Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
2.4 Prosedur penelitian 2.4.1 Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara Probability sampling dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan semua kemungkinan
penggabungannya diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang sama. Dari hasil sampling tersebut diproleh tablet Kaptopril 25 mg PT. Dexa Medica, tablet
Kaptopril 25 mg PT. Hexpharm Jaya, tablet Kaptopril 25 mg PT. Indofarma, tablet Acepress 25 mg PT. Bernofarm, tablet Captensin 25 mg PT. Kalbe
Farma, tablet Dexacap 25 mg PT. Dexa Medica, tablet Farmoten 25 mg PT. Fahrenheit, tablet Scantensin 25 mg PT. Tempo Scan Pasific, tablet Tenofax 25
mg PT. Prima AS, tablet Tensicap 25 mg PT. Sanbe Bandung, merupakan sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
2.4.2 Pembuatan fase gerak
Sebanyak 550 ml metanol di saring menggunakan membran filter PTFE 0,45 µm. sebanyak 0,5 ml asam fosfat dilarutkan ke dalam air ebanyak 50 ml,
kocok. Kemudian diencerkan hingga volume 450 ml lalu disaring dengan cellulose nitrat membran filter 0,45 µm, masing-masing diawaudarakan selama 30
menit.
2.4.3 Penyiapan alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Masing - masing unit diatur, menggunakan kolom shimpac VP-ODS 4,6 mm x 25 cm. Sensitivitas 1,000 AUFS dan pengukuran menggunakan detektor
UVVis pada panjang gelombang 220 nm. Pada pompa dipilih mode aliran tetap dengan laju aliran 1,0 mlmenit, dan diatur perbandingan fase gerak methanol :
campuran asam fosfat dengan air 75 : 25. Setelah diperoleh kondisi yang sesuai
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
maka pompa dijalankan, Fase gerak dibiarkan mengalir selama 30 menit diperoleh garis alas yang cukup lurus yang menandakan sistem tersebut telah stabil.
2.4.4 Identifikasi 2.4.4.1 Penentuan kualitatif
Kaptopril BPFI dan kaptopril dalam sedian tablet dengan nama dagang dan generik dengan konsentrasi 1,0 mgml masing-masing disuntikkan ke sistem
KCKT dengan volume penyuntikan 20 l. Puncak yang ditunjukkan diperhatikan
dan dicatat waktu tambatnya kemudian waktu tambat masing-masing tablet dibandingkan dengan waktu tambat kaptopril BPFI.
2.4.4.2 Penentuan kuantitatif 2.4.4.2.1 Pembuatan larutan induk baku kaptopril BPFI
Ditimbang seksama sejumlah 50,0 mg kaptopril BPFI, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan air hingga garis
tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 mcgml dan digunakan sebagai larutan baku.
2.4.4.2.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi kaptopril BPFI
Dipipet larutan induk baku kaptopril sebanyak 5; 10; 12,5; 15 ml, masing- masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, diencerkan dengan air hingga
garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi 200, 400, 500, 600, mcgml, kemudian masing-masing konsentrasi diinjeksikan sebanyak 6 kali ke sistem KCKT dengan
volume penyuntikan 20 l. diukur pada panjang gelombang 220 nm dengan laju
alir 1,0 mlmenit, lalu dicatat luas dan tinggi puncaknya yang ditunjukkan pada
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
kromatogram dan dibuat kurva kalibrasi serta dihitung persamaan garis regresinya.
2.4.4.2.3 Penetapan kadar sampel
Ditimbang 20 tablet untuk masing-masing jenis tablet, kemudian digerus sejumlah serbuk dan ditimbang seksama sejumlah tablet setara dengan lebih
kurang 50 mg kaptopril BPFI, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dilarutkan dengan air kocok selama 10 menit, dan diencerkan dengan air hingga
garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 mcgml, disaring, 10ml filtrat pertama dibuang dan filtrat selanjutnya ditampung. Filtrat yang jernih
digunakan sebagai larutan uji. Kemudian larutan ini dipipet 10 ml dan ditambahkan dengan air hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan
konsentrasi 400 mcgml. Larutan tersebut diawaudarakan. Diinjeksikan sebanyak 20
l ke sistem KCKT dideteksi pada panjang gelombang 220 nm, laju alir 1,0 mlmenit kemudian dihitung kadarnya. Dilakukan sebanyak 6 kali.
2.4.5 Penentuan Limit of Detection LOD dan Limit of Quantitation LOQ
Batas deteksi atau Limit of Detection LOD adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi. Batas kuantitasi atau Limit of Quantitation
LOQ merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel. Batas deteksi dapat dihitung berdasarkan pada Standar Deviasi SD dari
kurva antara respon dan kemiringan slope dengan rumus :
SD =
1
2
− −
∑
n Xi
X
LOD =
slope SD
x 3
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Sedangkan untuk penentuan batas kuantitasi dapat digunakan rumus : LOQ =
slope SD
x 10
Harmita, 2004
2.4.6 Analisis Statistik 2.4.6.1 Penolakan Hasil Pengamatan
Kadar Kaptopril sebenarnya dalam sampel dapat diketahui dengan menggunakan uji Q test. Cara untuk melakukan analisis terhadap data yang
menyimpang adalah dengan Dixon’s Q-test yang dirumuskan sebagai berikut: Q
hitung
nilai yang dicurigai-nilai terdekat nilai tertinggi- nilai terendah
Jika nilai Q
hitung
lebih kecil dari nilai Q
kritis
maka hipotesis nol diterima berarti tidak ada perbedaan antara nilai yang dicurigai dengan nilai-nilai yang lain
Rohman, 2007. Hasil pengujian atau nilai Q yang diperoleh ditinjau terhadap daftar harga
Q pada Tabel 1, apabila QQ
0,99
maka data tersebut ditolak.
Tabel 1 Nilai Q
kritis
pada Taraf Kepercayaan 99 Banyak data
Nilai Q
kritis
4 0,926
5 0,821
6 0,740
7 0,680
8 0,634
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kaptopril mudah larut dalam air, metanol, etanol dan kloroform. Penetapan kadar kaptopril dapat dilakukan dengan cara titrimetrik,
spektrofotometri uvvis, kromatografi cair kinerja tinggi KCKT. Dalam penelitian ini penetapan kadar kaptopril dalam sediaan tablet dilakukan dengan
metode kromatografi cair kinerja tinggi KCKT menggunakan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 Oktadesil Silana, fase gerak metanol : campuran
air - asam fosfat 75 : 25, laju alir 1,0 mlmenit, panjang gelombang 220 nm dan volume penyuntikan lebih kurang 20 µ l.
Sebelum dilakukan penetapan kadar dengan menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi KCKT, dilakukan orientasi untuk dengan cara
menyuntikkan larutan kaptopril BPFI dengan konsentrasi 1000 mcgml perbandingan fase gerak metanol : campuran air dengan asam fosfat 55 : 45; 45 :
55; 65 : 35; 75 : 25; 85 : 15,
Gambar 1.
Kromatogram hasil penyuntikan larutan kaptopril BPFI dengan fase gerak metanol : campuran air-asam fosfat 55 : 45, waktu tambat 4,84 menit.