Air Air Tanah TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Pengguaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Mengingat pentingnya peran air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di Indonesia, umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan surface water, air tanah ground water, air tawar, dan air hujan Mulia, 2005. Anggapan dari sebagian masyarakat bahwa air bening itu adalah air bersih dan air yang bersih itu adalah air sehat serta layak untuk dikonsumsi sebagai air minum. Anggapan tersebut tidak selalu benar dan perlu diluruskan. Air yang kelihatannya bening menurut ukuran visual belum tentu bersih, dan air yang kelihatannya bersihpun belum tentu memenuhi kriteria air sehat yang dapat langsung dikonsumsi. Menurut ketetapan pemerintah bahwa air minum harus memenuhi persyaratan kualitas tertentu yaitu tidak berwarna, tidak berbau, rasanya dapat diterima oleh pengguna, serta kandungan zat zat tertentu didalam air tersebut tidak melebihi ambang batas yang diperbolehkan demi keamanan konsumen Pitojo, 2002. Universitas Sumatera Utara

2.2 Air Minum

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Hal inilah yang secara prinsip membedakan kualitas yang harus dimiliki antara air bersih dan air minum. Kualitas air minum setingkat lebih tinggi daripada kualitas air bersih ditinjau dari beberapa komponen pendukungnya. Air minum menurut kandungan kolitinja yaitu sejenis bakteri patogen yang berkembang biak, dibedakan dalam 5 kategori yaitu: a. Air minum kelas A kategori baik adalah tidak mengandung koli atau koliform. b. Air minum kelas B kategori kurang baik mengandung kolitinja 1-101-50 koliform. c. Air minum kelas C kategori jelek mengandung kolitinja 10-5051-100 koliform. d. Air minum kelas D kategori amat jelek mengandung kolitinja 51-100101- 1000 koliform e. Air minum kelas E kategori sangat jelek yang mengandung kolitinja 100 1000 koliform. Air minum kategori A adalah yang langsung dapat diminum, dan air murni kategori B, C, D, serta E, harus diperlakukan agar tidak mengandug kolitinja dan koliform, dan sebelum diminum harus dimasak hingga mendidih untuk mematikan bakteri yang merugikan tersebut Pitojo, 2002. Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Syarat-syarat Air Minum

Pada umumnya ditentukan pada beberapa standar yaitu kondisi negara masing-masing, perkembangan ilmu pengetahuan, dan perkembangan teknologi. Dari segi kualitas air minum harus memenuhi a Syarat Fisik, meliputi air tak boleh berwarna, tak berasa, tak berbau, suhu air hendaknya dibawah sela udara, dan harus jernih. Syarat-syarat kekeruhan dan warna harus dipenuhi oleh setiap jenis air minum di mana dilakukan penyaringan dalam pengolahannnya. b Syarat kimia, yaitu air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas telah ditentukan. c Syarat bakteriologik, yaitu air minum tidak boleh mengandung bakteri bakteri penyakit patogen sama sekali dan tak boleh mengandung bakteri bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukannya yaitu 1 Coli100 ml air. Bakteri golongan Coli berasal dari usus besar faeces dan tanah. Bakteri patogen yang mungkin ada di dalam air antara lain bakteri tipsum, vibrio colerae, bakteri dysentriae, entamoeba bystolotica dan bakteri enteritis penyakit perut. Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah berkontaminasi berhubungan dengan kotoran manusia. Dengan demikian dalam pemeriksaa bakteriologik, tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri patogen, tetapi diperiksa dengan indikator golongan Coli Sutrisno, 2010. Universitas Sumatera Utara Air yang dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan bahan kimia yang berbahaya, dan sampah atau limbah industri. Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan melalui air disebut sebagai waterbone disease atau water-related disease. Terjadinya suatu penyakit tentunya memerlukan adanya agen dan terkadang vektor. Beberapa penyakit yang ditularan melalui air ini di dalam penularannya terkadang membutuhkan hospes, biasa disebut sebagai aquatic host Sutrisno, 2010. Untuk menetapkan standard air yang bersih tidaklah mudah, karena tergantung pada banyaknya faktor penentu yaitu: o Air merupakan tempat berkembang biaknya mikroorganisme, termasuk mikroba patogen. o Air yang sudah tercemar tidak dapat digunakan sebagai air pembersih, sedangkan air bersih sudah tidak mencukupi sehingga kebersihan manusia dan lingkungan tidak terjamin yang pada akhirnya menyebabkan manusia mudah terserang penyakit Wardhana, 2004.

2.3 Air Tanah

Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap kedalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah, air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya kesadahan pada air hardness of water. Salah satu contoh air tanah adalah sumur. Sumur merupakan jenis sarana air bersih yang banyak dipergunakan masyarakat, karena ± 45 masyarakat mempergunakan Universitas Sumatera Utara jenis sarana air bersih ini. Sumur sanitasi adalah jenis sumur yang telah memenuhi persyaratan sanitasi dan terlindung dari kontaminasi air kotor. Ada beberapa macam sumur gali yaitu: 1 Sumur beton merupakan sumur kerekan dengan kontruksi dari batu bata dan diplester memiliki bawah air tidak mudah masuk secara langsung kedalam sumur, pencemaran yang terjadi berasal dari septic tank, yaitu bila jarak antara sumur dan septic tank terlalu dekat atau bangunannya tidak memenuhi syarat. 2 Sumur non beton yaitu hanya menggunakan kontruksi cadas, selain mudah terkontaminasi oleh bahan bangunan dari segi keselamatan juga kurang baik. Air yang banyak membawa kotoran dengan leluasa dapat masuk kedalam sumur,karena cadas mempunyai kerapatan partikel tanah yang longgar. 3 Sumur suntik hanya mnggunakan pipa dengan kedalaman tertentu. Sumur sehat minimal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: pertama, syarat lokasi atau jarak. Agar sumur terhindar dari pencemaran maka harus diperhatikan adalah jarak sumur dengan jamban, lubang galian untuk air limbah cesspool, seepage pit dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Jarak tersebut tergantung pada keadaan serta kemiringan tanah, lokasi sumur pada daerah yang bebas banjir, jarak sumur minimal 15 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah dan sebagainya. Kedua, syarat konstruksi. Syarat konstruksi pada sumur gali tanpa pompa, meliputi dinding sumur, bibir sumur, serta lantai sumur. Ketiga, dinding sumur gali. Jarak kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur gali harus terbuat dibuat dari tembok yang kedap air disemen. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi perembesan air Universitas Sumatera Utara pencemaran oleh bakteri dengan karakteristik habitat hidup pada jarak tersebut. Selanjutnya pada kedalaman 1,5 meter dinding berikutnya terbuat dari pasangan batu bata tanpa semen, sebagai bidang perembesan dan penguat dinding sumur. Pada kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur harus dibuat dari tembok yang tidak tembus air, agar perembesan air permukaan yang telah tercemar tidak terjadi. Kedalaman 3 meter diambil karena bakteri pada umumnya tidak dapat hidup lagi pada kedalaman tersebut. Kira-kira 1,5 meter berikutnya ke bawah, dinding ini tidak dibuat tembok yang tidak disemen, tujuannya lebih untuk mencegah runtuhnya tanah. Dinding sumur bisa dibuat dari batu bata atau batu kali yang disemen. Akan tetapi yang paling bagus adalah pipa beton. Pipa beton untuk sumur gali bertujuan untuk menahan longsornya tanah dan mencegah pengotoran air sumur dari perembesan permukaan tanah. Untuk sumur sehat, idealnya pipa beton dibuat sampai kedalaman 3 meter dari permukaan tanah. Dalam keadaan seperti ini diharapkan permukaan air sudah mencapai di atas dasar dari pipa beton. Kedalaman sumur gali dibuat sampai mencapai lapisan tanah yang mengandung air cukup banyak walaupun pada musim kemarau. Keempat, bibir sumur gali. Untuk keperluan bibir sumur ini terdapat beberapa pendapat antara lain: Di atas tanah dibuat tembok yang kedap air, setinggi minimal 70 cm, untuk mencegah pengotoran dari air permukaan serta untuk aspek keselamatan. Dinding sumur di atas permukaan tanah kira-kira 70 cm, atau lebih tinggi dari permukaan air banjir, apabila daerah tersebut adalah daerah banjir. Dinding parapet merupakan dinding yang membatasi mulut sumur dan harus Universitas Sumatera Utara dibuat setinggi 70-75 cm dari permukaan tanah. Dinding ini merupakan satu kesatuan dengan dinding sumur Anonim, 2013. Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang tinggal didaerah pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. Menurut Chandra 2012 secara teknis sumur dibagi menjadi 2 jenis: 1. Sumur dangkal adalah sumur yag memiliki sumber air yang berasal dari resapan air hujan diatas permukaan bumi terutama di daerah dataran rendah. 2. Sumur dalam adalah sumur yang memiliki sumber air yang berasal dari proses purifikasi alami air hujan oleh lapisan kulit bumi menjadi air tanah. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam pembuatan sumur dangkal menurut Sutrisno 2010: a. Sumur harus diberi tembok rapat air 3 m dari muka tanah , agar pengotoran oleh air permukaan dapat dihindarkan. b. Sekeliling sumur harus diberi lantai rapat air selebar 1-1,5 m untuk mencegah terjadinya pengotoran dari luar. c. Pada lantai harus diberi saluran pembuangan air kotor, agar air kotor dapata tersalurkan dan tidak akan mengotori sumur ini. d. Pengambilan air sebaiknya dengan pipa kemudian air dipompa ke luar. e. Pada bibir sumur, hendaknya diberi tembok pengaman setinggi 1 meter. Air tanah ini dapat pada kedalaman 15 m sebagai sumur untuk air minum, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Universitas Sumatera Utara Kualitas air tanah dalam menurut Sutrisno 2010 adalah pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri.

2.4 Bakteri