Proses produksi RDS Review

B. Proses produksi RDS Review

Ada beberapa tahapan dalam proses produksi program RDS Review yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Tahapan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan tema atau pokok bahasan

2. Tahap pengumpulan data, mengumpulkan kutipan dari berbagai 2. Tahap pengumpulan data, mengumpulkan kutipan dari berbagai

4. Mendengarkan semua bahan, membuat struktur program dan garis besar naskah

5. Memilah dan memilih semua bahan yang ada, baik berupa data yang telah diolah, wawancara dengan narasumber dan lain sebagainya serta menyiapkan susunan naskah final

6. Merekam hasil naskah yang telah disusun sebelumnya

7. Menggabungkan (mixing) hasil rekaman naskah dengan berbagai rekaman wawancara yang ada

8. Mendengarkan hasil akhir dari mixing yang telah dilakukan. Jika masih belum sesuai keinginan, dapat dilakukan editing kembali sebelum di on air-kan

1. Tahap perencanaan tema atau pokok bahasan

Perencanaan merupakan suatu yang amat penting dalam setiap pembuatan program. Perencanaan merupakan bagian dari keberhasilan atau kegagalan. Artinya, dengan perencanaan yang baik akan mendekatkan pada keberhasilan atau kesuksesan, begitu juga sebaliknya.

Ada dua pertanyaan pokok yang selalu diajukan dalam tahap perencanaan ini, yaitu: Ada dua pertanyaan pokok yang selalu diajukan dalam tahap perencanaan ini, yaitu:

b. Apa yang ingin diberikan kepada pendengar dengan diangkatnya tema itu

Kedua pertanyaan itu harus dijawab oleh produser beserta tim ketika mengangkat suatu tema atau pembahasan. Tujuannya, supaya ada target yang jelas dari tiap episode yang disajikan ke tengah audience.

Perencanaan dalam pembuatan program RDS Review terdiri dari dua hal, yaitu perencanaan bulanan dan perencanaan tiap episode. Perencanaan bulanan adalah perencanaan atau penentuan tema yang akan diangkat dalam RDS Review selama satu bulan. Perencanaan ini biasanya dilakukan pada rapat redaksi akhir bulan. Dalam rapat itu akan dibahas isu, fenomena dan peristiwa apa yang menarik untuk diangkat sebagai tema RDS Review dalam satu bulan ke depan.

Namun, pembahasan atau penentuan tema pada rapat bulanan ini bukan berarti tidak dapat dirubah karena peristiwa maupun fenomena begitu cepat bergulir. Penentuan tema ini hanyalah sebatas gambaran awal. Jika nantinya ada peristiwa unik, menarik dan lebih penting dibahas daripada tema yang telah ditetapkan pada rapat bulanan ini, maka dapat dirubah. Perubahan ini akan dibahas pada rapat mingguan atau perencanaan episode. Selain rapat penentuan tema, dalam rapat ini juga dilakukan evaluasi atas program RDS Review yang telah diproduksi.

setiap minggu untuk memastikan tema yang akan diangkat, apakah ada perubahan dari tema yang telah direncanakan pada rapat bulanan ataukah tidak. Jika dalam rapat bulanan hanya dilakukan pembahasan tema secara umum, namun pada rapat mingguan atau rapat tiap episode ini akan dibahas secara mendalam, termasuk fokus pembahasan, sumber-sumber yang dapat dihubungi, referensi yang dapat dijadikan rujukan dan sebagainya.

2. Tahap pengumpulan data, mengumpulkan kutipan dari berbagai sumber yang mendukung, konsultasi kepada ahli

Tahapan selanjutnya setelah perencanaan adalah mengumpulkan data dan kutipan baik dari buku, majalah, jurnal maupun sumber-sumber online yang layak dipercaya. Kelayakan suatu data untuk dapat dijadikan sumber informasi adalah dari penyampai informasi maupun pihak yang menerbitkan data, informasi, buku atau jurnal itu. Tidak semua data atau informasi dapat digunakan sebagai sumber penulisan naskah. Terlebih saat ini begitu mudah orang menyampaikan pesan, ide, gagasan dan informasi. Padahal, tidak selamanya informasi itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Data yang diperoleh itu belum tentu semuanya akan digunakan dalam pembuatan naskah RDS Review. Ada data atau kutipan yang telah

Review ketika itu. Untuk tahapan ini, penulis sebagai produser acara dapat meminta bantuan kepada anggota tim untuk mengumpulkan data dan kutipan. Selanjutnya, produser yang akan menyeleksi mana data dan kutipan yang layak dan mana yang tidak.

Pada tahap ini, produser dan anggota tim produksi RDS Review biasanya juga akan berkonsultasi kepada ahli dalam tema yang akan diangkat. Terlebih jika tema tersebut tergolong berat dan rumit sehingga perlu ada masukan ahli terhadap persoalan itu. Ahli yang dimaksud di sini jika dalam persoalan yang kaitannya dengan ilmu keislaman, maka tim akan berkonsultasi kepada dewan syari’ah RDS FM yang terdiri dari:

a. Dr. Mu’inudinillah Basri, M.A. (Ketua Program Magister Pemikiran Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta & Direktur Pondok Pesantren Ibnu Abbas Klaten)

b. Muzayyin, Lc., M.A. (Wakil Direktur Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo)

c. Eman Badru Tamam, Lc. (Ketua Sekolah Tinggi Tahfidzul Qur’an Isykarima, Karangpandan, Karanganyar)

d. Rosyid Ridho, Lc. (Direktur pondok pesantren Darul Wahyain, Magetan, Jawa Timur)

Selain keempat orang anggota dewan syariah RDS FM, produser dan tim RDS Review juga dapat berkonsultasi dengan para ustad lainnya Selain keempat orang anggota dewan syariah RDS FM, produser dan tim RDS Review juga dapat berkonsultasi dengan para ustad lainnya

3. Merencanakan dan menjalin kontak, merekam informasi yang mendukung, melakukan wawancara dan perekaman

Pada tahapan ini, produser bersama tim melakukan perencanaan narasumber yang akan diwawancara. Narasumber yang diwawancara diupayakan dapat mewakili beberapa sudut pandang sehingga dalam penyajiannya, RDS Review dapat lebih kaya informasi. Wawancara ini dapat dilakukan secara langsung bertemu dengan narasumber. Namun jika tidak dimungkinkan, karena masalah jarak atau yang lainnya, maka dapat dengan menggunakan saluran telepon.

Sebelum melakukan wawancara, disusunlah interview guide yang berfungsi sebagai petunjuk ataupun pedoman poin-poin dan alur wawancara yang akan dilakukan. Interview guide ini sifatnya fleksibel. Jika dalam pelaksanaan wawancara, beberapa poin telah dijawab oleh Sebelum melakukan wawancara, disusunlah interview guide yang berfungsi sebagai petunjuk ataupun pedoman poin-poin dan alur wawancara yang akan dilakukan. Interview guide ini sifatnya fleksibel. Jika dalam pelaksanaan wawancara, beberapa poin telah dijawab oleh

Wawancara dengan narasumber direkam secara utuh dengan menggunakan berbagai sarana yang ada. Jika wawancara itu melalui pertemuan

biasanya untuk mempermudahkan digunakan hand record atau mp3 recorder. Hasil dari rekaman wawancara itu nantinya akan ditransfer dalam bentuk file mp3. Adapun jika wawancara itu dilakukan di studio melalui sambungan telepon, maka digunakan alat yang disebut dengan hybrid. Cara kerja alat ini cukup mudah, yakni dengan mengkoneksikan antara pesawat telepon dengan mixer dan komputer.

Kendala dalam proses perekaman ini biasanya pada kondisi sinyal dari telepon sellular narasumber yang tidak begitu baik sehingga menjadikan suara yang dihasilkan kurang baik dan banyak mengandung noise . Gangguan berupa noise ini sebenarnya bisa direduksi ketika proses editing voice . Namun jika noise yang ada pada file voice terlampau besar, sedikit banyak akan berpengaruh pada hasil akhir file itu. Pada banyak kasus, reduksi terhadap noise yang terlampau besar akan mengubah keaslian karakter suara. Namun, Alhamdulillah, karena bantuan berbagai pihak, terutama teknisi RDS FM, tidak banyak kendala yang berarti dalam Kendala dalam proses perekaman ini biasanya pada kondisi sinyal dari telepon sellular narasumber yang tidak begitu baik sehingga menjadikan suara yang dihasilkan kurang baik dan banyak mengandung noise . Gangguan berupa noise ini sebenarnya bisa direduksi ketika proses editing voice . Namun jika noise yang ada pada file voice terlampau besar, sedikit banyak akan berpengaruh pada hasil akhir file itu. Pada banyak kasus, reduksi terhadap noise yang terlampau besar akan mengubah keaslian karakter suara. Namun, Alhamdulillah, karena bantuan berbagai pihak, terutama teknisi RDS FM, tidak banyak kendala yang berarti dalam

Selain melakukan wawancara dengan narasumber, pada tahap ini juga dilakukan perekaman opini masyarakat atau yang biasa dikenal dengan istilah vox pop terkait tema yang diangkat. Pendapat dalam vox pop bersifat singkat dan tidak perlu mendalam. Vox pop bertujuan sebatas untuk mengetahui kesan atau pandangan masyarakat dan bukan menunjukkan representasi dari seluruh masyarakat.

Informasi lain yang mendukung pembahasan tema juga dipersiapkan, direkam, disalin ulang. Terkadang ada file yang telah berusia cukup tua dan masih dalam bentuk kaset pita sehingga harus ditransfer terlebih dahulu ke bentuk file mp3.

4. Mendengarkan semua bahan, membuat struktur program dan garis besar naskah

Semua bahan yang telah terkumpul, baik hasil wawancara dengan narasumber, vox pop maupun file lainnya yang terkait dengan tema akan Semua bahan yang telah terkumpul, baik hasil wawancara dengan narasumber, vox pop maupun file lainnya yang terkait dengan tema akan

5. Memilah dan memilih semua bahan yang ada, baik berupa data yang telah diolah, wawancara dengan narasumber dan lain sebagainya serta menyiapkan susunan naskah final

Setelah mendengar semua hasil wawancara serta informasi tambahan lainnya dan membaca data, baik berupa kliping majalah, koran, jurnal dan sumber lainnya, maka produser menentukan mana data dan hasil wawancara yang layak dan relevan untuk dimasukkan dalam penulisan naskah dan mana yang tidak. Semua data dan informasi itu diolah dan dirangkaikan sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah alur cerita yang mudah dipahami. Hal ini penting dilakukan, mengingat sifat radio sebagai media auditif yang hanya mengandalkan pendengaran, sepintas lalu. Informasi yang tidak secara jelas disampaikan kepada audience , ataupun informasi yang terlampau sulit dipahami akan menjadikan audience tidak akan memahami maksud dari informasi itu.

Ada perubahan yang terjadi dalam pembuatan naskah di beberapa episode awal dari RDS Review dengan episode setelahnya. Pada beberapa episode awal, naskah hanya bersifat memberikan pengantar serta gambaran awal dari tema yang sedang diangkat pada episode tersebut.

pertanyaan dari interviewer.

Namun, setelah melakukan beberapa kali evaluasi serta masukan dari beberapa pihak, akhirnya naskah diubah menjadi sebuah alur cerita yang disisipi insert wawancara dengan narasumber. Tujuannya, supaya sajian informasi RDS Review lebih hidup dan tidak menjenuhkan.

Sementara itu, untuk judul naskah biasanya ditentukan di akhir, setelah naskah jadi. Judul naskah itu sekaligus menjadi judul episode. Penetapan judul naskah atau episode memang perlu banyak pertimbangan dari mulai kesesuaian dengan isi naskah atau pembahasan hingga memancing rasa keingintahuan pendengar. Oleh karena itu, judul naskah atau episode selalu diupayakan singkat, sederhana, mudah dipahami dan menarik pendengar untuk lebih mengetahui isinya.

6. Merekam hasil naskah yang telah disusun sebelumnya

Setelah naskah benar-benar siap, langkah selanjutnya adalah merekamnya dalam bentuk audio. Perekaman ini biasanya dilakukan oleh dua announcer dengan tujuan untuk lebih menghidupkan suasana dan menghindari kejenuhan. Meski begitu, dalam beberapa episode, naskah hanya direkam oleh seorang announcer.

Untuk masalah teknis perekaman, seperti apakah perekaman harus dilakukan langsung secara bersama-sama dalam satu waktu ataukah tidak, Untuk masalah teknis perekaman, seperti apakah perekaman harus dilakukan langsung secara bersama-sama dalam satu waktu ataukah tidak,

7. Menggabungkan (mixing) hasil rekaman naskah dengan berbagai rekaman wawancara yang ada

Pada tahap ini, semua hasil rekaman baik rekaman pembacaan naskah, rekaman wawancara dengan narasumber, rekaman informasi tambahan lainnya, serta rekaman vox pop dikumpulkan untuk diolah menjadi satu kesatuan karya dokumenter radio.

Produser harus bekerja sendiri memeriksa dengan cermat semua bahan yang ada dan kemudian menyusunnya sesuai dengan alur yang terdapat dalam naskah. Selain semua bahan yang ada, untuk lebih menciptakan suasana seperti yang diharapkan, digunakanlah musik sederhana. Dalam dokumenter radio, aspek musik bukanlah suatu hal yang paling utama. Oleh karena itu, penggunaan musik dalam banyak episode program RDS Review cenderung senada.

8. Mendengarkan hasil akhir dari mixing yang telah dilakukan. Jika masih belum sesuai keinginan, dapat dilakukan editing kembali sebelum di on air-kan

Setelah proses mixing dilakukan, langkah terakhir yang harus Setelah proses mixing dilakukan, langkah terakhir yang harus