vasokonstriksi pembuluh darah pada permukaan kulit dan vasodilatasi pembuluh darah ke otot. Adrenalin juga meningkatkan tekanan darah,
mengurangkan sirkulasi darah ke lambung, meningkatkan pelepasan gula ke darah untuk meningkatkan energi dan menyebabkan kontraksi dari otot
Kirchheimer, 2004. Kafein meningkatkan kadar dopamin dengan cara yang sama seperti
amphetamine. Dopamin merupakan neurotransmitter yang mengaktivasi pusat kesenangan di bagian tertentu otak. Heroin dan kokain memanipulasi
kadar dopamine dengan mengurangkan kadar absorpsi dopamine. Walaupun efek kafein jauh lebih rendah berbanding heroin, namun mekanisme kerjanya
sama. Diduga bahwa hubungan dengan dopamine menyebabkan ketergantungan kafein Kirchheimer, 2004
2.4 Manfaat kafein pada tubuh
Menurut beberapa penelitian, konsumpsi minuman yang mengandungi kafein ternyata mempunyai manfaat pada tubuh. Antara manfaat komsumsi kafein
adalah orang yang mengkonsumsi kafein secara regular mengurangi risiko menderita penyakit Parkinson sebanyak 80. Konsumsi 2 cawan kopi sehari
juga dapat mengurangkan resiko kanker kolon sebanyak 20. Pada orang yang menkonsumsi 2 cawan kopi sehari resiko sirosis hati berkurang
sebanyak 80. Konsumpsi 2 cawan kopi sehari pula mengurangkan pembentukan batu empedu sebanyak 50 Kirchheimer, 2004.
Kafein turut bermanfaat dalam asma, mengatasi nyeri kepala, merangsang mood dan mencegah lubang pada gigi. Pada penelitian awal
dengan menggunakan tikus, terbukti bahawa kafein mempunyai efek pelindung dari penyakit Alzheimer Kirchheimer, 2004
Universitas Sumatera Utara
2.5 Efek samping kafein
Konsumsi kafein ternyata mempunyai dampak yang besar terhadap kesehatan penggunanya. Menurut artikel di oleh Riesenhuber 2006, diketemui bahawa
kafein yang terdapat dalam minuman berenergi menyebabkan diuresis dan natriuresis. Tambahan pula, konsumsi kafein yang akut menurunkan
sensitivitas insulin dan meningkatkan mean tekanan darah arteri. Dalam penelitian yang berlainan Scher 2004 dikatakan konsumsi kafein
berhubung dengan nyeri kepala kronik, terutamanya pada wanita muda berusia kurang dari 40 tahun dan antara mereka yang mendapat nyeri kepala
episode kronis yang onset kurang dari 2 tahun. Pada konsumsi kafein kronis pula diketemui gejala sistem saraf pusat, kardiovaskular, gastrointestinal dan
disfungsi renal Carrillo, 2000. Kesimpulannya, walaupun konsumsi minuman energi menbawa manfaat pada penggunanya seperti peningkatan
konsentrasi dan memori, kandungan kafein dalam minuman berenergi menyebabkan banyak efek samping pada kesehatan.
Kafein mempunyai waktu paruh selama 6 jam dan ini dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Sebaiknya kafein tidak digunakan
pada penderita penyakit jantung. Penderita penakit ginjal harus mengurangi konsumsi kafein karena sifat kafein sebagai diuretik dapat memperparah
kondisi penderita. Wanita hamil tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi kafein walaupun pada penelitian yang dilakukan, hubungan antara kafein dengan
kelainan kongenital belum terbukti. Penderita ulkus lambung dan penyakit lambung lain harus berhati-hati dalam mengkonsumpsi kafein karena sifat
asam dari kafein Kirchheimer, 2004.
2.6 Penggunaan minuman berenergi ketika berolahraga