Pengertian dan Latar Belakang

BAB III GAMBARAN DATA MENGENAI

SUNSET POLICY 2008

A. Pengertian dan Latar Belakang

Sunset Policy Dalam sosialisasi sunset policy 2008 yang dilakukan oleh Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat P2 HUMAS pada Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I, dikatakan bahwa ada beberapa makna dari kata sunset yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak yaitu : a. “Menjelang berakhirnya hari yang tidak akan mungkin kembali”, yang diartikan sebagai suatu kesempatan diberikan hanya sekali oleh Undang-Undang Perpajakan. b. “Suatu yang tepat untuk merenung apa yang telah terjadi hari ini”, yang maksudnya adalah meneliti kembali pelaksanaan kewajiban perpajakan tahun-tahun sebelumnya. c. “Menjelang pergantian waktu esok hari”, yang maksudnya adalah mewujudkan tahun 2009 sebagai awal yang baik dalam administrasi perpajakan anda. Dari ketiga makna di atas, dapat dilihat bahwa kata sunset digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan harapan bahwa fasilitas yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak ini dapat digunakan sebaik-baiknya untuk mewujudkan administrasi perpajakan yang lebih baik Sunset policy adalah kebijakan pemberian fasilitas penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga, yang diatur dalam pasal 37A Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 30 Universitas Sumatera Utara Fasilitas sunset policy ini dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak hanya berlaku satu tahun saja, dan merupakan bagian dari reformasi perpajakan khususnya dalam bidang peraturan yang secara langsung menyentuh salah satu pilar perpajakan yaitu modernisasi Undang-Undang Perpajakan, yang mana telah dilakukan tiga kali amandemen atas Undang- Undang Perpajakan yang dimulai sejak tahun 1983 kemudian pada tahun 1994, 2000, dan tahun 2007. Untuk itu diharapkan agar masyarakat wajib pajak dapat memanfaatkan fasilitas sunset policy ini dengan sebaik-baiknya. Adapun yang menjadi latar belakang fasilitas sunset policy yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan setiap wajib pajak WP yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Wajib pajak yang telah memperoleh NPWP, sesuai dengan sistem perpajakan di Indonesia yaitu self assesment diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang. Dalam melaporkan pajak yang terutang wajib pajak menggunakan Surat Pemberitahuan SPT yang harus disampaikan dengan benar, lengkap dan jelas atas penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan bukan objek pajak, serta harta dan kewajiban. Dalam hal ini Ditjen Pajak berwewenang untuk menghimpun data perpajakan, mewajibkan instansi pemeritah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain untuk memberikan data yang berkaitan dengan perpajakan kepada Direktorat Jenderal Pajak. Sesuai dengan yang ditetapkan dalam Pasal 35A Undang-Undang KUP Nomor 28 Tahun 2007. Dengan dilakukannya modernisasi perpajakan, sekarang ini sistem informasi yang digunakan adalah Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak SIDJP, dimana setiap perekaman data dan informasi melalui SIDJP di Kantor Pelayanan Pajak KPP akan pula terekam dan diterima di Kantor Pusat seketika. Hal ini memungkinkan Ditjen Pajak untuk mengetahui ketidakbenaran pemenuhan kewajiban perpajakan yang telah dilaksanakan Universitas Sumatera Utara masyarakat, serta Ditjen dapat menagih dan mengenakan sanksi perpajakan yang akan memberatkan. Maka, untuk menghindarkan pengenaan sanksi administrasi perpajakan akibat ketidakbenaran atas kewajiban perpajakan di masa lalu dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memulai keterbukaan pelaksanaan perpajakan di masa mendatang secara sukarela dan benar untuk itu diberikan kesempatan melalui sunset policy. Dan diharapkan setelah fasilitas sunset policy ini berakhir seluruh masyarakat telah melaporkan kewajiban perpajakannya dengan benar.

B. Yang Dapat Memanfaatkan

Dokumen yang terkait

Prosedur Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana Perpajakan Dengan Sengaja Oleh Wajib Pajak Di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I

4 63 55

Penerapan Pengawasan Penagihan Pajak Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I.

4 84 88

Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis Pada Kantor Wilayah I Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Bagian Utara

0 44 55

Pengaruh Penagihan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Implikasinya terhadap Penerimaan Pajak (Survey pada KPP Wilayah DJP Jawa Barat I)

5 19 50

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Penagihan Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I

0 2 1

Pengaruh Prinsip Keadilan Perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Dan Implikasinya Pada Penerimaan Pajak (Survey Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I)

2 30 39

PENGARUH PEMBERLAKUAN SUNSET POLICY TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK (TAX COMPLIANCE)

0 2 4

Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Implikasinya terhadap Penerimaan Pajak (Survei pada KPP wilayah DJP Jawa Barat I)

1 23 58

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN SETELAH SUNSET POLICY DAN Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan Setelah Sunset Policy Dan Fenomena “Kasus Pajak” ( Survey Pada Wajib Pajak Yan

0 1 17

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN SETELAH SUNSET POLICY DAN Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan Setelah Sunset Policy Dan Fenomena “Kasus Pajak” ( Survey Pada Wajib Pajak Yan

0 1 17