan barang terlarang dengan mengetahui isi barang titipan tersebut.

7. Mencuri di lingkungan pesantren atau di luar pesantren serta berbuat kriminal yang lainnya.

8. Mengancam, memukul, atau menganiaya saksi pelanggaran.

9. Melakukan tindakan pemerasan terhadap orang lain.

10. Mencederai orang lain baik dengan pukulan tangan kosong atau senjata tajam.

11. Memaksa orang lain untuk menerima titipan barang yang dilarang pesantren.

12. Menganiaya guru/musyrif, karyawan/staff atau buruh pesantren.

BAB VII PENANGANAN SANTRI BERMASALAH

Seluruh kasus atau pelanggaran santri ditangani oleh Departemen Kesantrian. Bermula dari laporan yang masuk, kemudian dicatat di dalam buku

“LAPORAN PELANGGARAN SANTRI”. Selanjutnya proses tabayun dilakukan oleh

Pembina dan staff Departemen Kesantrian yang Pembina dan staff Departemen Kesantrian yang

pernyataan, jika ada pengakuan dan atau bukti atau saksi. Dari pernyataan

surat

yang ada, staff Departemen Kesantrian(koordinator keamanan) memberikan sanksi-sanksi sebagaimana yang telah diatur di dalam tahapan penanganan masalah sebagai berikut:

1. Pelanggaran ringan :

1. Diberikan Bimbingan dan nasehat

2. Diperingatkan.

3. Membuat surat pernyataan diri tidak mengulangi lagi.

4. Sanksi Kognitif Seperti : Membaca Al’quran, hadits, dll

5. Sanksi Spikomotorik Seperti : Kerja bakti

6. Disita barang buktinya.

7. Ganti rugi.

8. Dihukum sesuai kebijaksanaan Pesantren.

9. Apabila dilakukan berulang-ulang kali dengan kesalahan yang sama maka menjadi pelanggaran sedang.

10. Pemanggilan Orang tua

11. Dikenakan Surat Peringatan ( SP 1 ) jika melanggar berulang kali.

2. Pelanggaran Sedang

1. Diberikan Bimbingan dan nasehat

2. Diperingatkan.

3. Membuat surat pernyataan diri tidak mengulangi lagi.

4. Sanksi Kognitif Seperti : Membaca Al’quran, hadits, dll

5. Sanksi Spikomotorik Seperti : Kerja bakti

6. Ganti rugi.

7. Gundul dan disita barang buktinya.

8. Pemanggilan Orang tua

9. Apabila dilakukan berulang-ulang kali dengan kesalahan yang sama maka menjadi pelanggaran berat dan Dikenakan SURAT PERINGATAN ( SP 2 ).

3. Pelanggaran Berat dan Sangat Berat

1. SURAT PERINGATAN ( SP 3 )dan dikembalikan kepada orang tua atau wali santri setelah dilakukan komunikasi dengan orang tua/wali santri.

BAB VIII HUKUMAN

Pasal 21 Keputusan Hukuman

Jenis hukuman untuk pelanggaran berat diputuskan oleh Pengasuh dengan mempertimbangkan masukan dari Dewan Pengasuh danPengurus.

Jenis hukuman untuk pelanggaran berat diputuskan oleh Pengurus

Hukuman yang tidak diindahkan akan ditindak lanjuti dengan hukuman yang lebih berat.

Pasal 22 Konseling

1. Santri mendatangi Staff Konseling di Kantor Kesantrian ketika mempunyai pelanggaran dan persoalan atau permasalahan yang ingin dipecahkan.

2. Apabila santri hendak menyampaikan permasalahan

pada saat KBM, santri meminta izin kepada guru kelas disetujui oleh Waka.Madrasah Bidang Kesantrian.

3. Santri berhak dipanggil saat KBM berlangsung unutk bimbingan.

BAB IX SANKSI

Pasal 23

1. Sanksi adalah hukuman yang dikenakan kepada santri yang melanggar tata tertib MTs/pesantren Imam Ibnu Katsir

2. Sanksi diberikan kepada santri yang tidak melaksanakan kewajiban atau melanggar aturan sebagai tertuang dalam buku panduan santri.

3. Pemberian sanksi ditentukan setelah melalui penyelidikan, tabayun, dan pertimbangan secara cermat dan teliti oleh pihak yang 3. Pemberian sanksi ditentukan setelah melalui penyelidikan, tabayun, dan pertimbangan secara cermat dan teliti oleh pihak yang

4. Sanksi yang akan diberlakukan terdiri atas beberapa jenis

sesuai dengan tingkat pelanggaran, yang meliput i: sanksi kognitif, sanksi afektif, sanksi psikomotorik, sanksi denda, sanksi administrasif.

Pasal 24 Tata Cara Pemberian Sanksi

Sanksi diberikan dengan cara sebagai berikut :

1. Pemberian sanksi oleh Pimpinan pesantren/Kepala Divisi Pendidikan sebagai berikut :

a. Pimpinan/Kepala Divisi Pendidikan memberikan sanksi kepada santri atas usulan Waka. Bid. Kesantrian dan Kepala Madrasah

yang tembusannya disampaikan

kepada santri yang bersangkutan.

b. Pemberian sanksi berat ditetapkan dengan

surat keputusan Pimpinan/Kepala

Divisi Pendidikan Pesantren Imam Ibnu Katsir.

2. Pemberian sanksi oleh Kepala Departemen Kesantrian dan Kepala Madrasah sebagai berikut :

a. Kepala Departemen Kesantrian dan Kepala Madrasah memberikan sanksi kepada

berdasarkan usulan Pembina

santri

Kesantrian dan Waka.

Madrasah Bid. Kesiswaan.

b. Pemberian sanksi kepada santri ditetapkan berdasarkan surat keputusan Waka. Bid. Kesantrian dan Kepala Madrasah

dan diketahui oleh Pimpinan/Kepala

Divisi Pendidikan Pesantren.

3. Pemberian sanksi oleh Pembina Kesantrian dan Waka. Madrasah Bidang Kesiswaaan dan Staff DepartemenKesantrian. Sanksi diberikan berdasarkan hasil temuan langsung

terhadap

pelanggaran yang pelanggaran yang

4. Pelaksanaan dan pemantauan sanksi dilaksanakan

Staff Waka. Bid. Kesantrian.

oleh

BAB X ATURAN TAMBAHAN PASAL 25 SIDAK

1. Sidak adalah kegiatan pemeriksaan yang dilakukan terhadap barang bawaan santri secara mendadak.

2. Sidak bertujuan unutk memberikan efek jera unutk santri yang membawa barang illegal sebagaimana dalam point satu.

3. Target dari sidak adalah segala barang illegal yang

dinyatakan dilarang oleh pihak pesantren.

4. Dalam pelaksanaannya sidak dibagi menjadi dua:

a. Sidak Rutin adalah sidak yang dilakukan oleh Staff Waka. Bid. Kesantrian dan Staff Kesantrian secara berkala terhadap asrama dan kelas minimal 2 kali dalam satu semester.

b. Sidak Insidental adalah sidak yang dilakukan

oleh Staff Waka. Bid. Kesantrian

dan Staff Kesantrian berdasarkan masukan dari pihak-pihak tertentu dikarenkan adanya sebuah kasus atau kejadian yang mengharuskan dilakukannya sidak.

5. Penanggungjawab dan pelaksana sidak adalah Kepala Departemen Kesantrian dan Kepala Madrasah beserta jajarannya dibantu oleh beberapa guru, wali asrama, maha santri dan osis yang ditunjuk oleh Waka. Madrasah Bidang Kesantrian.

6. Barang-barang sitaan dikumpulkan, didata dan dimaskukkan dalam form Sidak yang sudah disiapkan kemudian ditandatangani oleh Kepala Departemen Kesantrian.

7. Barang-barang sitaan menjadi milik pesantren

dan tidak akan dikembalikan lagi.

BAB XI REWARDS

Pasal 26 Pengertian Reward ( Penghargaan )

Reward ( Penghargaan ) adalah sesuatu yang lebih diberikan oleh pesantren kepada santri yang memiliki kompetensi dan prestasi.

Pasal 27 Fungsi Rewards (Penghargaan)

Rewards (penghargaan) berfungsi untuk:

a. Mengurangi pelanggaran santri.

b. Menambah nilai akhlaq santri.

Pasal 28 Jenis dan Point Reward

Rewards atau penghargaan dibagi menjadi:

I. Akademik

1. Ranking 1, 2, dan 3

2. Ranking 4 s/d 10

3. Lomba mewakili madrasah/pesantren

4. Juara lomba mewakili madrasah/pesantren

5. Juara ekstrakurikuler

6. Tidak pernah absen ( alpha, izin dan sakit )

7. Prestasi nilai tertinggi per kelas

8. Juara umum se-madrasah/pesantren

9. Nila teringgi UAN

10. Juara lomba internal madrasah/pesantren (resmi)

II. Organisasi

1. Ketua kamar

2. Ketua kelas

3. Ketua osis

4. Pengurus osis

III. Keteladanan

1. Ketua kamar

2. Ketua kelas

3. Santri teladan per kelas

4. Santri teladan per asrama

5. Kelas terbersih

6. Asrama terbersih

BAB XII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 29

Jika terdapat kekurangan, kekeliruan, atau kesalahan dalam Buku Panduan Pesantren/MTs Imam Ibnu Katsir ini, maka akan dilakukan perbaikan kemudian hari.

Pasal 30

Hal-hal yang belum diatur dalam Buku Panduan Pesantren dan MTs Imam Ibnu Katsir ini, akan diatur kemudian.

Pasal 31

Tata Tertib Pesantren dan MTs Imam Ibnu Katsir ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : Pekanbaru Pada Tanggal : 15 Juli 2017

Disiapkan oleh :

Menyetujui, WAKA. KESANTRIAN/KESISWAAN Mudir Pesantren

USTADZ ABUZ ZUBAER

HASRI MAYANDI , S.Pd.I