Ladle juga diangkat dan juga dipindahkan dengan menggunakan overhead traveling crane. Dasar ladle terdapat nozel yang dapat dibuka untuk mengeluarkan
cairan secara grafitasi. Cara membuka nizel pada ladle ada dua cara yaitu secara electrik dan ada juga secara mekanik. Sistem mekanik lebih disukai, karena umur
ladle umumnya singkat, sehingga harga lebih murah dengan sistem ini. Pada setiap operasi ini lapisan lining akan mengalami erosi, sehingga dalam periode tertentu
lapisan lining harus diganti, lapisan bata hanya diganti menurut spesifikasi pabrik ataupun sudah mengalami retak akibat pemakaian.
3.2 Aliran Proses Pembuatan Billet
Bahan Baku
Bucket
Tanur Busur Listrik
Ladle
Tundish
CCM Ladle Furnance
Satu Siklus 3 Kali Pengisian
Continous Casting Machine
Proses Mekanis
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Billet
Universitas Sumatera Utara
Untuk memulai operasi EAF tidak perlu syarat khusus, karena bahan baku bisa langsung dimasukan dalam EAF dari bucket, kemudian ditutup langsung dan
siap dioperasikan. Apabila bahan baku pertama sudah mencair, kemudian bisa dilakukan penambahan bahan baku lagi, untuk satu siklus operasi sebanyak tiga kali.
3.3 Perencanaan Ukuran Tanur
Dalam spesifikasi tugas direncanakan tanur berkapasitas 25 ton. Disesuaikan dengan cara pengoperasianya, maka tanur akan diisi sebanyak tiga kali dengan
kapasitas pengisian antara 7 – 9 ton untuk setiap kali pengisian, sehingga baja cair total akhir operasi adalah 25 ton maksimum. Untuk mengeluarkan terak, tanur
dimiringkan sebanyak 15 . dan untuk memproses pengeluaran cairan logam ini tanur
dimiringkan sebanyak 45 ,tebal pelat dasar tanur direncanakan 30 mm.
Untuk dapat menampung baja sebanyak 25 ton, maka harus ditemuka n terlebih dahulu volume baja cairnya. Baja yang dilebur tanur ini biasanya adalah baja
karbon sedang, sehingga dapat dihitung seperti dibawah ini : 3.3.1
Ukuran Tanur Bagian Dalam. V
bj
=
bj bj
m
ρ Dimana
V
bj
= Volume baja cair
bj
ρ = Massa jenis baja = 7680 kgm
3
m
bj
= Massa Baja = 25.000 kg
Universitas Sumatera Utara
Jadi V
bj
=
3
7680 000
. 25
m kg
kg
V
bj
= 3,25 m
3
Karena tanur bisa menuangkan semua cairan baja pada sudut 45 , dan supaya
cairan dapat dituangkan keseluruhannya, maka dasar tanur direncanakan dengan kemiringan 50
. Dan volume tanur dapat ditentukan dengan bentuk kerucut yang dipotong pada bagian tengahnya sehingga jari-jari dasar tanur dapat ditentukan.
`
r
1
r
C
r
2
H
c0
H
C
Ht
tS
50
o
Gambar 3.2 Perencanaan Tanur Bagian Dalam
Universitas Sumatera Utara
Dimana : r
1
: Jari-jari dasar tanur m r
2
: Jari-jari atas dasar tanur m Hc
: Ketinggian cairan dasar tanur m rc
: Jari-jari permukaan cairan baja m H
t
: Ketinggian dasar tanur m t
S
: Tinggi Silinder tanur m r
1
= 0,81 m Dari hasil survei
rc = 1,62 m
Jadi : Volume dasar tanur V
D
, harus sama dengan volume cairan baja V
bj
. V
D
= V
bj
= 3,25 m
3
m H
V H
sehingga H
V H
V r
r r
r H
V
C D
C C
D C
D C
C C
D
69 ,
46 ,
56 12
. ;
12 46
, 56
4976 ,
10 86
, 4
624 ,
2 12
2 .
2 .
2 12
2 1
2 1
= =
= +
+ =
+ +
= π
π
Karena dalam proses,cairan akan bergerak akibat loncatan busur listrik dan pada saat mengeluarkan terak, tanur dimiringkan kedepan, maka supaya cairan baja
tidak keluar atau tumpah harus ada tambahan ketinggian dasar tanur. Menurut data survei tambahan ketinggian ini kira-kira 15 dari ketinggian cairan.
Universitas Sumatera Utara
Maka : H
t
= 1,15 hc H
t
= ketinggian dasar tanur H
t
= 1,15 0,69 m H
t
= 0,794 m sedangkan ketinggian dari landasan cairan h
C0
adalah:
m H
tg m
tg r
H
C C
6 ,
50 81
, 50
1
= =
=
Dengan diketahui ketinggian dari landasan cairan, maka dapat diperoleh : r
2
= H
c0
+ Ht tg 50 r
2
= 0,6 + 0,794 m tg 50 = 1,66 m Pada bagian atas tanur adalah berbentuk silinder, dan sedangkan data menurut
survei tinggi dinding selinder adalah 2,5 ketinggian cairan, sehingga : t
S
= 2,5 H
c
t
S
= 2,5 . 0,69 m t
S
= 1,73 m Dengan demikian dapat kita hitung luas permukaan dari semua bidang dasar
tanur tersebut, dengan cara sebagai berikut : Bidang dasar cairan
A
D
= π . r
1 2
= 3,14 0,81 m A
D
= 2,06 m
2
Universitas Sumatera Utara
bidang permukaan cairan A
b
= π . rc
2
= 3,14 1,62 m
2
A
b
= 8,24 m
2
Bidang dasar tanur A
2
= π .r
2 2
= 3,14 1,66
2
A
2
= 8,66 m
2
Bidang lining yang akan bersentuh dengan logam cair
`
H2
50
o
r
1
r
2
Gambar 3.3 luas permukaan yang bersentuhan dengan cairan
Universitas Sumatera Utara
1 2
2 2
2 r
r m
A
l
+ =
π
Sedangkan nilai m diperoleh dengan rumus :
16 ,
1 794
, 2
62 ,
1 32
, 3
2 2
2
2 2
2 2
2 1
2
= +
− =
+
−
=
m H
r r
m
2 2
1 2
9 001
, 9
62 ,
1 32
, 3
16 ,
1 2
2 2
2
m m
A r
r m
A
l l
= =
+ =
+ =
π π
Luas bidang permukaan silinder
r
2
ts
`
Gambar 3.4 Permukaan dalam selinder
A
s
= 2. π r
2.
t
S
= 2 π 1,66 1,73 m
2
= 15,87 m
2
Universitas Sumatera Utara
3.4 Lapisan Isolator Tanur