Proyeksi Angka Kelahiran Dan Kematian Bayi Pada Tahun 2013 Di Kecamatan Medan Kota Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Data Tahun 1999 s/d 2008
PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI
PADA TAHUN 2013 DI KECAMATAN MEDAN KOTA
PROVINSI SUMATERA UTARABERDASARKAN
DATA TAHUN 1999 s/d 2008
TUGAS AKHIR
MARTA ARISA PANGARIBUAN
062407146
PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UVIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA
TAHUN 2013 DI KECAMATAN MEDAN KOTA PROVINSI
SUMATERA UTARA BERDASARKAN
DATA TAHUN 1999 s/d 2008
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
MARTA ARISA PANGARIBUAN
062407146
PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UVIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
(3)
PERSETUJUAN
Judul : PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN
KEMATIAN BAYI TAHUN 2013 DI KECAMATAN MEDAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN DATA TAHUN 1999 S/D 2008
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : MARTA ARISA PANGARIBUAN
Nomor Induk Mahasiswa : 062407146
Program Studi : D3 STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juli 2009 Komisi Pembimbing :
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,
Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Henry Rani Sitepu, M.Si
NIP 131796149 NIP 131283279
(4)
PERNYATAAN
PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI TAHUN 2013 DI KECAMATAN MEDAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA
BERDASARKAN DATA TAHUN 1999-2008
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Mei 2009
MARTA ARISA PANGARIBUAN 062407146
(5)
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penyertaan dan Kasih Setia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Henri Rani Sitepu, M.Si selaku dosen pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Panduan ringkas dan padat dan profesional telah diberikan kepada saya agar penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika, Dr. Saib Suwilo, M.Sc dan Drs. Henri Rani Sitepu, M.Si, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU, pegawai di FMIPA USU.
Terkhusus terimakasih diucapkan kepada Ayahanda M. Pangaribuan dan Ibunda S. Simamora tercinta atas kasih sayang dan dukungan moril maupun materil yang diberikan selama menyelesaikan tugas akhir ini. Juga saudara – saudaraku tersayang yang menjadi pemberi semangat, Bang Martin, Kak lia dan Yosafat.
Rekan – rekan penulis yang telah banyak memberikan semangat dan dukungan dalam banyak hal: James dan semua teman – teman di kelas Statistika’C yang telah menjadi teman seperjuangan selama perkuliahan.
Teristimewa untuk sahabatku Novita, Resti, Mariani, Vero, Lasri yang senantiasa memberikan perhatian, semangat, motivasi dan doa bagi penulis.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan di masa yang akan datang.
(6)
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk dapat memperkirakan pertambahan jumlah penduduk pada tahun 2013 di Kecamatan Medan Kota berdasarkan data tingkat kelahiran dan kematian bayi dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2008 yang dapat dipergunakan oleh penerintah daerah dalan mengatasi ’Baby Boop’. Implementasi yang digunakan adalah dengan menggunakan Software Excel. Sistem ini meliputi modul – modul masukan data yang berkaitan dengan data tingkat kelahiran dan kematian bayi di Kecamatan Medan Kota tahun 1999 – 2008. Objektif utama sistem ini adalah untuk memperkirakan banyaknya jumlah angka kelahiran dan kematian di Kecamatan Medan Kota tahun 1999 – 2008, juga untuk melihat apakah jumlah angka kelahiran dan kematian bayi tersebut meningkat atau menurun.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak v
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penulisan 3
1.5 Metode Penelitian 4
1.6 Sistematika Penulisan 5
Bab 2 Landasan Teori 7
2.1 Pengertian 7
2.1.1 Fertilitas 7
2.1.2 Mortalitas 9
2.2 Proyeksi 11
2.2.1 Proyeksi Penduduk 12
2.2.2 Peranan Proyeksi 12
Bab 3 Sejarah Singkat Tempat Riset 14
3.1 Sejarah Singkat Tempat Riset 14
3.1.1 Masa Sebelum Kemerdekaan 14
3.1.2 Masa Kemerdekaan 15
3.1.3 Masa Orde Baru Sampai Sekarang 16
3.2 Visi dan Misi 18
3.2.1 Visi 18
3.2.2 Misi 18
3.3 Sejarah Singkat Kotamadya Medan 18
3.3.1 Letak 18
3.3.2 Batas 19
3.3.3 Geologi 19
(8)
Bab 4 Analisa dan Pembahasan 20
4.1 Pengumpulan Data 20
4.2 Fertilitas 21
4.2.1 Proyeksi Angka Kelahiran Bayi ( TFR) Pada
Tahun 2013 Dengan Rumus Eksponensial 27
4.3 Angka Kematian Bayi 28
4.3.1 Angka Harapan Hidup 31
4.3.2 Mekanisme Angka Kematian Bayi 31
4.3.3 Proyeksi Angka Kematian Bayi ( IMR) Pada
Tahun 2013 Dengan Rumus Eksponensial 36
Bab 5 Implementasi Sistem 37
5.1 Tahap Implementasi 37
5.2 Pengaktifan Excel dan Pengisian Data 38
5.3 Pembuatan Grafik 39
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 41
6.1 Kesimpulan 41
6.2 Saran 41
Daftar Pustaka 42
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Banyaknya TFR dan IMR periode tahun 1999 – 2008 di
Kecamatan Medan Kota 20
Tabel 4.2 Persentase wanita usia 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama pada kurun waktu (3) tiga
tahun terakhir 24
Tabel 4.3 Banyaknya wanita usia 15 – 49 tahun yang berstatus kawin
yang menggunakan alat / cara KB 26
Tabel 4.4 Tingkat Infat Mortality Rate (IMR) tahun 1999 – 2008
di Kecamatan Medan Kota 28
Tabel 4.5 Banyaknya tenaga kesehatan / penolong persalinan di
Kecamatan Medan Kota 32
Tabel 4.6 Banyaknya tenaga pusat kesehatan masyarakat dan sejenisnya di
Kecamatan Medan Kota 34
Tabel 4.7 Banyaknya kelahiran dan kematian bayi dan balita dalam (5) lima
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1 Banyaknya TFR dan IMR periode tahun 1999 – 2008 di
Kecamatan Medan Kota 21
Gambar 4.2 Persentase wanita usia 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama pada kurun waktu (3) tiga
tahun terakhir 25
Gambar 4.3 Banyaknya wanita usia 15 – 49 tahun yang berstatus kawin
yang menggunakan alat / cara KB 26
Gambar 4.4 Tingkat Infat Mortality Rate (IMR) tahun 1999 – 2008
di Kecamatan Medan Kota 29
Gambar 4.5 Banyaknya tenaga kesehatan / penolong persalinan di
Kecamatan Medan Kota 33
Gambar 4.6 Banyaknya tenaga pusat kesehatan masyarakat dan sejenisnya di
Kecamatan Medan Kota 34
Gambar 4.7 Banyaknya kelahiran dan kematian bayi dan balita dalam (5) lima
tahun terakhir di Kecamatan Medan Kota 35
Gambar 5.1 Tampilan kertas lembar kerja Excel 38
Gambar 5.2 Tampilan grafik banyaknya tenaga kesehatan / penolong persalinan
(11)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesejahteraan penduduk merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai setiap negara. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah berusaha membuat suatu kebijakan-kebijakan penting dan berusaha memenuhi sarana dan fasilitas yang dapat menunjang bagi kesejahteraan penduduk.
Pada dekade ini, pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan dengan tujuan dan tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat melalui pengadaan pembangunan yang terencana. Mengingat semua rencana-rencana pembangunan, baik ekonomi maupun sosial, menyangkut pertimbangan tentang jumlah serta karakteristik daripada penduduk dianggap sebagai persyaratan minimum untuk proses perencanaan pembangunan.
Mortalitas (kematian) penduduk merupakan salah satu dari variabel penting dalam demografi. Apabila angka mortalitas tinggi ataupun rendah tentu tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi dapat juga dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat tersebut, bila dilihat dari angka kematian di masa lampau dan masa sekarang dapat dibuat gambaran usia penduduk
(12)
Fertilitas (kelahiran) juga merupakan salah satu komponen yang penting dalam pertumbuhan dan proyeksi jumlah penduduk. Jika jumlah penduduk tinggi maka pertumbuhan penduduk akan semakin tinggi. Apabila tingginya angka kelahiran ini tidak diperhatikan dengan baik perkembangannya maka hal ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat dari suatu wilayah atau negara baik dalam tingkat kesehatan, sosial maupun ekonomi.
Untuk tujuan perencanaan pembangunan dan penilaian program baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah diperlukan data kependudukan tidak hanya besar/jumlahnya saja tetapi komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin serta karakteristik sosial ekonomi baik pada saat sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Untuk tujuan tersebut diperlukan teknik estimasi maupun proyeksi jumlah penduduk di masa mendatang beserta struktur umurnya.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang dianalisis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Memproyeksikan angka kelahiran dan kematian bayi pada tahun 2013 di Kecamatan Medan Kota.
2. Dengan menggunakan rumus proyeksi penduduk dalam pertumbuhan angka kelahiran dan kematian dapat dibuat perencanaan di bidang kesehatan.
3. Menghitung tingkat laju pertumbuhan kelahiran dan kematian bayi dengan menggunakan data tahun 1999 – 2008.
(13)
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari penyimpangan pembahasan dan tujuan yang sebenarnya, perlu kiranya penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas sehingga jelas pokok-pokok permasalahannya, yang menjadi batasan masalah pada tugas akhir ini hanya terbatas pada analisis untuk mengetahui tingkat kenaikan/penurunan angka kelahiran dan kematian bayi serta memperkirakan jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun 2013 di Kecamatan Medan Kota.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan angka kelahiran dan kematian bayi pada kurun waktu tahun 1999 – 2008.
2. Untuk memberikan gambaran berapa besarnya angka kelahiran dan kematian bayi jika diproyeksikan pada tahun 2013 yang akan datang.
3. Menjadi suatu bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah di Kecamatan Medan Kota, sehingga dapat diambil kebijakan pada masa yang akan datang
(14)
1.5 Metode Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan metode yaitu : 1. Teknik Dan Analisa Data
Data penelitian yang dianalisis dengan menggunakan proyeksi kependudukan dan fenomena yang bersifat tumbuh secara eksponensial yang menggabungkan pertumbuhan penduduk secara terus-menerus setiap hari.
Adapun rumus proyeksi eksponensial adalah sebagai berikut: pt = pο.ert
dimana:
pt = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t pο = jumlah kelahiran bayi pada tahun dasar
e = angka eksponensial (2, 718282) t = jangka waktu (dalam tahun)
r = tingkat pertumbuhan fertilitas / mortalitas
2. Lokasi Penelitian
Penelitian atau pengumpulan data dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Asrama No. 179 Medan.
3. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan yaitu suatu cara penelitian yang dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku atau sumber terbitan lainnya dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung serta relevan dengan penulisan tugas akhir.
(15)
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Laporan.
BAB 2: LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan uraian teoritis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah tugas akhir
BAB 3: SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Bab ini berisikan tentang sejarah singkat tempat penulis melalukan penelitian
BAB 4: ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang data yang diperoleh dilapangan dan pengolahan data yang dilakukan dengan metode yang telah ditentukan serta analisis terhadap hasil-hasilnya.
BAB 5: IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang implementasi sistem yang digunakan untuk analisis penelitian.
(16)
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan penelitian dan memberikan saran untuk penelitian lebih lanjut
(17)
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Penduduk ialah orang atau individu yang tinggal atau menetap pada suatu daerah tertentu dalam jangka waktu yang lama. Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada. Pengertian tersebut adalah:
2.1.1 Fertilitas
Fertilitas adalah salah satu istilah yang digunakan di dalam bidang demografi untuk menggambarkan jumlah anak-anak yang benar-benar dilahirkan hidup. Atau dengan kata lain fertilitas adalah suatu ukuran yang diterapkan untuk mengukur hasil reproduksi dari wanita yang diperoleh dari data statistika kelahiran anak.
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk disamping migrasi masuk. Istilah fertilitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan seorang wanita untuk menghasilkan kelahiran hidup. Kelahiran bayi membawa konsekuensi pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang bayi tersebut, termasuk pemenuhan gizi, kecukupan kalori dan perawatan kesehatan. Pada
(18)
gilirannya, bayi ini akan tumbuh menjadi anak usia sekolah yang menuntut pendidikan, lalu masuk angkatan kerja dan menuntut pekerjaan. Bayi perempuan akan tumbuh menjadi remaja perempuan dan perempuan usia subur yang akan menikah dan melahirkan bayi.
Dari kebijaksanaan jangka panjang kependudukan Indonesia umumnya adalah penurunan pertumbuhan penduduk, perbaikan penyebaran dan peningkatan kualitas manusia. Kelahiran merupakan indikator yang penting di dalam melaksanakan perencanaan kesehatan.
Angka kesuburan dan angka kelahiran ini dipengaruhi oleh: 1. umur memulai hubungan kelamin
2. kesuburan atau kemandulan biologis baik disengaja atau tidak disengaja 3. peningkatan pelayanan kesehatan pada umumnya
4. kematian janin baik disengaja atau tidak disengaja 5. keluarga berencana pada khususnya.
Angka kelahiran dapat dipergunakan untuk menyusun strategi kebijaksanaan baru dalam upaya peningkatan derajat kesehatan. Dalam analisa fertilitas banyak sekali tolak ukur yang dapat dipergunakan untuk pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas. Karena seorang wanita hanya meninggal satu kali, tetapi dapat melahirkan lebih dari satu bayi, kompleksnya pengukuran fertilitas karena kelahiran melibatkan dua orang (suami-istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja. Dalam hal mendukung perencanaan kelahiran ini, penulis menggunakan metode eksponensial untuk memproyeksikan kelahiran di masa yang akan datang.
(19)
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya angka kelahiran yang dibagi menjadi dua bagian yaitu: faktor demografi dan faktor non demografi. Faktor demografi diantaranya adalah struktur umur, status perkawinan, dan umur kawin, sedangkan faktor non demografi adalah terdiri dari keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, dan lain-lain. Variabel di atas dapat berpengaruh secara langsung terhadap fertilitas.
Angka kelahiran perlu ditekan melalui:
a. Partisipasi wanita dalam program KB
b. Tingkat pendidikan wanita mempengaruhi umur kawin pertama dan penggunaan kontrasepsi.
c. Partisipasi dalam angkatan kerja mempunyai hubungan negatif dengan fertilitas.
d. Peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat.
2.1.2 Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Komponen ini bukan saja berpengaruh bagi pemerintah secara keseluruhan melainkan perlu juga bagi pihak swasta, terutama yang berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Perlunya data ini dapat menunjang proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan.
Yang dimaksud dengan kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah
(20)
kelahiran. Dari definisi di atas terlihat bahwa keadaan mati hanya bisa terjadi jika terjadi kelahiran hidup. Dengan kata lain mati tidak pernah ada apabila kehidupan tidak ada, sedang kehidupan dimulai dengan lahir hidup.
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Lahir hidup menurut badan UN (United Nations) dan WHO (World Health Organization) adalah sebagai berikut:
1. Lahir hidup yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya masa kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dan memiliki tanda-tanda kehidupan lainnya, seperti denyut jantung.
2. Lahir mati yaitu peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.
Dari definisi lahir hidup di atas maka dapat disimpulkan bahwa lahir mati tidak digolongkan mati atau hidup termasuk dalam abortus.
(21)
Banyak sekali faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi, secara garis besar dari segi penyebabnya, kematian bayi dibedakan atas dua jenis yaitu:
1. Kematian bayi endogen
Kematian bayi disebabkan oleh faktor-faktor anak yang dibawa sejak lahir, diwariskan oleh orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya sejak kehamilan.
2. Kematian bayi eksogen
Kematian bayi yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan.
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesehatan masyarakat. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.
Angka kematian perlu ditekan melalui : a. Pelayanan kesehatan yang lebih baik. b. Peningkatan gizi keluarga.
c. Peningkatan pendidikan (Kesehatan Masyarakat).
2.2 Proyeksi
Proyeksi adalah merupakan suatu perkiraan atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian yang akan datang, dimana hasil proyeksi tersebut menggambarkan tingkat kemampuan di masa yang akan datang (J. Supranto). Kualitas hasil proyeksi sangat
(22)
proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang sekecil mungkin atau mendekati nol. Bila dirumuskan:
error = hasil ramalan – kenyataan.
Pengertian lain mengenai proyeksi adalah perhitungan dengan meramalkan atau menduga kejadian-kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi baik itu mengenai kependudukan, ketenagakerjaan maupun pembangunan dengan menggunakan beberapa asumsi yang didasarkan atas data pada tahun dasar.
2.2.1 Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk adalah perkiraan yang menunjukkan keadaan mortalitas, fertilitas, dan migrasi pada masa yang akan datang.
Ada beberapa model matematika yang digunakan dalam menghitung proyeksi pertumbuhan jumlah angka kelahiran dan kematian bayi yaitu secara eksponensial.
2.2.2 Peranan Proyeksi
Manfaat atau kegunaan dari proyeksi ini adalah sangat banyak, selain untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian-kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi, juga sebagai alat perencanaan dan alat evaluasi untuk memperbaiki perencanaan pembangunan di masa yang akan datang untuk lebih baik lagi sehingga dapat dipergunakan dan dikembangkan secara efektif dan efisien.
(23)
Eksponensial
Eksponensial adalah pertumbuhan penduduk secara terus-menerus setiap hari. Adapun rumus proyeksi eksponensial adalah sebagai berikut:
pt = pο.ert
dimana:
pt = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t pο = jumlah kelahiran bayi pada tahun dasar
e = angka eksponensial (2, 718282) t = jangka waktu (dalam tahun)
(24)
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
3.1 Sejarah Singkat Tempat Riset
Sejarah Badan Pusat Statistik dibagi dalam tiga masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan masa setelah kemerdekaan dan masa orde baru.
3.1.1 Masa Sebelum Kemerdekaan
Masa sebelum kemerdekaan dibagi kembali dalam dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan masa pemerintahan Jepang.
a. Masa Pemerintahan Belanda
Kantor statistik pertama kali dibentuk pada bulan Februari 1920 oleh direktur pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directur Van Landbouw Nijerverheid en
Handel) yang berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan
mempublikasikan data statistik.
Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk badan statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diserahi tugas
(25)
untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia.
Nama lembaga tersebut kemudian diganti dengan nama Central Kantor Voor
de Statistiek (CKS) atau kantor statistk dan pada tanggal 24 September 1924
dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu, beralih juga pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilaksanakan oleh kantor Invoer Uitvoer en
Accijnsen (IUA) yang sekarang disebut Kantor Bea dan Cukai.
b. Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan Juni 1944, Pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statisitk yang utamanya diarahkan memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa ini Central Kantor Voor de Statistiek (CKS) diganti namanya menjadi Shomubu
Chosasitsu Gunseikanbu.
3.1.2 Masa Kemerdekaan
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan yaitu Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia (KAPPURI). Pada tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) mengaktifkan kembali Central Kantor Voor de Statistiek (CKS) di Jakarta.
(26)
Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219/ S.C, KAPPURI dan CKS kemudian dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada menteri kemakmuran.
Dengan Surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P/44, Lembaga KPS berada di bawah tanggung jawab Menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 No. 18.009/M KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B.
Dengan keputusan Presiden RI No. 131 tahun 1957, Kementerian Perekonomian dipecah menjadi Kementerian Perdagangan dan Perindustrian. Untuk selanjutnya Keputusan Presiden RI No. 172 Tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 nama KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik (BPS) dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada di bawah Perdana Menteri.
3.1.3 Masa Orde Baru Sampai Sekarang
Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan Organisasi Biro Pusat Statistik (BPS).
Dalam masa orde baru ini Biro Pusat Statistik (BPS) telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu :
(27)
1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968 tentang Organisasi BPS 2. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1980 tentang Organisasi BPS
3. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi BPS dan Keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tenteng kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja BPS.
4. Undang-Undang No. 6 tahun 1997 tentang statistik 5. Keputusan Presiden RI No. 86 tentang BPS.
6. Keputusan Kepala Biro Pusat Statistik No. 100 tentang organisasi dan tata usaha kerja BPS.
7. PP No. 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik.
Pada tahun 1986 ditetapkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 tahun 1986 yaitu mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980 Peraturan Pemerintah (PP) No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 tahun 1980. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 6 tahun 1980 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi. Di kabupaten/kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/Kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan No. 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 ditetapkan nama Badan Pusat Statistik (BPS) sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS.
(28)
3.2 Visi dan Misi
3.2.1 Visi
Badan Pusat Statistik (BPS) mempunyai visi untuk menjadikan informasi sebagai tulang punggung pembangunan nasional dan regional, didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) informasi yang mutakhir.
3.2.2 Misi
Dalam menunjang pembangunan nasional Badan Pusat Statistik (BPS) mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu dan handal, efektif dan efisien, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan kegunaan badan statistik dan pengemban ilmu pengetahuan statistik dalam kehidupan masyarakat.
3.3 Sejarah Singkat Kotamadya Medan
3.3.1 Letak
Kota Medan terletak antara -2”27’ – 2”47’ Lintang Utara dan -98”35’ – 98”44’ Bujur Timur di atas permukaan laut.
(29)
3.3.2 Batas
Kota Medan berbatasan dengan : sebelah utara, selatan, barat, dan timur dengan Kabupaten Deli Serdang.
3.3.3 Geologi
Kota Medan merupakan salah satu dari 19 Daerah Tingakat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265.10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang . Sebagian besar wilayah kota Medan merupakan daratan rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu : Sungai Batubara dan Sungai Deli.
3.3.4 Iklim
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut perkiraan Stasiun Polonia pada tahun 2002 berkisar antara 22,50C – 23,90C dan suhu maksimum berkisar antar 30,80 C – 33,70C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimum berkisar antara 23,40C – 24,10C dan suhu maksimum berkisar antara 30,90C – 33,80C.
Selanjutnya mengenai kelembapan udara di wilayah Kota Medan rata-rata berkisar antara 80 – 84% dan kecepatan angin rata 0,48 m/sec, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 112,2 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahu 2004 rata-rata per bulan 16 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 120,9 mm dan menurut Stasiun Polonia curah hujan rata-rata per bulannya 169,6 mm.
(30)
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh tidak melalui survei (pendataan langsung). Data diperoleh dari Badan Pusat Statisitk (BPS) Kotamadya Medan Dalam Angka.
Tabel 4.1 Banyaknya TFR dan IMR pada periode tahun 1999 – 2008 di Kecamatan Medan Kota
TAHUN TFR IMR
1999 6,26 53,6
2000 5,88 52,6
2001 5,63 48,5
2002 5,39 48,5
2003 4,72 48,8
2004 4,55 48
2005 4,21 47,8
2006 3,91 47,3
2007 3,72 46,9
2008 3,55 46,6
(31)
0 10 20 30 40 50 60
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
Tahun T in g k a t T F R d a n I M R TFR IMR
Gambar 4.1 Banyaknya TFR dan IMR Periode Tahun 1999 – 2008 di Kecamatan Medan Kota
4.2 Fertilitas
Data yang digunakan untuk analisa fertilitas adalah tingkat Total Fertility Rate (TFR) yaitu rata-rata bayi yang dilahirkan oleh wanita dalam masa usia subur. Sebelum memproyeksikan TFR maka harus terlebih dahulu diketahui tingkat pertumbuhan TFR pada setiap tahun disingkat dengan (r). Untuk mencari r dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Tingkat pertumbuhan fertilitas (r) dengan menggunakan rumus proyeksi kependudukan secara eksponensial:
Rumus : pt = pο.ert
Dengan : p2008 = 3,55 P1999 = 6,26
(32)
t = 10 tahun r = …?
Penyelesaian : pt = pο.ert
P2008 = p1999. ert
3,55 = 6,26 x 2,71828210r
2,718282 =
6,26 3,55
2,71828210r = 0,567 10r log 2,718282 = log 0,567 10r x 1, 4343 = -0, 2464
10r =
0,4343 0,2464
-= -0, 5673
r =
10 0,5673
-= -0, 0567 = -0,056
r = -0,056 x 100%
= -5, 6%
Dari perhitungan diperoleh bahwa tingkat pertumbuhan TFR di Kecamatan Medan Kota adalah sebesar 3, 55%. Hal ini berarti bahwa TFR mengalami penurunan sebesar 5, 6% setiap tahunnya.
(33)
Upaya untuk menekan laju pertumbuhan erat kaitannya dengan program KB (Keluarga Berencana). Salah satu penyebab terjadinya angka penurunan bayi adalah berhasilnya pelaksanaan gerakan KB yang telah dimulai sejak tahun 70-an. Sasaran program penekanan angka fertilitas adalah PUS (Pasangan Usia Subur) karena pada usia subur tersebut (15 - 49 tahun), seorang wanita berada pada kemungkinan terbesar untuk melahirkan.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi tingkat fertilitas adalah: 1. Usia Perkawinan Pertama
Usia perkawinan pertama adalah salah satu faktor yang mempunya pengaruh cukup besar terhadap perkembangan penduduk, kerna berpengaruh langsung terhadap perkembangan fertilitas. Wanita berumur 10 tahun ke atas yang melangsungkan perkawinan akan melalui suatu proses biologis, yaitu melahirkan berulang kali sampai dengan masa menopause. Oleh karena itu umur perkawinan pertama dianggap mempengaruhi panjangnya masa reproduksi. Semakin muda seorang wanita menikah, maka semakin panjang masa reproduksinya dan semakin besar pula kemungkinan untuk melahirkan anak. Rata-rata umur perkawinan pertama pada wanita berusia 10 tahun ke atas yang pernah kawin paling banyak:
< 17 tahun : 9, 55% 17 – 18 tahun : 36, 81% 19 – 24 tahun : 41, 02% 25 – 34 tahun : 10, 28%
(34)
Tabel 4.2 Persentase wanita usia 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama pada kurun waktu tiga (3) tahun terakhir.
Usia Perkawinan
Persentase
2006 2007 2008
10 – 14 tahun 4,01 5,92 8,74
15 – 19 tahun 4,57 4,71 9,55
20 – 24 tahun 20,11 34,58 36,81
25 – 29 tahun 47,45 44,15 41,02
30 – 34 tahun 17,28 12,99 10,28
35+ 10,59 3,57 2,34
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara; Medan Dalam Angka
Dapat disimpulkan bahwa dalam 3 (tiga) tahun terakhir yaitu pada tahun 2006, 2007, dan 2008 diketahui persentase wanita menikah pada usia muda semakin meningkat tiap tahunnya seperti yang terlihat dari data yang diperoleh pada tabel di atas. Sehingga penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tingkat kematian bayi pun dapat meningkat diakibatkan usia wanita yang melahirkan cukup rentan yaitu pada usia yang masih muda. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.2.
(35)
Gambar 4.2 Persentase Wanita Usia 10 Tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama pada kurun waktu tiga (3) tahun terakhir
2. Penggunaan Alat/Cara KB
Penggunaan KB juga sangat berpengaruh terhadap angka pertumbuhan bayi dan pertumbuhan penduduk masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3 banyaknya persentase pada penggunaan KB.
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Persentase wanita yang kawin
Usia Perkawinan
10 – 14 tahun
20 – 24 tahun
30 – 34 tahun
Usia Perkawinan
2006 2007 2008
(36)
Tabel 4.3 Banyaknya wanita usia 15 – 49 tahun dan berstatus kawin yang menggunakan alat / cara KB
Alat/cara KB yang digunakan
Penggunaan dalam kurun waktu tiga (3) tahun terakhir
2006 2007 2008
Pil KB 1454 347 363
IUD 916 158 92
Kondom 229 28 36
Suntik 2117 709 2394
Alat modern lainnya 839 155 684
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara; Medan Dalam Angka
Gambar 4.3 Banyaknya wanita usia 15 – 49 tahun dan berstatus kawin yang menggunakan alat/cara KB
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Alat/cara KB yang digunakan
Pil KB IUD Kondom Suntik
Alat modern lainnya
Alat/Cara KB Banyaknya wanita yang menggunakan alat/cara KB
2006
2007
(37)
Ternyata dari tabel dan grafik di atas diketahui bahwa wanita yang berstatus kawin di Kecamatan Medan Kota lebih banyak menggunakan suntik untuk alat/cara ber-KB daripada alat/cara yang lain. Terbukti bahwa pada tahun 2006 penggunaan mencapai 2117 dan pada tahun 2008 mengalami peningkatan hingga mencapai 2394 pengguna.
4.2.1 Proyeksi Angka Kelahiran (TFR) Pada Tahun 2013 dengan Rumus Eksponensial
Rumus : pt = pο.ert
Dengan : pt = p2013=…?
Pο = p2008= 3,55 t = 5 tahun r = -0, 0567 Penyelesaian : pt = pο.ert
= 3, 55 x 2, 7182827(-0, 0567 x 5) = 3, 55 x 2, 718282(-0,2835) = 3, 55 x 0, 7531
= 2, 6736 = 2, 7
Dari hasil proyeksi tersebut diperoleh bahwa pada tahun 2013 diperkirakan TFR mengalami penurunan menjadi 2, 7% bayi.
(38)
4.3 Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya status sosial orang tua si bayi. Oleh karena itu angka kematian bayi merupakan tolak ukur yang sesitif dari semua upaya interfensi yang dilakukan pemerintah khususnya di bidang kesehatan.
Pemerintah Indonesia menetapkan bahwa pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan bagian pembangun sumber daya manusia dalam rangka mencapai bangsa yang mandiri. Tujuan pembangunan dalam bidang kesehatan adalah untuk membentuk manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Program di bidang kesehatan dilaksanakan pada seluruh siklus hidup manusia, yang dimulai pada masa dalam kandungan, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia.
Berikut keterangan dalam tabel 4.4 tentang angka kematian bayi.
Tabel 4.4 Tingkat Infant Mortality Rate (IMR) Tahun 1999 s/d 2008 di Kecamatan Medan Kota
TAHUN IMR Angka Harapan
Hidup (AHH)
1999 53,6 63,9
2000 52,6 63,9
2001 48,5 65,1
2002 48,5 66,3
2003 48,8 67,8
2004 48 67,8
(39)
2006 47,3 68,4
2007 46,9 72,4
2008 46,6 70,1
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara; Medan Dalam Angka
0 10 20 30 40 50 60 70 80
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
Tahun T in g k a t IM R d a n A n g k a H a ra p a n H id u p (A H H ) IMR
Angka Harapan Hidup (AHH)
Gambar 4.4 Tingkat Infant Mortality Rate (IMR) tahun 1999 s/d 2008 di Kecamatan Medan Kota
Dari tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Medan Kota mengalami penurunan dalam tingkat kematian bayi. Dengan kata lain, semakin rendah tingkat kematian bayi (Infant Mortality Rate) maka Angka Harapan Hidup (AHH) akan semakin meningkat.
Untuk mencari proyeksi angka kematian bayi (IMR), maka terlebih dahulu harus diketahui tingkat pertumbuhan kematiannya. Untuk mencarinya dapat dilakukan dengan angka pertumbuhan kematian bayi secara eksponensial:
(40)
Dengan : p2008 = 46,6 P1999 = 53,6 t = 10 tahun r = …?
Penyelesaian : pt = pο.ert
P2008 = p1999. ert
46,6 = 53,6 x 2,71828210r
2,718282 =
53,6 46,6
2,71828210r = 0,869 10r log 2,718282 = log 0,869 10r x 1, 4343 = -0, 06098
10r =
0,4343 0,06098
-= -0, 1404
r =
10 0,1404
-= -0,014
r = -0,014 x 100%
(41)
4.3.1 Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup (AHH) pada suatu umur didefinisikan sebagai rata-rata jumlah tahun kehidupan yang masih dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tepat 60 tahun dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakat.
Angka harapan hidup pada suatu usia merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat sosial-ekonomi secara umum. Indikator yang sering dipakai adalah angka harapan hidup waktu lahir (expectation of live at birth) yang didefinisikan sebagai rata-rata kehidupan yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir.
4.3.2 Mekanisme Angka Kematian Bayi
Faktor sosial-ekonomi merupakan faktor penentu mortalitas bayi. Namun faktor sosial-ekonomi tidak bersifat langsung, yaitu harus melalui mekanisme tertentu (variabel antara) yang kemudian menimbulkan resiko morbiditas dan selanjutnya bayi akan sakit dan apabila tidak sembuh akan mengalami cacat atau meninggal.
Dalam mekanisme ini, penyakit dan kurang gizi merupakan variabel antara pada angka kematian bayi karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan bayi itu sendiri. Faktor-faktor seperti material, lingkungan, penolong persalinan pertama, dan pelayanan kesehatan juga merupakan variabel antara yang berpengaruh cukup besar terhadap angka kematian bayi.
(42)
1. Tenaga Kesehatan/Penolong Persalinan Pertama
Tenaga Kesehatan/Penolong Persalinan Pertama dapat dijadikan salah satu faktor tingkat kematian bayi. Dilihat dari kesehatan ibu persalinan oleh tenaga medis seperti dokter atau bidan dalam hal ini lebih baik daripada penolong persalinan yang lainnya.
Selain proses persalinan, bayi juga harus mendapat asupan gizi yang baik dan yang paling penting adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu). ASI merupakan zat yang paling sempurna dan sangat dibutuhkan bayi untuk membantu pertumbuhan bayi dan dapat menambah berat badan lebih cepat. Selain itu, ASI juga mengandung zat untuk imunitas/kekebalan tubuh terhadap penyakit serta dapat memberikan dampak psikologis yakni mendekatkan hati ibu dan anak dalam menjalin hubungan.
Tabel 4.5 Banyaknya Tenaga Kesehatan/Penolong Persalinan di Kecamatan Medan Kota
TAHUN Dokter Analis Bidan
Spesialis Umum Gizi
1999 22 44 32 14 72
2000 - 4 5 13 20
2001 8 63 98 - 19
2002 35 24 15 - 6
2003 12 108 42 34 37
2004 25 48 21 15 73
2005 32 60 18 25 47
2006 42 71 27 34 57
2007 61 101 41 6 40
2008 115 144 55 6 39
(43)
0 20 40 60 80 100 120 140 160
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
Tahun B an ya kn ya T en ag a M ed is Dokter Analis Bidan
Gambar 4.5 Banyaknya tenaga kesehatan/penolong persalinan di Kecamatan Medan Kota
Dari data yang telah diperoleh pada tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penambahan jumlah tenaga medis memungkinkan tingkat kesehatan di Kecamatan Medan Kota akan mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui karena tenaga medis dapat membantu masyarakat dalam pelaksanaan hidup dengan sehat dan dalam lingkungan yang bersih.
2. Pelayanan Kesehatan
Suatu tingkat kelahiran dan kematian bayi tergantung juga terhadap tempat pelaksanaan pelayanan kesehatan. Pada tahun 2008 di Kecamatan Medan Kota terhitung 3 buah puskesmas, 29 buah Balai Pengobatan Umum (BPU), 12 buah Rumah Bersalin dan 10 buah Rumah Sakit.
(44)
Tabel 4.6 Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnya di Kecamatan Medan Kota tahun 1999 s/d 2008
TAHUN PUSKESMAS PUSTU BPU Rumah
Bersalin
Rumah Sakit
1999 3 - - - -
2000 3 - 15 24 1
2001 3 - 11 12 1
2002 3 - 12 6 4
2003 3 0 15 10 8
2004 3 - 8 8 6
2005 3 - 8 6 -
2006 3 0 25 12 0
2007 3 0 33 19 10
2008 3 - 29 12 10
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara; Medan Dalam Angka
Gambar 4.6 Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnya di Kecamatan Medan Kota
Sesuai data yang terlihat sebelumnya, dalam hal ini juga dapat dijelaskan bahwa semakin bertambahnya tenaga medis di Kecamatan Medan Kota yang juga berbanding
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Persentase banyaknya pusat kesehatan masyarakat
1999 2001 2003 2005 2007
Tahun PUSKESMAS PUSTU Rumah Sakit Rumah Bersalin BPU
(45)
lurus dengan penambahan rumah sakit dan Balai Pengobatan Umum (BPU), sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan di Kecamatan Medan Kota akan mengalami peningkatan dari sebelumnya dikarenakan oleh fungsi dari tenaga medis tersebut dapat memberikan penyuluhan kesehatan agar masyarakat mampu melaksanakan hidup sehat.
Tabel 4.7 Banyaknya Kelahiran/Kematian Bayi dan Balita dalam lima (5) tahun terakhir di Kecamatan Medan Kota
Tahun Jumlah
Kelahiran Jumlah Lahir Mati Jumlah Bayi Mati Jumlah Balita
2004 43833 5 16 178131
2005 44592 7 26 185539
2006 49011 16 43 106117
2007 41361 25 43 137396
2008 41946 31 45 136328
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara; Medan Dalam Angka
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000 200000
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tahun A n g k a K e la h ir a n d a n K e m a ti a n B a y i Jumlah Kelahiran Jumlah Lahir Mati Jumlah Bayi Mati Jumlah Balita
Gambar 4.7 Banyaknya kelahiran dan kematian bayi dan balita dalam kurun waktu lima (5) tahun terakhir di Kecamatan Medan Kota
(46)
Dari tabel dan grafik tersebut di atas diketahui bahwa adanya penurunan jumlah bayi yang lahir dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Namun, lain halnya dengan jumlah bayi yang mati, dimana dari data di atas terlihat jelas bahwa mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 jumlah bayi yang mati mengalami peningkatan.
4.3.3 Proyeksi Angka Kematian Bayi (IMR) Pada Tahun 2013 dengan Rumus Eksponensial
Rumus : pt = pο.ert
Dengan : pt = p2013=…?
Pο = p2008= 46,6 t = 5 tahun r = -0,014
Penyelesaian : pt = pο.ert
= 46, 6 x 2, 7182827(-0,014 x 5) = 46, 6 x 2, 718282(-0, 07) = 46, 6 x 0, 9323 = 43, 449
= 43 , 5
Dari hasil proyeksi diperoleh bahwa pada tahun 2013 diperkirakan IMR mengalami penurunan menjadi 43, 5 % bayi yang berarti setiap 1000 bayi yang lahir 43,5% diantaranya meninggal.
(47)
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain yang tertulis ke dalam programming (coding). Pada tahapan inilah seluruh hasil desain dituangkan ke dalam bahasa pemrograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis.
Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga sistem yang dibentuk memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri (contoh dalam hal efisien baik itu efisien pemakai memori maupun dalam waktu proses mengakses data).
Implementasi yang telah selesai harus di uji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui kelebihan dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam data pengolahan jumlah penduduk, implementasi yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan software Excel.
(48)
Selain berfungsi sebagai pengolah angka atau memanipulasi angka, Excel juga dapat digunakan untuk memanipulasi teks computer. Untuk dapat mendayagunakan Excel dengan maksimal harus juga dapat menguasai sistem operasi Microsoft
Windows.
5.2 Pengaktifan Excel dan Pengisian Data
Untuk menghitung statistik uji, akan dilakukan dengan menggunakan perangkat Microsoft Excel, dengan langkah-langkah :
1. Menginputkan data ke dalam worksheet Excel
(49)
5.3 Pembuatan Grafik
Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih berada di file yang sama. Untuk membuat grafik pada Excel, bisa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah:
1. Sorot sel atau range yang ingin dibuat grafik.
2. Klik icon chart wizard. Tampil kotak dialog Chart Type.
3. Klik tipe grafik yang diinginkan dan klik Next. Tampil kotak dialog Chart
Source Data.
4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio button
rows atau column yang diinginkan, klik Next. Tampil kotak dialog Chart Option.
5. Pada Chart Option ketik judul grafik, kemudian klik Next. Tampil kotak dialog
Chart Location.
6. Pilih tempat untuk meletakkan grafik ini dan klik Finish maka grafik akan ditempatkan di lembar kerja.
(50)
Gambar 5.2 Tampilan grafik Banyaknya tenaga kesehatan / penolong persalinan di Kecamatan Medan Kota
(51)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari seluruh hasil pembahasan dan analisa data yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Jika fertilitas meningkat maka akan menjadi beeban pemerintah dalam hal penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatan daripada aspek intelektual. 2. Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi
akibatnya bagi suatu negara berkembang seperti Indonesia akan menunjukkan korelasi negatif dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.
6.2 Saran
Dari hasil yang diperoleh di atas, penulis memberikan beberapa saran antara lain adalah:
1. Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup (AHH) itu berarti perlu adanya peran pemerintah di dalam menyediakan fasilitas penampungan.
2. Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yang memadai bagi anak-anak (Balita).
(52)
DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. Ida Bagus Mantra. Pengantar Studi Demografi. Nur Cahaya
2. BPS. 1999-2008. Medan Dalam Angka 1999-2008. Badan Pusat Statistik 3. Tosin, Rijanto. 1999. Microsoft Excel 2000, Kilat 24 Jurus, edisi ke-1.
Jakarta:Dinastindo
4.
Masalah Penduduk Dan Fakta Dalam Angka.
5.
7 Mei 2009. http:/
6.
Fertilitas
7.
Mortalitas
8. file:///D:/Data Statistik Indonesia - Fertilitas Indikator Fertilitas.htm. 11 Mei 2009. Indikator fertilitas
(1)
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain yang tertulis ke dalam programming (coding). Pada tahapan inilah seluruh hasil desain dituangkan ke dalam bahasa pemrograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis.
Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga sistem yang dibentuk memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri (contoh dalam hal efisien baik itu efisien pemakai memori maupun dalam waktu proses mengakses data).
Implementasi yang telah selesai harus di uji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui kelebihan dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam data pengolahan jumlah penduduk, implementasi yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan software Excel.
(2)
Selain berfungsi sebagai pengolah angka atau memanipulasi angka, Excel juga dapat digunakan untuk memanipulasi teks computer. Untuk dapat mendayagunakan Excel dengan maksimal harus juga dapat menguasai sistem operasi Microsoft Windows.
5.2 Pengaktifan Excel dan Pengisian Data
Untuk menghitung statistik uji, akan dilakukan dengan menggunakan perangkat Microsoft Excel, dengan langkah-langkah :
1. Menginputkan data ke dalam worksheet Excel
(3)
5.3 Pembuatan Grafik
Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih berada di file yang sama. Untuk membuat grafik pada Excel, bisa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah:
1. Sorot sel atau range yang ingin dibuat grafik.
2. Klik icon chart wizard. Tampil kotak dialog Chart Type.
3. Klik tipe grafik yang diinginkan dan klik Next. Tampil kotak dialog Chart Source Data.
4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio button rows atau column yang diinginkan, klik Next. Tampil kotak dialog Chart Option.
5. Pada Chart Option ketik judul grafik, kemudian klik Next. Tampil kotak dialog Chart Location.
6. Pilih tempat untuk meletakkan grafik ini dan klik Finish maka grafik akan ditempatkan di lembar kerja.
(4)
Gambar 5.2 Tampilan grafik Banyaknya tenaga kesehatan / penolong persalinan di Kecamatan Medan Kota
(5)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari seluruh hasil pembahasan dan analisa data yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Jika fertilitas meningkat maka akan menjadi beeban pemerintah dalam hal penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatan daripada aspek intelektual. 2. Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi
akibatnya bagi suatu negara berkembang seperti Indonesia akan menunjukkan korelasi negatif dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.
6.2 Saran
Dari hasil yang diperoleh di atas, penulis memberikan beberapa saran antara lain adalah:
1. Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup (AHH) itu berarti perlu adanya peran pemerintah di dalam menyediakan fasilitas penampungan.
2. Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yang memadai bagi anak-anak (Balita).
(6)
DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. Ida Bagus Mantra. Pengantar Studi Demografi. Nur Cahaya
2. BPS. 1999-2008. Medan Dalam Angka 1999-2008. Badan Pusat Statistik 3. Tosin, Rijanto. 1999. Microsoft Excel 2000, Kilat 24 Jurus, edisi ke-1.
Jakarta:Dinastindo
4.
Masalah Penduduk Dan Fakta Dalam Angka.
5.
7 Mei 2009. http:/
6.
Fertilitas
7.
Mortalitas
8. file:///D:/Data Statistik Indonesia - Fertilitas Indikator Fertilitas.htm. 11 Mei 2009. Indikator fertilitas