Monitoring Kadar Terapeutik Obat

B 6 piridoksin 10-20 mg sehari bersama vitamin B 1 aneurin 100 mg Tjay dan Rahardja, 2002. Resistensi dapat timbul agak cepat bila digunakan sebagai obat tunggal, tetapi resistensi silang dengan obat-obat TBC lainnya tidak terjadi Tjay dan Rahardja, 2002. Pengobatan dengan OAT dulu biasanya hanya berupa pemberian obat tunggal dan hanya dalam waktu yang singkat. Hasilnya ternyata kurang memuaskan karena banyak dijumpai kekambuhan disebabkan masalah resistensi. Muncul pemikiran untuk memperpanjang waktu pengobatan untuk mengurangi kekambuhan serta menggunakan kombinasi obat untuk mencegah timbulnya resistensi Zubaidi, 1995.

2.4 Monitoring Kadar Terapeutik Obat

Yang dimaksud dengan monitoring kadar terapeutik obat adalah pemeriksaan secara berkala kadar obat dalam darah guna membantu klinisi dalam menentukan dosis obat yang dapat menyembuhkan atau mengobati penyakit penderita Muchtar, 1985. Pemantauan konsentrasi obat dalam darah atau plasma meyakinkan bahwa dosis yang telah diperhitungkan benar-benar telah melepaskan obat dalam plasma dalam kadar yang diperlukan untuk efek terapetik. Untuk beberapa obat, kepekaan reseptor pada individu berbeda, sehingga pemantauan kadar obat dalam plasma diperlukan untuk membedakan penderita yang menerima terlalu banyak obat dan penderita yang sangat peka terhadap obat. Dengan demikian pemantauan terapi Universitas Sumatera Utara konsentrasi obat dalam plasma memungkinkan untuk penyesuaian dosis obat secara individual dan juga untuk mengoptimasi terapi Shargel, 1988. Dalam pemberian obat-obat yang poten kepada penderita, sudah seharusnya mempertahankan kadar obat dalam plasma berada dalam batas yang dekat dengan konsentrasi terapetik. Karena perbedaan antar penderita dalam hal absorpsi, distribusi dan eliminasi obat maupun perubahan kondisi patofisioliogik penderita, maka dalam beberapa rumah sakit telah ditetapkan adanya pelayanan pemantauan terapetik obat atau Therapeutic Drug Monitoring TDM untuk menilai respon penderita terhadap aturan dosis yang dianjurkan Shargel, 1988. Menurut Shargel 1988, fungsi dari pelayanan TDM yaitu: 1. Memilih obat 2. Merancang aturan dosis 3. Menilai respons penderita 4. Menentukan perlunya pengukuran konsentrasi obat dalam serum 5. Menetapkan kadar obat 6. Melakukan penilaian secara farmakokinetik kadar obat 7. Menyesuaikan kembali aturan dosis 8. Memantau konsentrasi obat dalam serum 9. Menganjurkan adanya persyaratan khusus. Tujuan dari proses pemantauan terapi obat adalah menyesuaikan terapi obat pada karakteristik pasien individu, memaksimalkan manfaat dan meminimalkan resiko. Respon terhadap terapi obat adalah suatu fenomena yang kompleks dan dipengaruhi oleh obat yang digunakan pasien yang diterimanya dari dokter yang menulisnya. Berbagai sifat farmakokinetik seperti absorbsi, distribusi, Universitas Sumatera Utara metabolisme, ekskresi dan durasi kerja harus dipertimbangkan apabila mendesain suatu regimen obat. Siregar dan Endang, 2004.

2.5 Plasma dan Darah