7. Belum dilaksanakan law enforcement dengan optimal terhadap pelanggaran ketentuan K3 yang ada, mengakibatkan perusahaan kurang memperhatikan
pelaksanaan K3. 8. Lemahnya kontrol sosial masyarakat terhadap pelaksanaan K3 di lapangan
menyebabkan masalah K3 tidak terangkat untuk menjadi perhatian umum.
2.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2.2.1 Kesehatan Kerja Menurut Suma’mur 1996, kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam Ilmu
KesehatanKedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerjamasyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit- penyakitgangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum. Menurut WHOILO 1995 dalam Depkes 2006, kesehatan kerja bertujuan
untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan;
dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
Menurut Notoatmodjo 2003, kesehatan kerja adalah merupakan aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja perusahaan, pabrik, kantor, dan
sebagainya dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut. Sedangkan tujuan utama kesehatan kerja
adalah sebagai berikut:
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja. c. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
d. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja.
e. Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
f. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.
Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat dicapai, apabila didukung oleh lingkungan
kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang sehat dan produktif antara lain: suhu ruangan yang
nyaman, peneranganpencahayaan yang cukup, bebas dari debu, sikap badan yang baik, alat-alat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh atau anggotanya ergonomic,
dan sebagainya Notoatmodjo, 2003. Berdasarkan Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Kerja di Rumah Sakit,
Depkes 2001, kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal
carametoda kerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk: 1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di
semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaankondisi lingkungan kerjanya.
3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan
kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
UU RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyebutkan tentang syarat kesehatan kerja yang meliputi persyaratan kesehatan pekerja fisik maupun psikis
sesuai dengan jenis pekerjaannya, persyaratan bahan baku, peralatan tempat kerja atau lingkungan kerja.
2.2.2 Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja, sehingga keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja Suma’mur, 1997. Sedangkan
menurut Depkes 2007, pengertian keselamatan kerja adalah adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Dari kedua definisi tersebut, maka tujuan dari keselamatan kerja Suma’mur,
1997 adalah: 1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup, meningkatkan produksi dan produktivitas nasional. 2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara secara aman dan efisien. Menurut Sedarmayanti 1996, berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja berisi syarat keselamatan kerja, yaitu sebagai berikut:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan. 2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. 4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya. 5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja. 7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angina, cuaca, sinar laut atau radiasi, suara, dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi, dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. 10. Menyelenggarakan suhu udara yang baik.
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup. 12. Memelihara kebersihan, kesehatan, ketertiban.
13. Memperoleh keserasian antara proses kerja. 14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau
barang. 15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.
17. Mencegah terkena aliran listrik. 18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamatan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
2.2.3 Definisi, Tujuan dan Sasaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 adalah suatu konsepsi dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
untuk kesejahteraan masyarakat Aloewie, 1997. Dari segi manajemen, K3 adalah suatu metode untuk merencanakan,
menerapkanmelaksanakan, mengendalikan
dan mengevaluasi
usaha-usaha pencegahan kecelakaan kerja dengan bentuk akhir berupa sertifikasi kelayakan aman
terhadap hasil produk, proses produksi, cara kerja, lingkungan kerja maupun manusia yang terlibat didalamnya Aloewie, 1997.
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah pengawasan terhadap orang, mesin, material dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami
cedera Sedarmayanti, 1996. Menurut Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah
Sakit, Depkes 2006, menyebutkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
para pekerjaburuh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Undang-undang Nomor 14 tahun 1969 Pasal 9 dalam Sedarmayanti, 1996 mengutarakan bahwa:
“Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atau keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai
dengan martabat manusia dan moral agama” Pada prinsipnya dasar-dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3
menekankan beberapa hal, yaitu adalah sebagai berikut: 1. Setiap pekerja berhak memperoleh jaminan atas keselamatan kerja, agar terhindar
dari kecelakaan. 2. Setiap orang yang berada di tempat kerja harus dijamin keselamatannya.
3. Tempat pekerjaan dijamin selalu dalam keadaan aman. Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan
dan kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia serta karya dan budayanya yang tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada
khususnya. Sasaran yang hendak dicapai oleh kesehatan dan keselamatan kerja
Sedarmayanti, 1996 adalah: 1. Tumbuhnya motivasi untuk bekerja secara aman.
2. Terciptanya kondisi kerja yang tertib, aman dan menyenangkan.
3. Mengurangi tingkat kecelakaan di lingkungan kantor. 4. Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya makna keselamatan kerja di lingkungan
kantor. 5. Meningkatkan produktivitas kerja.
2.3 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja