Proyeksi Angka Kelahiran Dan Kematian Bayi Pada Tahun 2012 Di Kabupaten Asahan

(1)

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2012 DI KABUPATEN ASAHAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

ADE SYAFRIZAL 062407030

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PERSETUJUAN

Judul : PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN

BAYI PADA TAHUN 2012 DI KABUPATEN ASAHAN

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : ADE SYAFRIZAL

Nomor Induk Mahasiswa : 062407030

Program Studi : DIPLOMA 3 (D3) STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan,

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Dosen Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Ramli Barus, M.Si NIP 131796149 NIP 131693610


(3)

PERNYATAAN

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2012 DI KABUPATEN ASAHAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing–masing disebutkan sumbernya.

Medan,

ADE SYAFRIZAL 062407030


(4)

PENGHARGAAN

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang tiada terkira atas segala kenikmatan yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Salawat beserta salam kepada junjungan mulia Rasulullah saw keluarga dan sahabat.

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan pada jurusan Statistika Program Diploma III Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyajian Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Penghargaaan dan rasa terimakasih yang tulus Ananda ucapkan kepada Ayahanda (Syarif Effendi Musa) dan ibunda tercinta (Khadijah) yang telah membesarkan,mendidik, dan memberi motivasi baik moril maupun materil kepada Ananda, terima kasih atas doa dan kasih sayangnya.

Penyelesaian Tugas Akhir ini tak lepas dari bantuan serta sokongan berbagai pihak. Untuk itu izinkan penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc, Selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU

2. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc, Selaku Ketua Jurusan D-3 Statistika dan Ilmu Komputer FMIPA USU

3. Bapak Drs. Ramli Barus, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Penulis dalam Penulisan Tugas Akhir ini

4. Seluruh Staf dan pegawai program studi D-3 Statistika FMIPA USU

5. Abangku (Zulham Effendi) dan adik – adikku (Muhammad Syahrial, Muhammad Fauzi), persembahan untuk Almarhum kakek dan nenek, dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan motivasi pada penulis.

6. Teman – temanku (Widodo, Rahim, Abdi, Umar, Ijal, Jali, Ainan, Dece, Pero, Fonna, Loren, Nani, Wika) makasih sokongannya sewaktu ngerjai Tugas Akhir ini dan maksih juga lelucon – leluconnya sewaktu kuliah semoga kita tergolong dalam orang – orang yang sukses kelak amin. Buat Evan, Arfan, Asep, dan anak-anak Sonic yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, makasih perhatiannya sebagai sobat, semoga tim kita lebih solid lagi, amin.

Junior ku (Tongku, Haris, Friska, Tika, Yuli, yang pastinya buat anak STAT 2006 S/D 2008 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. I’m Always missing all of u. Akhirul kalam penulis memanjatkan doa Kepada Allah SWT agar segala kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis dapat dibalas oleh Allah


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vi

Daftar Gambar vii

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Metode Penelitian 4

1.6 Sistematika Penulisan 6

Bab 2 Landasan Teori 7

2.1 Pengertian 7

2.1.1 Fertilitas 7

2.1.2 Mortalitas 9

2.2 Proyeksi 11

2.2.1 Rumusan yang digunakan 12

2.2.2 Peranan Proyeksi 13

Bab 3 Sejarah Singkat Tempat Riset 15

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik di Indonesia 15

3.1.1 Masa Pemerintahan Belanda 15

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 16

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik 16


(6)

3.2 Visi dan Misi 19

3.2.1 Visi 19

3.2.2 Misi 19

3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 19

Bab 4 Analisa dan Pembahasan 21

4.1 Pengumpulan Data 21

4.2 Fertilitas 22

4.2.1 Proyeksi Angka Kelahiran (TFR) pada Tahun 2012

dengan Menggunakan Rumus Eksponensial 26

4.2.2 Proyeksi Angka Kelahiran (TFR) pada Tahun 2012

dengan Menggunakan Rumus Geometri 27

4.3 Angka Kematian Bayi 28

4.3.1 Angka Harapan Hidup 31

4.3.2 Mekanisme Penurunan Angka Kematian Bayi 32 4.3.3 Proyeksi Angka Kematian Bayi (IMR) pada Tahun 2012

dengan Menggunakan Rumus Eksponensial 35

4.3.4 Proyeksi Angka Kematian Bayi (IMR) pada Tahun 2012

dengan Menggunakan Rumus Geometri 36

Bab 5 Implementasi Sistem 38

5.1 Tahap Implementasi 38

5.2 Pengaktifan Excel 39

5.3 Jendela Lembar Kerja Excel 40

5.4 Pengisian Data 41

5.5 Pembuatan Grafik 42

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 43

6.1 Kesimpulan 43

6.2 Saran 44


(7)

DAFTAR TABEL

T abel 4.1 Banyaknya TFR dan IMR pada Periode Tahun 1997-2007

di Kabupaten Asahan 21

Tabel 4.2 Tingkat Infant Mortality Rate (IMR) periode Tahun 1997-2007

di Kabupaten Asahan 29

Tabel 4.3 Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama Tahun 2007 33 Tabel 4.4 Banyaknya Rumah Sakit dan Kapasitas Tempat Tidur 2007 34 Tabel 4.5 Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnya 2007 35


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Tingkat TFR dan IMR Periode Tahun 1997-2007

di Kabupaten Asahan 22


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kesejahteraan penduduk merupakan suatu tujuan penting yang ingin dicapai setiap negara. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah berusaha membuat suatu kebijakan-kebijakan penting dan berusaha memenuhi sarana dan fasilitas yang menunjang bagi kesejahteraan penduduk.

Menteri kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih rendah dan ini tercermin tingginya tingkat kematian bayi dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.

Tingkat kematian bayi (infant mortality) di Indonesia adalah 58 per seribu kelahiran, suatu angka yang cukup tinggi. Dengan angka ini Indonesia menduduki urutan ke-71 dari 130 negara yang dijadikan penelitian oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam hal kematian bayi. (kompas, 13 maret 2003).


(10)

Selama ini penelitian dibidang mortalitas hampir dikesampingkan, tidak terkecuali pula di Indonesia. Penelitian mortalitas di Indonesia jumlahnya relative sangat sedikit, dan itupun lebih banyak menekankan pada aspek dan tingkat perkembangannya. Keadaan ini disebabkan karena selama ini ada anggapan bahwa arah perkembangan tingkat kematian akan cendrung terus menurun.

Kabupaten Asahan salah satu lokasi yang dipilih, dimana data-data mengenai angka kelahiran dan kematian bayi secara statistik sudah tersusun dengan baik.

1.2. Identifikasi Masalah

Adapun masalah yang dianalisis didalam penyusunan tugas akhir ini sebagai berikut: 1. Memproyeksikan angka kelahiran dan kematian bayi pada tahun 2012 di

Kabupaten Asahan.

2. Dengan menggunakan rumus pertumbuhan angka kelahiran dan kematian bisa dibuat perencanaan tingkat kesehatan.

3. Menghitung tingkat laju pertumbuhan kelahiran dan kematian bayi dengan menggunakan data tahun 1997-2007.


(11)

1.3. Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini agar tidak menyimpang dari sasaran yang dituju maka perlu membuat batasan ruang lingkup permasalahan. Sebagai pembatasan masalah ini adalah hanya terbatas pada analisa untuk mengetahui tingkat kenaikan/ penurunan angka kelahiran dan kematian bayi serta memperkirakan jumlah kelahiran dan kematian pada tahun 2012 di Kabupaten Asahan.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memberikan gambaran berapa besarnya angka kematian dan kelahiran bayi kalau diproyeksikan pada tahun 2012 yang akan datang.

2. Menjadi suatu bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Asahan sehingga dapat diambil kebijakan dimasa depan.

3. Sebagai bahan perbandingan untuk mengetahui kebenaran daripada rumus yang digunakan dengan hasil yang diperoleh nantinya.


(12)

1.5. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara sebagai berikut: 1. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan , dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, penulis lakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.

3. Teknik dan Analisa Data

Data penelitian dianalisis dengan menggunakan proyeksi dan fenomena yang bersifat tumbuh secara eksponensial, geometri.

a. Eksponensial

Eksponensial adalah pertumbuhan penduduk secara terus menerus setiap hari dengan angka pertumbuhan (rate) yang konstan.


(13)

Adapun rumus proyeksi eksponensial adalah sebagai berikut: Pt = P0.ert

dimana:

Pt = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t P0 = jumlah kelahiran bayi pada tahun dasar

e = angka eksponensial (2.718282) t = jangka waktu (dalam tahun)

b. Geometri

Geometri adalah pertumbuhan bertahap (discrate) dimana dalam grafik ditiap tahun merupakan satu tahap.

Adapun rumus proyeksi geometri adalah sebagai berikut: Pt = P0 (1 + r)t

dimana:

Pt = jumlah kematian dan kelahiran bayi pada tahun t P0 = jumlah kematian dan kelahiran bayi tahun dasar r = tingkat pertumbuhan kelahiran dan kematian bayi t = jangka waktu dalam tahun


(14)

4. Lokasi Penelitian

Penelitian atau pengumpulan data mengenai Proyeksi Angka Kelahiran dan Kematian Bayi pada Tahun 2012 di Kabupaten Asahan berdasarkan data tahun 1997-2007 diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Jln. Asrama No.179 Medan.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan uraian teoritis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah tugas akhir.

BAB 3: ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini penulis membahas tentang cara penggunaan rumus yang telah ditentukan oleh penulis untuk melakukan evaluasi terhadap penelitian.


(15)

BAB 4: IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang implementasi system yang digunakan untuk analisis penelitian.

BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran penulis berdasarkan kesimpulan yang didapat.


(16)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian-pengertian

Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada.

2.1.1. Fertilitas

Fertilitas adalah suatu istilah yang digunakan didalam bidang demografi untuk menggambarkan jumlah anak yang benar-benar dilahirkan hidup. Atau dengan kata lain fertilitas adalah suatu ukuran yang diterapkan untuk mengukur hasil reproduksi dari wanita yang diperoleh dari data statistik kelahiran anak.

Kependudukan Indonesia umumnya adalah penurunan pertumbuhan penduduk, perbaikan penyebaran dan peningkatan kualitas manusia. Kelahiran merupakan indikator yang penting didalam melaksanakan perencanaan kesehatan.


(17)

Angka kesuburan dan angka kelahiran ini dipengaruhi oleh: 1. Umur memulai hubungan kelamin.

2. Kesuburan atau kemandulan biologis, baik disengaja atau tidak disengaja. 3. Peningkatan pelayanan kesehatan pada umumnya.

4. Kematian janin, baik disengaja atau tidak disengaja. 5. Keluarga berencana pada khususnya.

Angka kelahiran dapat dipakai untuk menyusun strategi kebijaksanaan baru dalam upaya peningkatan derajat kesehatan.

Dalam analisa fertilitas banyak sekali tolak ukur yang dapat digunakan untuk pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas. Karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi dia dapat melahirkan lebih dari satu bayi, kompleksnya pengukuran fertilitas karena kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri), sedang kematian hanya melibatkan satu orang saja. Dalam hal mendukung perencanaan kelahiran ini, dalam hal ini penulis hanya menggunakan metode eksponensial untuk memproyeksikan kelahiran kemasa depan dan menggunakan metode geometri.


(18)

Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya angka kelahiran yaitu: 1. faktor demografi, dan 2. faktor non demografi. Faktor demografi diantaranya struktur umum, status perkawinan, umur kawin, sedangkan faktor non demografi adalah keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita dan lain-lain. Variabel diatas dapat berpengaruh secara langsung terhadap fertilitas.

2.1.2. Mortalitas

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Komponen ini bukan saja bagi pemerintah secara keseluruhan melainkan perlu juga bagi pihak swasta, terutama yang berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Perlunya data ini dapat menunjang proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan.

Yang dimaksud dengan kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran. Dari definisi diatas terlihat bahwa keadaan mati hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan kata lain, mati tidak pernah ada apabila kehidupan tidak ada, sedang kehidupan selalu dimulai dengan lahir hidup.

Lahir hidup menurut badan UN (United Nation) dan WHO (World Health Organitation):


(19)

1. Lahir hidup yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya masa kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda kehidupan lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat sudah dipotong atau belum.

2. Lahir mati yaitu peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya. Dari definisi lahir hidup diatas maka lahir mati tidak digolongkan mati atau hidup termasuk dalam arbortus.

Banyak sekali faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi, secara garis besar dari segi penyebabnya, kematian bayi dibedakan atas dua jenis yaitu:

1. Kematian bayi endogen

Kematian bayi disebabkan oleh faktor-faktor anak yang dibawa sejak lahir, diwarisi oleh orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya sejak kehamilan.

2. Kematian bayi eksogen

Kematian bayi yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan.

Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesehatan masyarakat. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.


(20)

2.2. Proyeksi

Sebelum masuk dalam aplikasi proyeksi perhitungan angka kelahiran dan kematian bayi di Kabupaten Asahan, maka ada baiknya diketahui dulu tentang proyeksi serta sejauh mana peranan dan keterkaitannya dalam proses pengambilan keputusan. Proyeksi secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan dimasa yang akan datang berdasarkan data yang telah ada.

Untuk mengurangi resiko perlu kiranya asumsi yang diambil oleh pembuat keputusan didukung oleh proyeksi tentang perkembangan dimasa yang akan datang secara objektif, yakni dengan didasarkan atas data yang relevan dari waktu ke waktu pada masa lalu untuk diproyeksikan kedepan agar diperoleh informasi yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

Peramalan pada dasarnya adalah merupakan suatu perkiraan atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian yang akan datang (Supranto), dimana hasil proyeksi tersebut menggambarkan tingkat kemampuan untuk masa yang akan datang. Kualitas hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan sekecil mungkin. Bila dirumuskan error = hasil ramalan – kenyataan. Jadi bola errornya kecil bahkan bisa mendekati nol, maka ramalan itu dapat dikatakan peramalan yang baik.


(21)

2.2.1. Rumusan Yang Digunakan

Ada beberapa model matematika yang relevan, dan mungkin digunakan perhitungan secara proyeksi, dan rumus yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan angka kelahiran dan kematian bayi disini adalah secara: eksponensial, geometri.

1. Eksponensial adalah pertumbuhan penduduk secara terus-menerus setiap hari dengan angka pertumbuhan (range) yang konstan.

Rumus : Pt = P0.ert

Pt = jumlah kematian dan kelahiran bayi pada tahun t P0 = jumlah kematian dan kelahiran bayi pada tahun dasar e = angka eksponensial (2.718282)

t = jangka waktu (dalam tahun)

r = tingkat pertumbuhan kelahiran dan kematian bayi

2. Geometri adalah pertumbuhan bertahap (discrete) dimana dalam grafik ditiap tahun merupakan satu tahap.

Rumus : Pt = P0 (1 + r)t

Pt = jumlah kematian dan kelahiran bayi pada tahun t P0 = jumlah kematian dan kelahiran bayi pada tahun dasar


(22)

r = tingkat pertumbuhan kelahiran dan kematian bayi t = jangka waktu (dalam tahun)

2.2.2. Peranan Proyeksi

Jika dikaitkan dengan masalah manajemen, maka proyeksi dapat digunakan untuk:

1. Dasar suatu perencanaan, agar suatu perencanaan sesuai dengan kemampuan yang ada sehingga dapat dicegah terjadinya suatu perencanaan yang ambisius dan susah untuk dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan personil, kemampuan pembiayaan (keuangan) serta kemampuan material.

2. Alat pengendalian terhadap pelaksanaan atau implementasi perencanaan tersebut agar bisa diketahui dengan segala kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi untuk dapat dilakukan perbaikan atau koreksi.

Dasar evaluasi, apakah realisasi hasil kerja di lapangan sesuai dengan proyeksi yang telah ditetapkan, kurang dari itu atau bahkan melampaui. Kalau proyeksi tidak tercapai, faktor-faktor apa yang menyebabkannya, untuk itu semua diperlukan data dan analisis.


(23)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik di Indonesia

Sejarah Badan Pusat Statistik dibagi dalam tiga masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan dan masa orde baru. Masa sebelum kemerdekaan dibagi kembali dalam dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan masa pemerintahan Jepang.

A.Masa Pemerintahan Belanda

a. Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali dibentuk oleh direktur pertanian, kerajinan, dan perdagangan (Directur van landbow nijerverheid en Handel) yang berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.

b. Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk badan statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diserahi tugas merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin.


(24)

c. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central kantor Voor de Statistik (CKS) atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilaksanakan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (AIU) yang sekarang disebut kantor bea dan cukai.

B. Masa Pemerintahan jepang

a. Pada bulan Juni 1944, pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya di arahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer.

b. Pada masa ini CKS diganti menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

C. Masa Kemerdekaan Republik

a. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi Linggarjati. Sementara ini pemerintah Balanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.


(25)

b. Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219/S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada menteri kemakmuran.

c. Dengan Surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 no. P/44, lembaga KPS berada dibawah tanggung jawab menteri perekonomian. Selanjutnya keputusan menteri perekonomian tanggal 24 Desember 1953 no. 18.009/M KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggara tata usaha yang disebut Afdeling B.

d. Dengan keputusan presiden RI No. 131 tahun 1957, kementerian perekonomian dipecah menjadi kementerian perdagangan dan perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan presiden RI No. 172 tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 nama KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah perdana menteri.

D. Masa Orde baru Sampai Sekarang

a. Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi Biro Pusat Statistik.

b. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu :


(26)

3. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang organisasi BPS dan keputusan presiden No. 6 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik.

4. Undang-undang no. tahun 1997 tentang statistik. 5. Keputusan presiden RI No. 86 tentang BPS.

6. Keputusan kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS.

7. PP No. 51 Tahun 1999 tentang penyelenggara statistik.

c. Tahun 1968 ditetepkan peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980 peraturan

pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan peraturan pemerintah no. 6 tahun 1980 di tiap propinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik propinsi. Di Kabupaten/ Kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/ Kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 ditetapkan nama Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang Baru.


(27)

3.2. Visi dan Misi

3.2.1. Visi

Badan Pusat Statistik mempunyai visi untuk menjadikan informasi sebagai tulang punggung pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

3.2.2. Misi

Dalam menunjang pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu dan handal, efektif dan efesien, peningkatan kesadaran masyarakat akan kegunaan badan statistik dan pengemban ilmu pengetahuan statistik dalam kehidupan sehari-hari.

3.3. Struktur Organisasi Badan Pusat Statisik

Badan Pusat Statistik adalah suatu lembaga pemerintah non-departemen yang bertangung jawab kepada presiden. Ini menjamin BPS tidak tergantung pada instansi pemerintah lainnya dalam menghasilkan data statistik.

Struktur organisasi BPS pada peraturan pemerintah No. 2 tahun 1992. di daerah-daerah terdapat 27 kantor perwakilan Badan Pusat Statistik tingkat propinsi, dan


(28)

dibawahnya terdapat 302 kantor perwakilan Badan Pusat Statistik tingkat Kabupaten/ Kotamadya.

Kantor statistik tingkat propinsi dibagi dalam dua kategori yaitu tipe A dan tipe B. Tipe kantor statistik tersebut didasarkan atas beban kerja serta pertimbangan lain yang dinilai mempunyai keterkaitan langsung dengan tugas dan fungsi kantor statistick propinsi. Pengumpulan data penulis ini yang dilakukan di BPS dan masuk dalam kategori tipe A. Kantor statistik tipe A berlokasi dienam propinsi yaitu : DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timr, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan sedangkan kantor statistik di propinsi lainnya bertipe B.

Menteri statistik adalah aparat Badan Pusat Statistik di Kecamatan yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Statistik tingkat II. Mereka itu adalah petugas pengumpul data statistik yang secara langsung berhubungan dengan responden. Untuk memperlancar kegiatan statistik dan menghindari kecurigaan diantara responden, undang-Undang statistik juga mengatur berbagai ketentuan, termasuk kewajiban untuk memberikan data, kerahasiaan data individual pelanggaran hukum.


(29)

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang didapat tidak melalui survei (pendataan langsung). Data didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Asahan Dalam Angka.

Tabel 4.1. Banyaknya TFR dan IMR pada periode tahun 1997-2007 di Kabupaten Asahan

Tahun TFR IMR

1997 3.61 52.30

1998 3.50 52.00

1999 3.45 53.60

2000 3.44 52.60

2001 3.24 48.50

2002 3.33 48.50

2003 3.21 48.00

2004 3.17 48.00

2005 3.14 39.12

2006 3.08 37.27

2007 2.91 34.70


(30)

Bila dilihat dari tabel, terjadi penurunan baik TFR maupun IMR dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat melalui grafik berikut:

Gambar 4.1 Tingkat TFR dan IMR periode tahun 1997-2007 di Kabupaten Asahan

4.2. FERTILITAS

Data yang digunakan untuk analisa fertilitas adalah tingkat fertilitas total (TFR), yaitu rata-rata bayi yang dilahirkan oleh wanita dalam masa usia subur. Sebelum memproyeksikan TFR maka harus lebih dulu diketahui tingkat pertumbuhan TFR pada setiap tahun, disingkat dengan (r). Untuk mencari r dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

1. Tingkat pertumbuhan fertilitas (r) dengan menggunakan rumus eksponensial: Rumus : Pt = P0.ert


(31)

Dengan : P2007 = 2,91 P1997 = 3,61 t = 10 tahun r = ...?

Sehingga : Pt = P0.ert P2007 = P1997.ert

2,91 = 3,61 x 2,71828210r

2,71828210r = 2,71828210r = 0,8061 10 r log 2,718282 = log 0,8061 10r x 0,4343 = -0,0936

10r =

= -0,2155

r =

= -0,021


(32)

2. Tingkat pertumbuhan fertilitas dengan menggunakan geometri : Rumus : Pt = P0.(1+r)t

Dengan : Pt = P2007 = 2,91 P0 = P1997 = 3,61 t = 10 tahun r = ...?

Sehingga : Pt = P0.(1+r)t 2,91 = 3,61(1+r)10

= (1+r)10 (1+r)10 = 0,8061 10 log (1+r) = log 0,8061

log (1+r) = log (1+r) = -0,0094

(1+r) = -0,0094 (anti log) (1+r) = 0,9787

r = 0,9787 – 1


(33)

Dari perhitungan didapat bahwa tingkat pertumbuhan TFR di Kabupaten Asahan sebesar -2,1%. Hal ini berarti bahwa TFR mengalami penurunan sebesar 2,1% setiap tahunnya.

Upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk erat kaitannya dengan program KB (Keluarga Berencana). Salah satu sebab terjadinya angka penurunan bayi adalah berhasilnya pelaksanaan gerakan KB yang telah dimulai sejak tahun 70-an. Sasaran program penekanan angka fertilitas adalah PUS (Pasangan Usia Subur) karena pada usia subur tersebut (15 – 49 tahun), seorang wanita berada pada kemungkinan terbesar untuk melahirkan.

Adapun faktor lain yang mempengaruhi tingkat fertilitas adalah: 1. Usia perkawinan pertama

Usia perkawinan pertama salah satu yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan penduduk karena berpengaruh langsung terhadap perkembangan fertilitas. Wanita berumur 10 tahun keatas yang melangsungkan perkawinan akan melalui suatu proses biologis, yaitu melahirkan berulang kali sampai dengan masa monopause. Oleh karena itu umur perkawinan pertama dianggap mempengaruhi panjangnya masa reproduksi. Semakin muda seorang wanita menikah, maka semakin panjang masa reproduksinya dan semakin besar pula kemungkinannya untuk melahirkan anak.


(34)

2. Penggunaan alat/ cara KB

Penggunaan KB juga sangat berpengaruh terhadap angka pertumbuhan bayi, juga terhadap pertumbuhan penduduk Indonesia.

4.2.1. Proyeksi TFR pada tahun 2012 dengan menggunakan eksponensial. Rumus : Pt = P0.ert

Dengan Pt = P2012 = ...? P0 = P2007 = 2,91 t = 5 tahun r = -0,0215

Sehingga : Pt = P0.ert

= 2,91 x 2,7182825(-0,0215) = 2,91 x 2,718282-0,1075 = 2,91 (0,898076) = 2,613


(35)

4.2.2. Proyeksi TFR pada tahun 2012 dengan menggunakan rumus geometri. Rumus : Pt = P0.(1+r)t

Dengan : Pt = P2012 = ...? P0 = P2007 = 2,91 t = 5 tahun r = -0,0213 Sehingga : Pt = P0.(1+r)t

Pt = 2,91 (1 - 0,0213)5 = 2,91 (0,9787)5 = 2,91 (0,897941) = 2,61

Dari hasil proyeksi yang didapat bahwa pada tahun 2012 diperkirakan TFR mengalami penurunan sebesar 2,61 bayi per wanita usia subur.


(36)

4.3. ANGKA KEMATIAN BAYI (IMR)

Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan disuatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua si bayi. Kemampuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunnya angka kematian bayi. Oleh karena itu angka kematian bayi dipakai sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan serta kondisi sosial masyarakat. Dengan demikian angka kematian bayi merupakan tolak ukur yang sensitif dari semua upaya interfensi yang dilakukan pemerintah, khususnya dibidang kesehatan.

Pemerintah Indonesia menetapkan bahwa pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan bagian pembangunan sumber daya manusia dalam rangka mencapai bangsa yang mandiri. Tujuan pembangunan dalam bidang kesehatan adalah untuk membentuk manusia yang sehat, cerdas, dan produktif.

Program bidang kesehatan dilaksanakan pada seluruh siklus hidup manusia, mulai dari masa kandungan, anak-anak, remaja, hingga masa lanjut usia. Demikian halnya dengan pemerintah kabupaten Asahan yang selalu menurunkan angka kematian bayi. Berikut keterangannya dalam tabel 4.2 tentang angka kematian bayi.


(37)

Tabel 4.2 Tingkat Infant Mortality Rate (IMR) periode tahun 1997 – 2007 di Kabupaten Asahan

Tahun IMR Angka Harapan Hidup

1997 52.30 64.10

1998 52.00 66.80

1999 53.60 63.90

2000 52.60 63.90

2001 48.50 65.10

2002 48.50 65.10

2003 48.00 65.10

2004 48.00 65.10

2005 39.12 68.00

2006 37.27 68.40

2007 34.70 68.50

Sumber: BPS Kabupaten Asahan Dalam Angka

Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat kematian bayi di Kabupaten Asahan mengalami penurunan. Ini menunjukkan pemerintah Kabupaten Asahan serius dalam menanggapi angka kematian bayi.

Untuk mencari proyeksi angka kematian bayi (IMR), maka terlebih dahulu harus diketahui tingkat pertumbuhan kematiannya. Untuk mencarinya dapat dilakukan dengan :

1. Angka pertumbuhan kematian bayi dengan rumus eksponensial : Rumus : Pt = P0.ert

Dengan : Pt = P2007 = 34,70 P0 = P1997 = 52,3 t = 10 tahun


(38)

Sehingga : Pt = Po.ert P2007 = P1997.ert

34,70 = 52,3 x 2,71828210r

= 2,71828210r 2,71828210r = 0,6635

10r x log 2,718282 = log 0,6635 10r x 0,4343 = -0,1782

10r =

r =

r = -0,0410 x 100% r = -4,1%

2. Angka pertumbuhan kematian dengan rumus geometri: Rumus : Pt = P0.(1 + r)t

Dengan : Pt = P2007 = 34,70 P0 = P1997 = 52,3 t = 10 tahun


(39)

Sehingga : Pt = P0.(1 + r)t 34,70 = 52,3 (1 + r)10

= (1 + r)10 (1 + r)10 = 0,6635 10 log (1 + r) = log 0,6635 10 log (1 + r) = -0,1782

log (1 + r) = (1 + r) = -0,01782 (anti log) (1 + r) = 0,9598

r = 0,9598 – 1 r = -0,0402

r = -0,040 x 100% r = 4,0%


(40)

4.3.1 Angka Harapan Hidup (AHH)

Angka harapan hidup (AHH) pada suatu umur didefinisikan sebagai rata-rata jumlah tahun kehidupan yang masih dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tepat x dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakat.

Angka harapan hidup pada suatu usia merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat sosial-ekonomi secara umum. Indikator yang sering dipakai adalah angka harapan hidup waktu lahir (expection of live at birth) yang didefinisikan sebagai rata-rata tahun kehidupan yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir.

Seiring dengan menurunnya angka kematian bayi maka angka harapan hidup mengalami kenaikan. Di Kabupaten Asahan sendiri angka harapan hidup terus mengalami peningkatan walaupun pada tahun 1999 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena terjadinya krisis moneter nasional yang berpengaruh terhadap sosial-ekonomi masyarakat.


(41)

4.3.2 Mekanisme Penurunan Angka Kematian Bayi

Faktor sosial ekonomi merupakan faktor penentu mortalitas bayi. Namun faktor sosial-ekonomi tidak bersifat langsung, yaitu harus melalui mekanisme biologi tertentu (variabel antara) yang kemudian menimbulkan resiko morbiditas, dan selanjutnya bayi sakit dan apabila tidak sembuh akhirnya cacat atau meninggal.

Dalam mekanisme ini, penyakit dan kurang gizi merupakan variabel antara pada angka kematian bayi karena dapat mempengaruhi kematian bayi itu sendiri. Faktor sosial-ekonomi juga sangat mempengaruhi kematian bayi. Yang termasuk faktor sosial-sosial-ekonomi adalah faktor-faktor yang ada dalam individu, keluarga, dan masyarakat. Pengetahuan dan sumber ekonomi merupakan faktor individu dan keluarga, sedangkan suasana politik, ekonomi dan keamanan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dalam masyarakat.

Faktor-faktor material, lingkungan, gizi, penolong persalinan pertama, dan pelayanan kesehatan merupakan beberapa variabel antara yang dapat mempengaruhi angka kematian bayi.

1. Penolong Persalinan Pertama

Penolong persalinan bayi dapat dijadikan salah satu faktor tingkat kematian bayi. Dilihat dari kesehatan ibu persalinan oleh tenaga medis seperti dokter atau bidan dalam hal ini lebih baik daripada penolong persalinan yang lain.


(42)

Tabel 4.3 Persentase balita menurut penolong kelahiran pertama tahun 2007

Penolong Persalinan

Persentase

2004 2007

Dokter 2.52 7.81

Bidan 81.16 73.86

Tenaga Medis 0.56 1.26

Dukun, lainnya 15.77 17.07

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan

Dilihat dari tabel bahwa para ibu di Kabupaten Asahan cenderung lebih menyukai penolong persalinan menggunakan bidan daripada dokter walaupun pada tahun 2007 mengalami penurunan.

2. Pelayanan Kesehatan

Kabupaten Asahan yang kini terdiri dari 13 kecamatan yang dahulunya adalah 20 kecamatan masih terdapat 1 buah rumah sakit umum dengan kapasitas 142 kamar, rumah sakit swasta ada 4 buah yang mempunyai 248 kamar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.


(43)

Tabel 4.4 Banyaknya Rumah Sakit dan Kapasitas Tempat Tidur Menurut Kecamatan 2007 (buah/ unit)

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan

Selain rumah sakit, pelayanan kesehatan yang lain seperti puskesmas, puskesmas pembantu, dan posyandu juga tersebar merata di 13 kecamatan tersebut. Dengan adanya fasilitas kesehatan ini, diharapkan tingkat kesehatan masyarakat meningkat dan mengakibatkan kematian bayi menjadi menurun.

Tabel 4.5 Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnya Menurut Kecamatan 2007

No. Kecamatan Puskesmas Puskesmas Posyandu pembantu

1 B.P Mandoge 1 4 53

2 Bandar Pulau 1 8 70

3 Pulau Rakyat 1 11 52

4 Aek Kausan 1 9 56

5 Sei Kepayang 1 12 58

6 Tanjung Balai 1 6 41

RS Kamar RS Kamar

1 B.P. Mandoge - - -

-2 Bandar Pulau - - -

-3 Pulau Rakyat - - -

-4 Aek Kausan - - -

-5 Sei Kepayang - - -

-6 Tanjung Balai - - -

-7 Simpang Empat - - -

-8 Air Batu - - 1 70

9 Buntu Pane - - -

-10 Meranti - - -

-11 Air Joman - - -

-12 Kisaran Barat 1 142 3 178

13 Kisaran Timur - - -

-1 142 4 248

RSU Swasta

Jumlah/ Total


(44)

8 Air Batu 2 8 93

9 Buntu Pane 2 10 84

10 Meranti 1 11 92

11 Air Joman 1 11 74

12 Kisaran Barat 1 5 73

13 Kisaran Timur 2 4 75

Jumlah/ Total 16 107 890

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan

4.3.3 Proyeksi Angka Kematian Bayi (IMR) pada Tahun 2012 dengan Rumus Eksponensial

Rumus : Pt = P0.ert

Dengan: Pt = P2012 = ...? P0 = P2007 = 34,70 t = 5 tahun r = -0,0410 Sehingga : Pt = P0.ert

Pt = 34,70 x 2,7182825 (-0,0410) Pt = 34,70 x 2,718282-0,2050 Pt = 34,70 . (0,814647) Pt = 28,27


(45)

4.3.4 Proyeksi Angka Kematian Bayi pada Tahun 2012 dengan Rumus Geometri. Rumus : Pt = P0.(1 + r)t

Dengan : Pt = P2012 = ...? P0 = P2007 = 34,70 t = 5 tahun r = -0,0402 Sehingga : Pt = P0.(1 + r)t

Pt = 34,70 . (1 – 0,0402)5 Pt = 34,70 . (0,9598)5 Pt = 34,70 . (0,814524) Pt = 28,26

Pt = 28,3

Dari hasil proyeksi didapat bahwa pada tahun 2012 diperkirakan IMR mengalami penurunan sebesar 28,3 bayi.


(46)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1. Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain yang tertulis kedalam programming (coding). Pada tahapan inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa pemrograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis.

Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga sistem yang dibentuk memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri (contoh dalam efisien, baik itu efisien sipemakai memori maupun dalam waktu proses mengakses data). Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui kehandalan dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam pengolahan data proyeksi angka kelahiran dan kematian bayi pada tahun 2012 di Kabupaten Asahan, implementasi yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan software excel.


(47)

5.2. Pengaktifan Excel

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan windows, pastikan microsoft excel berada pada jaringan microsoft windows. Lalu lanjutkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Dari windows klik start pada taskbar, lalu klik all programs. Tampil item menu program aplikasi yang telah diinstall.

2. Klik microsoft excel, secara otomatis akan tampil jendela utama excel dan selanjutnya digunakan langsung untuk memanipulasi angka atau data lainnya.


(48)

5.3. Jendela Lembar Kerja Excel

Setelah pengaktifan, akan tampil lembar kerja excel yang siap digunakan. Lembar kerja excel adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan dari atas ke bawah dan baris berurutan dari kiri ke kanan. Excel memiliki 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel. Sel ini diidentifikasi dengan alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris. Pada lembar kerja excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi yang tersendiri.


(49)

5.4. Pengisian Data

Pengisian data ke dalam lembar kerja excel adalah sama dengan pemasukan atau pengetikan data ke dalamnya. Ada dua alternatif pengisian data, yakni menggunakan keyboard atau melalui sub menu yang terdapat pada menu excel.

Dalam mengisi data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah berikut:

1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data. 2. Ketik data yang diinginkan.

3. Tekan enter atau klik tombol kanan mouse pada sel lain untuk mengakhirinya. Sedang alternatif lain mengisi data adalah menggunakan sub menu pada menu edit pada excel. Dengan alternatif ini, maka memiliki banyak pilihan, yaitu: down, up, right, left, dan series (autofill).


(50)

5.5. Pembuatan Grafik

Grafik pada excel menjadi satu dengan data terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih berada di file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel, biasanya menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah:

1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat grafik.

2. Klik insert pada taskbar, tampil kotak dialog chart type pada kotak charts. 3. Klik tipe grafik yang diinginkan dan klik next. Tampil kotak chart source data. 4. Pada tampilan akan langsung terlihat grafik yang terpilih. Kemudian taskbar

secara otomatis pindah ke bagian design.

5. Pada kotak chart layout pilihlah salah satu bentuk desain grafiknya. Kemudian ketik judul grafik. Setelah itu klik select data pada kotak data ditaksbar. Tampil kotak dialog select data source.

6. Pada kotak switch row/ culomn, anda bisa meletakkan nama grafik sesuai keinginan, lalu klik ok. Maka grafik akan diletakkan di tempat kerja.


(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari seluruh hasil pembahasan dan analisa data yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pertumbuhan (r) kelahiran bayi di Kabupaten Asahan mengalami penurunan sebesar -2,1% pada tahun 1997-2007. Penurunan ini disebabkan karena sudah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang program KB.

2. Dari hasil analisa dengan menggunakan rumus eksponensial dan geometri, diperoleh hasil proyeksi angka kelahiran bayi (TFR) di Kabupaten Asahan untuk tahun 2012 sebesar 2,61 bayi dari wanita pada usia subur.

3. Tingkat kematian (r) di Kabupaten Asahan juga mengalami penurunan sebesar -4,1%. Hal ini disebabkan sudah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan menjaga kesehatan.

4. Angka kematian bayi pada tahun 2012 di Kabupaten Asahan mengalami penurunan menjadi 28,3 bayi yang mati dari 1000 bayi yang lahir.

5. Tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Asahan sudah cukup baik, terbukti dengan menurunnya angka kematian bayi dari tahun ke tahun.


(52)

6.2. Saran

Adapun saran-saran dalam kertas karya ini sebagai berikut:

1. Agar dalam penelitian tentang kelahiran dan kematian bayi khususnya di Kabupaten Asahan perlu dibuat perencanaan proyeksinya dan dibekali dengan pengetahuan yang luas dan lebih mendalam mengenai mekanisme penurunan mortalitas bayi, dan tidak hanya dibatasi pada penyakit penyebab kematian saja. 2. Lebih meningkatkan program-program penyuluhan kesehatan, khususnya pada

masyarakat di daerah terpencil.

3. Adapun hasil dari proyeksi angka kematian bayi (IMR) dan angka kelahiran (TFR) yang diperoleh dapat menjadi suatu bahan masukan atau pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Asahan.

4. Dalam pengembangan ilmu statistik, alangkah baiknya Pemerintah Kabupaten Asahan memakai tenaga ahli dalam bidangnya, karena perkembangan ilmu semakin melaju lebih cepat.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

BPS Sumatera Utara.2008.Sumatera Utara Dalam Angka.Sumatera Utara

BPS Kabupaten Asahan.2007.Kabupaten Asahan Dalam Angka.Kabupaten Asahan Sudjana.1992.Metoda Statistika.Edisi ke-6 Bandung:Tarsito


(54)

L A M

P I

R A


(55)

Banyaknya TFR dan IMR pada periode tahun 1997-2007 di Kabupaten Asahan

Tahun TFR IMR

1997 3.61 52.30

1998 3.50 52.00

1999 3.45 53.60

2000 3.44 52.60

2001 3.24 48.50

2002 3.33 48.50

2003 3.21 48.00

2004 3.17 48.00

2005 3.14 39.12

2006 3.08 37.27

2007 2.91 34.70


(56)

Gambar 4.1 Tingkat TFR dan IMR periode tahun 1997-2007 di Kabupaten Asahan


(57)

Banyaknya TFR dan IMR pada periode tahun 2008-2012 di Kabupaten Asahan

Tahun TFR IMR

2008 2,85 33,3

2009 2,79 32

2010 2,73 30,7

2011 2,67 29,4


(58)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU Telp. (061) 8211050, 8214290

Fax. (061) 8214290 Medan 20155

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

Nama : Ade Syafrizal

Nomor Induk Mahasiswa : 062407030

Judul Tugas Akhir : Proyeksi Angka Kelahiran dan Kematian Bayi Pada Tahun 2012 di Kabupaten Asahan

Dosen Pembimbing : Drs. Ramli Barus, M.Si Tanggal Mulai Bimbingan :

Tanggal Selesai Bimbingan : No . Tanggal Bimbingan Pembimbingan Pada Asistensi Mengenai Pada Bab Paraf Dosen

Pembimbing Keterangan

*Kartu ini harap dikembalikan ke Jurusan Matematika bila bimbingan mahasiswa telah selesai.

Diketahui

Departemen Matematika

Ketua, Disetujui Dosen Pembimbing


(1)

DAFTAR PUSTAKA

BPS Sumatera Utara.2008.Sumatera Utara Dalam Angka.Sumatera Utara

BPS Kabupaten Asahan.2007.Kabupaten Asahan Dalam Angka.Kabupaten Asahan

Sudjana.1992.Metoda Statistika.Edisi ke-6 Bandung:Tarsito


(2)

L A M P I R A N


(3)

Banyaknya TFR dan IMR pada periode tahun 1997-2007 di Kabupaten Asahan

Tahun TFR IMR

1997 3.61 52.30

1998 3.50 52.00

1999 3.45 53.60

2000 3.44 52.60

2001 3.24 48.50

2002 3.33 48.50

2003 3.21 48.00

2004 3.17 48.00

2005 3.14 39.12

2006 3.08 37.27

2007 2.91 34.70


(4)

(5)

Banyaknya TFR dan IMR pada periode tahun 2008-2012 di Kabupaten Asahan

Tahun TFR IMR

2008 2,85 33,3

2009 2,79 32

2010 2,73 30,7

2011 2,67 29,4


(6)

Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU Telp. (061) 8211050, 8214290 Fax. (061) 8214290 Medan 20155

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

Nama : Ade Syafrizal

Nomor Induk Mahasiswa : 062407030

Judul Tugas Akhir : Proyeksi Angka Kelahiran dan Kematian Bayi Pada Tahun 2012 di Kabupaten Asahan

Dosen Pembimbing : Drs. Ramli Barus, M.Si Tanggal Mulai Bimbingan :

Tanggal Selesai Bimbingan :

No . Tanggal Bimbingan Pembimbingan Pada Asistensi Mengenai Pada Bab Paraf Dosen

Pembimbing Keterangan

*Kartu ini harap dikembalikan ke Jurusan Matematika bila bimbingan mahasiswa telah selesai.

Diketahui

Departemen Matematika

Ketua, Disetujui Dosen Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Ramli Barus, M.Si NIP. 131796149 NIP. 131693610