Proyeksi Angka Kelahiran Dan Angka Kematian Bayi Pada Tahun 2013 Di Kabupaten Humbang Hasundutan Berdasarkan Data Tahun 2003 - 2009

(1)

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA

TAHUN 2013 di KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BERDASARKAN DATA TAHUN

2003 s/d 2009

TUGAS AKHIR

FLORINA FRETTY SINAGA

082407003

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA

TAHUN 2013 di KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BERDASARKAN DATA TAHUN

2003 s/d 2009

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

FLORINA FRETTY SINAGA

082407003

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

PERSETUJUAN

Judul : PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN ANGKA

KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BERDASARKAN DATA TAHUN 2003 - 2009

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : FLORINA F. SINAGA

Nomor Induk Mahasiswa : 082407003

Program Studi : DIPLOMA III STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2011

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua Pembimbing

Prof. Dr. Tulus, M.Si Drs. Henry Rani Sitepu, M.S NIP. 19620901 198803 1 002 NIP. 19551228 198703 1 002


(4)

PERNYATAAN

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN ANGKA KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BERDASARKAN DATA TAHUN

2003 - 2009

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan masing–masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

FLORINA F. SINAGA 082407003


(5)

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna berkat rahmatNya dan bimbinga-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi D-III Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Henry Rani Sitepu, M.S selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulőlő, M.Si selaku Ketua Program Studi D III Statistika USU dan Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku Sekretaris Program Studi D III Statistika FMIPA USU.

3. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Sc dan Dra. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

5. Ayahanda tersayang M. Sinaga dan ibunda tercinta R. br Hombing mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, karna atas dukungannya baik secara moril maupun materil serta doa restunya yang selalu mengiringi penulis.

6. Sahabat saya Fitriyani, Novalina, Oktavia, dan Rohani yang telah memberikan motivasi dan semangat untuk penulis, terima kasih atas bantuannya.

7. Kepada semua teman-teman angkatan “08 yang sudah banyak membantu dan memberikan semangat buat penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna dan memiliki kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membantu dari para pembaca.


(6)

Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat dan beguna bagi pembaca dan penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2011


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Maksud dan Tujuan 4

1.5 Metode Penelitian 4

1.6 Sistematika Penulisan 5

BAB 2 LANDASAN TEORI 7

2.1 Masalah Kependudukan 7

2.2 Pengertian-pengertian 8

2.2.1 Penduduk 8

2.2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk 8

2.2.3 Susunan Penduduk 11

2.2.4 Komposisi Penduduk 11

2.2.5Kepadatan Penduduk 12

2.3 Proyeksi 13

2.3.1 Proyeksi Penduduk 14

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 16

3.1 Sejarah Singkat Kegiatan Singkat di Indonesia 16

3.1.1 Visi dan Misi Biro Pusat Statistik 16

3.1.2 Program Pengembangan Statistik 17

3.2 Ruang Lingkup Kegiatan Biro Pusat Statistika 17 3.2.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Biro Statistika 17

3.2.2 Tata Kerja Biro Pusat Statistika 18

3.3 Struktur Organisasi Biro Pusat Statistika 19

3.3.1 Tugas Bagian Tata Usaha 20

3.3.2 Tugas Bidang Statistik Produksi 21

3.3.3 Tugas Bidang Statistik Distribusi 22

3.3.4 Tugas Bidang Statistik Pengolahan Data 22

3.3.5 Tugas Bidang Statistik Kependudukan 23

3.3.6 Tugas Bidang Neraca Wilayah dan Analisa 23

BAB 4 ANALISA PEMBAHASAN 20

4.1 Keadaan Penduduk Kabupaten Karo 20

4.1.1 Angka Beban Ketergantungan 22


(8)

4.1.3 Kepadatan Penduduk 24 4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kabupaten Karo 25 4.2.1 Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin 26 di Kabupaten Karo

4.2.2 Proyeksi Jumlah penduduk Menurut Jenis Kelamin 27 di Kabupaten Karo

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 31

5.1 Tahapan Implementasi 31

5.2 Mengaktifkan Microsoft Excel 31

5.3 Membuka Lembar Kerja Baru 32

5.4 Pengisian Data 33

5.5 Pembuatan Grafik 34

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 36

6.1 Kesimpulan 36

6.2 Saran 36

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Penduduk Kabupaten Karo Menurut Jenis Kelamin 21 Tahun 2000-2009

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan 23 Dan Jenis Kelamin di Kabupaten Karo

Tabel 4.3 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk di Kabupaten 30 Karo


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Penduduk Kabupaten Karo Menurut 22

Jenis Kelamin Tahun 2000-2009

Gambar 4.2 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk 30

Tahun 2010-2013

Gambar 5.1 Mengaktifkan Microsoft Excel 32

Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel 33

Gambar 5.3 Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data 34

Gambar 5.4 Tampilan Kotak Dialog Chart Type 35


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penduduk merupakan semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu atau jangka waktu tertentu. Setiap negara mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Salah satu tujuan setiap negara adalah mewujudkan kesejahteraan penduduk. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah berusaha membuat kebijakan – kebijakan penting dan berusaha memenuhi sarana dan fasilitas yang menunjang kesejahteraan penduduk.

Kesejahteraan penduduk juga dipengaruhi pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan – kekuatan yang menambah dan kekuatan - kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus – menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi ( menambah jumlah penduduk ) tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua kelompok umur. Selain itu perpindahan ( migrasi ) juga berperan dalam pertambahan penduduk.

Bertambahnya dan berkurangnya jumlah penduduk suatu negara sangat berpengaruh pada tingkat pendidikan dan perkembangan teknologi yang dimiliki. Dapat peneliti lihat di negara – negara yang sedang berkembang dan negara – negara yang sudah maju. Jumlah penduduknya sangat berbeda. Jauh lebih banyak penduduk di negara – negara yang sedang


(12)

brkembang dibandingkan di negara yang sudah maju. Hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi jugalah cara berfikir penduduk untuk memperbesar hasil – hasil produksi kebutuhan hidup dan untuk mencapai kesejahteraan penduduk. Hal ini berarti bahwa penduduk besar dengan kualitas tinggi sangat sulit untuk dicapai.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa disertai dengan kontrol untuk mengukur jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan menumbuhkan masalah soaial dan ekonomi. Melihat keadaan tersebut pemerintah mengambil kebijakan – kebijakan untuk mengatasi kendala tersebut. Salah satu kebijakan pemerintah adlah menggalakkan program KB. Dengan adanya program KB ( Keluarga Berencana ) ini pertumbuhan penduduk setiap negara dapat terkendali. Dengan terkendalinya pertumbuhan penduduk ini, kesejahteraan penduduk dapat tercapai.

Untuk mengetahui banyaknya penduduk di suatu daerah atau negara pada waktu tertentu maka dilaksanakan sensus penduduk yang dilakukan 10 tahun sekali. Selain itu dapat dilakukan perhitungan cacah, survei serta catatan – catatan untuk dianalisis dan disusun menjadi angka. Data inilah yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun sasaran – sasaran pembangunan dimasa yang akan datang.

Oleh sebab itu penulis meilih judul “Proyeksi Angka Kelahiran dan Kematian Bayi Pada Tahun 2013 di Kabupaten Humbang Hasundutan Berdasarkan Data Tahun 2003 s/d 2009”. Dengan tujuan penulis dapat mengetahui seberapa besar angka kelahiran dan kematian bayi tiap tahunnya dan dapat memproyeksikan angka kelahiran dan kematian pada tahun – tahun berikutnya.


(13)

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulis Tugas Akhir adalah untuk mengamati dan memberikan penyajian data, yang dapat diharapkan dapat digunakan mungkin oleh pihak – pihak yang membutuhkannya untuk dapat mengambil keputusan atau kebijakan yang dapat membangun kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan angka kelahiran dan kematian bayi dalam kurun waktu tahun 2003 – 2009, serta memberikan gambaran berapa besarnya angka kelahiran dan kematian bayi jika diproyeksikan pada tahun 2013 yang akan datang.

1.3. Rumusan Masalah

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dalam keadaan jumlah penduduk yang besan dapat menjadi bebanyang berat bagi pembangunan suatu daerah atau negara. Dan perkembangan penduduk yang tidakk merata mengakibatkan kesulitan dalam memacu pertumbuhan dan perbaikan ekonomi. Oleh karena itu pertambahan penduduk yang tidak merata merupakan salah satu masalah kependudukan yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Perubahan angka kelahiran dan kematian di Kabupaten Humbang Hasundutan dari tahun 2003 – 2009 dapat menjadi sebuah pertimbangan dalam memproyeksikan angka kelahiran bayi dan kematian pada tahun 2013.


(14)

1.4. Batasan Masalah

Untuk menghindari penyimpangan pembahasan dan tujuan yang sebenarnya, perlu kiranya penulis membatasi permasalahan yang dibahas sehingga jelas pokok – pokok permasalahannya, yang menjadi batasan masalah pada tugas akhir ini hanya terbatas pada analisis untuk mengetahui tingkat kenaikan / penurunan angka kelahiran bayi serta memperkirakan jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun 2013 di Kabupaten Humbang Hasundutan.

1.5. Metode Penelitian

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan metode yaitu : 1. Kepustakaan

Membaca – baca buku di perpustakaan dan Badan Pusat Statistik ( BPS ) Provinsi Sumatera Utara yang ada kaitannya tentang kependudukan di Kabupaten Humbang Hasundutan.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini penulis lakukan di Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara dan sebagian data diperoleh dari Departemen Kesahatan Kabupaten Humbang Hasundutan. Data yang sudah dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka – angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.


(15)

Data penelitian yang dianalisis dengan menggunakan proyeksi kependudukan dan fenomena yang bersifat tumbuh secara eksponensial yang menggabungkan pertumbuhan penduduk secara terus – menerus setiap hari.

Adapun rumus proyeksi eksponensial adalah sebagai berikut : Pt = P0.ert

di mana :

Pt = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t P0 = jumlsh kelahiran bayi pada tahun dasar

e = angka eksponensial ( 2, 718282 ) t = jangka waktu ( dalam tahun )

r = tingkat pertumbuhan fertilitas atau mortalitas

Selain itu ada juga rumus proyeksi geometri : Pt = P0 (1+r)t

di mana :

Pt = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t P0 = jumlsh kelahiran bayi pada tahun dasar

e = angka eksponensial ( 2, 718282 ) t = jangka waktu ( dalam tahun )

r = tingkat pertumbuhan fertilitas atau mortalitas

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :


(16)

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar Belakang Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Perumusan masalah, Batasan Masalah, mMetode penelitan dan Sistematika Penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang sumber – sumber data kependudukan serta uraian – uraian teoritis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah tugas akhir ini.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini berisikan tentang sejarah singkat tempat penulis melakukan riset.

BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang data yang diperoleh di lapangan dan pengolahan data yang dilakukan dengan metode yang telah ditentukan serta analisis terhadap hasil - hasilnya,

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang implementasi sistem yang digunakan untuk analisis penelitian.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan penelitian dan memberikan saran untuk penelitian lebih lanjut.


(17)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian – Pengertian

Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada, yaitu :

2.1.1. Penduduk

Penduduk ialah semua orang yang yang tinggal atau menetap di suatu daerah tertentu dalam jangka waktu yang lama. Penduduk Indonesia ialah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama enam bulan atau lebihdan mereka yang berdomisili kurang dari tiga bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Penduduk suatu negara adalah semua orang yang tinggal di daerah tersebut dan mempunyai bukti kewarganegaraan yang secara hukum mereka berhak tinggal di daerah tersebut.

2.1.2. Fertilitas ( Kelahiran )

Fertilitas adalah salah satu istilah yang digunakan di dalam bidang demografi untuk menggambarkan jumlah bayi yang dilahirkan hidup. Atau dengan kata lain fertilitas adalah suatu ukuran yang ditetapkan untuk mengukur hasil reproduksi dari wanita yang diperoleh dari data statistika kelahiran anak.


(18)

Istilah lain menjelaskan fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup ( live birth ) yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda – tanda kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut dan sebagainya. Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda – tanda kehidupan disebut lahir mati ( still birth ). Istilah dari fertilitas sama dengan dengan natalitas hanya saja keduanya berbeda dalam ruang lingkupnya. Di mana fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahn penduduk dan reproduksi manusia.

Di samping istilah fertilitas ini ada juga istilah fekunditas ( fecundity ) sebagai petunjuk kepada kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk untuk menghasilkan anak. Seorang perempuan yang secara biologis subur tidak selalu melahirkan anak yang banyak, karena mungkin mengatur fertilitas dengan abstinensi atau dengan alat kontrasepsi. Kemampuan biologis seorang perempuan untuk melahirkan sangat sulit diukur walaupun secara medis dapat ditetapkan usia subur seorang perempuan adalah umur 15 – 49 tahun.

Tingkat kesuburan dan angka kelahiran ini dipengaruhi oleh : 1. Umur memulai hubungan kelamin dan lamanya berstatus kawin.

2. Kesuburan atau kemandulan biologis baik disengaja atau tidak disenhgaja.

3. Peningkatan pelayanan kesehatan pada umumnya.

4. Kematian janin yang disengaja atau yang tidak disengaja.

5. Keluarga berencana pada khususnya.


(19)

Fertilitas merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi pertambahan penduduk selain migrasi masuk. Ahli demografi hanya menggunakan pengukuran terhadap kelahiran hidup. Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia mampu melahirkan lebih dari seorang bayi. Selain itu, seorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang itu tidak mempunyai resiko kematian lagi. Dan sebaliknya seorang perempuan yang telah melahirkan anak tidak berarti resiko melahirkan perempuan tersebut menurun.

Kompleksnya pengukuran fertilitas, karena kelahiran melibatkan dua orang ( suami dan istri ) sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja. Dalam melakukan pengukuran fertilitas ini, ada beberapa kendala. Masalah yang dijumpai adalah tidak semua perempuan mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan untuk berumah tangga, ada juga sebagian dari mereka yang mengalami resiko perceraian atau menjanda.

Kelahiran merupakan indikator yang penting dalam melaksanaan perencanaan kesehatan. Dari kebijaksanaan jangka panjang kependudukan Indonesia umumnya adalah penurunan pertumbuhan penduduk, perbaikan penyebaran dan peningkatan kualitas manusia. Berdasarkan faktor – faktor di atas angka kelahiran di setiap daerah mengalami perbedaan.

Namun seperti halnya dengan adanya perbedaan itu, angka kelahiran juga dapat ditekan dan dapat dilakukan melalui cara seperti :

a. Partisipasi wanita dalam Keluarga Berencana ( KB )

b. Tingkat pendidikan wanita mempengaruhi umur kawin pertama dan penggunaan kontrasepsi


(20)

c. Partisipasi dalam angkatan kerja mempunyai hubungan negatif dalam fertilitas.

d. Peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat

Melihat masalah tersebut terdapat variasi pengukuran fertilitas dan setiap pengukuran mempunyai kelemahan dan keuntungannya. Memperhatikan perbedaan antara kematian dan kelahiran tersebut di atas , memungkinkan untuk melaksanakan dua macam pengukuran fertilitas yaitu pengukuran fertilitas tahunan dan pengukuran fertilitas kumulatif. Pengukuran fertilitas kumulatif adalah mengukur jumlah rata – rata yang dilahirkan oleh seorang perempuan sampai batas usia subur. Sedangkan pengukuran fertilitas tahunan adalah mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut.

2.1.2. Mortalitas ( Kematian )

Mortalitas ( kematian ) adalah peristiwa menghilangnya semua tanda – tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran. Dari defenisi di atas terlihat bahwa keadaan mati itu hanya bisa terjadi jika terjadi kelahiran hidup. Dengan kata lain mati tidak akan pernah ada apabila kehidupan tidak ada sedangkan kehidupan dimulai dari lahir hidup.

Mortalitas merupakan salah satu dari ketiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur dan jumlah penduduk. Tinggi rendahnya tingat mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat ksesehatan masyarakat di daera tersebut.


(21)

Komponen ini bukan saja berpengaruh bagi pemerintah secara keseluruhan melainkan perlu juga bagi pihak swasta, terutama yang berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan.

Konsep mati perlu diketahui guna mendapatkan data kematian yang benar. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kadang – kadang sulit untuk membedakan keadaan hidup secara klinik. Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan, maka akan dikhawatirkan bisa terjadi perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati. Menurut konsepnya, tedapat tiga keadaan vital yang masing – masing saling mutually exclusive yang artinya keadaan yang satu tidak mungkin tejadi bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya. Ketiga keadaan vital yang dimaksud adalah :

1. Lahir hidup adalah peristiwa kkeluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi hasil konsepsi tersebut mempunyai tanda – tanda kehidupan.

2. Lahir mati adalah peristiwa menghilangnya tanda – tanda kehidupan dari hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya. Dari defenisi ini lahir mati tidak temasuk mati dan tidak termasuk hidup.

3. Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda – tanda kehidupan secara permanen, yang bisa saja terjadi setiap saat setelah kelahiran.

Mortalitas dapat terjadi oleh dua faktor, yaitu : 1. Kematian bayi endogen

Kematian bayi endogen disebabkan oleh faktor – faktor yang dibawa sejak lahir, diwariskan oleh orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya sejak kehamilan. Kematian endogen disebut juga dengan kematian dalam janin. Peristiwa –


(22)

peristiwa yang dapat digolongkan pada kematian janin ini adalah abortus, immatur dan prematur

2. Kematian bayi eksogen

Kemtian bayi eksogen ini disebabkan oleh faktor – faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah perawatan dan kesehatan bayi setelah dilahirkan. Kematian bayi eksogen disebut juga dengan kematian di luar rahim. Yang termasuk dalam kematian bayi di luar rahim adalah :

a. Kematia baru lahir adalah kematian bayi sebelum berumur satu bulan tetapi kurang dari satu tahun.

b. Kematian lepas bayi lahir adalah kematian bayi setelah berumur satu bulan tetapi kurang dari satu tahun.

c. Kematian bayi adalah kematian setelah bayi lahir hidup hingga bayi lahir hidup.

Angka kematian bayi meupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesehatan masyarakat. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan masyarakat. Angka kematian perlu ditekan melalui cara :

a. Pelayanan kesehatan yang lebih baik.

b. Peningkatan gizi keluarga.

c. Peningkatan kebersihan lingkungan


(23)

2.2. Proyeksi

Proyeksi adalah suatu perkiraan atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian yang akan datang dimana hasil proyeksi tersebut menggambarkan kemampuan dimasa yang akan datang. Atau dengan kata lain proyeksi adalah perhitungan untuk meramalkan atau untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datangdengan menggunakan beberapa asumsi atas data tahun dasar.

Kualitas hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang sekecil mungkin atau mendekati nol. Bila dirumuskan adalah :

Error = hasil ramalan – kenyataan

Pengertian lain mengenai proyeksi adalah perhitungan dengan meramalkan dan menduga kejadian – kejadian atau hal – hal yang mungkin terjadi baik itu mengenai kependudukan, ketenagakerjaan, maupun pembangunan.


(24)

2.2.1. Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk adalah perkiraan atau perhitungan yang meramalkan dan memperkirakan keadaan mortalitas, fertilitas, dan migrasi pada masa yang akan datang dengan asumsi data tahun dasar.

Manfaat atau kegunaan dari proyeksi ini adalah sangat banyak. Di samping untuk meramalkan kejadian atau hal – hal yang mungkin terjadi, juga sebagai alat perencanaan pembangunan di masa yang akan datang untuk lebih baik lagi sehingga dapat dipergunakan dan dikembangkan secara efektif dan efisien. Pada dekade akhir – akhir ini, pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan dengan tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi dari rakyatnya melalui pembangunan yang terencana.

Ada beberapa model matematika yang digunakan dalam menghitung proyeksi pertumbuhan jumlah angka kelahiran dan kematian bayi yaitu secara eksponensial dan secara geometri.

1. Eksponensial adalah pertumbuhan penduduk secara terus – menerus setiap hari. Adapun rumus eksponensial adalah sebagai berikut :

Pt = po.ert di mana :

pt = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t po = jumlah kelahiran bayi pada tahun dasar.

e = angka eksponensial ( 2,718282 ) t = jangka waktu ( dalam tahun )


(25)

2. Geometri adalah pertumbuhan bertahap ( discrate ) di mana grafik tiap tahunnya merupakan satu tahap.

Adapun rumus geometri adalah sebagai berikut : Pt = P0 ( 1 + r ) t

di mana :

pt = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t po = jumlah kelahiran bayi pada tahun dasar.

e = angka eksponensial ( 2,718282 ) t = jangka waktu ( dalam tahun )


(26)

BAB 3

GAMBARAN UMUM KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

3.1. Sejarah Singkat Kabupaten Humbang Hasundutan

Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara.

Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota Tarutung terdiri atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan tepatnya tahun 1947 Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu :

1. Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung.

2. Kabupaten Humbang ibukotanya Dolok Sanggul.

3. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige.

4. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang.

Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten Tapanuli Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964, karena pada saat itu Tapanuli Utara


(27)

dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi kabupaten berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964,dan selanjutnya berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 terbentuknya Kabupaten Toba Samosir. Kenyataan menunjukan bahwa kedua daerah tersebut mengalami perkembangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Berdasarkan faktor sejarah dan keinginan untuk semakin cepat pembangunan dengan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat maka harapan yang terkandung selama ini mengkristal menjadi usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan melalui terbentuknya Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.

Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya wacana perlunya usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten.

Berbekal keinginan untuk mendambakan peningkatan kesejahteraan masyarakat, peluang tersebut dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di wilayah Humbang Hasundutan melalui Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Ternyata sejalan dengan tuntutan kemajuan jaman mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat untuk mengusulkan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara, melalui usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.

Aspirasi murni masyarakat tersebut disambut dan difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, serta dukungan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara.


(28)

Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, dalam menyikapi aspirasi tersebut di atas adalah :

1. Mengikuti perkembangan Deklarasi Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan tanggal 23 April yang dilaksanakan di Dolok Sanggul.

2. Tanggal 25 Mei 2002 menerima audensi Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan sekaligus menerima berkas pengusulan.

3. Tanggal 26 Mei 2002 Bupati Tapanuli Utara menerbitkan SK Tim Peneliti sekaligus memberi petunjuk dalam memfasilitasi aspirasi masyarakat.

4. Tanggal 27 Mei 2002 berkonsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara perihal aspirasi masyarakat tentang usulan pemekaran.

5. Tanggal 3 s/d 5 Juni 2002 menugaskan Tim Peneliti mendampingi DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, turun ke Kecamatan guna mendengar aspirasi dan meneliti usulan dimaksud.

6. Tanggal 5 Juni 2002 menerima berkas pengajuan/penyempurnaan usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.

7. Tanggal 5 Juni 2002 melapor ke Bapak Gubernur Sumatera Utara.

8. Tanggal 6 dan 7 Juni 2002 secara langsung turun ke Kecamatan- kecamatan untuk mendengar dan memfasilitasi usul pemekaran Kabupaten, sekaligus mengingatkan masyarakat agar usul pemekaran tidak menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat termasuk para perantau.

9. Tanggal 8 Juni 2002 menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dengan hasil penerbitan Surat Keputusan DPRD Kabupaten Tapanuli


(29)

Utara Nomor : 16 Tahun 2002 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara.

Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, untuk mempercepat proses pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu :

• Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli Utara guna

memantapkan pemahaman dan melaporkan perkembangan terakhir usul pemekaran kepada Gubernur Sumatera Utara dan Bapak Ketua DPRD Sumatera Utara.

• Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli Utara guna

memantapkan pemahaman dan dukungan bagi terwujudnya pemekaran.

• Meyampaikan laporan tertulis dan pendapat kepada Bapak Gubernur SumateraUtara,

Bapak Menteri Dalam Negeri dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.

• Mengundang Komisi II DPR-RI untuk memantau, mengevaluasi dan berkunjung

langsung ke wilayah yang mengusulkan pemekaran.

• Konsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dalam rangka dukungan APBD

dan pengajuan usul dukungan DPRD Provinsi Sumatera Utara.

• Melakukan akurasi data pendukung Pembentukan Kabupaten sebagaimana diatur

dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 129 Tahun 2000.

• Melakukan Pengkajian dan uji kelayakan pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara yakni

Kabupaten Humbang Hasundutan dengan memohon kesediaan Bapak Mendagri Cq. Dirjen Otonomi Daerah dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.

• Perencanaan persiapan sarana/prasarana dan Aparat guna mendukung pemekaran


(30)

• Menyurati para anak rantau di luar Kabupaten Tapanuli Utara untuk mendukung Usul

Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara sesuai fungsi dan tugas masing-masing.

Pemerintah Pusat sangat responsif terhadap aspirasi ini karena dalam waktu relatif singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD dan Komisi II DPR RI melakukan kunjungan dan pertemuan dengan masyarakat se-wilayah Humbang Hasundutan tanggal 5 September 2002 sebagai lanjutan kunjugan Komisi II DPR-RI tanggal 29 Juli 2002.

Sebagai tindak lanjutnya maka usul pemekaran ini mendapat pembahasan pada Sidang Paripurna DPR-RI yang pada puncaknya melahirkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara.

Pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten Humbang Hasundutan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati Drs. Manatap Simanungkalit di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan.

Mengawali tugas sebagai Bupati Humbang Hasundutan telah membuat pertemuan dengan para Tokoh Masyarakat, adat dan Tokoh Pendidikan serta Tokoh Agama di Daearah ini antara lain guna membicarakan pembuatan Logo Kabupaten Humbang Hasundutan yang disyahkan oleh DPRD.

Visi Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Menjadi Daerah yang Mandiri dan Sejahtera sedangkan misi Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Meningkatkan


(31)

Profesionalisme dan Produktivitas kerja SDM, menyelenggarakan pemerintahan yang baik,meningkatkan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian,meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan, meningkatkan stabilitas politik dan keamanan serta meningkatkan iman dan taqwa. Dan semboyan Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Huta Mas ( Humbang Hasundutan Mandiri dan Sejahtera ). Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki Logo seperti berikut :

Arti Logo:

1. Padi dan Kapas dalam komposisi lingkaran Bulat dan Nama Kabupaten Humbang Hasundutan yang melambangkan Masyarakat Humbang Hasundutan yang telah membulatkan Tekad Membangun Menuju Masyarakat Sejahtera dan Makmur.

2. Bintang Sudut Lima Berwarna Kuning dengan Latar Belakang Warna Merah, Melambangkan bahwa Masyarakat Humbang Hasundutan Menganut dan Percaya Kepada Tuhan Yang M aha Esa dan Warna Kuning sebagai Lambang Keagungan dan Keemasan.

3. Kopi, Ternak, Kuda melambangkan Humbang Hasundutan sebagai daerah Pertanian dan Perkonomian.


(32)

4. Timbangan melambangkan bahwa Masyarakat Humbang Hasundutan Senantiasa Taat Kepada Hukum dan Aturan.

5. Pisau, Tunggal Panaluan dan Perangkatnya Melambangkan Warisan Sejarah Tempat Lahirnya Raja.

6. Pohon Beringin Melambangkan Perlindungan dan Pengayoman Masyarakat

7. Buku Melambangkan Wujud dan Kepedulian Masyarakat Humbang Hasundutan dalam Pendidikan dan Berjuang Menyekolahkan Generasi Muda.

8. Gunung, Tanah, Pohon dan Persawahan Melambangkan bahwa Masyarakat Humbang Hasundutan sebagai Daerah Pertanian, Tanah Kesejukan dan Tanah Pengharapan. 9. Lipatan Ulos Warna Merah, bertuliskan Bona Pasogit merupakan Sarana Kata untuk

Menggugah Perasaan Masyarakat Humbang Hasundutan di Desa sampai Perantauan agar selalu mengingat Kampung Halamannya.

4.2. Gambaran Demografi Kabupaten Humbang Hasundutan

Kabupaten Humbang Hasundutanmerupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang ibukotanya Dolok Sanggul yang memiliki luas sebesar 2.502,71 km2 dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara. Kabupaten Humbang Hasundutan ini berbatasan dengan Kabupaten Samosir ( sebelah utara ), Tapanuli Utara ( sebelah timur ), Tapanuli Tengah ( sebelah selatan ), dan Pakpak Bharat ( sebelah barat ). Kabupaten Humbang Hasundutan teletak pada 201` - 2028` Lintang Utara dan 98010` - 98058` Bujur Timur. Dengan kondisi fisik Kabupaten Humbang Hasundutan berada pada ketinggian 330 – 2.075 dpl.


(33)

Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan Kabupaten pemekaran dari Kabupaten induk Tapanuli Utara yang diresmikan pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 oleh Menteri Dalam Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati Drs. Manatap Simanungkalit sebagai Bupati pertama di Kabupaten Humbang Hasundutan di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan. Pada tahun 2004 diadakan pemilihan Bupati periode 2004 – 2009, Bupati Drs.Maddin Sihombing, Msi terpilih sebagai Bupati dan Drs. Marganti Simanullang, Msi sebagai Wakil Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan.

Keanekaragaman penduduk terdiri dari beberapa suku Batak Toba, Pakpak, Simalungun, Nias, Jawa, dan Mandailing yang menyebar hampir diseluruh kecamatan. Masing - masing penduduk memeluk agama dan kepercayaan seperti Islam, Kristen Protestan, Katholik, dengan toleransi beragama diantara masyarakat terbina dengan baik. Berdasarkan hasil penda taan tahun 2004 jumlah penduduk 155.222 Jiwa dengan rata-rata kepadatan penduduknya 66,47 Jiwa / Km2. Dan berdasarkan data sensus penduduk 2010 jumlah penduduk 156.169 jiwa dengan kepadatan penduduknya 66,87 Jiwa /Km2.

Sedangkan kontribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah Pertanian, Perdangangan, Pegawai Negeri Sipil dan TNI serta sebagian kecil industri / kerajinan tangan. Dan penghasilan utama di kabupaten ini adalah dari sektor pertanian. Kabupate


(34)

(35)

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. Pengolahan data

Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh tidak melalui survei ( pendataan langsung ). Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara dan Departemen Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Banyaknya TFR dan IMR pada periode tahun 2003 – 2009 di Kabupaten Humbang Hasundutan

Tahun TFR IMR

2003 3,54 36,55

2004 3,48 35,67

2005 3,42 34,19

2006 3,35 32,57

2007 3,14 31,50

2008 3,05 30,10

2009 2,95 29,68

Sumber : BPS Sumatera Utara Dalam Angka


(36)

Gambar 4.1. : Banyaknya TFR dan IMR Periode Tahun 2003 – 2009 di Kabupaten

Humbang Hasundutan.

4.2. Fertilitas

Data yang dilakukan untuk menganalisis fertilitas adalah tingkat fertilitas total ( TFR ), yaitu rata – rata yang dilahirkan oleh wanita dalam masa usia subur. Sebelum memproyeksikan TFR maka harus lebih dahulu diketahui tingkat pertumbuhan TFR pada setiap tahun, disingkat dengan (r). Untuk mencari r dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

1. Tingkat pertumbuhan fertilitas (r) dengan menggunakan rumus eksponensial:

Rumus : pt = p0.ert Dengan :

a. p 2009 = 2,95

p2004 = 3,48 t = 5 tahun


(37)

r = ...? Sehingga :

pt = P0.ert p 2009 = P2004.ert

2,95 = 3,48 x 2,7182825r

2,7182825r =

2,7182825r = 0,8477 5r log 2,718282 = log 0,8477

5r 0,4343 = - 0, 07176

5r =

5r = - 0,1652 r = - 0,0330

r = - 0,0330 x 100% = - 3,30%

Dari perhitungan bahwa tingkat pertumbuhan TFR di Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan sebesar 3,30% setiap tahunnya.

4.2.1. Proyeksi TFR pada tahun 2013 dengan menggunakan rumus eksponensial

Rumus : Pt = P0.ert

Dengan : Pt = P2013 = . . . . .? P0 = P2009 = 2,95 t = 1 tahun r = -0, 0330 Sehingga :


(38)

Rumus : pt = p0.ert

Dengan : pt = p2013 = . . . . .? p0 = p2009 = 2,95 t = 4 tahun r = -0, 0330 Sehingga :

pt = p0.ert p2013 = p2009.ert

= 2,95 x 2,7182824(-0,0330) = 2,95 x 2,7182820,132 = 2,95 x 0,8763409878 p2013 = 2,585205914

p2013 = 2,59

Dari hasil proyeksi yang didapat bahwa pada tahun 2013 diperkirakan TFR mengalami penurunanan sebesar 2,59 bayi per wanita usia subur. Pada tahun 2013 terdapat kelahiran 3 orang bayi per 1000 wanita subur.

Salah satu yang dapat menekan angka kelahiran adalah 1. Usia perkawinan pertama

Usia perkawinan pertama merupakan salah satu yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan penduduk karena berpengaruh langsung terhadap perkembangan fertilitas. Wanita umur 10 tahun ke atas yang melangsungkan perkawinan akan melalui suatu proses biologis yaitu melahirkan berulang kali sampai dengan masa monopause. Oleh karena itu umur perkawinan pertama


(39)

dianggap mempengaruhi panjangnya masa reproduksi. Semakin muda seorang wanita menikah, maka semakin panjang masa reproduksinya dan semakin besar pula kemungkinannya untuk malahirkan anak.

2. Penggunaan alat / cara KB

Penggunaan KB juga sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan bayi dan akan mempengaruhi pertumbuhan penduduk juga.

Upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk erat kaitannya dengan program Keluarga Berencana ( KB ). Salah satu sebab terjadinya angka penurunan bayi adalah berhasilnya pelaksanaan gerakan KB yang telah dimulai sejak tahun 70-an. Sasaran program penekanan angka fertilitas adalah PUS ( Pasangan Usia Subur ) karena pada usia subur tersebut ( 15 – 49 tahun ), seorang wanita berada pada kemungkinan terbesar untuk melahirkan.

4.3. Mortalitas

Angka kematian bayi merupakan indikator penting untuk mengetahui keadaan derajat kesehatan disuatu masyarakat karena bayi yang baru lahir sanagat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat si bayi tinggal dan erat juga dengan status sosial orangtua si bayi. Kemampuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunkan angka kematian bayi. Oleh karena itu angka kematian bayi dipakai sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan serta kondisi sosial masyarakat.


(40)

Program bidang kesehatan dilaksanakan pada seluruh siklus hidup manusia, mulai dari masa kandungan, anak – anak, remaja, hingga masa lanjut usia. Demikian halnya dengan pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan yang selalu menurunkan angka kematian bayi. Tabel 4.2. Tingkat Infant Mortality Rate periode tahun 2003 – 2009 di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tahun IMR AHH

2003 36,55 67,10

2004 35,67 67,10

2005 34,19 67,30

2006 32,57 67,50

2007 31,50 67,80

2008 30,10 67,70

2009 29,68 67,80

Sumber : BPS Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka

Gambar 4.2 : Tingkat IMR pada periode tahun 2003 – 2009 di Kabupaten Humbang Hasundutan

Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat kematian bayi di kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan. Ini dapat menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan serius menanggapi angka kematian bayi.


(41)

Untuk mencapai proyeksi angka kematian bayi (IMR), maka terlebih dahulu harus diketahui tingkat pertumbuhan kematiannya. Untuk mencarinya dapat dilakukan dengan

1. Angka pertumbuhan kematian bayi dengan rumus eksponensial

Rumus : pt = p0. ert

Dengan : pt = p2009 = 29,68 p0 = p2004 = 36,67 t = 5 tahun

r = . .. . . .. .? sehingga : pt = p0.ert

p2009 = p2003.ert

29,68 = 36,67 x 2,7182825r

2,7182825r =

2,7182825r = 0,8094 5r log 2,718282 = log 0,8094 5r x 0,4343 = - 0, 0025

5r =

5r = - 0,0058

r =

r = - 0, 0012

r = - 0,0012 x 100% = - 0,12%

4.3.1. Proyeksi Angka Kematian Bayi ( IMR ) pada tahun 2013 dengan Rumus Eksponensial.


(42)

Rumus : Pt = P0.ert Dengan

pt = p2013 = ...? p0 = p2009 = 29,68 t = 4 tahun

r = - 0,0012

Sehingga :

pt = p0.ert

= 29,68 x 2,718282 4(-0,0012) = 29,68 x 2,7182820,0048 = 29,68 x 0,9952115013 = 29,53787736

p 2013 = 29,54

Dari hasil proyeksi di dapat bahwa pada tahun 2013 diperkirakan IMR di Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan sekitar 29,54 bayi. Bahwa pada tahun 2013 di Kabupaten Humbang Hasundutan terjadi kematian bayi sekitar 30 orang per 1000 bayi hidup.

4.4. Angka Harapan Hidup ( AHH )

Angka harapan hidup pada suatu usia merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat sosial ekonomi secara umum. Indikator yang sering dipakai adalah angka harapan hidup waktu lahir yang didefenisikan sebagai rata – rata tahun kehidupan yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir.


(43)

Angka Harapan Hidup (AHH) pada suatu umur didefenisikan sebagai rata – rata jumlah tahun kehidupan yang masih dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tetap dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakat.

Seiring dengan menurunnya angka kematian bayi maka angka harapan hidup mengalami kenaikan. Di Kabupaten Humbang Hasundutan sendiri angka harapan hidup terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena terjadinya krisis moneter yang berpengaruh pada sosial ekonomi masyarakat. Selain itu hal ini dapat disebabkan oleh semakin meningkatnya biaya hidup masyarakat yang secara nyata juga berpengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat

4.4.1. Penurunan Angka Kematian Bayi

Faktor sosial dan ekonomi merupakan faktor penentuan mortalitas bayi. Namun faktor sosial dan ekonomi tidak bersifat langsung, yaitu harus melalui mekanisme biologi tertentu ( variabel antara ) yang kemudian menimbulkan resiko dan selanjutnya bayi sakit. Dan apabila tidak sembuh akhirnya bayi akan cacat atau bisa saja meninggal.

Faktor – faktor lain seperti material, lingkungan, gizi, penolong, persalinan pertama dan pelayanan kesehatan merupakan beberapa variabel antara yang dapat mempengaruhi angka kematian bayi.

Dalam mekanismenya, penyakit dan kurang gizi merupakan variabel antara pada angka kematian bayi karena dapat mempengaruhi kematian bayi itu sendiri. Faktor sosial – ekonomi juga sangat mempengaruhi kematian bayi. Yang termasuk faktor sosial dan ekonomi adalah faktor – faktor yang ada dalam individu, keluarga, dan masyarakat.


(44)

1. Penolong Persalinan

Untuk penolong persalinan bayi dapat dijadikan salah satu faktor tingkat kematian bayi. Dilihat dari kesehatan ibu persalinan oleh tenaga medis seperti dokter atau bidan dalam hal ini lebih baik daripada penolong persalinan yang lain.

Selain proses persalinan bayi juga harus mendapat asupan gizi yang baik dan yang paling penting adalah pemberian ASI ( Air Susu Ibu ). ASI merupakan zat yang paling sempurna dan sangat dibutuhkan bayi untuk membantu pertumbuhan bayi dan dapat menambah berat badan lebih cepat. Selain itu, ASI juga mengandung zat untuk imunitas / kekebalan tubuh terhadap penyakit serta dapat memberikan dampak psikologis yakni mendekatkan hati ibu dan anak dalam menjalin hubungan.

Tabel 4.3. Persentase menurut penolong kelahiran tahun 2010

No Kecamatan Dokter Bidan Perawat

1 Bakti Raja 1 14 9

2 Matiti 2 35 14

3 Lintongnihuta 3 49 21

4 Onanganjang - 22 16

5 Pakkat 5 20 45

6 Paranginan 2 14 24

7 Hutapaung 5 27 30

8 Bonandolok 1 13 15

9 Hutagalung 2 14 8

10 Saitnihuta 2 17 26

11 Tara Bintang 2 9 18

12 Parlilitan 3 19 21

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan


(45)

Kabupaten Humbang Hasundutan yang kini terdiri dari 12 kecamatan memberikan pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan juga Posyandu yang dapat kita lihat pada tabel

Tabel 4.4. Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnnya Menurut Kecamatan tahun 2010

Sumber : Departemen Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan

No. Sarana Kesehatan Jumlah

1 Dinas Kesehatan 1

2 RSU 1

3 Puskesmas 12

4 Puskesmas Pembantu 23

5 Poskesdes 167

6 Posyandu 236

7 Apotek 5

8 Toko Obat 20


(46)

(47)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahap Implementasi

Tahapan Implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis kedalam programming (coding). Pada tahapan inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa pemograman tertentu untuk menghasilkan sebuah system informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis.

Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehimgga system yang dibentuk memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri.

Implementasi yang sudah selesai harus diujicoba kehandalannya sehingga dapat diketahui kehandalan dari system yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam data pengolahan angka kelahiran dan kematian bayi pada tahun 2012 di kabupaten Langkat, implementasi yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan Software Excel.


(48)

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan windows, pastikan Microsoft excel berada pada jaringan Microsoft windows. Lalu lanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini:

1. Dari windows klik start pada taskbar, lalu klik program. Tampil item menu program aplikasi yang telah diinstal.

2. Klik Microsoft excel, secara otomatis akan tampil jendela utama excel dan selanjutnya digunakan langsung untuk memanipulasi atau data lainnya.

Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan Excels

5.3 Jendela Lembar Kerja Excel

Setelah pengaktifan, akan tampil lembar kerja excel yang siap digunakan. Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan dari atas ke bawah dan baris


(49)

berurutan ke kanan.Excel memiliki 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja. Bentuk lembar kerja tersebut seperti di bawah ini:

Gambar 5.2 Tampilan Jendela Microsoft Excel

Pada setiap kolom dan baris terhadap sel. Sel ini didefinisikan dengan alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris. Pada lembar kerja excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi yang tersendiri.

5.4 Pengisian Data

Pengisian data ke dalam lembar kerja excel adalah sama dengan pemasukkan dan pengetikan data kedalamnya.

Dalam mengisi data kedalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:


(50)

2. Ketik data yang yang diinginkan.

3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel yang lain untuk konfirmasi atau mengakhirinya.

Gambar 5.3 Tampilan Kotak Pengisian Data

5.5 Pembuatan Grafik

Grafik pada excel menjadi satu dengan data terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih berada di file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel, biasanya menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah:

1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat grafik.

2. Klik insert pada tskbar, tampil kotak dialog chart type pada kotak charts.

3. Klik type grafik yang diinginkan dan klik next. Tampil kotak chart source data.


(51)

4. Pada tampilan akan langsung terlihat grafik yang terpilih. Kemudian taskbar secara otomatis pindah ke bagian design.

5. Pada kotak chart layout pilihlah salah satu bentuk desain grafiknya. Kemudian ketik jidul grafik. Setelah itu klik select data pada kotak data di taskbar tampil kotak dialog select data source.

6. Pada kotak switch row/coloums, anda bisa meletakkan nama grafik sesuai keinginan, lalu klik ok.Maka grafik akan diletakkan di tempat kerja.


(52)

(53)

BAB 6

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari seluruh hasil pembahasan dan analisa data yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari perhitungan itu di dapat bahwa tingkat TFR di Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan sebesar - 3,30% setiap tahunnya. Penurunan ini disebabkan karena sudah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap keadaan sosial ekonomi.

2. Dari analisa yang menggunakan rumus eksponensial diperoleh hasil proyeksi angka kelahiran bayi ( TFR ) di Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun 2013 sebesar 2,59 bayi, yang berarti pada tahun 2013 terdapat 3 orang bayi lahir per 100 o0rang wanita subur

3. Tingkat kematian (r) bayi di Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan sebesar -0,0012% pada tahun 2003 – 2009. Hal ini disebabkan karena perawatan dari ibu kepada anak baik.

4. Angka kematian bayi pada tahun 2013 di Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan menjadi 29,52 bayi yang mati dari 1000 bayi yang lahir.


(54)

Adapun saran – saran dalam karya ilmiah ini sebagai berikut:

1. Sebaiknya tingkat kesehatan ditingkatkan dengan cara sarana kesehatan diperbaiki dan penolong diperbanyak ditiap Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang merata.

2. Program KB sebaiknya makin ditingkatkan pada masyarakat sehingga kesejahteraan penduduk tercapai.

3. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai kesehatan ibu dan bayi sebaiknya diselenggarakan sehingga masyarakat mengetahui hal – hal apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Johan,2008.Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan. 2003 – 2009. Humbang Hasundutan dalam Angka 2003 – 2009. Humbang Hasundutan : BPS Humbang Hasundutan.

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sudjana.2005. Metode Statistika. Bandung : PT Tarsito


(1)

2. Ketik data yang yang diinginkan.

3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel yang lain untuk konfirmasi atau mengakhirinya.

Gambar 5.3 Tampilan Kotak Pengisian Data

5.5 Pembuatan Grafik

Grafik pada excel menjadi satu dengan data terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih berada di file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel, biasanya menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah:

1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat grafik.

2. Klik insert pada tskbar, tampil kotak dialog chart type pada kotak charts.

3. Klik type grafik yang diinginkan dan klik next. Tampil kotak chart source data.


(2)

4. Pada tampilan akan langsung terlihat grafik yang terpilih. Kemudian taskbar secara otomatis pindah ke bagian design.

5. Pada kotak chart layout pilihlah salah satu bentuk desain grafiknya. Kemudian ketik jidul grafik. Setelah itu klik select data pada kotak data di taskbar tampil kotak dialog select data source.

6. Pada kotak switch row/coloums, anda bisa meletakkan nama grafik sesuai keinginan, lalu klik ok.Maka grafik akan diletakkan di tempat kerja.

Gambar 5.4 Tampilan Pembuatan Grafik


(3)

(4)

BAB 6

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari seluruh hasil pembahasan dan analisa data yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari perhitungan itu di dapat bahwa tingkat TFR di Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan sebesar - 3,30% setiap tahunnya. Penurunan ini disebabkan karena sudah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap keadaan sosial ekonomi.

2. Dari analisa yang menggunakan rumus eksponensial diperoleh hasil proyeksi angka kelahiran bayi ( TFR ) di Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun 2013 sebesar 2,59 bayi, yang berarti pada tahun 2013 terdapat 3 orang bayi lahir per 100 o0rang wanita subur

3. Tingkat kematian (r) bayi di Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan sebesar -0,0012% pada tahun 2003 – 2009. Hal ini disebabkan karena perawatan dari ibu kepada anak baik.

4. Angka kematian bayi pada tahun 2013 di Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan menjadi 29,52 bayi yang mati dari 1000 bayi yang lahir.

7.2. Saran


(5)

Adapun saran – saran dalam karya ilmiah ini sebagai berikut:

1. Sebaiknya tingkat kesehatan ditingkatkan dengan cara sarana kesehatan diperbaiki dan penolong diperbanyak ditiap Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang merata.

2. Program KB sebaiknya makin ditingkatkan pada masyarakat sehingga kesejahteraan penduduk tercapai.

3. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai kesehatan ibu dan bayi sebaiknya diselenggarakan sehingga masyarakat mengetahui hal – hal apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Johan,2008.Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan. 2003 – 2009. Humbang Hasundutan dalam Angka 2003 – 2009. Humbang Hasundutan : BPS Humbang Hasundutan.

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sudjana.2005. Metode Statistika. Bandung : PT Tarsito