Tabel 5.6. Distribusi berdasarkan tingkat kerusakan ginjal dan laju filtrasi glomerulus LFG pada pasien penyakit ginjal kronik.
Tingkat kerusakan ginjal
LFG mlmnt1,73 m²
n
Tingkat 1 90
Tingkat 2 60-89
Tingkat 3 30-59
Tingkat 4 15-29
Tingkat 5 15 atau dialisis
101 100
Berdasarkan Tabel 5.1. dapat diketahui bahwa dari 101 sampel mengalami kerusakan ginjal tingkat 5 dengan laju filtrasi glomerulus LFG 15
mlmenit1,73 m² atau dialisis.
5.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi hipertensi sebagai penyebab penyakit ginjal kronik di Unit Hemodialisis RSUP H. Adam Malik
Medan. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Agustus 2010 dan di dapatkan 101 pasien penderita penyakit ginjal kronik, yang terdiri dari 39 orang perempuan dan
62 orang laki-laki. Pada tabel 5.3, ditemukan beberapa penyebab penyakit ginjal kronik pada
pasien penyakit ginjal kronik di Unit Hemodialisis RSUP H. Adam Malik Medan, yaitu hipertensi, diabetes mellitus, nefrolitiasis, polikistik, glomerulonefritis serta
gabungan antara diabetes mellitus dan hipertensi, nefrolitiasis dan hipertensi serta glomerulonefritis dan hipertensi.
Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa penyebab penyakit ginjal kronik terbanyak ialah hipertensi yaitu sebesar 60,4. Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya. Menurut hasil penelitian Andika 2009 yang dilakukan di Medan, tercatat sebagian besar sampel yaitu 53,6 menderita hipertensi sebagai etiologi
penyakit ginjal kronik, sampel memiliki tekanan darah sistol 142,5 ± 20,12 mmHg dan tekanan darah diastol 88,93 ± 11,33 mmHg.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa penyebab penyakit ginjal kronik yg paling sedikit ialah ginjal polikistik dan glomerulonefritis yaitu masing-
masing sebesar 2. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jessica 2009 di Jakarta, menurut Jessica 2009 penyebab
terbanyak penyakit ginjal kronik ialah glomerulonefritis yaitu sebanyak 46,39. Hal ini kemungkinan disebabkan lebih banyaknya proporsi hipertensi daripada
glomerulonefritis yang ada di RSUP.H.Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Dari 101 sampel ini, diperoleh prevalensi hipertensi sebagai penyebab penyakit ginjal kronik adalah 60,4 dan ini merupakan penyebab yang paling
banyak didapati pada penderita penyakit ginjal kronik di Unit Hemodialisis RSUP.H.Adam Malik Medan dan penyebab yang paling sedikit adalah
glomerulonefritis dan ginjal polikistik dengan jumlah masing-masing 2 orang 2 .
1.2 Saran
Dengan tingginya prevalensi hipertensi sebagai penyebab penyakit ginjal kronik maka diharapkan kepada dokter, perawat ataupun tenaga medis lainnya
untuk memberikan edukasi ataupun penyuluhan kepada pasien ataupun keluarganya mengenai cara-cara penanggulangan hipertensi atau pengontrolan
tekanan darah agar tidak jatuh pada penyakit ginjal kronik yaitu meliputi usaha mengubah pola hidup dan medikamentosa. Perubahan pola hidup berupa usaha
mengurangi garam dapur, konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh perhari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium, menambah diet
sayur dan buah-buahan dengan berbagai elektrolitnya kalsium dan kalium, tinggi serat dan diet rendah lemak jenuh disamping itu juga larangan merokok dan
melaksanakan olahraga dinamik tertentu secara teratur.
Universitas Sumatera Utara