Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

(1)

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PERBANDINGAN PENGARUH MINUMAN BERENERGI DAN OLAHRAGA TERHADAP PERFORMA KOGNITIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANGKATAN 2011 Oleh:

CARISSA KUMALASARI 110100487

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PERBANDINGAN PENGARUH MINUMAN BERENERGI DAN OLAHRAGA TERHADAP PERFORMA KOGNITIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANGKATAN 2011

KARYA TULIS ILMIAH

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh:

CARISSA KUMALASARI 110100487

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Pengaruh Perbandingan Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara Angkatan 2011

NAMA : CARISSA KUMALASARI

NIM : 110100487

Pembimbing Penguji

dr. Maya Savira, M.Kes dr. Nelly Elfrida Samosir, Sp.PK NIP. 19761119 200312 2 001 NIP. 19690906 200501 2 002

dr. Surjit Singh. Sp.F, DFM NIP. 19510203 198903 1 001 Medan, 7 Januari 2015

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH NIP. 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Saat ini, Banyak orang mengatasi penurunan performa kognitif dengan cara meminum minuman berenergi atau kopi. Selama 10 tahun terakhir, konsumsi dari minuman berkafein yang dimaksudkan untuk “memberikan energi” ini, telah meningkat secara signifikan. Minuman berenergi banyak dikonsumsi oleh mahasiswa, atlit, dan orang-orang yang membutuhkan kewaspadaan tinggi. Tidak hanya minuman berenergi yang dapat meningkatkan performa kognitif, tetapi olahraga juga dapat meningkatkan performa kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan antara minuman berenergi dan olahraga terhadap performa kognitif mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada angkatan 2011.

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan desain penelitian Kruskal-Wallis yang dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014. Metode pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Total sampel dalam penelitian berjumlah 27 orang. Penelitian dilakukan dengan melakukan intervensi berbeda pre-test dan post-test pada setiap kelompok.

Dari hasil penelitian didapatkan hasil nilai p-value 0.018 (p<0.05), sehingga didapati adanya perbedaan pengaruh minuman berenergi dan olahraga terhadap performa kognitif pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011.


(5)

ABSTRACT

Nowadays, many people deal the decline of cognitive performance by drinking energy drinks or coffee. During the last 10 years, the consumption of caffeinated beverages which are intended to "energize", has increased significantly. The energy drinks are consumed by students, athletes, and those who require high vigilance. Not only energy drink that can improve cognitive performance, but physical activity can also improve cognitive performance.

The purpose of this study is to see the comparison between energy drinks and physical activity on the cognitive performance of Faculty of Medicine student, University of North Sumatra on class of 2011.

This research is experimental used the Kruskal-Wallis design which were conducted in September-October 2014. The sampling method is consecutive sampling. The total sample in the study is 27 people. The research was carried out by different intervention of pre-test and post-test in each group.

From the results, the p-value is 0.018 (p<0.05) which is mean that there were significantly difference in energy drink and physical activity on the cognitive performance of Faculty of Medicine student, University of North Sumatera on class of 2011.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memaparkan landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang dilaksanakan. Penelitian yang dilaksanakan ini berjudul “Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi Dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011”.

Dalam penyelesaian penelitian ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu dr. Maya Savira, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi banyak arahan dan masukkan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Kepada para dosen penguji, dr. Nelly Efrida Samosir, Sp.PK dan dr. Surjit Singh, Sp.F, DFM yang telah memberikan saran dan kritikan yang membangun dalam penyelesaian laporan hasil penelitian ini.

5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga


(7)

6. Orang tua dan saudara-saudari kandung penulis yang tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis dan pendidikan.

7. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh sahabat penulis dan rekan-rekan mahasiswa FK USU stambuk 2011 lainnya yang turut membantu dalam penelitian ini, memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis untuk merampungkan hasil penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan hasil penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penelitian ini.

Medan, 10 Desember 2014


(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Minuman Berenergi ... 4

2.1.1 Kompsisi Minuman Berenergi ... 4

2.1.2. Efek Minuman Berenergi... 6

2.1.3. Minuman Berenergi dan Efek terhadap Performa Kognitif... 6

2.2. Olahraga ... 7

2.2.1. Definisi Olahraga ... 7

2.2.2. Jenis-jenis Olahraga ... 7

2.2.3. Efek Olahraga ... 8

2.2.4. Efek terhadap performa kognitif ... 9

2.3. Kognitif... 11

2.4. Minuman Berenergi dan Olaharaga terhadap Performa Kognitif ... 12


(9)

3.1. Kerangka Konsep ... 15

3.2. Definisi Operasional ... 15

3.2.1. Olahraga ... 15

3.2.2. Minuman Berenergi ... 15

3.2.3. Performa Kognitif ... 15

3.3. Hipotesis ... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN... 17

4.1. Jenis Penelitian ... 17

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17

4.2.1. Waktu Penelitian ... 17

4.2.2. Tempat Penelitian ... 17

4.3. Populasi dan Sampel... 17

4.3.1. Populasi Penelitian ... 17

4.3.2. Sampel Penelitian ... 17

4.4. TeknikPengumpulan Data ... 18

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20

5.1. Hasil Penelitian ... 20

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 20

5.1.2. Karakteristik Individu ... 20

5.1.3. Rata-rata Nilai Interference Score pada Setiap Kelompok. ... 21

5.1.4. Hasil Analisis Data ... 23

5.2. Pembahasan ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN... 25

6.1. Kesimpulan ... 25

6.2. Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26 LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1. Distribusi Karakteristik Sampel 20

5.2. Rata-rata nilai Interference pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi

21

5.3. Rata-rata nilai Interference pada kelompok minuman berenergi sebelum dan sesudah intervensi

21

5.4. Rata-rata nilai Interference pada kelompok olahraga sebelum dan sesudah intervensi

22


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Efek olahraga mempengaruhi memori 10

2.2. Efek Olahraga terhadap otak 11

2.3. Stroop test congruent 13

2.4. Stroop test incongruent 14


(12)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup.

Lampiran 2 Lembaran Penjelasan Kepada Subjek Penelitian Lampiran 3 Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan

Lampiran 4 Data Sampel Penelitian Lampiran 5 Hasil Output SPSS Lampiran 6 Ethical Clearance Lampiran 7 Dokumentasi


(13)

DAFTAR SINGKATAN BDNF Brain Derived Neurothrophic Factor IGF-1 Insulin like Growth Factor-1

IMT Indeks Massa Tubuh


(14)

ABSTRAK

Saat ini, Banyak orang mengatasi penurunan performa kognitif dengan cara meminum minuman berenergi atau kopi. Selama 10 tahun terakhir, konsumsi dari minuman berkafein yang dimaksudkan untuk “memberikan energi” ini, telah meningkat secara signifikan. Minuman berenergi banyak dikonsumsi oleh mahasiswa, atlit, dan orang-orang yang membutuhkan kewaspadaan tinggi. Tidak hanya minuman berenergi yang dapat meningkatkan performa kognitif, tetapi olahraga juga dapat meningkatkan performa kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan antara minuman berenergi dan olahraga terhadap performa kognitif mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada angkatan 2011.

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan desain penelitian Kruskal-Wallis yang dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014. Metode pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Total sampel dalam penelitian berjumlah 27 orang. Penelitian dilakukan dengan melakukan intervensi berbeda pre-test dan post-test pada setiap kelompok.

Dari hasil penelitian didapatkan hasil nilai p-value 0.018 (p<0.05), sehingga didapati adanya perbedaan pengaruh minuman berenergi dan olahraga terhadap performa kognitif pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011.


(15)

ABSTRACT

Nowadays, many people deal the decline of cognitive performance by drinking energy drinks or coffee. During the last 10 years, the consumption of caffeinated beverages which are intended to "energize", has increased significantly. The energy drinks are consumed by students, athletes, and those who require high vigilance. Not only energy drink that can improve cognitive performance, but physical activity can also improve cognitive performance.

The purpose of this study is to see the comparison between energy drinks and physical activity on the cognitive performance of Faculty of Medicine student, University of North Sumatra on class of 2011.

This research is experimental used the Kruskal-Wallis design which were conducted in September-October 2014. The sampling method is consecutive sampling. The total sample in the study is 27 people. The research was carried out by different intervention of pre-test and post-test in each group.

From the results, the p-value is 0.018 (p<0.05) which is mean that there were significantly difference in energy drink and physical activity on the cognitive performance of Faculty of Medicine student, University of North Sumatera on class of 2011.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kognisi, berasal dari bahasa Latin cognitio, yang kemudian diartikan oleh filosofer Barat sebagai knowledge. ( Brandimonte, 2006 ). Istilah kognisi berarti proses berpikir otak, yang menggunakan input sensorik ke otak ditambah informasi yang telah disimpan dalam memori (Guyton, 2005). Performa kognitif meliputi memori, perhatian dan kosentrasi, pemecahan masalah, bahasa dan persepsi. Van Duinen, Lorist dan Zijdewind (2005) menyatakan bahwa pemberian kafein dapat secara signifikan meningkatkan performa kognitif selama melakukan aktivitas fisik.

Minuman berenergi adalah minuman berkafein yang dipercaya dapat meningkatkan sistem imun dan meningkatkan peforma fisik dan mental (Blankson, 2013). Selama 10 tahun terakhir, konsumsi dari minuman berkafein yang dimaksudkan untuk “memberikan energi” ini, telah meningkat secara signifikan (Gunja, 2012 ).

Minuman berenergi banyak dikonsumsi oleh mahasiswa, atlit, dan orang-orang yang membutuhkan kewaspadaan tinggi. Pada suatu studi yang dilakukan Malinauskas (2007) mengenai minuman berenergi pada mahasiswa, didapati bahwa 50% mahasiswa mengkonsumsi minuman berenergi , setidaknya satu sampai empat kali dalam sebulan.

Bahan-bahan aktif dalam minuman berenergi yaitu kafein, ekstrak guarana, taurin dan ginseng memiliki efek terhadap tubuh seperti meningkatkan peforma fisik dan mental serta konsentrasi dan daya tahan tubuh (Gunja, 2012). Kafein bekerja dengan menghalangi efek adenosine yaitu zat kimia dalam otak yang terlibat dalam proses tidur. Ketika kafein menghambat adenosine, kelenjar pituitari memulai respon fight or flight dengan melepaskan adrenalin. Hormon ini membuat jantung berdetak lebih cepat dan mata melebar. Hal ini juga menyebabkan hati untuk melepaskan gula ke dalam aliran darah ekstra untuk


(17)

energi. Kafein juga mempengaruhi kadar dopamin, suatu neurotransmitter kimia pusat kesenangan otak (Reissig, 2009).

Pada penelitian yang dilakukan Berkowitz et al (1970) mengenai efek pelepasan norepinefrin oleh sistem saraf pusat ternyata hal ini secara signifikan dapat merubah keadaan mood, mengoptimalisasikan konsentrasi. Pada penelitian ini dijelaskan juga bahwa kafein bertanggung jawab untuk peningkatan stimulasi NE dalam sistem saraf pusat.

Selain minuman berenergi, olahraga juga dapat meningkatkan aspek kognisi. Sebuah penelitian cross-sectional mengenai hubungan antara performa akademik dengan aktifitas fisik yang melibatkan delapan ribu anak sekolah usia 7-15 tahun, menemukan bahwa peringkat akademis secara signifikan berkorelasi dengan tingkat latihan dan dengan kinerja pada tes kebugaran fisik ( Dwyer 2001). Sebuah studi lain menyatakan bahwa olahraga seperti 30 menit bersepeda dan berlari, dapat meningkatkan aspek kognisi seperti waktu reaksi dan kecepatan memproses informasi (Hogervorst et al, 1996;. McMorris dan Graydon, 1997; Audiffren et al. , 2008; Joyce et al. , 2009 dalam Ratey, 2011). Pada latihan akut juga meningkatkan kinerja proses kognitif, termasuk tugas-tugas kognitif eksekutif seperti perencanaan, penjadwalan, inhibisi, dan memori (Kramer et al. , 1999 dalam Ratey, 2011).

Dari keterangan diatas, baik minuman berenergi dan olahraga dapat meningkatkan performa kognitif, tetapi belum diketahui secara pasti manakah yang dapat memberikan peningkatan kognitif yang lebih baik, sehingga peneliti ingin melakukan penelitian tentang perbandingan antara minuman berenergi dengan olahrga terhadap performa kognitif pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana perbandingan antara minuman berenergi dan olahraga terhadap performa kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ?


(18)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Melihat perbandingan antara minuman berenergi dan olahraga terhadap performa kognitif mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada angkatan 2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh minuman berenergi terhadap performa kognitif mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

b. Mengetahui pengaruh olahraga terhadap performa kognitif mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Bidang Pendidikan

Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk melatih berfikir secara logis, kritis dan sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian bedasarkan metode yang baik dan benar.

2. Bidang Pelayanan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang benar bagi masyarakat tentang perbandingan minuman berenergi dan olahraga terhadap performa kognitif.

3. Bidang Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan antara konsumsi minuman berenergi dan olahraga terhadap performa kognitif.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Minuman Berenergi

Minuman berenergi adalah minuman berkafein yang dipercaya dapat meningkatkan sistem imun dan meningkatkan peforma fisik dan mental (Blankson, 2013).

2.1.1 Kompsisi Minuman Berenergi

Minuman energi secara umum mengandung bahan-bahan berikut seperti : kafein, taurin, glucuronolactone, inositol, dan berbagai vitamin B, termasuk tiamin, niasin, vitamin B6, vitamin B12, asam pantotenat dan riboflavin (Rotstein,2013).

1. Kafein

Kafein yang dikonsumsi sebagai konstituen alami dari kopi, teh, cokelat , dan sumber-sumber alam lainnya . Kafein juga digunakan sebagai zat aditif makanan dan hadir dalam minuman ringan berkarbonasi tertentu . Kafein juga hadir dalam beberapa produk obat-obatan , seperti obat flu dan obat alergi . Di Kanada , diperkirakan bahwa laki-laki dan wanita dewasa memiliki asupan rata-rata masing-masing 281 dan 230 mg kafein per hari ( Canadian Community Survei Kesehatan , 2004) . Jumlah ini sekitar tiga kali 80 mg kafein hadir dalam satu 250 ml porsi minuman energi yang khas (Rotstein, 2013). Absorbsi kafein di saluran pencernaan sangat cepat dan mencapai 99% pada manusia sekitar 45 menit setelah dicerna. Penyerapannya tidak sempurna apabila diambil sebagai kopi dengan 90% kafein dalam secangkir kopi akan diabsorbsi dalam waktu 20 menit setelah diminum, dengan efeknya dimulai dalam satu jam dan bertahan selama 3 hingga 4 jam. Konsentrasi plasma memuncak setelah 40 hingga 60 menit dengan waktu paruh kira-kira 6 jam ( 3 sampai 7 jam) pada dewasa sehat (Fredholm et al ,1999). 2. Guarana

Guarana merupakan derivat dari bibit Paullinia cupana, berasal dari Amerika Selatan. Guarana mengandung kafein dalam jumlah besar (4-8%), theobromine,


(20)

theophylline dan tannin yang berkonsentrasi tinggi. Efek dari guarana serupa dengan efek kafein. Selain guarana, herbal yang mengandung kafein yang ditemukan dalam minuman berenergi sepeti kola nut, teh, yerba mate dan kokoa (Babu, 2008).

3. Taurin

Taurin adalah bentuk asam amino bebas yang terkandung dalam makanan dan diproduksi dalam tubuh dari asam amino sistein. Taurin mungkin bisa membantu dengan tingkat stres juga. Karena taurin digunakan oleh tubuh selama latihan dan pada saat stres, itu menjadi bahan populer dalam minuman energi. Tapi taurin memiliki efek merangsang pada sistem saraf pusat yang sangat tidak wajar. Penelitian telah terlibat taurin sintetis dalam penyakit mulai dari tekanan darah tinggi stroke dan serangan penyakit jantung (Reissig, 2009). Untuk alasan ini itu telah dilarang di beberapa negara Skandinavia, setelah dikaitkan dengan kematian tiga konsumen. Taurin bekerja jauh di dalam otak di daerah peraturan dari thalamus berinteraksi dengan neurotransmitter Thalamus terlibat dalam jalur siklus tidur / bangun di otak (Malinauskas, 2007).

4. D‐Glucurono‐γ‐lactone

D-Glucurono-γ-lakton (glucuronolactone) adalah γ- lakton dari asam glukuronat. Ini adalah metabolit yang terbentuk dari asam glukosa dan glukuronat. Dapat ditemukan secara alami hanya dalam sejumlah kecil makanan seperti anggur dan tanaman gusi misalnya : guar gum, permen karet Arabic ( Rotstein,2013).

5. Inositol

Myoinositol (inositol) merupakan konstituen dari phosphatidylinositol, sebuah fosfolipid, yang memainkan peran penting dalam pertumbuhan, regulasi metabolisme dan sinyal transduksi. Inositol adalah komponen normal dari jaringan manusia dan dapat disintesis dalam beberapa jaringan. Inositol berasal dari tanaman dalam bentuk fitat dan dari hewan dalam bentuk bebas dan terfosforilasi inositol dan sebagai inositol fosfolipid (Rotstein, 2013).


(21)

Ginseng, atau Panax ginseng, merupakan herbal yang berasal dari Asia Timur yang telah digunakan selama beberapa abad untuk meningkatkan memori dan stamina (Babu, 2008).

7. Vitamin B

Vitamin B adalah co-faktor dari banyak enzim yang terlibat dalam pembangkitan energi. (Ferreira, et al., 2006).

2.1.2. Efek Minuman Berenergi

Mekanisme kerja utama kafein adalah menghambat reseptor adenosine yang secara normalnya berikatan dengan adenosine, juga merupakan sejenis alkaloid heterosiklik. Adenosin merupakan neurotransmitter yang efeknya mengurangkan aktivitas sel terutama sel saraf. Oleh sebab itu, apabila reseptor adenosine berikatan dengan kafein, efek yang berlawanan dihasilkan, lantas menjelaskan efek stimulans kafein (Allsbrook, 2008). Walaupun mekanisme utama kafein adalah antagonisme reseptor adenosine, hal ini akan menjurus ke efek sekunder dari berbagai jenis neurotransmitter seperti norepinefrin, dopamine, asetilkolin, glutamate dan GABA sehingga akan mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh yang berbeda. Efek fisiologis kafein termasuklah peningkatan denyut jantung, dilatasi pembuluh darah, peningkatan sistem renin, tremor, kejang dan urticaria.

Selain itu, dapat menyebabkan dilatasi arteri koroner, nyeri kepala, gangguan tidur dan peningkatan suhu tubuh (McIlvain, 2008). Kafein juga dapat meningkatkan proses lipolisis, mengurangkan glikogenolisis dan meningkatkan glukosa darah serta konsumsi oksigen. Hal yang menjadi fokus utama di sini adalah dampak kafein terhadap sistem saraf pusat sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan fungsi kognitif.

2.1.3. Minuman Berenergi dan Efek terhadap Performa Kognitif

Penelitan menunjukkan bahwa pelepasan katekolamin norepinefrin (NE) oleh sistem saraf pusat dapat secara signifikan mengubah keadaan mood, mengoptimalisasikan perhatian dan pembelajaran. Menurut Berkowitz et al (1970)


(22)

bahwa kafein bertanggung jawab untuk peningkatan stimulasi NE dalam sistem saraf pusat.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Peeling & Dawson (2007) didapati bahwa dosis rendah kafein (100mg) yang dikonsumsi 60 menit sebelum dimulainya kuliah Universitas dengan durasi 75 menit, dapat meningkatkan persepsi fungsi perilaku dan mood pada mahasiswa yang penting untuk proses belajar. Secara khusus, hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa merasa lebih terjaga, berpikiran jernih, energik, waspada, cemas dan terkonsentrasi akibat suplemen kafein.

Pada minuman berenergi juga terdapat komposisi seperti ginseng. Komponen aktif dari ginseng adalah ginsenosides, yang memiliki lebih dari 30 struktur molekul. Ginsenosides yang paling umum adalah : Rb1, Rb2, Rc, Rd, Re, Rf, Rg1, Rg3, dan RH1. Ginsenosides memiliki efek bervariasi pada system saraf pusat. Beberapa memiliki efek stimulator sementara yang lain memiliki efek analgesic. Ginseng telah terbukti untuk meningkatkan aliran darah di otak, melindungi sel sel saraf dari kerusakan, dan meningkatkan pembentukan saraf, sehingga meningkatkan memori dan belajar. Ginsenosides yang spesifik seperti Rb1 dan Rg1 diperkirakan untuk meningkatkan pertumbuhan saraf dan mekindungi sel-sel saraf dari kerusakan. Ginsenosides lain bertindak sebagai analgesik dan memiliki efek penenang (Roy,2007).

2.2. Olahraga

2.2.1. Definisi Olahraga

Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani, karena dalam olahraga tidak hanya melibatkan sistem musculoskeletal namun juga melibatkan sistem lain seperti sistem kardiovaskular dan sistem respirasi, dan sistem saraf (Sukmaningtyas, 2002).


(23)

1. Latihan aerobik

Latihan aerobik adalah latihan yang menggunakan energi yang berasal dari pembakaran dengan oksigen. Contoh latihan aerobik ialah lari, jalan, bersepeda, berenang, dan lain-lain.

2. Latihan anaerobik

Latihan anaerobik adalah latihan yang menggunakan energi dari pembakaran tanpa oksigen. Contoh latihan anaerobik idalah lari cepat jarak pendek, latihan interval, renang sprint, serta bersepeda cepat.

2.2.3. Efek Olahraga

Sistem-sistem yang dipengaruhi oleh olahraga 1. Sistem respirasi

Selama latihan, ventilasi mungkin akan meningkat dari beristirahat nilai sekitar 5-6L/min sampai >100L/min. Peningkatan ventilasi sejajar dengan peningkatan latihan pada intensitas submaksimal. Konsumsi oksigen juga meningkat secara sejajar dengan peningkatan latihan pada intensitas submaksimal. Peningkatan ventilasi disebabkan oleh kombinasi dari kenaikan volume tidal dan laju pernafasan (Burton, 2004).

2. Sistem kardiovaskukar

Latihan fisik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap berbagai macam sistem yang bekerja didalam tubuh, salah satunya adalah sistem kardiovaskuler, di mana dengan latihan fisik yang benar dan teratur akan terjadi efisiensi kerja jantung. Efisiensi kerja jantung ataupun kemampuan jantung akan meningkat sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Hal tersebut dapat berupa perubahan pada frekuensi jantung, isi sekuncup, dan curah jantung. Saat melakukan aktivitas aerobik, tekanan darah akan naik cukup banyak. Misalnya, selama melakukan latihan-latihan aerobik yang keras, tekanan darah sistolik dapat naik menjadi 150 - 200 mmHg dari tekanan sistolik ketika istirahat sebesar 110 - 120 mmHg. Sebaliknya, segera setelah latihan aerobik selesai, tekanan darah akan turun sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30 - 120 menit. Kalau olahraga aerobik dilakukan berulang-ulang, lama-kelamaan penurunan tekanan


(24)

darah tadi berlangsung lebih lama. Itulah sebabnya latihan olahraga secara teratur akan dapat menurunkan tekanan darah. Jenis olahraga yang efektif menurunkan tekanan darah adalah olahraga aerobik dengan intensitas sedang. Frekuensi latihannya 3 - 5 kali seminggu, dengan lama latihan 20 - 60 menit sekali latihan. Penurunan tekanan darah ini antara lain terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran danrelaksasi. Lama-kelamaan, latihan olahraga dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanandarah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akanmenurunkan tekanan air. Dalam hal ini, olahragadapat mengurangi tahanan perifer. Penurunan tekanan darah jugadapatterjadi akibat aktivitas memompa jantungberkurang. Otot jantung pada orang yang rutin berolahraga sangat kuat, maka otot jantung pada individu tersebut berkontraksi lebih sedikit daripada otot jantung individu yang jarang berolahraga, untuk memompakan volume darah yang sama. Karena olahraga dapat menyebabkan penurunan denyut jantung, maka olahraga akan menurunkan cardiac output, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan tekanan darah. Peningkatan efisiensi kerja jantung dicerminkan dengan penurunan tekanan sistolik, sedangkan penurunan tahanan perifer dicerminkan dengan penurunan tekanan diastolik.

2.2.4. Efek terhadap performa kognitif

Salah satu mekanisme fisiologis mendasar yang menjelaskan pengaruh aktivitas fisik pada kognisi adalah meningkatnya aliran darah melalui otak. Sebuah studi yang menggunakan contemporary imaging techniques, telah mengkonfirmasi bahwa aktivitas fisik dengan intensitas menengah dan intensitas tinggi secara signifikan meningkatkan aliran darah melalui otak, memberikan peningkatan kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Stimulasi pelepasan neurotransmitter di otak setelah latihan akut seperti peningkatan kadar norepinefrin dan prekursor, epinefrin dan serotonin. Penjelasan fisiologis lain dari efek aktivitas fisik pada fungsi otak termasuk perubahan struktural di otak sebagai akibat dari latihan. Studi pada hewan telah menunjukkan bahwa tikus yang terkena peningkatan fisik aktivitas menunjukkan peningkatan vaskularisasi


(25)

korteks serebral dan jarak difusi pembuluh darah yang lebih pendek dibandingkan dengan tikus non-olahraga (Gligoroska, 2012).

Olahraga telah terbukti untuk meningkatkan tingkat neurotrophins hippocampal. Neurotrophins adalah faktor pertumbuhan penting dalam pengembangan dan kesehatan neuron. Secara khusus , peningkatkan neurotrophin disebut sebagai brain derived neurothrophic factor ( BDNF ) telah dikaitkan dengan neurogenesis ( pembentukan neuron baru ) dan peningkatan plastisitas sinaptik , menghasilkan perbaikan substansial dalam memori . Pada olahraga telah terbukti up - regulasi kadar BDNF hippocampal dan banyak dampak yang menguntungkan pada memori tampaknya berasal dari proses ini (Laux, 2014).


(26)

Gambar 2.2. Efek olahraga terhadap otak (Laux,2014)

2.3. Kognitif

Konsep kognitif (dari bahasa Latin cognosere, “ untuk mengetahui” atau “untuk mengenali”) merujuk kepada kemampuan untuk memproses informasi, menerapkan ilmu, dan mengubah kecenderungan (Nehlig, 2010). Kognisi juga mengacu pada suatu lingkup fungsi otak tingkat tinggi, termasuk kemampuan belajar dan mengingat;mengatur merencana dan memecahkan masalah; fokus, memelihara dan mengalihkan perhatian seperlunya; memahami dan menggunakan bahasa; akurat dalam memahami lingkungan, dan melakukan perhitungan (National Multiple Sclerosis Society, n.d.). Menurut Kamus Kedokteran Stedman (2002), kognitif adalah fakultas mental yang berhubungan dengan pengetahuan, mencakup persepsi, menalar, mengenali, memahami, menilai, dan membayangkan.

Kognisi adalah suatu konsep yang kompleks yang melibatkan sekurang-kurangnya aspek memori, perhatian, fungsi eksekutif, persepsi, bahasa dan fungsi psikomotor. Malah, setiap aspek ini sendiri adalah kompleks. Bahkan, memori sendiri meliputi proses encoding, penyimpanan dan pengambilan informasi serta dapat dibagikan menjadi ingatan jangka pendek, ingatan jangka panjang dan working memory. Perhatian dapat secara selektif, terfokus, terbagi atau terus-menerus, dan persepsi meliputi beberapa tingkatan proses untuk mengenal objek yang didapatkan dari rangsangan indera yang berlainan (visual, auditori, perabaan,


(27)

penciuman). Fungsi eksekutif melibatkan penalaran, perencanaan, evaluasi, strategi berpikir, dan lain-lain. Pada sisi lain, aspek kognitif bahasa adalah mengenai ekspresi verbal, perbendaharaan kata, kefasihan dan pemahaman bahasa. Fungsi psikomotor adalah berhubungan dengan pemrograman dan eksekusi motorik. Tambahan pula, semua fungsi kognitif di atas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suasana hati (sedih atau gembira), tingkat kewaspadaan dan tenaga, kesejahteraan fisik dan juga motivasi (Nehlig, 2010). 2.4. Minuman Berenergi dan Olaharaga terhadap Performa Kognitif

Sebuah Penemuan tentang pengaruh minuman berenergi dan kafein terhadap waktu reaksi dan proses kognisi pada pelajar muda di Romania yang dilakukan oleh Aniței (2008) menyatakan bahwa konsumsi kafein meningkatkan reaktivitas motorik , perhatian jangka pendek (di bawah 30min ) dan waktu reaksi untuk memperbanyak beberapa rangsangan visual , serta dapat mengubah waktu pengambilan keputusan dan perhatian jangka panjang ( lebih dari 30 menit) seperti yang juga telah ditemukan oleh Serfling , Hetzel dan Ykema ( 2008) dalam studi tentang pengaruh minuman energi dalam Test Stroop yang menggunakan Rockstar Juice Energy Drink bahwa kelompok yang meminum minuman berenergi dapat lebih cepat menyelesaikan Stroop test dibandingkan dengan yang tidak meminum minuman berenergi. Lichtman dan Poser (1983) melihat efek dari 45 menit joging (pada intensitas yang tidak ditentukan) dan berbagai kegiatan fisik lainnya dalam satu kelompok dan dibandingkan ke kelompok hobi yang berpartisipasi dalam salah satu lukisan atau kelas fotografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok latihan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tiga dari skor Stroop Test, yang tersirat bahwa olahraga memiliki manfaat pada proses otomatis dan kesadaran.

2.5. Stroop Test

Stroop test merupakan suatu tes umum yang digunakan untuk perhatian dan fungsi eksekutif. Tes ini mengukur jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan dua tugas: penamaan warna tinta (Congruent), dan penamaan warna tinta dari kata-kata yang nama warna (Incongruent) misalnya, kata 'merah' dicetak


(28)

dengan tinta hijau. Tugas penamaan warna tinta (Congruent) merupakan serangkaian nama warna ditulis dalam warna tinta yang sama dengan kata-kata. Meskipun orang-orang menganggap tugas Congruent merupakan tugas yang mudah, tetapi pada tugas Incongruent orang menganggap lebih sulit karena melibatkan respon otomatis untuk menghambat membaca kata dan membaca nama warna. Dengan demikian, pada tugas membaca kata dan penamaan warna tinta dapat mengevaluasi kecepatan pengolahan informasi, sedangkan pada tugas incongruent dapat menilai fungsi eksekutif dari perhatian selektif, pergeseran, dan penghambatan respon kebiasaan (Chang and Etnier ,2009b dalam Ratey, 2011). Waktu yang didapatkan dari pengukuran saat responden menyebutkan warna tulisan setiap kata (Incongruent) dikurangi dengan waktu responden membaca kata (Congruent) untuk mendapatkan interference score. Bila didapatkan selisih kedua waktu (interference score) ≦13, maka dikatakan konsentrasi baik. Namun bila interference score >13, maka dikatakan konsentrasi buruk.


(29)

(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep

Bedasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian 3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Olahraga

• Definisi : suatu aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh yang berulang-ulang.

• Cara Ukur : bersepeda selama 30 menit • Alat : Sepeda Statis

3.2.2. Minuman Berenergi

• Definisi : Minuman yang dapat mengandung kafein, taurin, ginseng, gula, dan vit.B.

• Bahan : Krantingdeng®

3.2.3. Performa Kognitif

• Definisi : Kemampuan seseorang dalam hal memori, persepsi, perhatian dan bahasa.

• Alat ukur : Stroop test

Variabel Dependen Variabel Independen

Peforma Kognitif - Minuman energi


(31)

• Kategori hasil pengukuran :

Interference time ≤13 s = konsentrasi baik Interference time >13 s = konsentrasi buruk

3.3. Hipotesis

Minuman berenergi lebih berpengaruh terhadap performa kognitif dibanding dengan olahraga.


(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental (intervensional) dengan metode ANOVA, yaitu membandingkan 3 kelompok antara kontrol, minuman berenergi, olahaga. Dilakukan pada laki-laki kelompok usia 19-22 tahun.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Pengambilan dan pengumpulan data akan dilakukan selama bulan September sampai Oktober 2014.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan Tahun 2011. Jenis kelamin pria.

4.3.2. Sampel Penelitian

Subyek penelitian yang dipergunakan pada penelitian ini adalah laki-laki usia 19-22 tahun yang dipilih dengan cara consecutive sampling, yaitu semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriterian pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro, 2011). Pemilihan sampel dipilih yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi penelitian ini.


(33)

- mahasiswa FK USU 2011 - berusia 19-22 tahun - sehat jasmani

- tidak melakukan olahraga secara rutin Kriteria eksklusi :

- IMT kurang dari 19 kg/m2atau lebih dari 25 kg/m - Merokok

2

- Mengkonsumsi alcohol

- Memiliki riwayat penyakit berat

Adapun besarnya sampel ditentukan dengan rumus Federer (1963) berikut ini (t-1)(n-1) ≥ 15

(3-1)(n-1)≥ 15 (2)(n-1)≥15 n-1≥ 7.5 n ≥ 8.5

t = jumlah kelompok yang diinginkan n = jumlah sampel per kelompok

Jumlah sampel dalam tiap kelompok didapati 8.5 maka dibulatkan menjadi 9 orang. Jumlah sampel total adalah 27 orang.

4.4. TeknikPengumpulan Data

1.Subyek diminta untuk tidak mengkonsumsi kafein 48 jam sebelum percobaan. 2. Subyek yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki FK USU kelompok umur 19-22 tahun yang memenuhi kriteria inklusi.

3. Data dasar subyek meliputi berat badan, tinggi badan, dan usia dicatat dalam satu lembaran isian (lampiran).


(34)

4. Kemudian secara acak sederhana, subyek yang berjumlah 27 orang, dibagi kedalam empat kelompok, yaitu 9 orang kelompok kontrol (tidak olahraga dan meminum air putih biasa ), 9 orang kelompok perlakuan (minum berenergi, merek Kratindeng® dan tidak diberikan olahraga), 9 orang kelompok perlakuan (diberikan olahraga dan dan diberi air putih).

5. Pada kelompok kontrol, tidak diberikan intervensi apapun (hanya diberi air putih). Kemudian peneliti mengecek performa kognitif subyek dengan menggunakan stroop test pada saat sebelum dan sesudah pemberian air putih. 6. Pada kelompok A, diberikan intervensi yaitu minuman berenergi yang diberikan sebanyak 300 ml. 40 menit kemudian, peneliti mengecek performa kognitif subyek dengan menggunakan stroop test pada saat sebelum dan sesudah pemberian minuman berenergi.

7. Pada kelompok B, diberikan intervensi yaitu olahraga, bersepeda selama 30 menit , kemudian peneliti mengukur performa kognitif dengan menggunakan stroop test pada saat sebelum dan sesudah olahraga.

8. Pengukuran stroop test menggunakan interference time, dengan rumus ������������ = ��������������� − ������������� 4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data kuantitatif, yakni hasil data yang diperoleh dari pengukuran data diolah dengan menggunakan SPSS. Analisis data untuk mengetahui perbandingan nilai rerata > 2 kelompok, uji yang sesuai adalah analisis varians (Anova, analysis of variance).Bila diperoleh nilai yang bermakna, barulah dilakukan perbandingan dengan metode Tukey dan Schaeffe. Uji dinyatakan bermakna bila p < 0.05 pada tingkat kepercayaan 95%.


(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah terletak di Nasional Perguruan Tinggi nomor SK 083/BAN-PT/Ak-IV/PT/II/2013, Fakultas kedokteran tersebut digolongkan sebagai Fakultas Kedokteran dengan akreditasi B di Medan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara beralamat di Jl.Dr. T. Mansur No.5, Kampus USU, Padang Bulan, Medan. Universitas Sumatera Utara juga adalah universitas pertama di pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteran.

5.1.2. Karakteristik Individu

Pada penelitian ini, Subyek penelitian merupakan mahasiswa fakultas kedokteran angkatan 2011 dengan total subyek 27 orang diambil bedasarkan criteria inklusi dan eksklusi.

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Sampel

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Usia (tahun)

20 9 33.3

21 14 51.9

22 4 14.8

27 100

Bedasarkan karakteristik usia, jumlah sampel terbanyak terdapat pada kelompok usia 21 tahun yaitu 14 orang dengan persentase 51.9% dan yang paling sedikit terdapat pada kelompok usia 22 tahun yaitu 4 orang dengan persentase 14.8%


(36)

5.1.3. Rata-rata Nilai Interference Score pada Setiap Kelompok.

Tabel 5.2 Rata-rata nilai interference pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah perlakuan

Pre-test Interference Score (s) Post-test Interference Score (s)

39.23 35.51

12.50 16.44

19.85 22.05

9.88 12.81

25.85 26.57

1.87 0.94

9.84 10.56

10.62 8.39

13.55 10.26

Rata-rata 15.91 15.94

Bedasarkan tabel diatas, rata-rata nilai interference pada kelompok kontrol pada saat pre-test adalah 15.91s dan nilai rata-rata interference pada kelompok kontrol pada saat post-test adalah 15.94s.


(37)

Tabel 5.3 Rata-rata Nilai Interfernce pada kelompok Minuman Berenergi sebelum dan sesudah perlakuan

Pre-test Interference Score (s) Post-test Interference Score (s)

16.84 5.29

2.25 0.27

31.85 14.80

8.88 8.67

17.46 13.04

11.15 10.59

23.55 17.41

45.62 23.38

66.76 27.22

Rata-Rata 24.92 13.41

Bedasarkan tabel diatas, rata-rata nilai interference pada kelompok minuman berenergi pada saat pre-test adalah 24.92s dan nilai rata-rata interference pada kelompok minuman berenergi pada saat post-test adalah 13.41s.

Tabel 5.4 Rata-rata Nilai Interference pada kelompok Olahraga sebelum dan sesudah perlakuan

Pre-test Interference Score (s) Post-test Interference Score (s)

12.23 11.84

0.34 4.24

0.36 0.53

24.15 8.93

25.75 3.55

32.53 15.49

44.65 6.50

27.49 5.67

31.32 20.20


(38)

Bedasarkan tabel diatas, rata-rata nilai interference pada kelompok olahraga pada saat pre-test adalah 21.98s dan nilai rata-rata interference pada kelompok olahraga pada saat post-test adalah 8.53s

5.1.4. Hasil Analisis Data

Penelitian ini menggunakan uji Kruskall-Wallis untuk melihat apakah ada perbandingan pengaruh minuman berenergi, olahraga dan kontrol terhadap performa kognitif.

Tabel 5.5 Hasil Analisis Data

Rata-rata ∆ interference

Standar

Deviasi p-value

Kontrol 0.51 2.68

0.018

Minuman Berenergi -11.58 12.93

Olahraga -13.46 13.50

Pada tabel analisis data, Data didapati tidak berdistribusi normal dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk (p>0.05). Data juga telah diuji homogenitas varians dengan menggunakan uji Levene dan didapati varian data tidak homogen (p<0.05), Sehingga data tidak dapat di uji dengan menggunakan uji One-way Anova, dan digunakan uji Kruskal-Wallis untuk menggantikan uji One-way Anova. Berdasarkan nilai p-value diatas, didapati adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol, kelompok minuman berenergi, dan kelompok olahraga (p<0.05).


(39)

5.2. Pembahasan

Pada penelitian diatas, didapati bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol, kelompok minuman berenergi dan kelompok olahraga terhadap performa kognitif. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Scholey and Kennedy (2004) pada 20 orang peserta didapati bahwa. Dengan memberikan minuman berenergi dengan dosis kafein 75mg sudah terdapat perbedaan signifikan antara kelompok placebo dan kelompok minuman berenergi. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peeling dan Dawson (2007) pada mahasiswa, terdapat perbedaan yang siginifikan antara kelompok yang diberikan kafein dan kelompok yang diberikan placebo. Menurut Penelitian dari ukessays.com minuman berenergi merek Red Bull tidak mengurangi atau memiliki efek yang jelas pada tes stroop. Namun, minuman energi Red Bull secara signifikan membuat para peserta menyelesaikan tes efek stroop lebih cepat daripada peserta yang tidak menerima minuman energi yang kemungkinan disebabkan oleh kafein dalam minuman energi yang meningkatkan energi saat ini dan juga mengurangi perasaan mengantuk. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun minuman energi Red Bull tidak meningkatkan kinerja kognitif peserta tetapi mengecilkan waktu reaksi.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Bergquist tahun 2013 pada dewasa muda dengan kisaran usia 20-23 tahun yang melakukan olahraga aerobik dengan intensitas sedang diketahui bahwa terdapat peningkatan interference score setelah melakukan olahraga dibandingkan sebelum olahraga. McMorris et al. (2011) melaporkan bahwa latihan akut dengan intensitas sedang, memiliki efek yang kuat pada kecepatan respon, tetapi tidak pada keakuratan, dalam kerja suatu tugas memori. Endo et al. (2013) melaporkan bahwa olahraga dinamis pada intensitas sedang bisa meningkatkan kognitif melalui peningkatan oksigenasi prefrontal. Penelitian ini sebelumnya dievaluasi setidaknya 5-15 menit setelah latihan berhenti.


(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN 6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini didapati bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara minuman berenergi dan olahraga terhadap performa kognitif pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

6.2. Saran

Adapun saran peneliti berkaitan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh minuman berenergi terhadap performa kognitif

2. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai komposisi minuman berenergi yang meningkatkan pada performa kognitif

3. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh olahraga terhadap performa kognitif


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Academy Of General Dentistry, 2005. New study indicates that popular sports beverages cause more irreversible damage to teeth than soda. ScienceDaily.

Aniței, M., Schuhfried, G., Chraif, M., 2011. The influence of energy drinks and caffeine on time reaction and cognitive processes in young Romanian students. Elsevier Ltd.

Babu, K.M., Chruch, R.J., Lewander, W., 2008. Energy Drink : The New Eye-Opener for Adolescents. Clinical Pediatric Emergency Medicine,9:35-42 Blankson, K.L., Thompson, A.M., Ahrendt, D.M., Vijayalakshmy Patrick, 2013.

Energy Drink : What Teenagers (and Their Doctors) Should Know. Pediatric inReview, 2013;34;55

Brandimonte, M.A., Bruno, N., and Collina, S., 2006. Cognition. Phsychology Press.

Burton, D.A., Stokes, K., Hall, G.M., 2004. Physiological effects of exercise. Continuing Education Anaesthesia Critical Care and Pain, 4 (6): 185-188 Chang, Y.K., 2008. Exploring the Dose-Response Relationship between

AcuteResistance Exercise Intensity and Cognitive Function. University of North Carolina at Greensboro.

Dwyer T, Sallis, J.F., Blizzard, L., Lazarus, R., Dean. K., 2001. Relation of academic performance to physical activity and fitness in children. Pediatric Exercise Science, 13, 225-237

Fredholm, B.B of Caffeine in the Brain with Special Reference to Factors That Contribute to Its Widespread Use. Pharmacological reviews, vol. 51 no. 1 83-133


(42)

Gunja, N., Brown, J.A., 2012. Energy drinks: health risks and toxicity. Medical Journal of Australia, 196 (1): 46-49

Guyton, A.C., Hall, J.E., 2005. Medical Physiology eleventh edition. Elsevier Inc. Hiske van Duinen, Lorist, M.M., Zijdewind, I., 2005. The effect of caffeine on

cognitive task performance and motor fatigue. Springer-Verlag, 180: 539– 547

Laux Edward, 2014. Exercise and Cognitive Health. Bodbot.

Malinauskas, B.M., Aeby, V.G., Overton, R.F., Carpenter-Aeby, T., Barber-Heidal, K., 2007. A survey of energy drink consumption patterns among college students. Nutrition Journal, 6:35

Nehlig, A., 2010. Is caffeine a cognitive enhancer?. IOS Press, S85-S94

Peeling, P., Dawson, B., 2007. Influence of Caffeine Ingestion on perceived mood states, concentration and arousal levels during 75-min university lecture. Advance in Physiology Education 31:322-335

Ratey, J.J., Loehr, J.E., 2011. The Positive impact of physical activity on cognition during adulthood: a review of underlying mechanism, evidence, and recommendations. Walter de Gruyter.

Reissig, C. J., Strain, E.C., & Griffiths R.R. ,2009. Caffeinated energy drinks – A growing problem. NIH Public Access.

Rotstein, J., Barber, J., Strowbridge, C., Hayward, S., Huang, R., Godefroy1, S.B., 2013. Energy Drinks: An Assessment of the Potential Health Risks in the Canadian Context. InTech, 10.5772/56723

Roy, H.J., Kalicki, B., 2007,Ginseng. Pennington Nutrition Series No. 8. Sukmaningtyas, H., Pudjonarko, D., 2002. Pengaruh latihan aerobik dan anaerobik terhadap sistem kardiovaskular dan kecepatan reaksi. Fakultas


(43)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Carissa Kumalasari

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 14 Januari 1994

Pekerjaan : Mahasiswi

Agama : Buddha

Alamat : Jl. Wahidin No.108A

Nomor Telepon : +6282276891510

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 2005 lulus Sekolah Dasar Perguruan Panglima Polem, Rantau Prapat

2. Tahun 2008 lulus Sekolah Menengah Pertama Sutomo 1, Medan

3. Tahun 2011 lulus Sekolah Menengah Atas Sutomo 1, Medan


(44)

LAMPIRAN 2

PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN:

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi/siang Saudara,

Nama saya Carissa Kumalasari akan melakukan penelitian dengan judul: “Perbandingan Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011”. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara minuman berenergi dengan olahraga terhadap performa kognitif. Dengan diketahuinya hal tersebut, maka ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang penting bagi masyarakat maupun dunia kesehatan.

Jika Saudara bersedia mengikuti penelitian ini maka akan dilakukan serangkaian prosedur terhadap Saudara, di mana saya akan mengukur performa kognitif Saudara dengan diberikan minuman berenergi atau dengan air putih, serta dengan atau tanpa olahraga. Bagi saudara yang meminum minuman berenergi, maka 40 menit setelah meminum minuman berenergi, saya akan mengukur performa kognitif saudara. Bagi saudara yang berolahraga, setelah saudara bersepeda selama 30 menit, saya akan mengukur performa kognitif saudara.

Kami sangat mengharapkan keikutsertaan Saudara dalam penelitian ini, karena selain bermanfaat untuk diri sendiri, juga bermanfaat untuk orang lain. Selama penelitian ini, Saudara tidak dibebankan biaya apapun. Semua data/keterangan dari Saudara bersifat rahasia, tidak diketahui orang lain. Apabila keberatan, Saudara bebas untuk menolak mengikuti penelitian ini. Jika sudah mengerti dan bersedia mengikuti penelitian ini, maka Saudara dapat mengisi lembar persetujuan.

Pemeriksaan yang akan dilakukan diatas lazimnya tidak akan menimbulkan hal yang berbahaya bagi Saudara. Namun bila terjadi hal-hal yang


(45)

dapat menghubungi saya.

Nama : Carissa Kumalasari

Alamat instansi : FK USU, Jl. dr. Mansyur No.5, Medan Alamat rumah : Jl. Wahidin No.108A, Medan

Handphone : 082276891510

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kesediaan Anda, saya ucapkan terma kasih.

Medan,...2014 Peneliti,


(46)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Umur : Alamat : No. Hp :

Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai penelitian yang berjudul “Perbandingan Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011” dan setelah mengetahui dan menyadari sepenuhnya risiko yang mungkin terjadi, dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia dengan sukarela menjadi subyek penelitian tersebut dan patuh akan ketentuan-ketentuan yang dibuat peneliti. Jika sewaktu-waktu ingin berhenti, saya berhak untuk tidak melanjutkan mengikuti penelitian ini tanpa ada sanksi apapun.

Medan, 2014

Yang menyatakan, Peneliti

( ) ( Carissa Kumalasari )


(47)

LAMPIRAN 4

DATA INDUK

Nama Um

ur Jenis Kelamin Berat badan (kg) Tinggi badan (m) IM T Stamb uk Merok ok Kelompo k

Enri 21 Pria 63 1.68 22 2011 Tidak Kontrol

Glancius 20 Pria 70 1.72 24 2011 Tidak Kontrol

Jordy 21 Pria 57.7 1.69 20 2011 Tidak Kontrol

Samuel 21 Pria 67 1.78 21 2011 Tidak Kontrol

Stefen 21 Pria 56 1.68 20 2011 Tidak Kontrol

Yohanes 20 Pria 55 1.69 19 2011 Tidak Kontrol

Pieter 20 Pria 70 1.75 23 2011 Tidak Kontrol

Ericko 20 Pria 53 1.63 20 2011 Tidak Kontrol

Rico 21 Pria 71 1.75 23 2011 Tidak Kontrol

Joshua 21 Pria 53 1.6 21 2011 Tidak M.

Berenergi

Ihsan 21 Pria 68.5 1.78 22 2011 Tidak M.

Berenergi

Handan 21 Pria 58 1.58 23 2011 Tidak M.

Berenergi Jordy

Pramada 21 Pria 65 1.69 23 2011 Tidak

M. Berenergi

Arya 21 Pria 62 1.73 21 2011 Tidak M.

Berenergi

Hafiz 21 Pria 53 1.58 21 2011 Tidak M.

Berenergi

Rezka 21 Pria 82 1.88 23 2011 Tidak M.

Berenergi

Yandi 21 Pria 73 1.78 23 2011 Tidak M.

Berenergi

Cheepang 22 Pria 55.4 1.64 21 2011 Tidak M.

Berenergi

Carvin 22 Pria 70 1.75 23 2011 Tidak Olahraga

Vijhnu 22 Pria 71 1.82 21 2011 Tidak Olahraga

Glori 20 Pria 70 1.73 23 2011 Tidak Olahraga

Ronnie 21 Pria 64.2 1.7 22 2011 Tidak Olahraga

Kalvin 20 Pria 80 1.88 23 2011 Tidak Olahraga

Nicholas 21 Pria 51 1.65 19 2011 Tidak Olahraga

Radot 20 Pria 64.4 1.75 21 2011 Tidak Olahraga

Juanto 20 Pria 56 1.7 19 2011 Tidak Olahraga


(48)

Pre-congru ent (s) Post-congrue nt (s) Pre-incongru ent (s) Post-incongru ent (s) Pre-interferenc

e score (s)

Post-Interference score (s) delta interferen ce score

22.88 30.63 59.58 66.14 39.23 35.51 -3.72

20.35 28.34 38.05 44.78 12.50 16.44 3.94

25.55 23.64 43.19 45.69 19.85 22.05 2.20

23.34 25.19 29.28 38.00 9.88 12.81 2.93

19.40 17.12 56.71 43.69 23.53 26.57 3.04

33.18 34.89 42.70 35.83 1.87 0.94 -0.93

40.83 43.50 31.89 54.06 9.84 10.56 0.72

22.05 20.70 46.25 29.09 10.62 8.39 -2.23

35.63 34.43 42.95 44.69 11.55 10.26 -1.29

31.40 21.44 48.24 26.73 16.84 5.29 -11.55

30.27 25.33 32.52 25.06 2.25 -0.27 -2.52

24.77 20.87 56.62 35.67 31.85 14.80 -17.05

28.32 20.02 37.20 28.69 8.88 8.67 -0.21

33.96 23.66 51.42 36.70 17.46 13.04 -4.42

18.43 17.57 29.58 28.16 11.15 10.59 -0.56

22.80 19.41 46.35 36.82 23.55 17.41 -6.14

13.60 12.89 59.22 36.27 45.62 23.38 -22.24

19.23 18.50 85.99 45.72 66.76 27.22 -39.54

25.62 26.20 37.85 38.04 12.23 11.84 -0.39

35.75 29.89 35.41 34.13 -0.34 4.24 4.58

35.05 25.57 35.41 26.10 0.36 0.53 0.17

18.83 29.76 42.98 38.69 24.15 8.93 -15.22

16.18 18.51 41.93 22.06 25.75 3.55 -22.20

15.81 16.89 48.34 32.38 32.53 15.49 -17.04

21.70 34.09 66.35 40.59 44.65 6.50 -38.15

11.94 24.45 39.43 30.12 27.49 5.67 -21.82


(49)

LAMPIRAN 5

FREQUENCIES VARIABLES=Umur /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 16-Dec-2014 09:58:06

Comments

Input Data C:\Users\a42f\Desktop\KTI\Data

KTI.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

27

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Umur

/ORDER=ANALYSIS.


(50)

Notes

Output Created 16-Dec-2014 09:58:06

Comments

Input Data C:\Users\a42f\Desktop\KTI\Data

KTI.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

27

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Umur

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.000


(51)

Statistics

umur subyek

N Valid 27

Missing 0

umur subyek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20 9 33.3 33.3 33.3

21 14 51.9 51.9 85.2

22 4 14.8 14.8 100.0

Total 27 100.0 100.0

EXAMINE VARIABLES=delta /PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT /COMPARE GROUP /STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL.


(52)

Explore

Notes

Output Created 16-Dec-2014 09:58:46

Comments

Input Data C:\Users\a42f\Desktop\KTI\Data

KTI.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

27

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values for dependent variables are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no

missing values for any dependent variable or factor used.


(53)

Syntax EXAMINE VARIABLES=delta

/PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT

/COMPARE GROUP

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE

/NOTOTAL.

Resources Processor Time 0:00:02.121

Elapsed Time 0:00:03.982

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent


(54)

Descriptives

Statistic Std. Error

delta interference Mean -8.1763 2.35470

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound -13.0165

Upper Bound -3.3361

5% Trimmed Mean -7.1534

Median -2.5200

Variance 149.705

Std. Deviation 12.23539

Minimum -39.54

Maximum 4.58

Range 44.12

Interquartile Range 17.21

Skewness -1.269 .448


(55)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

delta interference .213 27 .003 .843 27 .001

a. Lilliefors Significance Correction

delta interference

delta interfernce Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

2.00 -3 . 89 .00 -3 . .00 -2 . 3.00 -2 . 122 3.00 -1 . 577 2.00 -1 . 11 1.00 -0 . 6

9.00 -0 . 000012234 7.00 0 . 0022334

Stem width: 10.00 Each leaf: 1 case(s)


(56)

(57)

(58)

Oneway

Notes

Output Created 16-Dec-2014 09:59:49

Comments

Input Data C:\Users\a42f\Desktop\KTI\Data

KTI.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

27

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based

on cases with no missing data for any variable in the analysis.

Syntax ONEWAY delta BY Kelompok

/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.015


(59)

Descriptives

delta interfernce

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

Kontrol 9 .5178 2.68412 .89471 -1.5454 2.5810

minuman berenergi 9 -11.5811 12.93725 4.31242 -21.5256 -1.6367

Olahraga 9 -13.4656 13.50605 4.50202 -23.8472 -3.0839

Total 27 -8.1763 12.23539 2.35470 -13.0165 -3.3361

Descriptives

delta interfernce

Minimum Maximum

Kontrol -3.72 3.94

minuman berenergi -39.54 -.21

Olahraga -38.15 4.58


(60)

Test of Homogeneity of Variances

delta interfernce

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.657 2 24 .020

ANOVA

delta interfernce

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1036.404 2 518.202 4.355 .024

Within Groups 2855.921 24 118.997

Total 3892.325 26


(61)

NPar Tests

Notes

Output Created 16-Dec-2014 10:02:13

Comments

Input Data C:\Users\a42f\Desktop\KTI\Data KTI.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

27

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all

cases with valid data for the variable(s) used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/K-W=delta BY Kelompok(1 3)

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.005

Number of Cases Alloweda 112347


(62)

Kruskal-Wallis Test

Ranks

kelompok N Mean Rank

delta interfernce kontrol 9 20.11

minuman berenergi 9 10.44

olahraga 9 11.44

Total 27

Test Statisticsa,b

delta interfernce

Chi-Square 8.074

df 2

Asymp. Sig. .018

a. Kruskal Wallis Test


(63)

(64)

(1)

Descriptives

delta interfernce

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

Kontrol 9 .5178 2.68412 .89471 -1.5454 2.5810

minuman berenergi 9 -11.5811 12.93725 4.31242 -21.5256 -1.6367

Olahraga 9 -13.4656 13.50605 4.50202 -23.8472 -3.0839

Total 27 -8.1763 12.23539 2.35470 -13.0165 -3.3361

Descriptives

delta interfernce

Minimum Maximum

Kontrol -3.72 3.94

minuman berenergi -39.54 -.21

Olahraga -38.15 4.58

Total -39.54 4.58


(2)

Test of Homogeneity of Variances

delta interfernce

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.657 2 24 .020

ANOVA

delta interfernce

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1036.404 2 518.202 4.355 .024

Within Groups 2855.921 24 118.997

Total 3892.325 26


(3)

NPar Tests

Notes

Output Created 16-Dec-2014 10:02:13

Comments

Input Data C:\Users\a42f\Desktop\KTI\Data KTI.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

27

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/K-W=delta BY Kelompok(1 3) /MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.005

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.


(4)

Kruskal-Wallis Test

Ranks

kelompok N Mean Rank

delta interfernce kontrol 9 20.11

minuman berenergi 9 10.44

olahraga 9 11.44

Total 27

Test Statisticsa,b

delta interfernce

Chi-Square 8.074

df 2

Asymp. Sig. .018

a. Kruskal Wallis Test


(5)

LAMPIRAN 7


(6)

Dokumen yang terkait

Perbandingan Indeks Sefalik Antara Etnis India Dan Batak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

0 85 60

Perbandingan Pengaruh Minuman Beroksigen dan Minuman Air Putih Biasa Terhadap Tingkat Kebugaran pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2012

1 44 49

Gambaran Aktivitas Olahraga Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011 yang Menderita Obesitas

4 39 51

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

2 13 61

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

0 1 12

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

0 0 2

Perbandingan Indeks Sefalik Antara Etnis India Dan Batak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

0 0 13

Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

0 1 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minuman Berenergi - Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

0 0 11

Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

0 0 13