Tujuan Umum TujuanKhusus Tujuan Penelitian

4 2. Bagi Pendidikan Agar dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang asuhan keperawatan pada lansiadengan gangguan aktivitas dan dapat lebih banyak menyediakan refrensi-refrensi buku tentang keperawatan gerontik. 3. Bagi masyarakat Memberikan informasi yang mudah tentang intoleransi aktivitas pada klien rematik agar masysrakat dapat melakukan upaya pencegahan terhadap masalah kesehatan. 5

BAB II PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Intoleransi Aktivitas Menurut Lyanda 2009, Intoleransi Aktivitas adalah penilaian diagnostik yang menggambarkan terganggunya kondisi fisik seseorang. Induvidu bersangkutan dapat menjalani pengobatan yang meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh. Intoleransi Aktivitas berbeda dengan keletihan, yang dapat berkurang dengan istrahat . Pada Intoleransi Aktivitas, lebih dari itu, tujuannya adalah meningkatkan toleransi aktivitas; yang bertolak belakang dengan tujuan keletihan, yaitu membantu seseorang untuk beradaptasi dengan keletihan tersebut, bukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Intoleransi Aktivitas kondisi di mana seseorang mengalami penurunan energi fisiologis dan psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Seperti berdiri, bejalan, dan bekerja Tarnoto dan Wartonah, 2006. Menurut Kushariyadi 2009, Intoleransi Aktivitas ditandai dengan : a. Mengungkapkan dengan verbal tentang keletihan atau kelemahan. b. Frekuensi nadi dan tekanan dari abnormal sebagai respons terhadap aktivitas. c. Rasa tidak nyaman saat beraktivitas atau dispneu. d. Perubahan EKG mencerminkan iskemia dan aritmia.

1. Fisiologi Pergerakan

Menurut Wartonah 2009, Pergerakan merupakan rangkaian yang terintergrasi sistem musculoskeletal dan sistem persarafan. Sistem skletak berfungsi : a. Mendukung dan memberi bentuk dan jaringan tubuh. b. Melindungi bagian tubuh tertentu seperti paru, hati, ginjal ,otak, paru-paru. c. Tempat melekatnya otot dan tendon. d. Sumber mineral seperti garam dan fosfat. e. Tempat produksi sel darah. 6

1. Menurut Tarnoto Wartonah 2010, Jenis Kontraksi Otot

Kontraksi otot lurik dapat dikelompokan menjadi kontraksi isometric dan kontraksi istonik. a Kontraksi ismetrik Jenis kontraksi ini tidak terjadi pemendekan otot selama kontraksi,karena tidak memerlukan sliding myofibril,tetapi terjadi secara paksa.Misalnya saat kita mengangkat barang sangat berat, mendorong meja dengan tangan lurus sehingga terjadi tegang. b Kontraksi isotonik Kontraksi istonik Kontraksi istonik adalah jenis kontraksi di mana terjadi pemendekan otot tetapi tegangan pada otot tetap konstan. Kontraksi ini memerlukan otot tetapi tegangan pada otot otot tetap konstan. Kontraksi ini memerlukan energi yang besar. Contoh jenis kontraksi ini adalah saat menggakat beban menggunakan otot bisep, brachii, kegiatan makan, menyisir, dan lainnya. Ada 206 tulang dalam struktur tubuh manusia yang kemudian dikelompokkan menjadi tulang pajang seperti ekstremitas atas dan bawah, tulang pendek seperti jari-jari tangan dan kaki, tulang keras seperti tengkorak, tulang ekstremitas, tulang tak beraturan serti spiunal cord. Antara tulang satu dengan tulang lain dihubungkan dengan sendi yang memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang dan sendi membentuk rangka, sedangkan sistem otot berfungsi sebagai : 1. Pergerakan. 2. Membentuk postur. 3. Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi. 4. Sistem persarafan berfungsi. 5. Saraf afferent menerima rangsangan dari luar kemudian diteruskan ke susunan saraf pusat. 6. Sel saraf atau neuron membawa impuls dari bagian tubuh satu ke lainya.