2.3. Emisi Kendaraan Bermotor
Inventarisasi  emisi  mempunyai  berbagai  tujuan  yaitu  untuk  mengidentifikasi kecenderungan  pola  emisi  tahunan;  perbandingan  emisi  saat  ini  dengan  baseline;
memperkirakan konsentrasi polutan ambient dengan menggunakan air quality models Frey, 1997.
Kendaraan  bermotor  yang  digunakan  sekarang  ini  adalah  penyebab  polusi. Kebanyakan  dari  kendaraan  bermotor  mengubah  fosil  menjadi  energi  mekanik  dan
40  energi  fosil  diubah  menjadi  energi  panas  yang  pada  akhirnya  memanaskan lingkungan Torok, 2005.
Gas  buang  kendaraan  bermotor  merupakan  sumber  polusi  udara  yang  utama di  kawasan  perkotaan.  Emisi  kendaraan  bermotor  disebabkan  oleh  perilaku
mengemudi  dan  kondisi  lingkungan.  Emisi  kendaraan  bermotor  akan  berbeda  dari satu daerah dengan daerah lainnya dikarenakan adanya perbedaan  atau variasi disain
jalan serta kondisi lalu-lintas Liu, et.al, 2006. Polusi  yang diakibatkan dari buangan kendaraan bermotor adalah exhaust gas
dan hidrokarbon yang diakibatkan oleh penguapan bahan bakar. Kendaraan bermotor yang dijalankan di bawah temperatur normal akan boros pada pemakaian bahan bakar
dan  akan  lebih  banyak  emisi  yang  dihasilkan  dibandingkan  bila  mesin  telah  panas Hickman, 1999.
Emisi  yang  dihasilkan  oleh  kendaraan  bermotor  dapat  terbagi  dalam  tiga kategori  yaitu  hot  emission,  start  emission,  dan  evaporation  emission  Hickman,
1999.
Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008
Hot Emission adalah emisi yang dihasilkan selama kendaraan beroperasi pada kondisi  normal;  Start  Emission  merupakan  emisi  yang  dikeluarkan  oleh  kendaraan
hanya  pada  saat  kendaraan  mulai  berjalan,  sedangkan  Evaporation  Emission  dapat terjadi  dalam  berbagai  cara  misalnya  saat  pengisian  bahan  bakar,  peningkatan
temperatur harian dan lain sebagainya Hickman, 1999. Berdasarkan  Undang-Undang  No.  23  Tahun  1997  tentang  Pengelolaan
Lingkungan  Hidup  Pasal  1  butir  12  yang  berisikan  bahwa  Pencemaran  Lingkungan Hidup  adalah  masuknya  atau  dimasukkannya  makhluk  hidup,  zat,  energi  danatau
komponen  lain  ke  dalam  lingkungan  hidup  oleh  kegiatan  manusia  sehingga kualitasnya  turun  sampai  ke  tingkat  tertentu  yang  menyebabkan  lingkungan  hidup
tidak berfungsi sesuai peruntukannya, maka dapat dipastikan bahwa jika sesuatu zat, benda atau energi yang masuk ke dalam wahana lingkungan yang berakibat turunnya
kualitas  lingkungan  maka  kegiatan  tersebut  telah  dikategorikan  dengan  pencemaran UU No. 23 Tahun 1997.
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 emisi didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan atau komponen
lain ke udara ambient. Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Bahan bakar
yang  dikeluarkan  oleh  mesin  dengan  bahan  bakar  bensin  maupun  solar  sebenarnya memiliki  kandungan  gas  buang  yang  tidak  jauh  berbeda  komposisinya.  Komposisi
dari  gas  buang  ini  bergantung  kepada  kondisi  mengemudi,  jenis  mesin,  alat
Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008
pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan faktor lain yang membuat pola emisi menjadi rumit Hickman, 1999.
Estimasi  Emisi  kendaraan  bermotor  dilaksanakan  dengan  satu  asumsi  bahwa semua  aktivitas  kendaraan  bermotor  adalah  sama  terlepas  dari  adanya  variasi  lalu
lintas  dan  cara  mengemudi.  Faktor  emisi  didasarkan  kepada  kecepatan  rata-rata  dan diasumsikan di daerah perkotaan Nesamani, et.al, 2006.
Menurut  Hickman  1999,  beberapa  metode  dapat  digunakan  untuk menghitung  emisi,  yaitu:  perhitungan  yang  didasarkan  kepada  kegiatan  transportasi.
Ini  merupakan  metode  dasar  atau  suatu  metode  yang  umum  menghitung  emisi  yang bersumber  dari  kendaraan  bermotor  di  jalan;  perhitungan  yang  didasarkan  kepada
konsumsi  energi,  perhitungan  yang  didasarkan  kepada  neraca  karbon;  serta perhitungan yang dilakukan untuk polutan spesifik.
Faktor  emisi  adalah  massa  polutan  gram  yang  dikeluarkan  oleh  kendaraan bermotor  setiap  kilometer  yang  dijalani  Department  for  Environment,  Food,  Rural
Affairs, 2007. Beberapa  penelitian  telah  dilakukan  untuk  mengestimasi  besarnya  polutan
udara  yang  dihasilkan  oleh  kendaraan  bermotor  di  beberapa  kota  besar  penelitian yang  dilakukan  di  India  oleh  Sharma,  et.al  2004  telah  mengestimasi  emisi  sektor
transportasi di lima kota besar India sebagaimana tabel di bawah ini.
Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008
Tabel  2.3.  Estimasi  Emisi  dalam  Ribu  Tons  dari  7  Tujuh  Kota  Besar di India pada Tahun 1997-1998
Nama Kota CO
2
CO NO
SO
2
HC
Delhi 5460
386,8 1520
91,1 177,8
Mumbai 820
153,5 310
19,2 30,8
Kolkata 550
114,9 440
26,8 12,3
Chennai 240
99 230
13,5 63,6
Bangalore 220
92 250
14,8 69,1
Hyderabad 630
44,2 130
8,2 50,5
Ahmedabad 580
39,5 140
8,6 37,6
Sumber: Sharma, et.al, 2004.
Sharma, et.al 2004 melakukan penelitian ini dengan mengasumsikan bahwa pola  berkendara  yang  sama  serta  semua  kendaraan  bermotor  adalah  baru  dan
menggunakan prinsip dasar pembakaran dalam mengestimasi emisi di kota-kota besar yang ada di India.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Sharma,  et.al  2004  ini  memperlihatkan bahwa  Kota  Delhi  paling  banyak  diemisikan  polutan  Karbon  Monoksida  dan  ini
merupakan kota dengan populasi total kendaraan bermotor yang paling besar diantara 7  tujuh  kota  yang  dilakukan  estimasi  emisi  yang  bersumber  dari  kendaraan
bermotor. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Hoglund,  et.al  1999  menyimpulkan  bahwa
hasil  yang  didapatkan  pada  suatu  lokasi  tertentu  adalah  sulit  untuk menyamaratakannya  sehingga  kajian  harus  dilakukan  untuk  kasus  khusus  dengan
bentuk  jalan  maupun  simpangan  jalan  berbeda  dikarenakan  intensitas  yang  berbeda sepanjang waktu.
Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Liu,  et.al  2007  telah  berhasil membandingkan emisi kendaraan bermotor di Beijing dan Shanghai di mana kondisi
kedua  kota  berbeda  dalam  hal  kebijakan  transportasi  dan  didapat  hasil  sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel 2.4. Perbandingan Emisi Keseluruhan perhari VKT Km
CO t  VOC t  NO
x
t PMt
CO
2
t
Beijing 109568844
2403 192
199 3
42753 Shanghai
50928200 1009
113 189
4 21037
Sumber: Liu, et.al, 2007.
Menurut  Liu,  et.al  2007  perbedaan  emisi  yang  dihasilkan  oleh  kendaraan bermotor  di  kedua  kota  besar  di  China  terjadi  karena  perbedaan  kebijakan  dalam
bidang manajemen transportasi antar kedua kota tersebut. Emisi kendaraan bermotor berbeda  antara satu daerah dengan daerah lainnya
disebabkan  oleh  perbedaan  disain  jalan  maupun  kondisi  lalu  lintas  Hung,  et.al, 2006.
Emisi  kendaraan  bermotor  di  jalan  disebabkan  oleh  tiga  faktor  yaitu  volume total kendaraan bermotor; karakteristik kendaraan bermotor; kondisi umum lalu lintas
saat itu Zongan, et.al, 2005. Menurut  Zhongan,  et.al  2005  formula  dasar  untuk  mengestimasi  emisi
dengan memakai emisi faktor adalah sebagai berikut:
Emission g = emission factor gkm  Vehicle kilometers traveled km
Untuk  ruas  jalan  arteri  dengan  panjang  L,  karakteristik  lalu  lintas  dianggap  tetap, maka intensitas emisi sumber garis dihitung dengan formula berikut:
Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008
n i
p
Fpi Ni
L E
1
Di mana: L  = Panjang jalan yang diteliti
Ni = Jumlah kendaraan bermotor tipe i yang melintas ruas jalan kendaraanjam Fpi= Faktor emisi kendaraan bermotor tipe i gKm
I    = Tipe kendaraan bermotor 1 –n Ep = Intensitas emisi dari suatu ruas gjamkm
P   = Jenis polutan yang diestimasi
Penelitian yang dilakukan oleh Zongan, et.al 2005 di enam ruas jalan di kota Xi’an  dilaksanakan  dengan  memakai  formula  mendapati  besaran  polutan  CO  dan
NO
2
adalah sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 2.5. Emisi Kendaraan Bermotor di Enam Ruas Jalan Kota Xi
‘
an Rata-rata Harian
Lokasi COmgmeterdetik  NO
2
mgmeterdetik
West 1
st
Ring Road 27,46
2,58 East 1
st
Ring Road 24,25
2,12 North 1
st
Ring Road 22,25
2,25 Hua Qing road
12,31 1,39
Zao Yuan Road 18,60
2,08 Zhang Ba Bei Road
14,21 1,44
Sumber: Zhongan, et.al, 2005.
Berdasarkan  penelitian  ini  Zhongan,  et.al  2005  menyimpulkan  bahwa konsentrasi NO
x
akan meningkat sejalan dengan peningkatan emisi NO
x
dan polutan NO
x
merupakan polutan yang menjadi perhatian utama polusi udara di Xi
’
an. Emisi kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber utama polusi di Kota
Xi
’
an  dan  didapatkan  dari  estimasi  emisi  yang  dilakukan  bahwa  sumbangan  polusi NO
x
dan CO dari lalu lintas kota adalah 46,43 dan 51,64 Zhongan, et.al, 2005.
Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008
BAB III METODOLOGI