2.3 Jenis Aliran Fluida
Aliran fluida dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu aliran laminar , aliran transisi dan aliran turbulen. Jenis aliran ini didapatkan dari hasil eksperiman yang dilakukan oleh
Osborne Reynold tahun 1883 yang mengklasifikasikan aliran 3 jenis. Jika air mengalir melalui sebuah pipa berdiameter d dengan kecepatan rata-rata V maka dapat diketahui jenis
aliran yang terjadi. Berdasarka eksperimen tersebut maka didapatkan bilangan reynold dimana bilangan ini tergantung pada kecepatan fluida, kerapatan, viskositas, dan diameter.
Aliran dikatakan laminar jika partikel-partikel fluida yang bergerak teratur mengikuti lintasan yang sejajar pipa dan bergerak dengan kecepatan sama. Aliran ini terjadi apabila kecepatan
kecil atau kekentalan besar. Aliran disebut turbulen jika tiap partikel fluida bergerak mengikuti lintasan sembarang di sepanjang pipa dan hanya gerakan rata-rata saja yang
mengikuti sumbu pipa. Aliran ini terjadi apabila kecepatan besar dan kekentalan zat cair kecil.
Bilangan Reynold Re dapat dihitung dengan persamaan: µ
ρ
v d.
. Re
=
[lit.2 hal 80]
dimana: ρ = massa jenis fluida kgm
3
d = diameter dalam pipa m v = kecepatan aliran fluida ms
µ = viskositas dinamik fluida Pa.s Karena viskositas dinamik dibagi dengan massa jenis fluida merupakan viskositas kinematik
v maka bilangan Reynold dapat juga dinyatakan:
ρ µ
= v
sehingga µ
v d.
Re =
[lit 2 hal 81] Menurut Orianto 1989, berdasarkan percobaan aliran didalam pipa, Reynolds menetapkan
bahwa untuk angka Reynolds dibawah 2000, gangguan aliran dapat diredam oleh kekentalan zat cair maka disebut aliran laminar. Aliran akan menjadi turbulen apabila angka Reynolds
lebih besar dari 4000. Apabila angka Reynolds berada di antara kedua nilai tersebut 2000 Re 4000 disebut aliran transisi.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Metode Pendistibusian Air
2.4.1 Sistem Gravitasi Metode pendistribusian dengan sistem gravitasi bergantung pada topografi sumber air
yang ada dan daerah pendistribusiannya. Biasanya sumber air ditempatkan pada daerah yang tinggi dari daerah distribusinya. Air yang didistribusikan dapat mengalir dengan sendirinya
tanpa pompa. Adapun keuntungan dengan sistem ini yaitu energi yang dipakai tidak membutuhkan biaya, sistem pemeliharaan yang murah.
2.4.2. Sistem Pemompaan Metode ini menggunakan pompa dalam mendistribusikan air menuju daerah
didtribusi. Pompa langsung dihubungkan dengan pipa yang menangani pendistribusian. Dalam pengoperasiannya pompa terjadwal utnuk beroperasi sehingga dapat menghemat
pemakaian energi. Keuntungan dari metode ini yaitu tekanan pada daerah distribusi dapat terjaga.
2.4.3. Sistem Gabungan Keduanya Metode ini merupakan gabungan antara metode gravitasi dan pemopaan yang
biasanya digunakan untuk daerah distribusi yang berbukit-bukit.
2.5. Kerugian Head