Rekomendasi Kebijakan untuk Pihak Berwenang

9.2 Rekomendasi Kebijakan untuk Pihak Berwenang

Berkaitan dengan permasalahan penataan ruang kawasan puncak dan DAS Ciliwung serta perlunya upaya penyelamatan fungsi ekologis kawasan puncak dalam hal tata kelola air dan pengendalian erosi. Secara garis besar kami merekomendasikan kepada pemerintah untuk melakukan tindakan-tindakan berikut :

1. Melakukan revisi tata-ruang wilayah yang tepat, termasuk pembuatan rencana detail tata ruang setiap kecamatan di kawasan puncak.

2. Secara konsekuen menerapkan aturan perlindungan di Kawasan Puncak melalui:

a) Penghentian pemberian izin mendirikan bangunan dan pengurusan sertifikat maupun

surat keterangan tanah.

b) Menindak - tegas penyimpangan atas penggunaan kawasan lindung sebagai areal kebun

dan rumah peristirahatan, tanpa pandang bulu.

c) Penerapan insentif pajak bagi penggunaan lahan non hutan dan pertanian.

d) Perhitungan nilai lingkungan atau sumber daya (ekstrinsik dan intrinsik) pada proses

perencanaan

e) Perbaikan tata kepemilikan tanah-tanah terlantar ex HGU

3. Segera merehabilitasi lahan - lahan terbuka di Kawasan Puncak dengan jenis - jenis pohon hutan yang “ramah air”.

Perlunya ketersediaan rencana tata ruang secara merata bagi semua wilayah administrasi pemerintahan dengan kelengkapan tema yang diarahkan oleh peraturan perundangan berlaku. Perlu kajian yang komprehensif dalam menentukan struktur ruang yang Perlunya ketersediaan rencana tata ruang secara merata bagi semua wilayah administrasi pemerintahan dengan kelengkapan tema yang diarahkan oleh peraturan perundangan berlaku. Perlu kajian yang komprehensif dalam menentukan struktur ruang yang

Pengembalian fungsi ruang yang tidak sesuai dengan tata ruang hendaknya dapat dilaksanakan secara bertahap. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan fungsi ruang yang sesuai dengan tata ruang adalah melalui reboisasi pada kawasan hutan yang sudah gundul ataupun terkonversi sebagai bangunan. Gencarnya upaya reboisasi atau penanaman hutan kembali diharapkan dapat meningkatkan kembali daya dukung hutan sebagai kawasan lindung. Kawasan pertanian perlu terus dipertahankan, khususnya di kawasan yang sangat produktif. Hal ini terkait dengan kondisi bahwa konversi lahan dari pertanian ke perumahan/ komersial/industri cenderung meningkat. Sawah produktif sangat berkontribusi terhadap perekonomian di Kabupaten Bogor. Pengendalian Pemanfaatan Ruang perlu terus ditingkatkan mengingat secara regional Kabupaten Bogor berperan dalam masalah banjir di Jakarta.

Upaya pencegahan konversi lahan hutan, pertanian, dan kebun menjadi kepentingan perumahan, industri dan sejenisnya dilakukan adalah melalui pendekatan pengenaan biaya pajak/retribusi yang sangat tinggi. Pengenaan biaya pajak/retribusi yang sangat tinggi terhadap lahan pertanian, hutan atau kebun yang dikonversi menjadi penggunaan lain diharapkan dapat mencegah/mengurungkan niat bagi pelakunya sehingga jumlah luas lahan pertanian, hutan maupun kebun dapat tetap terjaga. Diperlukan regulasi ketat yang mengatur secara teknis upaya konversi lahan hutan, pertanian dan perkebunan.. Hal ini sangat mendesak untuk dilakukan seiring dengan pemikiran rasional oportunis yang menggoda para pemilik lahan pertanian untuk menjual lahannya untuk selanjutnya digunakan sebagai tempat usaha atau permukiman.

Penataan kawasan perbatasan, dengan penentuan titik ordinat dan pemasangan patok, baik perbatasan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten/Kota di sekitarnya, perbatasan antar kecamatan di Kabupaten Bogor, maupun perbatasan dengan Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Penataan kawasan perbatasan, dengan penentuan titik ordinat dan pemasangan patok, baik perbatasan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten/Kota di sekitarnya, perbatasan antar kecamatan di Kabupaten Bogor, maupun perbatasan dengan Propinsi Jawa Barat dan Propinsi

Pembangunan daerah yang mampu mengintegrasikan tiga aspek yakni ekologi, ekonomi dan sosial akan menimbulkan ancaman terhadap pembangunan ekonomi maupun sosial yang akan mengganggu stabilitas daerah. Oleh karena itu maka dalam program-program pembangunan aspek lingkungan perlu mendapat perhatian. Setiap program yang akan dilaksanakan harus dievaluasi dampaknya terhadap lingkungan. Selain itu, penilaian terhadap sumberdaya-sumberdaya yang dimanfaatkan (baik nilai ekstrinsik maupun intrinsik) sangat diperlukan untuk menghindari, setidaknya mengurangi, eksternalitas yang ditimbulkan.

Sementara itu, terkait dengan isu wacana revisi Perda RTRW, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor harus mengikuti prosedur peninjauan kembali dalam waktu lima tahun sejak Perda RTRW ditetapkan. Hasil peninjauan kembali tersebut berupa rekomendasi perlunya revisi atau tidak perlu revisi. Rekomendasi perlunya revisi dapat dikeluarkan apabila terjadi perubahan kebijakan nasional yang mempengaruhi penataan ruang wilayah kabupaten dan/atau terdapat dinamika pembangunan kabupaten yang menuntut perlunya dilakukan revisi RTRW kabupaten.