beberapa komponen lain seperti garam-garam, karbohidrat, lipid, dan asam amino Junqueira dan Carneiro, 1982.
Anonim
b
2008.
2.6 Kromatografi
Kromatografi adalah istilah umum untuk berbagai cara pemisahan berdasarkan partisi cuplikan antara fase yang bergerak, dapat berupa gas atau zat
cair, dan fase diam, dapat berupa zat cair atau zat padat Edward dan Stevenson, 1991.
2.6.1 Pembagian Kromatografi
Menurut Rohman 2007, kromatografi dapat dibedakan atas berbagai macam tergantung pada pengelompokannya yaitu berdasarkan pada alat yang
digunakan dan berdasarkan pada mekanisme pemisahannya.
Berdasarkan alat yang digunakan, kromatografi dapat dibagi atas: a
Kromatografi kertas b
Kromatografi lapis tipis c
Kromatografi cair kinerja tinggi KCKT d
Kromatografi gas Berdasarkan pada mekanisme pemisahannya, kromatografi dibedakan menjadi :
a Kromatografi adsorbsi
Plasma Buffy coat
Sel darah merah
Universitas Sumatera Utara
b Kromatografi partisi
c Kromatografi pasangan ion
d Kromatografi penukar ion
e Kromatografi eksklusi ukuran, dan
f Kromatografi afinitas
2.6.2 Penggunaan Kromatografi Menurut Gritter 1991, penggunaan kromatografi antara lain yaitu:
1. Pemakaian untuk tujuan kualitatif mengungkapkan ada atau tidak adanya
senyawa tertentu dalam cuplikan 2.
Pemakaian untuk tujuan kuantitatif menunjukkan banyaknya masing-masing komponen campuran
3. Pemakaian untuk tujuan preparatif untuk memperoleh komponen campuran
dalam jumlah memadai dalam keadaan murni.
2.6.3 Profil Puncak dan Pelebaran Puncak
Selama pemisahan kromatografi, solut individual akan membentuk profil konsentrasi yang simetris atau dikenal juga dengan profil Gaussian dalam arah
aliran fase gerak. Profil dikenal juga dengan punak atau pita, secara perlahan- lahan akan melebar dan sering juga membentuk profil yang asimetrik karena
solut–solut melanjutkan migrasinya ke fase diam Rohman, 2007 Ada 2 jenis puncak asimetris yakni membentuk puncak yang berekor
tailing dan adanya puncak pendahulu fronting jika ada perubahan rasio distribusi solut yang lebih besar Rohman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Baik tailing maupun fronting tidak dikehendaki karena dapat menyebabkan pemisahan kurang baik dan data retensi kurang reprodusibel.
Menurut Rohman 2007, adanya puncak yang asimetri dapat disebabkan oleh hal- hal berikut:
a Ukuran sampel yang dianalisis terlalu besar. Jika sampel terlalu besar
maka fase gerak tidak mampu membawa solute dengan sempurna karenanya akan terjadi pengekoran atau tailing.
b Interaksi yang kuat antara solute dengan fase diam dapat menyebabkan
solute sukar terelusi sehingga dapat menyebabkan terbentuknya puncak yang mengekor.
c Adanya kontaminan dalam sampel yang dapat muncul terlebih dahulu
sehingga menimbulkan puncak mendahului fronting. Untuk menentukan tingkat asimetri puncak dilakukan dengan menghitung
faktor asimetris atau disebut juga dengan tailing factor TF yang dinyatakan dengan rasio antara lebar setengah tinggi puncak. Kromatogram yang memberikan
harga TF=1 menunjukkan bahwa kromatogram tersebut bersifat setangkup atau simetris. Harga TF1 menunjukkan bahwa kromatogram mengalami pengekoran
tailing. Semakin besar harga TF maka kolom yang dipakai semakin kurang efisien. Dengan demikian harga TF dapat digunakan untuk melihat efisiensi
kolom kromatografi Rohman, 2007.
2.7 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT