Latar belakang KRITIK TERHADAP MORAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM KARIKATUR POLITIK (Analisis Semiotik Anggota DPR RI dalam Buku Politik Santun Dalam Kartun :Kartun Politik Karya M. Mice Misrad)
2
dibagi lagi berdasarkan tampilan pesan yang disampaikan, yaitu media visual, media audio dan media audio visual.
Salah satu bentuk media massa dengan menggunakan bahasa visual tulisan, grafik dan gambar adalah surat kabar. Di dalam surat kabar terdapat
berbagai rubrik dan materi visual, seperti rubrik editorialtajuk rencana, yaitu rubrik yang membahas beberapa hal penting yang menyangkut fenomena
yang sedang terjadi. Kadangkala rubrik ini selain dalam bentuk tulisan, juga ditampilkan dalam bentuk gambar, yang lebih dikenal dengan karikatur
politik. Dibanding dengan pesan verbal, komunikasi visual seperti gambar
merupakan pesan yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman. Komunikasi visual memiliki subyek yang mudah dipahami dan merupakan
simbol yang jelas dan mudah dikenal. Pembuatan komunikasi visual dimaksudkan untuk mendukung suatu penyampaian pesan. Ada beberapa
bentuk komunikasi visual, di antaranya ilustrasi, logo, karikatur dan kartun.
2
Karikatur politik sebagai salah satu bentuk komunikasi visual dalam saluran media massa merupakan bentuk penyampaian pesan yang
mengandung unsur politik, tujuannya adalah menggambarkan situasi politik yang pada waktu itu sedang hangat-hangatnya dibicarakan.
3
Banyak hal yang dapat diulas mengenai situasi politik, mulai dari kebijakan pemerintah hingga
2
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra,2008. hal. 7
3
M. Nashir Setiawan, Menakar Panji Koming. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002. hal. 48
3
individu pelaku politik seperti pejabat legislatif, yudikatif, eksekutif serta para politikus.
Sebenarnya di Indonesia sendiri masih banyak kerancuan mengenai perbedaan kartun dan karikatur. Kartun adalah sebuah gambar yang bersifat
representatif atau simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon atau humor. Kartun biasanya muncul dalam publikasi secara periodik, dan paling sering
menyoroti masalah sosial, politik dan publik. Kartun juga biasanya tampil dalam satu panel dan tidak mempunyai karakter yang tetap, walau kadang-
kadang ada juga kartun yang menggunakan karakter tetap. Hosking, 1954:559.
4
Dan kartun politik adalah visualisasi tajuk rencana surat kabar atau majalah. Kartun ini biasanya membicarakan masalah politik atau
peristiwa aktual sehingga sering disebut kartun politik political cartoon. Dalam kartun politik, seringkali muncul figur dari tokoh terkenal yang
dikaitkan dengan tema yang sedang hangat-hangatnya yang terjadi di dalam masyarakat. Karikatur bisa saja muncul dalam sebuah karya kartun editorial
untuk menampilkan tokoh yang disindir Priyanto,2005:4.
5
Sedangkan karikatur adalah penggambaran seseorang, suatu kegiatan dalam keadaan terdistorsi, biasanya suatu penyajian yang diam yang dibuat
berlebihan dari gambar binatang, tumbuhan yang menggantikan bagian- bagian dari benda hidup atau yang ada persamaannya dengan kegiatan
binatang.
6 4
Ibid. hal. 12
5
http:basnendar.dosen.isi-ska.ac.id20100726kajian-makna-kartun-editorial-melalui
6
Augustin Sibarani, Karikatur dan Politik. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 2001. hal. 11
4
Walaupun kartun sesungguhnya juga memiliki titik satiris, namun titik satirisnya tidak ditekankan sebagai sesuatu yang dominan. Kartun juga tidak
mengandung pengertian distorsi yang memang mutlak untuk karikatur.
7
Namun demikian, untuk sederhananya sebuah karikatur adalah sebuah kartun, namun sebuah kartun belum tentu merupakan sebuah karikatur.
Saat ini di beberapa media surat kabar memiliki kolom tajuk rencana sebagai wadah untuk mengungkapkan opini masyarakat mengenai peristiwa
sosial yang berkembang di masyarakat. Bentuk tajuk rencana sendiri selain bentuk tulisan, juga terdapat bentuk gambar atau yang disebut karikatur.
Dalam Harian Rakyat Merdeka, surat kabar yang memposisikan diri sebagai oposisi pemerintahan, terdapat rubrik tajuk rencanaeditorial berbentuk
karikatur yang dibuat oleh karikaturis M. Mice Misrad. Beberapa kumpulan karikatur Mice dari Harian Rakyat merdeka itu
pada tahun 2012 telah dibukukan dengan judul Politik Santun Dalam Kartun. Buku tersebut berisikan sindiran dan kritikan dari Mice tentang berbagai hal
dalam kehidupan politik Indonesia dari tahun 2010 sampai 2011 yang meliputi permasalahan korupsi, kasus besar lainnya dan sorotan ke Presiden,
KPK, Menteri Penegak Hukum dan termasuk anggota DPR. Anggota DPR merupakan tokoh elit politik di lembaga legislatif yang
memiliki tugas sebagai perwakilan masyarakat untuk mengatur dan mengelola negara ini. Namun dalam kenyataannya perilaku atau sikap
anggota DPR ini lebih menimbulkan banyak kontroversi dan terkesan konyol
7
ibid. hal. 35
5
daripada hal positifnya, seperti permasalahan moral anggota DPR yang kurang sesuai dengan budaya Indonesia, mulai dari ucapan, tingkah laku dan
kebijakan yang diambil. Sehingga banyak para karikaturis membuat karya karikatur politik
para pejabat DPR tersebut untuk mengkritik, menyindir atau sekedar menampilkan kenyataan dalam bentuk yang berbeda. Dan hal tersebut oleh
M. Mice Misrad di sampaikan melalui karya karikatur politiknya. Atas dasar hal yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang makna tanda yang mengkontruksi penyampaian Kritik Politik perihal moral Dewan Perwakilan Rakyat Dalam
Karikatur Politik pada buku Politik Santun Dalam Kartun Karya M. Mice Misrad.