Untuk diagram fasa dan paduannya dapat dilihat pada gambar 2.1 kesetimbangan fasa tembaga dimana pada diagram ini dapat dilihat temperature
terbentuknya fasa cairan, fasa α dan fasa β pada logam tembaga serta mengetahui
temperatur cair dari kadar komposisi tembaga dengan kadar 100 Cu atau tembaga murni adalah 1084°C...........................................................lit 10 hal 122
2.3.1.1 Pengaruh oksigen
Gambar 2.2 menunjukkan diagram fasa untuk sistem Cu-O jumlah larutan padat maksimum dari O pada titik eutektik 1065
C, adalah 1,008. Tembaga ulet mengandung sampai 0,04 O terdiri dari struktur berfasa ganda dengan Cu dan
Cu
2
O. Dalam coran, struktur eutektik dari Cu-Cu2O dapat dilihat, tetapi dengan pengerjaan berubah menjadi struktur dimana partikel-partikel Cu2O mengarah
dalam arah pengerjaan. Cu2O merupakan fasa berbentuk piringan diharapkan memberikan pengaruh yang kurang buruk terhadap sifat-sifat mekanik, tetapi
kalau jumlahnya banyak akan menyukarkan dalam pengerjaan dingin, jadi lebih baik mengontrol kadar oksigen agar rendah walaupun tembaga
ulet............................................lit 10 hal121
Gambar 2.1 Hubungan Antar Laju Pengurangan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Ketak Murnian Dalam Hantaran Listrik lit 10 hal 122
2.3.1.2 Pengaruh hidrogen
Tembaga cair mengabsorb hidrogen bersama-sama oksigen. Banyak H2 yang terkandung membentuk gas pada waktu pendinginan. Kalau pencairan
tembaga dilakukan pada atsmosfir yang lembab terjadi desosiasi H2O pada permukaan tembaga cair. Jumlah hidrogen yang larut di dalam tembaga cair
sebanding lurus dengan akar 2 dari konsentrasi hidrogen, dan hidrogen masuk ke dalam tembaga dalam keadaan atom. Dalam keadaan padat kelarutan hidrogen
menurun banyak, tetapi hidrogen dengan jumlah besar yang cukup dapat terlarut dalam keadaan padat di antara kisi atom. Menurut pengukuran yang sebenarnya
dalam keadaan padat terkandung H sebanyak 12 - 13 dari O......lit 10 hal 122
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Diagram Fasa Cu – O lit 10 hal 123
H dalam tembaga yang mengandung O bereaksi dengan Cu
2
O membentuk H
2
O, yang tidak bisa lagi tinggal di dalam kisi atom dan membentuk gelembung- gelembung yang mengakibatkan berbagai cacat dalam batas butir. Jadi tembaga
liat mengandung jumlah O yang cukup menjadi getas karena pemanasan dalam atmosfir tereduksi, hal ini sering dinamakan penyakit hidrogen. Untuk keadaan
tersebut tidak dapat dipergunakan tembaga ulet kecuali tembaga deoksidasi, tembaga bebas hidrogen atau tembaga deoksidasi fosfor...............lit 10 hal 123
2.3.1.3 Tembaga deoksidasi