Air Import dari DAS lain Air Laut. Air Atmosfer Alkalinitas

kedalaman galian yang lebih besar. Sumur gali biasanya dibuat dengan kedalaman tidak lebih dari 5 – 8 meter di bawah permukaan tanah. Cara ini cocok untuk daerah pantai dimana air tawar berada di atas air asin Suripin, 2001.

c. Air Daur Ulang dari Drainase

Yaitu air limbah kelebihan dari daerah hulu yang sengaja ditampung di dalam sistem saluran drainase maupun kolam penampung atau retension basin untuk dimanfaatkan lagi Mulyanto, 2007.

d. Air Import dari DAS lain

Merupakan air import dari DAS lain ke dalam satu satuan wilayah sungai atau wilayah lain yang dialirkan ke suatu DAS atau wilayah pemanfaatan tertentu untuk menambah pasokan karena SDA di wilayah tersebut tidak mencukupi atau karena alasan lain, misalnya karena kondisi topografis dalam suatu sistem interkoneksi pengelolaan Mulyanto, 2007.

e. Air Laut.

Air laut adalah air dari laut atau samudera . Air laut memiliki kadar garam rata-rata 3,5. Artinya dalam 1 liter 1000 ml air laut terdapat 35 gram garam Anonim a , 2010.

f. Air Atmosfer

Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk, yaitu: dalam bentuk uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butir cairan dan hablur es. Kedua bentuk yang terakhir merupakan curahan yang kelihatan, yakni hujan, hujan es, dan salju Anonim b , 2010. Universitas Sumatera Utara

2.3 Syarat-Syarat Kualitas Air

Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, perikanan, rekreasi dan transportasi. Kualitas air mencakup tiga karakteristik, yaitu fisik, kimia, dan biologi Suripin, 2001.

2.3.1 Karakteristik Fisik

Karakteristik fisik yang terpenting yang mempengaruhi kualitas air ditentukan oleh: a Bahan Padat Keseluruhan. Koloid mempengaruhi kualitas air dalam proses koagulasi dan filtrasi. Material layang dapat diukur dengan melakukan penyaringan, sedangkan material terlarut dapat diukur dengan penguapan. b Kekeruhan Air yang mengandung material kasat mata dalam larutan disebut keruh. Kekeruhan dalam air yang terdiri dari lempeng, liat, bahan organik dan mikroorganisme. Tingkat kekeruhan air biasanya diukur dengan alat yang disebut turbidimeter. c Warna Air murni tidak berwarna. Warna dalam air diakibatkan oleh adanya material yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral. Universitas Sumatera Utara d Bau dan Rasa Air murni tidak berbau dan tidak berasa, tetapi air minum idealnya tidak berbau, namun boleh berasa. Rasa dalam air disebabkan adanya garam-garam terlarut, bau, dan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan organik. Untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki dapat dilakukan dengan pemakaian karbon aktif, koagulasi, sedimentasi, dan filtrasi. e Temperatur Temperatur air di alam tropis yang normal adalah sekitar 20 º C sampai 30 º C. Untuk sistem air bersih, temperatur ideal sekitar 5 º C sampai 10 º C.

2.3.2 Karakteristik Kimia

Kandungan bahan-bahan kimia yang ada dalam air berpengaruh terhadap kesesuaian penggunaan air. Secara umum karakteristik kimiawi air meliputi pH, alkalinitas, dan kesadahan. a pH Sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air dinyatakan dengan nilai pH, yang didefinisikan sebagai logaritma dari bolak-baliknya konsentrasi ion- hidrogen dalam moles per liter. Air murni pada suhu 24 º C ditimbang berkenaan dengan ion-ion H + dan ion-ion OH - masing-masing mempunyai kandungan 10 -7 moles per liter. Dengan demikian pH air murni adalah 7. Air dengan pH di atas 7 Universitas Sumatera Utara bersifat basa, dan pH di bawah 7 bersifat asam. Nilai pH diukur dengan Potensiometer, yang mengukur potensi listrik yang dibangkitkan oleh ion-ion H + . b Alkalinitas Kebanyakan air bersifat alkalin karena garam-garam alkalin sangat umum berada dalam tanah. Ketidakmurnian air ini diakibatkan adanya Karbonat dan Bikarbonat dari Kalsium, Sodium, dan Magnesium. Alkalinitas dinyatakan dalam mgliter ekivalen Kalsium Karbonat.keasaman air disebabkan adanya Karbon dioksida dalam air. Hal ini diukur berdasarkan banyaknya kalsium karbonat yang diperlukan untuk menetralkan asam karbonat dan dinyatakan dalam mgliter. c Kesadahan Hardness Air dengan kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum terbentuk busa. Air sadah mengandung karbonat dan sulfat, atau klorida dan nitrat, kalsium dan magnesium, disamping besi dan aluminium. Kesadahan air sementara akibat keberadaan kalsium dan magnesium bikarbonat dapat dihilangkan dengan pendidihan atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan permanen, akibat adanya kalsium dan magnesium sulfat, klorida, dan nitrat, dapat dilunakkan dengan perlakuan khusus. Kesadahan air dinyatakan dalam mgliter berat kalsium karbonat. Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Karakteristik Biologi

Bakteri yang dapat menimbulkan penyakit disebut bakteri pathogen, sedangkan bakteri yang tidak berbahaya bagi kesehatan disebut non-pathogen. Escherichia coli adalah bakteri non-pathogen yang hidup dalam usus binatang berdarah panas. Dalam air, bakteri ini biasanya mengeluarkan tinja sehingga keberadaannya di dalam air dapat dijadikan indikasi keberadaan bakteri pathogen. Organisme mikroskopik seperti jamur dan alga dapat ditemukan dalam air tanah. Alga adalah tumbuhan kecil yang hidup di air. Jika dalam jumlah besar dapat mempengaruhi kekeruhan dan warna air, disamping itu juga memberi andil terhadap rasa dan bau air yang tidak dikehendaki. Pertumbuhan alga yang berlebihan dapat dikontrol dengan tembaga-sulfat atau klorida. Organisme makroskopik seperti ganggang dan rumput laut dapat menurunkan kualitas air dalam hal rasa, warna, dan bau, namun dapat dihilangkan dalam proses purifikasi. Penebaran ikan dalam waduk-waduk dapat mengendalikan pertumbuhan organisme makroskopik dan beberapa mikroskopik. Dalam air terdapat juga virus, yaitu organisme penyebab infeksi yang lebih kecil dari pada bakteri secara umum. Virus dalam air biasanya dikendalikan dengan klorinasi dikombinasikan dengan proses penon-aktifan virus Suripin, 2001. Universitas Sumatera Utara

2.4 Alkalinitas

Alkalinitas merupakan kapasitas air tersebut untuk menetralkan asam. Dalam kebanyakan air alami alkalinitas disebabkan oleh adanya HCO 3 - dan sedikit oleh adanya CO 3 2 - dan air dengan alkalinitas tinggi mempunyai konsentrasi karbon organik yang tinggi. Dalam media dengan pH rendah, ion hidrogen dalam air mengurangi alkalinitas Rukaesih, 2004. Pada umumnya, komponen utama yang memegang peran dalam menentukan alkalinitas perairan adalah ion bikarbonat, ion karbonat dan ion hidroksil Rukaesih, 2004. HCO 3 - + H +  CO 2 + H 2 O CO 3 2 - + H +  HCO 3 - OH - + H +  H 2 O Yang lainnya, yang sedikit menyumbang alkalinitas adalah ammonia dan konyugat basa-basa dari asam-asam fosfat, silikat, borat, dan asam-asam organik Rukaesih, 2004. Alkalinitas umumnya dinyatakan alkalinitas fenoftalein yaitu proses situasi dengan asam mencapai pH 8,3 dimana HCO 3 - merupakan ion terbanyak, dan alkalinitas total, yang menyatakan situasi dengan asam menuju titik akhir indikator metal jingga pH 4,3 yang ditunjukkan oleh berubahnya kedua jenis ion karbonat dan bikarbonat menjadi CO 2 Rukaesih, 2004. Universitas Sumatera Utara Alkalinitas merupakan faktor kapasitas, di mana kapasitas itu merupakan kapasitas air tersebut untuk menetralkan asam. Oleh karena itu kadang-kadang penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah agar air tidak menjadi asam Rukaesih, 2004.

2.5 Asam Sulfat