Analisi Ekonomi Usahatani Kacang Tanah Desa Amabarisan dan Desa Manik Maraja Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun

(1)

ANALISIS EKONOMI USAHATANI KACANG TANAH

(Studi Kasus : Desa Ambarisan dan Desa Manik Maraja, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

SKRIPSI

Oleh :

NEINY SAFRINA

050304005

AGRIBISNIS

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS EKONOMI USAHATANI KACANG TANAH

(Studi Kasus : Desa Ambarisan dan Desa Manik Maraja, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

SKRIPSI

Oleh :

NEINY SAFRINA

050304005

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ketua, Anggota,

Prof. Dr. Ir. Hiras M.L. Tobing Dr. Ir. Rahmanta Ginting, Msi

(NIP : 19405291978071001) (NIP : 196309281998031001)

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

NEINY SAFRINA: Analisi Ekonomi Usahatani Kacang Tanah Desa Amabarisan dan Desa Manik Maraja Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun, dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M.L. Tobing dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, Msi.

Produksi kacang tanah Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 20.329 Ton naik sebesar 210 Ton atau 1,04% dibandingkan produksi kacang tanah tahun 2006. Kenaikan produksi kacang tanah disebabkan oleh kenaikan produktivitas 0,31 Ton/ Ha atau 2,77% sedangkan luas panen mengalami penurunan sebesar 297 Ha atau 1,65%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan bersih pada usahatani kacang tanah di daerah penelitian, mengetahui apakah usahatani kacang tanah layak diusahakan secara ekonomi dan mengetahui berapa besar kontribusi pendapatan usahatani kacang tanah terhadap total pendapatan keluarga di daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu secara purposive, metode penarikan sampel dilakukan secara simple random sampling atau acak. Metode analisis kelayakan usahatani digunakan Kriteria Investasi R/C (Return/ Cost) Ratio dan untuk analisis besar kontribusi pendapatan usahatani kacang tanah digunakan tabulasi sederhana.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan: Besar biaya produksi rata-rata kacang tanah per hektar untuk Desa Ambarisan Rp. 5.982.595,78 dan untuk Desa Manik Maraja Rp. 6.388.464,70. Sedangkan, besar penerimaan rata-rata usahatani kacang tanah di Desa Ambarisan Rp. 19.850.000 per hektar dan Rp. 18.125.000 untuk Desa Manik Maraja. Besar pendapatan bersih rata-rata yang diterima petani kacang tanah per hektar di Desa Ambarisan sebesar Rp. 13.867.404 dan untuk Desa Manik sebesar Rp. 11.736.535 per hektar dengan periode satu kali musim tanam. Secara ekonomi usahatani kacang tanah layak di usahakan. Sementara usahatani kacang tanah merupakan mata pencaharian utama pada daerah penelitian.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tanggal 20 Oktober 1987 dari Bapak H. Ismail Muhammad dan Ibu Hj. Nur’aini. Penulis merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara.

Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Pematang Siantar, dan pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur Reguler Mandiri. Penulis memilih program studi Agribisnis, Departemen Agribisnis.

Penulis melaksanakan Pratek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Mangan Molih, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi dari tanggal 15 Juni sampai 16 Juli 2009. Pada bulan November 2009 – Januari 2010 melaksanakan penelitian skripsi di Desa Ambarisan dan Desa Manik Maraja. Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang memberikan kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Adapun judul penelitian ini adalah Analisis Ekonomi Usahatani Kacang Tanah di Desa Ambarisan dan Desa Manik Maraja, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M.L. Tobing selaku komisi pembimbing ketua dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, Msi selaku komisi pembimbing anggota yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini dan seluruh Staff Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang turut berperan dalam studi penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta H. Ismail Muhammad dan Ibunda tercinta Hj. Nur’aini, serta kakak Neisy Julita untuk dukungan semangat, materi dan doa yang diberi pada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua sahabat penulis serta semua rekan mahasiswa SEP-05 yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 7

Tujuan Penelitian ... 7

Kegunaan Penelitian ... 8

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka ... 9

Landasan Teori ... 13

Kerangka Pemikiran ... 15

Hipotesis Penelitian ... 18

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 19

Metode Penentuan Sampel ... 19

Metode Pengumpulan Data ... 20

Metode Analisis Data ... 20

Definisi dan Batasan Operasional ... 22

Definisi ... 22

Batasan Operasional ... 23

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian Desa Ambarisan ... 24

Karakteristik Petani Sampel Desa Ambarisan ... 27

Deskripsi Daerah Penelitian Desa Manik Maraja ... 29


(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Biaya Produksi Usahatani Kacang Tanah ... 33

Penerimaan Usahatani Kacang Tanah... 34

Pendapatan Usahatani Kacang Tanah ... 35

Analisis Usahatani Kacang Tanah ... 35

Kontribusi Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Terhadap Pendapatan Keluarga ... 37

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 40

Saran... 41 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kacang Tanah Menurut

Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 ... 5

2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kacang Tanah Menurut Kecamatan di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 ... 6

3. Data Populasi Petani Kacang Tanah di Desa Ambarisan dan Desa Manik Maraja , Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun ... 19

4. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Ambarisan ... 25

5. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 26

6. Sarana dan Prasarana di Desa Ambarisan ... 26

7. Karakteristik Petani Sampel di Desa Ambarisan ... 27

8. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Manik Maraja... 29

9. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pemcaharian ... 30

10. Sarana dan Prasarana di Desa Manik Maraja ... 31

11. Karakteristik Petani Sampel di Desa Manik Maraja ... 31

12. Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Kacang Tanah ... 33

13. Produksi, Harga Jual, dan Penerimaan Usahatani Kacang Tanah ... 34

14. Pendapatan Bersih Petani Kacang tanah ... 35

15. Nilai R/C Ratio ... 36

16. Kontribusi Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Terhadap Pendapatan Keluarga ... 37


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal

1a. Karakteristik Petani Sampel Desa Ambarisan ... 43

1b. Karakteristik Petani Sampel Desa Manik Maraja ... 43

2a. Sarana Produksi Per Petani Desa Ambarisan ... 44

2b. Sarana Produksi Per Petani Desa Manik Maraja ... 44

3a. Sarana Produksi Per Hektar Desa Ambarisan ... 45

3b. Sarana Produksi Per Hektar Desa Manik Maraja... 45

4a. Biaya Sarana Produksi Per Petani Desa Ambarisan ... 46

4b. Biaya Sarana Produksi Per Petani Desa Manik Maraja ... 46

5a. Biaya Sarana Produksi Per Hektar Desa Ambarisan ... 48

5b. Biaya Sarana Produksi Per Hektar Desa Manik Maraja ... 48

6a. Jumlah Peralatan Per Petani dan Per Hektar Desa Ambarisan ... 50

6b. Jumlah Peralatan Per Petani dan Per Hektar Desa Manik Maraja ... 50

7a. Biaya Penyusutan Per Petani dan Per Hektar Per Musim Tanam Desa Ambarisan ... 51

7b. Biaya Penyusutan Per Petani dan Per Hektar Per Musim Tanam Desa Manik Maraja ... 51

8a. Penggunaan Tenaga Kerja Per Petani Desa Ambarisan ... 53

8b. Penggunaan Tenaga Kerja Per Petani Desa Manik Maraja ... 53

9a. Penggunaan Tenaga Kerja Per Hektar Desa Ambarisan ... 55

9b. Penggunaan Tenaga Kerja Per Hektar Desa Manik Maraja ... 55

10a. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Per Petani Desa Ambarisan ... 57


(11)

11a. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Per Hektar Desa Ambarisan ... 59

11b. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Per Hektar Desa Manik Maraja ... 59

12a. Biaya PBB Per Petani dan Per Hektar Per Musim Tanam Desa Ambarisan ... 61

12b. Biaya PBB Per Petani dan Per Hektar Per Musim Tanam Desa Manik Maraja ... 61

13a. Biaya Sewa Per Petani dan Per Hektar Per Musim Tanam Desa Ambarisan ... 62

13b. Biaya Sewa Per Petani dan Per Hektar Per Musim Tanam Desa Manik Maraja ... 62

14a. Biaya Pengangkutan Usahatani Kacang Tanah Per Petani dan Per Hektar Desa Ambarisan ... 63

14b. Biaya Pengangkutan Usahatani Kacang Tanah Per Petani dan Per Hektar Desa Manik Maraja ... 63

15a. Total Biaya Produksi Per Petani Desa Ambarisan ... 64

15b. Total Biaya Produksi Per Petani Desa Manik Maraja ... 64

16a. Total Biaya Produksi Per Hektar Desa Ambarisan ... 65

16b. Total Biaya Produksi Per Hektar Desa Manik Maraja ... 65

17a. Penerimaan Usahatani Kacang Tanah Per Petani Per Musim Tanam Desa Ambarisan ... 66

17b. Penerimaan Usahatani Kacang Tanah Per Petani Per Musim Tanam Desa Manik Maraja ... 66

18a. Penerimaan Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Per Musim Tanam Desa Ambarisan ... 67

18b. Penerimaan Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Per Musim Tanam Desa Manik Maraja ... 67

19a. Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Per Petani Per Musim Tanam Desa Ambarisan ... 68

19b. Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Per Petani Per Musim Tanam Desa Manik Maraja ... 68


(12)

20a. Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Per Musim Tanam

Desa Ambarisan ... 69 20b. Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Per Musim Tanam

Desa Manik Maraja ... 69 21a. Pendapatan Keluarga Usahatani Kacang Tanah Per Petani Per Musim Tanam Desa Ambarisan ... 70 21b. Pendapatan Keluarga Usahatani Kacang Tanah Per Petani Per Musim Tanam Desa Manik Maraja ... 70 22a. Pendapatan Keluarga Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Per Musim Tanam Desa Ambarisan ... 71 22b. Pendapatan Keluarga Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Per Musim Tanam Desa Manik Maraja ... 71 23a. Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan Bersih, dan Pendapatan

Keluarga Non Usahatani Kacang Tanah Per Petani Desa Ambarisan ... 72 23b. Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan Bersih, dan Pendapatan

Keluarga Non Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Desa Ambarisan ... 72 24a. Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan Bersih, dan Pendapatan

Keluarga Non Usahatani Kacang Tanah Per Petani Desa Manik Maraja . 73 24b. Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan Bersih, dan Pendapatan

Keluarga Non Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Desa Manik Maraja 73 25a. Kontribusi Pendapatan Keluarga Dari Setiap Cabang Usahatani

Terhadap Total Pendapatan Keluarga di Desa Ambarisan ... 74 25b. Kontribusi Pendapatan Keluarga Dari Setiap Cabang Usahatani


(13)

ABSTRAK

NEINY SAFRINA: Analisi Ekonomi Usahatani Kacang Tanah Desa Amabarisan dan Desa Manik Maraja Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun, dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M.L. Tobing dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, Msi.

Produksi kacang tanah Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 20.329 Ton naik sebesar 210 Ton atau 1,04% dibandingkan produksi kacang tanah tahun 2006. Kenaikan produksi kacang tanah disebabkan oleh kenaikan produktivitas 0,31 Ton/ Ha atau 2,77% sedangkan luas panen mengalami penurunan sebesar 297 Ha atau 1,65%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan bersih pada usahatani kacang tanah di daerah penelitian, mengetahui apakah usahatani kacang tanah layak diusahakan secara ekonomi dan mengetahui berapa besar kontribusi pendapatan usahatani kacang tanah terhadap total pendapatan keluarga di daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu secara purposive, metode penarikan sampel dilakukan secara simple random sampling atau acak. Metode analisis kelayakan usahatani digunakan Kriteria Investasi R/C (Return/ Cost) Ratio dan untuk analisis besar kontribusi pendapatan usahatani kacang tanah digunakan tabulasi sederhana.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan: Besar biaya produksi rata-rata kacang tanah per hektar untuk Desa Ambarisan Rp. 5.982.595,78 dan untuk Desa Manik Maraja Rp. 6.388.464,70. Sedangkan, besar penerimaan rata-rata usahatani kacang tanah di Desa Ambarisan Rp. 19.850.000 per hektar dan Rp. 18.125.000 untuk Desa Manik Maraja. Besar pendapatan bersih rata-rata yang diterima petani kacang tanah per hektar di Desa Ambarisan sebesar Rp. 13.867.404 dan untuk Desa Manik sebesar Rp. 11.736.535 per hektar dengan periode satu kali musim tanam. Secara ekonomi usahatani kacang tanah layak di usahakan. Sementara usahatani kacang tanah merupakan mata pencaharian utama pada daerah penelitian.


(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia adalah merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor pertanian (Mubyarto, 1989).

Ditinjau dari sudut pembangunan pertanian, hal yang terpenting mengenai usahatani, bahwa usahatani hendaknya senantiasa berubah, baik dalam ukuran maupun susunannya. Untuk memanfaatkan metode usahatani yang cocok bagi pertanian yang masih primitif bukanlah corak yang paling produktif apabila sudah tersedia metode-metode modern. Pada mulanya usahatani hanya ditunjukan untuk menghasilkan lahan makanan guna menutupi kebutuhan primer dari keluarga petani (Anonimous, 2009).

Usahatani sebetulnya tidak sekedar terbatas pada pengambilan hasil (ekstraktif) melainkan benar-benar merupakan suatu usaha produksi. Dalam hal ini akan berlangsung pendayagunaan tanah, modal tenaga kerja, dan manajemen sebagai sumber produksi. Jika pendayagunaannya dapat dilakukan dengan baik dan sebaliknya jika pengolahannya berlangsung tidak baik maka hasilnya tidak dapat kita andalkan. Jika hasil-hasil tersebut sangat baik ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya akan menghasilkan suatu keputusan bagi produsen itu sendiri. Dengan demikian dalam produksi komoditi pertanian terdapat berbagai kegiatan dan hubungan antara sumber-sumber produksi yang didayagunakan dengan hasilnya (Anonimous, 2009).

Dalam ekonomi pertanian dibedakan pengertian produktivitas dan pengertian produktivitas ekonomis daripada usahatani. Dalam pengertian ekonomis maka letak atau


(15)

jarak usahatani dari pasar penting sekali artinya. Kalau dua buah usahatani mempunyai produktivitas fisik yang sama, maka usahatni yang lebih dekat dengan pasar mempunyai lebih tinggi karena produktivitas ekonominya lebih besar (Mubyarto, 1989).

Didalam peningkatan suatu produksi dan produktivitas usahatani di Indonesia, dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi (luas lahan, benih, pupuk, tenaga kerja, dan obat-obataan) yang digunakan oleh petani. Dalam mengusahakan usahataninya, petani selalu berusaha menggunakan sumber daya yang dimilikinya (lahan, tenaga kerja, alat pertanian, dan modal) seefisien mungkin.

Kacang tanah merupakan tanaman palawija yang secara ekonomis, tanaman ini berperan penting bagi kehidupan manusia. Hal ini karena tanaman tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pangan. Selain itu, juga dapat dijadikan bahan baku industri. Sebagai sumber karbohidrat, tanaman ini dapat dijadikan penyangga bagi kebijaksanaan swasembada pangan melalui diversifikasi bahan pangan (Danarti dan Najiyanti, 1999).

Kacang tanah sebagai salah satu komoditi tanaman pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan lezat rasanya, termasuk jenis tanaman pangan yang telah memasyarakat dan disukai oleh banyak orang sehingga perlu dikembangkan dan ditingkatkan produksinya (AAK, 2000).

Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal kacang tanah sebagai bahan pangan dan industri. Tanaman ini biasanya ditanam di sawah atau tegalan secara tunggal atau ganda dalam sistem tumpang sari. Sebagai bahan pangan, biji kacang ini banyak mengandung lemak protein. Di Indonesia angka produksi kacang tanah, diantara jenis kacang-kacangan lainnya menempati urutan kedua setelah kedelai (Suprapto, 2000).

Usahatani tanaman pangan, khususnya kacang tanah saat ini telah diupayakan dalam pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia, serta faktor


(16)

pendukung lainnya untuk memulihkan perekonomian nasional. Di Indonesia, pengembangan kacang tanah antara lain dilandasi oleh:

1. Tujuan diversifikasi pangan dan peningkatan gizi masyarakat.

2. Meningkatnya permintaan kacang tanah (4.4 % per tahun) yang ditandai terus

meningkatnya impor kacang tanah akibat berkembangnya industri pengolahan.

3. Adanya upaya untuk meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan petani.

4. Masih tersedianya sumberdaya lahan, manusia dan teknologi budidaya yang

belum dimanfaatkan secara maksimal.

Sementara itu hal yang menjadi masalah utama dalam pengembangan komoditas pertanian termasuk kacang tanah adalah sistem pemasarannya, baik yang menyangkut rantai pemasaran yang panjang, struktur pasar yang timpang dan tidak adilnya pembagian marjin keuntungan di antara pelaku pasar yang terlibat (Anonimous, 2004).

Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum, meskipun bibit unggul yang diproduksi tinggi sudah diciptakan, namun dalam prakteknya produksinya belum memenuhi harapan. Dengan penerapan tekonologi budidaya untuk kacang tanah mampu meningkatkan hasil kacang tanah menjadi 4,1 – 6,4 ton/ Ha polong segar atau 2 – 3,2 ton/ Ha polong kering (Anonimous, 2008).

Beberapa faktor terpenting yang menyebabkan rendahnya produksi kacang tanah di Indonesia antara lain karena :

a. Pengolahan tanah yang kurang optimal.

b. Mutu atau kwalitas benih yang masih rendah.

c. Pemeliharaan tanaman (pemberantasan gulma, hama dan penyakit, dan

pemupukan yang kurang sempurna). (Suprapto, 2000).


(17)

Di Indonesia, kacang tanah merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup penting dalam pola menu makanan penduduk. Meskipun produksi dan produktivitas kacang tanah di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, namun tetap belum dapat mengimbangi konsumsi dalam negeri (Adisarwanto, 2008).

Kebutuhan kacang tanah dalam negeri menunjukkan angka kenaikan yang cukup besar, yaitu dari 634,0 ribu ton menjadi 803,3 ribu ton atau meningkat sebesar 4,4% per tahun. Sementara, selama kurun waktu sampai periode akhir pelita IV-VI perkembangan luas areal panen, produksi, dan produksitivitas kacang tanah di Indonesia belum menunjukkan adanya peningkatan yang menggembirakan. Peningkatannya hanya sebesar 1,28 % per tahun. Itu pun merupakan kontribusi dari perkembangan luas areal panen yang dapat meningkat mencapai rata-rata sebesar 1,89 % per tahun (Adisarwanto, 2008).

Produksi kacang tanah Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 20.329 Ton naik sebesar 210 Ton atau 1,04% dibandingkan produksi kacang tanah tahun 2006. kenaikan produksi kacang tanah disebabkan oleh kenaikan produktivitas 0,31 Ton/ Ha atau 2,77% sedangkan luas panen mengalami penurunan sebesar 297 Ha atau 1,65% (BPS, 2007).

Adapun produksi, produktivitas dan luas panen kacang tanah di kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel 1.


(18)

Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kacang Tanah Menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 - 2007

No. Kabupaten

Luas

Panen Produksi Produktivitas

Luas

Panen Produksi Produktivitas (Ha) (Ton) (Kw/Ha) (Ha) (Ton) (Kw/Ha)

2006 2007

1 Nias 14 14 1.00 36 38 1.06

2 Mandailing Natal 278 296 1.06 502 550 1.10

3 Tapanuli Selatan 1669 1845 1.11 1534 1743 1.14

4 Tapanuli Tengah 467 479 1.03 588 619 1.05

5 Tapanuli Utara 2564 2890 1.13 2914 3386 1.16

6 Toba Samosir 335 371 1.11 184 210 1.14

7 Labuhan Batu 115 123 1.07 151 168 1.11

8 Asahan 148 160 1.08 159 177 1.11

9 Simalungun 6551 7470 1.14 5555 6527 1.17

10 Dairi 1984 2225 1.12 2445 2824 1.16

11 Karo 225 249 1.11 528 601 1.14

12 Deli Serdang 1558 1737 1.11 988 1132 1.15

13 Langkat 797 856 1.07 538 594 1.10

14 Nias Selatan 70 71 1.01 83 87 1.05

15 H. Hasundutan 214 230 1.07 385 425 1.10

16 Pakpak Bharat 3 3 1.00 13 14 1.08

17 Samosir 175 192 1.10 207 234 1.13

18 Serdang Bedagai 265 298 1.12 326 377 1.16

19 Medan 199 218 1.10 212 239 1.13

20 Tebing Tinggi 9 10 1.11 9 10 1.11

21 Tanjung Balai 0 0 0.00 0 0 0.00

22 Binjai 136 149 1.10 145 163 1.12

23 P. Siantar 150 162 1.08 115 128 1.11

24 P. Sidempuan 65 71 1.09 77 86 1.12

25 Sibolga 0 0 0.00 0 0 0.00

JUMLAH 17991 20119 24.92 17694 20332 25.70 Sumber : Kantor Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2008.

Dari Tabel 1. dapat diketahui bahwa Kabupaten Simalungun merupakan sentra produksi kacang tanah yang terbanyak di Sumatera Utara. Dari beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Simalungun, sedangkan Kecamatan Sidamanik merupakan sentra produksi kacang tanah dengan produksi tertinggi (dapat dilihat pada Tabel 2).


(19)

Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kacang Tanah Menurut Kecamatan di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007

No. Kecamatan Luas Panen

(Ha) Produksi (Ton)

Produktivitas (Kw/Ha)

1 Silimakuta 0 0 0.00

2 Paematng Silimakuta 0 0 0.00

3 Purba 0 0 0.00

4 Haranggaol Horison 0 0 0.00

5 Dolok Pardamean 260 442 1.70

6 Sidamanik 482 940 1.95

7 Pematang Sidamanik 233 453 1.94

8 Girsang Sipangan Bolon 285 490 1.72

9 Tanah Jawa 25 42 1.68

10 Hatonduhan 136 229 1.68

11 Dolok Panribuan 145 285 1.97

12 Jorlang Hataran 225 349 1.55

13 Panei 299 468 1.57

14 Panombein Panei 281 445 1.58

15 Raya 244 404 1.66

16 Dolok Silau 198 358 1.81

17 Silau Kahean 210 344 1.64

18 Raya Kahean 128 262 2.05

19 Tapian Dolok 228 391 1.71

20 Dolok Batu Nanggar 0 0 0.00

21 Siantar 30 58 1.93

22 Gunung Malela 216 364 1.69

23 Gunung Maligas 225 365 1.62

24 Hutabayu Raja 150 249 1.66

25 Jawa Maraja Bah jambi 140 230 1.64

26 Pematang Bandar 209 342 1.64

27 Bandar Huluan 113 186 1.65

28 Bandar 453 787 1.74

29 Bandar Masilam 268 458 1.71

30 Bosar Maligas 202 330 1.63

31 Ujung Padang 234 382 1.63

JUMLAH 5619 9653 44.75

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, 2008.

Dari Tabel 2. dapat diketahui bahwa produksi kacang tanah tahun 2007 terbesar adalah di Kecamatan Sidamanik yaitu sebesar 940 Ton dengan produktivitasnya 1,95 Ton/ Ha.

Sementara informasi yang diperoleh dari dinas terkait, desa yang mengusahakan kacang tanah dengan produksi terbesar di Kecamatan Sidamanik adalah di Desa


(20)

Ambarisan dan Desa Manik Maraja sehingga kedua Desa inilah yang ditetapkan sebagai daerah penelitian dari 13 Desa yang terdapat di Kecamatan Sidamanik.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Berapa besar biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan bersih pada usahatani

kacang tanah di daerah penelitian?

2. Apakah usahatani kacang tanah secara ekonomi layak untuk diusahakan?

3. Berapa besar kontribusi pendapatan usahatani kacang tanah terhadap total

pendapatan keluarga?

Tujuan Penelitian

Dari permasalahan di atas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui berapa besar biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan

bersih pada usahatani kacang tanah di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui apakah usahatani kacang tanah layak diusahakan secara

ekonomi.

3. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi pendapatan usahatani kacang tanah

terhadap total pendapatan keluarga.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah maupun lembaga lainnya dalam

mengambil kebijaksanaan khususnya dalam bidang analisis ekonomi usahatani kacang tanah.


(21)

2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi para petani mengenai kelayakan usahatani kacang tanah di daerah penelitian.

3. Sebagai bahan informasi dan studi bagi pihak-pihak yang terkait terhadap


(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) termasuk dalam keluarga Leguminoceae dan genus Arachis. Batangnya berbentuk perdu dengan panjang 30-50 cm. Dilihat dari segi pertumbuhan batangnya, kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tegak dan menjalar. Tipe tegak umumnya berumur genjah (100-120 hari) dan mempunyai kematangan polong yang seragam. Sedangkan tipe menjalar berumur panjang (150-180 hari) dan mempunyai kematangan polong yang tidak seragam (Danarti dan Najiyanti, 1999).

Tanaman kacang tanah dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub-Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Family : Papilionaceae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogaea

(Suprapto, 2000).

Di Indonesia daerah yang ideal untuk pertumbuhan kacang tanah terletak pada ketinggian 0,5-500 meter. Pada daerah dengan ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan laut, tanaman ini masih dapat tumbuh dengan baik, meskipun produksinya


(23)

rendah. Tanaman ini juga menghendaki tanah yang gembur dengan pH 6-6,5, agak lembap, dan berdrainase baik. Penyinaran yang penuh dengan curah hujan ideal terletak antara 45-200 mm/bulan (Danarti dan Najiyanti, 1999).

Penanaman kacang tanah di Indonesia kebanyakan dilakukan di tanah kering (tegalan) atau di sawah. Pada umumnya kacang tanah di tanam pada saat menjelang musim kemarau. Namun, penanaman kacang tanah di tegalan, dilakukan pada awal atau akhir musim penghujan. Kacang tanah termasuk tanaman palawija, yakni tanaman palawija yang berumur pendek. Jadi, tanaman ini tergolong tanaman yang cepat menghasilkan (AKK, 2000).

Menurut pertumbuhannya, jenis kacang tanah dapat dibedakan menjadi dua tipe, yakni :

1. Tipe Tegak

Cabang-cabang kacang tanah tipe tegak ini pada umumnya lurus atau sedikit miring ke atas. Orang lebih menyukai kacang tanah tipe tegak, sebab umurnya lebih genjah (kira-kira 100-120 hari), pemungutan hasilnya pun mudah dilakukan. Karena buah kacang tanah tipe tegak ini hanya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, maka buah kacang (polong) ini dapat masak secara serempak.

2. Tipe Menjalar

Cabang kacang tanah tipe menjalar ini tumbuh ke samping. Hanya bagian ujung cabangnya mengarah ke atas. Batang utama dari kacang tanah bertipe menjalar ini lebih panjang daripada batang utama dari kacang tanah yang bertipe tegak. Umur kacang tanah tipe ini berkisar antara 5-6 bulan. Setiap ruas kacang tanah yang berdekatan pada tanah menghasilkan buah. Oleh karena itu, buah-buahnya tidak bisa masak secara serempak.


(24)

(AKK, 2000).

Secara umum varietas kacang tanah yang sering ditanam adalah varietas unggul dan varietas lokal, yaitu :

1. Tipe Spanish, mempunyai ciri polong berbiji 1-2 2. Tipe Valencia, mempunyai ciri polong berbiji 3-4 (Adisarwanto, 2008).

Di dalam rangka pemeliharaan kacang tanah, hal-hal yang terutama perlu diperhatikan dalam usahatani kacang tanah adalah :

a. Penyiangan dan pendangiran

Penyiangan dimaksudkan untuk mengendalikan gulma (tanaman penggangu) yang tumbuh di sekitar tanaman. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara mekanis dan cara kimia (Danarti dan Najiyanti, 1999).

Di samping penyiangan pada saat itu sekaligus juga dilakukan pendangiran untuk menggemburkan tanah, sehingga kondisi tanah tetap subur, selalu terangin serta selalu terkena sinar matahari langsung, dan jasad renik yang merugikan akan mati (AKK, 2000).

b. Pengairan

Sampai tanaman berumur 3 bulan, tanaman menghendaki tanah yang lembab. Namun, air tidak boleh menggenang, karena akan menyebabkan busuknya akar. Kira-kira 10 hari sebelum panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering (Danarti dan Najiyanti, 1999).


(25)

c. Pemupukan

Kebanyakan para petani tidak melakukan pemupukan. Untuk memperoleh hasil yang baik mereka cukup mengatur kebutuhan air, pemeliharaan lahan dan bibit unggul (AKK, 2000).

d. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit pada kacang tanah sangat sulit dikendalikan dan cukup banyak menimbulkan kerugian. Satu-satunya cara yang paling baik adalah dengan mencegah timbulnya serangan. Penyakit utama pada tanaman kacang tanah terdiri atas penyakit layu, karat, bercak daun, mozaik, sapu setan, penyakit sclerosium, dan penyakit gopong. Sedangkan hama yang sering menyerang tanaman kacang tanah antara lain uret, ulat, penggerek, dan kumbang (Danarti dan Najiyanti, 1999).

e. Panen dan Pascapanen

Kacang tanah dipanen dengan mencabut batangnya. Apabila tanah tidak gembur dan kering, sehari sebelum panen sebaiknya tanah diairi agar lebih lunak/ gembur. Dengan demikian, pencabutan tidak mengalami kesulitan dan tidak banyak kacang tanah yang tertinggal di dalam tanah (Danarti dan Najiyanti, 1999).

Tajuk dan daun lembut dapat digunakan untuk lalap, dan polong muda dimasak untuk sayur. Diseluruh dunia, kacang tanah biasanya digoreng dan diekstrak minyak bijinya. Komposisi karbohidrat biji berkisar sekitar 10-25%, kandungan protein sekitar 30% dan kandungan minyak biji kultivar tertentu mencapai 40-50% (Rubatzky, 1998).

Adapun tanda-tanda bahwa kacang tanah sudah masak atau sudah siap dipanen, yaitu :


(26)

• Batang mulai mengeras

• Daun menguning dan sebagian mulai berguguran

• Polong sudah berisi penuh dan keras

• Warna polong coklat kehitam-hitaman

(AKK, 2000).

Landasan Teori

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 1995).

Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Setiap aspek untuk dapat dikatakan layak harus memiliki suatu standar nilai tertentu. Namun, keputusan penilaian tidak hanya dilakukan pada salah satu aspek saja (Kasmir, 2004).

Analisis usahatani merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan suatu usahatani secara keseluruhan dan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Penilaian aspek usahatani merupakan penilaian sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi (Kasmir, 2004).

Dalam usahatani dibutuhkan masukan yang sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan tanaman, seperti pembelian bibit, pupuk, obat-obatan, sewa tanah, dan upah


(27)

tenaga kerja. Biaya tersebut dibutuhkan setiap saat sehingga masalah ini sering menimbulkan resiko yang sangat besar pada petani, kalau biaya tidak dapat dipenuhi secara tepat waktu ataupun tepat jumlah maka akibatnya adalah produksi atau hasil yang dicapai tidak sesuai harapan (Daniel, 2002).

Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang relative tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit.

2. Biaya tidak tetap (variable cost), yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh.

(Soekartawi, 1995).

Modal mutlak diperlukan dalam usaha pertanian. Modal mempengaruhi ketepatan waktu dan ketepatan takaran dalam pemasukan. Modal dibutuhkan untuk pengadaan bibit, pupuk, pestisida, dan upah tenaga kerja. Kekurangan modal menyebabkan kurangnya pemasukan yang diberikan sehingga menimbulkan resiko atau rendahnya hasil yang diterima (Daniel, 2002).

Proses produksi diartikan sebagai kaidah-kaidah atau yang dapat digunakan dalam sumber daya yang terbatas dalam proses produksi agar tercapai hasil maksimum. Ukuran dari terjadinya peningkatan produksi hasil-hasil pertanian dalam harga konstan. Kemampuan tanaman memberikan suatu hasil produksi ditentukan oleh bibit, iklim, dan lahan.

Pendapatan bersih adalah selisih total pendapatan tunai dengan total pengeluaran tunai. Pendapatan bersih suatu usaha dinyatakan dalam bentuk jumlah rupiah. Tujuan petani dalam berusahatani pada masyarakat yang telah memasuki sistem pasar adalah untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya (Simajuntak, 2004).


(28)

Pada analisis ekonomi usaha, data penerimaan biaya dan pendapatan usaha sangat perlu diketahui. Penerimaan usaha adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual yang berlaku saat ini. Sedangkan biaya usaha adalah semua pengeluaran yang dipergunakan baik mempengaruhi ataupun tidak mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan dan pendapatan usaha merupakan selisih antara penerimaan usaha dan pengeluaran (Soekartawi, 1995).

Analisis ekonomi dilakukan untuk menghitung sejauh mana usaha yang telah dijalankan dapat memberi keuntungan. Keuntungan usaha tersebut baru dapat diperoleh apabila semua biaya usaha yang telah dikeluarkan dapat ditutupi oleh hasil penjualan dari kegiatan produksi yang telah dilakukan (Daniel, 2002).

Kerangka Pemikiran

Ketersediaan faktor produksi akan sangat berpengaruh pada proses produksi. Karena suatu proses produksi akan membutuhkan input produksi. Input merupakan korbanan atau masukan yang diberikan pada usahatani yang menyebabkan adanya biaya input seperti bibit, pupuk, tenaga kerja, dan pestisida. Hal inilah yang disebut biaya produksi.

Dalam usahatani kacang tanah faktor-faktor produksi seperti sarana produksi, tenaga kerja, penyusutan peralatan dan lain-lain menjadi komponen biaya produksi. Besar masing-masing komponen biaya tersebut dipengaruhi oleh jumlah input yang digunakan dan tingkat harga pada masing-masing input, dan secara bersama-sama akan mempengaruhi besarnya total biaya produksi.

Petani akan memperoleh penerimaan dari usahatani kacang tanah yaitu dari hasil penjualan produksi tanaman kacang tanah. Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian antara produksi usahatani dengan harga jual pada saat penelitian yang dinilai


(29)

dengan rupiah. Pendapatan bersih diperoleh dari penerimaan dikurang dengan biaya produksi dalam satu proses produksi.

Usahatani dalam operasinya bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta dana untuk kegiatan di luar usahatani. Untuk memperoleh tingkat pendapatan yang diinginkan maka petani seharusnya mempertimbangkan harga jual dari produksinya, melakukan perhitungan terhadap semua unsur biaya dan menentukan harga pokok hasil usahataninya.

Untuk mengetahui sebuah usahatani merupakan pendapatan utama dalam keluarga, maka harus diketahui seberapa besar kontribusi/ tambahan pendapatan usahatani tersebut dan juga bersifat kontinuetas dalam memberikan pendapatan sebuah keluarga.

Berdasarkan besar pendapatan bersih yang diterima oleh petani kacang tanah pada akhir musim tanam, dapat dilihat apakah usahatani kacang tanah tersebut layak atau tidak diusahakan secara ekonomi. Hal ini dapai dilihat dari perbandingan antara penerimaan dengan biaya produksi, dengan ketentuan bila hasil perbandingan lebih besar dari satu (>1) maka usahatani layak diusahakan sedangkan bila lebih kecil dari atau sama dengan satu (≤1) maka tidak layak untuk diusahakan secara ekonomi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran berikut ini. (Gambar 1) :


(30)

Keterangan :

Ada hubungan Ada pengaruh

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Petani

Usahatani Kacang Tanah

Faktor Produksi :

- Lahan

- Bibit

- Pupuk

- Obat-obatan

- Tenaga kerja

- Peralatan

- dll.

Produksi

Penerimaan Harga Jual

Pendapatan Usahatani

Analisis Kelayakan

Layak Tidak Layak

Biaya Produksi

Pendapatan Keluarga


(31)

Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian ini, maka dapat diuraikan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Usahatani kacang tanah layak diusahakan secara ekonomi.

2. Kontribusi pendapatan usahatani kacang tanah terhadap total pendapatan


(32)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Ambarisan dan di Desa Manik Maraja yang terletak di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Penentuan daerah penelitian ini dilakukan secara purposive, yakni pemilihan daerah penelitian secara sengaja (Amirin, 1990). Dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan Sidamanik merupakan daerah penghasil kacang tanah terbesar di Kabupaten Simalungun.

Metode Penentuan Sampel

Dari hasil wawancara oleh dinas terkait, populasi petani yang mengusahakan usahatani kacang tanah di Desa Ambarisan sebanyak 97 KK dan di desa Manik Maraja sebanyak 46 KK, dengan luas lahan < 0,5 Ha. Penentuan sampel dilakukan secara

simple random sampling dengan mengambil 20% dari tiap populasi yaitu di Desa

Ambarisan jumlah sampel yang diambil sebesar 20 KK dan di Desa Manik Maraja jumlah sampel yang diambil sebesar 10 KK, yang dalam hal ini sampel dianggap sudah mewakili seluruh populasi.

Data populasi untuk penarikan sampel dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Data populasi petani kacang tanah di Desa Ambarisan dan Desa Manik Maraja, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun.

NO. NAMA DESA JUMLAH

(KK)

JUMLAH PETANI KACANG TANAH (KK)

JUMLAH SAMPEL YANG

DIAMBIL 20% (KK)

1 Desa Ambarisan 500 97 20

2 Desa Manik Maraja 750 46 10


(33)

Desa Ambarisan dan Desa Manik Maraja dipilih sebagai tempat penarikan sampel karena ke-2 Desa ini merupakan daerah penghasil kacang tanah terbesar dari 13 Desa yang ada di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun.

Ini juga sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Arikunto, 1998, yakni : “Jika subjek penelitian sedikit maka seluruh subjek dijadikan sampel dan penelitian menjadi penelitian populasi. Jika subjeknya besar, sampel dapat diambil 10-15% atau lebih”.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden di daerah penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait, seperti BPS Sumut, kantor Kecamatan Sidamanik dan Dinas Pertanian yang terkait di daerah penelitian ini.

Metode Analisis Data

Masalah 1 dianalisis dengan analisis deskriptif, menggunakan tabulasi sederhana.

Untuk mengetahui besar biaya usahatani dihitung dengan menghitung biaya tetap dan biaya variable.

TC = FC + VC Dimana : TC = Total Cost/ Total biaya (Rp)

FC = Fixed Cost/ Biaya tetap (Rp) VC = Variable Cost/ Biaya variabel

Untuk mengetahui penerimaan usahatani dihitung dengan formula : TR = Y . Py


(34)

Dimana : TR = Penerimaan usahatani kacang tanah (Rp) Y = Produksi kacang tanah (Kg)

Py = Harga kacang tanah (Rp)

Untuk mengetahui besar pendapatan bersih usahatani dapat diketahui dengan cara menghitung selisih antara penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan, yaitu :

Pd = TR – TC

Dimana : Pd = Pendapatan usahatani kacang tanah (Rp) TR = Penerimaan usahatani kacang tanah (Rp) TC = Total Cost/ Total biaya (Rp)

(Soekartawi, 1995).

Masalah 2 atau hipotesis 1 dianalisis dengan menggunakan Kriteria Investasi R/C (Return/ Cost) Ratio dengan formula sebagai berikut :

Penerimaan R/C Ratio =

Total Biaya Produksi Bila R/C Ratio ≤ 1, maka Terima Ho dan Tolak H1

R/C Ratio > 1, maka Tolak Ho dan Terima H1 Keterangan :

- Ho = 0 : Usahatani kacang tanah tidak layak diusahakan secara ekonomi

- H1 ≠ 0 : Usahatani kacang tanah layak diusahakan secara ekonomi Dimana usahatani kacang tanah layak secara ekonomi bila R/C Ratio > 1

Masalah 3 atau hipotesis 2 dianalisis dengan menggunakan tabulasi sederhana, yaitu :


(35)

PUKT

KPUKT = X 100%

PK

Dimana : KPUKT = Kontribusi Pendapatan Usahatani Kacang Tanah PUKT = Pendapatan Usahatani Kacang Tanah

PK = Total Pendapatan Keluarga Kriteria :

- KPUKT ≤ 50% berarti pendapatan yang diterima dari usahatani kacang tanah terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian bukan merupakan pendapatan utama.

- KPUKT > 50% berarti pendapatan yang diterima dari usahatani kacang tanah

terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian merupakan pendapatan utama.

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dan penafsiran dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Defenisi

1. Petani kacang tanah adalah petani yang mengusahakan tanaman kacang tanah

dalam lahan usahataninya dengan sistem pola rotasi.

2. Usahatani kacang tanah adalah suatu kegiatan usahatani yang menjadikan

tanaman kacang tanah sebagai komoditi dalam usahataninya.

3. Produksi adalah seluruh hasil usahatani kacang tanah, yang dihitung dengan


(36)

4. Faktor produksi kacang tanah adalah semua korbanan yang diberikan pada usahatani kacang tanah agar tanaman berproduksi.

5. Modal adalah seluruh input produksi dan biaya yang dikeluarkan dalam

usahatani kacang tanah.

6. Penerimaan usahatani kacang tanah adalah produksi dikali dengan harga jual. 7. Pendapatan bersih usahatani kacang tanah adalah selisih antara total penerimaan

dengan totala biaya produksi.

8. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi kacang tanah. Contohnya penyusutan peralatan.

9. Biaya variable adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan

besarnya produksi kacang tanah. Contohnya pengeluaran untuk bibit, pupuk, dan tenaga kerja.

10.Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani selama proses produksi masih berlangsung.

11.Analisis ekonomi usahatani kacang tanah adalah analisis yang digunakan untuk

mengukur apakah usahatani kacang tanah secara ekonomi layak atau tidak layak untuk dilaksanakan di daerah penelitian.

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah di Desa Ambarisan dan Desa Manik Maraja,

Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun. 2. Waktu penelitian adalah tahun 2010.

3. Sampel penelitian adalah petani yang mengusahakan tanaman kacang tanah


(37)

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

PETANI SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian Desa Ambarisan Letak geografis, batas, dan luas wilayah

Desa Ambarisan berada di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun memiliki luas wilayah 1.750 Ha. Dengan memiliki jumlah penduduk di Desa Ambarisan yaitu 1.855 jiwa dan memiliki sebanyak 500 kepala keluarga.

Desa Ambarisan ini berada pada ketinggian 891 meter di atas permukaan laut, dengan topografi perbukitan dan suhu udara berkisar antara 23°C - 28°C. Desa ini berjarak 4 Km dari Ibukota Kecamatan, 39 Km dari Ibukota Kabupaten, dan berjarak 180 Km dari Ibukota Propinsi Sumatera Utara.

Bila dilihat dari jarak desa dengan Ibukota Kecamatan dapat diasumsikan bahwa desa ini dapat dengan cepat menerima arus informasi yang berasal dari daerah lain sehingga akan berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan desa.

Secara administratif batas-batas Desa Ambarisan adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Nagori Bangun Rakyat Kecamatan Panei

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Nagori Sidamanik (Perkebunan Teh PN-4

Sidamanik Afdeling B)

- Sebelah Barat berbatasan dengan Nagori Simantin 2 (Perkebunan Teh PN-4

Sidamanik Afdeling B)


(38)

Tata guna lahan

Luas lahan Desa Ambarisan menurut jenis penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Ambarisan

No. Pengunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Sawah dan Ladang 1.050 60

2 Pertanian 437,5 25

3 Bangunan 175 10

4 Lain-lain 87,5 5

Jumlah 1750 100

Sumber : KantorPanghulu Ambarisan, 2010.

Dari Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan lahan terbesar adalah di sektor pertanian, yakni sebesar 60% dari seluruh lahan. Hal ini karena sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani.

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian

Berdasarkan mata pencahariannya, penduduk di Desa Ambarisan bekerja pada sektor pertanian, pegawai negeri sipil, wiraswasta, pedagang, karyawan BUMN, dan lain-lain. Jenis mata pencaharian terbesar adalah pada sektor pertanian yakni 450 jiwa dengan presentase 90%. Pada sektor pertanian, kebanyakan petani mengusahakan tanaman tahunan seperti kopi, tanaman pangan dan tanaman palawija di dalam usahataninya. Sementara yang bekerja menjadi pegawai negeri sipil 6 orang (1,2%), 5 orang (1%) bermata pencaharian sebagai wiraswasta, 10 orang (2%) sebagai pedagang, 5 orang (1%) sebagai karyawan BUMN dan 24 orang (4,8%) bermata pencaharian lainnya.

Distribusi penduduk Desa Ambarisan berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :


(39)

Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 450 90

2 Pegawai Negeri Sipil 6 1,2

3 Wiraswasta 5 1

4 Pedagang 10 2

5 Karyawan BUMN 5 1

6 Lain-lain 24 4,8

Jumlah 500 100

Sumber : Kantor Panghulu Ambarisan, 2010.

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa jenis mata pencaharian terbesar adalah di sektor pertanian (90%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan mata pencaharian yang dominan yang dilaksanakan oleh penduduk, Desa Ambarisan masih merupakan desa pertanian.

Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Semakin baik dan lengkap sarana dan prasarananya maka akan mempercepat laju perkembangan daerah tersebut.

Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana di Desa Ambarisan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :

Tabel 6. Sarana dan Prasarana di Desa Ambarisan

No. Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Pendidikan (Unit) : - SD 1

2 Kesehatan (Unit) : - Puskesmas Pembantu 1

3 Tempat Ibadah (Unit) : - Musholah 2

- Gereja 5 4 Lembaga Kemasyarakatan (Unit) : - Kelompok Tani 13

- Karang Taruna 1 - PKK 4

5 Jalan Desa (Km) : - Jalan Aspal 4,5

- Jalan Batu 8 - Jalan Tanah 4 Sumber : Kantor Panghulu Ambarisan, 2010.


(40)

Pada tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa sarana kesehatan telah terdapat di desa ini sehingga lebih memudahkan penduduk dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Sarana pendidikan juga sudah terdapat di Desa Ambarisan, yakni Sekolah Dasar. Dengan adanya fasilitas pendidikan tersebut masyarkat tidak perlu jauh-jauh ke tempat lain untuk bersekolah. Begitu juga dengan sarana peribadatan dan sarana lembaga kemasyarakatan.

Pada Tabel 6 ini juga menunjukkan bahwa sudah terdapatnya sarana jalan desa baik jalan aspal, jalan batu maupun jalan tanah yang akan mempelancar transportasi hasil-hasil pertanian dari desa tersebut.

Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik yang menjadi petani sampel dalam penelitian ini meliputi luas lahan, umur petani, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, produksi dan produktivitas yang dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :

Tabel 7. Karakteristik Petani Sampel di Desa Ambarisan

No. Uraian Range Rataan

1 Luas Lahan (Ha) 0,1 - 0,32 0.23

2 Umur Petani (Tahun) 29 - 70 47.05

3 Tingkat Pendidikan (Tahun) 0 - 13 8.15

4 Pengalaman Bertani 5 - 45 21.50

5 Jumlah Tanggungan (Jiwa) 0 - 11 3.15

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1.

Dari Tabel 7. dapat diketahui bahwa rata-rata petani sampel di Desa Ambarisan memiliki luas lahan usahatani kacang tanah di daerah penelitian yaitu sekitar 0,23 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel di daerah penelitian termasuk petani yang memiliki lahan yang tidak terlalu luas untuk berusahatani kacang tanah.

Rata-rata umur petani sampel di daerah penelitian adalah 47,05 tahun. Ini menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong dalam usia yang masih produktif untuk mengusahakan usahatani kacang tanah.


(41)

Rata-rata tingkat pendidikan petani sampel di Desa Ambarisan adalah sekitar 8,15 tahun atau setara dengan SLTP. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan para petani kacang tanah masih tergolong rendah. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan usahatani dan proses alih teknologi.

Pengalaman bertani petani di Desa Ambarisan memiliki rata-rata 21,50 tahun, yang menunjukkan bahwa pengalaman petani dalam bertani sudah cukup lama. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga petani kacang tanah adalah 3,15 jiwa. Jumlah ini berpengaruh terhadap beban tanggungan keluarga/ biaya hidup.


(42)

Deskripsi Daerah Penelitian Desa Manik Maraja

Desa Manik Maraja memiliki luas wilayah 5.120 Ha. Daerah ini berada pada ketinggian 899 meter di atas permukaan laut, dengan bentuk topografi perbukitan dan

suhu rata-rata 28°C. Desa Manik Maraja berjarak 1 Km dari Ibukota Kecamatan

Sidamanik, 37 Km dari Ibukota Kabupaten Simalungun dan 180 Km dari Ibukota Provinsi Sumatera Utara. Dilihat dari jarak antara desa dengan Ibukota Kecamatan dapat diasumsikan bahwa desa tersebut dapat cepat menerima arus informasi yang berasal dari luar daerah sehingga akan berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan desa.

Secara administratif batas-batas Desa Manik Maraja adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Nagori Ambarisan Kec. Sidamanik

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sarimatondang Kec. Sidamanik

- Sebelah Barat berbatasan dengan Nagori Sidamanik Kec. Sidamanik

- Sebelah Timur berbatasan dengan Nagori Mekar Sari Raya Kec. Panei

Tata guna lahan

Luas lahan Desa Manik Maraja menurut jenis penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut :

Tabel 8. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Manik Maraja

No. Pengunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Sawah dan Ladang 2688 52,5

2 Perkebunan Rakyat 4,5 0,09

3 Pertanian 1659,5 32,41

4 Bangunan 768 15

Jumlah 5120 100


(43)

Tabel 8 menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang paling luas adalah untuk sawah dan ladang yaitu sebanyak 2.688 Ha atau 52,5% dari total luas wilayah Desa Manik Maraja.

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian

Penduduk Desa Manik Maraja berjumlah 2.456 jiwa, terdiri dari 1.255 pria dan 1.201 wanita dengan jumlah rumah tangga sebanyak 750 kepala keluarga. Berdasarkan mata pencaharian, maka distribusi penduduk Desa Manik Maraja dapat dilihat pada Tabel 9 berikut :

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 450 55,1

2 Kuli Bangunan 150 18,36

3 PNS 90 11

4 Pensiunan 60 7,34

5 BUMN 30 3,67

6 Lain-lain 37 4,53

Jumlah 817 100

Sumber : Kantor Panghulu Manik Maraja, 2010.

Tabel 9 menunjukkan bahwa 450 jiwa (55,1%) penduduk Desa Manik Maraja bermata pencaharian sebagai petani, 150 jiwa (18,36%) bermata pencaharian sebagai kuli bangunan, 90 jiwa (11%) sebagai PNS, 60 jiwa (7,34%) sebagai pensiunan, 30 jiwa (3,67%) bermata pencaharian sebagai BUMN, dan 37 jiwa (4,53%) bermata pencaharian lainnya.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat, semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju pembangunan. Keadaan sarana dan prasarana di Desa Manik Maraja dapat dilihat pada Tabel 10 berikut :


(44)

Tabel 10. Keadaan Sarana dan Prasarana di Desa Manik Maraja

No. Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Pasar (Unit) 1

2 Pendidikan (Unit) : - TK 1

- SD 2

- SMP 1

- SMA 1

- SMK 1

2 Kesehatan (Unit) : - Polindes 1

- Toko Obat 1

3 Tempat Ibadah (Unit) : - Mesjid 3

- Gereja 1 4 Lembaga Kemasyarakatan (Unit) : - Kelompok Tani 8 - Karang Taruna 1

5 Jalan Desa (Km) : - Jalan Aspal 2,5

- Jalan Batu 5 - Jalan Tanah 8 Sumber : Kantor Panghulu Manik Maraja, 2010.

Tabel 10 menunjukkan bahwa terdapat sarana jalan desa baik jalan aspal, jalan batu maupun jalan tanah yang akan mempelancar transpotasi hasil-hasil pertanian dari desa tersebut.

Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik yang menjadi petani sampel di Desa Manik Maraja dalam penelitian ini meliputi luas lahan, umur petani, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, produksi dan produktivitas yang dapat dilihat pada Tabel 11 berikut :

Tabel 11. Karakteristik Petani Sampel di Desa Ambarisan

No. Uraian Range Rataan

1 Luas Lahan (Ha) 0,2 - 0,24 0.18

2 Umur Petani (Tahun) 33 - 61 47.60

3 Tingkat Pendidikan (Tahun) 6 - 12 9.00

4 Pengalaman Bertani 10 - 35 17.50

5 Jumlah Tanggungan (Jiwa) 2 - 4 2.90

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1.

Dari Tabel 11. dapat diketahui bahwa rata-rata petani sampel di Desa Manik Maraja memiliki luas lahan usahatani kacang tanah di daerah penelitian yaitu sekitar


(45)

0,18 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel di daerah penelitian termasuk petani yang memiliki lahan yang tidak terlalu luas untuk berusahatani kacang tanah.

Rata-rata umur petani sampel di daerah penelitian adalah 47,60 tahun. Ini menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong dalam usia yang masih produktif untuk mengusahakan usahatani kacang tanah. Rata-rata tingkat pendidikan petani sampel di daerah penelitian adalah sekitar 9 tahun atau setara dengan SLTA. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan usahatani dan proses alih teknologi.

Rata-rata pengalaman bertani yang dimiliki petani kacang tanah di Desa Manik Maraja adalah 17,50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman petani dalam bertani sudah cukup lama. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga petani kacang tanah di daerah penelitian adalah 2,9 jiwa. Jumlah ini berpengaruh terhadap beban tanggungan keluarga/ biaya hidup.


(46)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Biaya Produksi Usahatani Kacang Tanah

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani selama proses produksi berlangsung dalam 1 kali musim tanam. Adapun biaya produksi itu meliputi biaya tetap (penyusutan peralatan, PBB) dan biaya variable seperti biaya pembelian sarana produksi (bibit, pupuk, obat-obatan) dan biaya tenaga kerja. Besarnya biaya produksi di pengaruhi oleh komponen input produksi dan harga dari input produksi tersebut. Untuk mengetahui besarnya biaya produksi rata-rata yang diperoleh petani kacang tanah di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 12. Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Kacang Tanah No

. Jenis Biaya

Desa Ambarisan Desa Manik Maraja

Per Petani Per Hektar Per Petani Per Hektar

1 B. Sarana produksi 486.655 2.103.885,42 483.600 2.697.166,67 2 B. Tenaga Kerja 747.500 3.452.447,92 575.500 3.211.458,33

3 B. Sewa Tanah 51.500 235.000 0 0

4 B. Penyusutan 35.046,18 160.345,78 28.452,08 159.756,37

5 B. PBB 7.116,67 30.916,67 10.500 58.333,33

6 B. Pengangkutan 0 0 46.800 261.750

Total 1.327.817,85 5.982.595,78 1.144.852,08 6.388.464,70

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 4a-5b,7a,7b,&10a-14b.

Dari Tabel 12. dapat diketahui bahwa rata-rata biaya sarana produksi per petani di Desa Ambarisan Rp. 1.327.817,85 lebih besar daripada Desa Manik Maraja Rp. 1.144.852,08. Sedangkan rata-rata biaya produksi usahatani kacang tanah per hektar di Desa Ambarisan Rp. 5.982.595,78 lebih kecil daripada Desa Manik Maraja sebesar Rp. 6.388.464,70. Hal ini disebabkan biaya sarana produksi dan biaya PBB di Desa Manik Maraja lebih besar dan juga di Desa Manik Maraja terdapat biaya pengakutan hasil


(47)

usahatani kacang tanah ke rumah petani yang selanjutnya dari rumah petani, agen langsung mengambil hasil.

Penerimaan Usahatani Kacang Tanah

Penerimaan adalah nilai yang diperoleh dari hasil perkalian seluruh hasil produksi dengan harga jual produksi. Harga jual produksi pertanian di daerah penelitian sering mengalami fluktuasi pada waktu tertentu. Namun, di daerah penelitian baik pada Desa Ambarisan dan Desa Manik Maraja rata-rata petani memperoleh harga jual kacang tanah sebesar Rp. 5.000/Kg. Adapun rata-rata produksi, harga jual, dan penerimaan pada usahatni kacang tanah di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 13. Produksi, Harga Jual, dan Penerimaan Usahatani Kacang Tanah

No. Uraian Desa Ambarisan Desa Manik Maraja

Total Rataan Total Rataan

1 Produksi (Kg)

- Per Petani 17.979 898,95 6.540 654

- Per Hektar 79.400 3.970 36.250 3.625

2 Harga Jual (Rp/Kg) 100.000 5.000 50.000 5.000 3 Penerimaan (Rp)

- Per Petani 89.895.000 4.494.750 32.700.000 3.270.000 - Per Hektar 397.000.000 19.850.000 181.250.000 18.125.000 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 17a,17b,18a,&18b.

Dari Tabel 13. dapat diketahui bahwa rata-rata penerimaan di Desa Ambarisan per petani Rp. 4.494.750 dan per hektar Rp. 19.850.000 lebih besar daripada Desa Manik Maraja per petani Rp. 3.270.000 dan Rp. 18.125.000 per hektar. Hal ini dikarenakan oleh rata-rata produksi yang dihasilkan petani di Desa Ambarisan lebih tinggi sebesar 898,95 Kg daripada Desa Manik Maraja yang menghasilkan produksi 654 Kg.


(48)

Pendapatan Usahatani Kacang Tanah

Pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan yang diperoleh petani dikurangi dengan jumlah biaya produksi selama satu periode. Tabel 14. menunjukkan besar pendapatan bersih petani dalam usahatni kacang tanah di daerah penelitian :

Tabel 14. Pendapatan Bersih Petani Kacang Tanah

No. Pendapatan Bersih

Petani

Desa Ambarisan Desa Manik Maraja

Total Rataan Total Rataan

1 Per Petani 63.338.643 3.166.932 21.251.479 21.25.148 2 Per Hektar 277.348.084 13.867.404 117.365.353 11.736.535 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 19a,19b,20a,&20b.

Dari tabel 14. dapat diketahui bahwa total pendapatan petani per musim tanam di Desa Ambarisan sebesar Rp. 63.338.643 per petani dan Rp. 277.348.084 per hektar. Dengan rata-rata pendapatan per petani Rp. 3.166.932 dan Rp. 13.867.404 per hektar. Sedangkan di Desa Manik Maraja total pendapatan petani per musim tanam sebesar Rp. 21.251.479 per petani dan Rp. 117.365.353 per hektar. Dengan rata-rata pendapatannya Rp. 2.125.148 per petani dan Rp. 11.736.535 per hektar. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan petani di Desa Ambarisan lebih besar daripada Desa Manik Maraja. Hal ini disebakan oleh biaya produksi di Desa Ambarisan lebih kecil dari Desa Manik Maraja dan penerimaan yang lebih besar di Desa Ambarisan karena hasil produksi yang dihasilkan tinggi.

Analisis Kelayakan Usahatani Kacang Tanah

Untuk menganalisa kelayakan usahatani kacang tanah di daerah penelitian dilakukan analisis ekonomi yang diuji dengan menggunakan kriteria kelayakan R/C Ratio. Kelayakan usahatani kacang tanah ditinjau dari kriteria R/C Ratio yaitu seberapa besar perbandingan antara penerimaan dari hasil penjualan produksi dengan total biaya yang telah dikeluarkan selama satu kali proses produksi (musim tanam).


(49)

Nilai R/C Ratio usahatani kacang tanah di Desa Ambarisan dan Desa Manik Maraja dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 15. Nilai R/C Ratio No.

Sampel

R/C Ratio

Desa Ambarisan Desa Manik Maraja

1 3,10 3,08

2 4,22 2,68

3 3,55 2,60

4 3,78 3,12

5 3,41 2,48

6 3,11 3,02

7 2,83 2,73

8 2,33 3,14

9 3,37 2,76

10 3,97 2,87

11 2,88 -

12 3,62 -

13 4,13 -

14 3,96 -

15 3,07 -

16 2,92 -

17 4,06 -

18 3,36 -

19 2,55 -

20 3,80 -

Total 68,03 28,46

Rataan 3,40 2,85

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 19a-19b.

Dari Tabel 15. dapat diketahui bahwa rata-rata R/C Ratio usahatani kacang tanah di Desa Ambarisan per petani maupun per hektar dalam satu kali periode musim tanam adalah 3,40. Sedangkan di Desa Manik Maraja rata-rata R/C Ratio usahatani kacang tanah per petni maupun per hektar dalam satu kali periode musim tanam adalah 2,85. Menurut kriteria kelayakan investasi, apabila nilai R/C Ratio > 1 maka usahatani tersebut layak untuk dilaksanakan dan apabila nilai R/C Ratio ≤ 1 maka usahatani tersebut tidak layak dilaksanakan.


(50)

Nilai R/C Ratio di Desa Ambarisan sebesar 3,40 dan di Desa Manik Maraja sebesar 2,85 berarti untuk setiap pembiayaan dalam usahatani kacang tanah per musim tanam akan menghasilkan penerimaan sebesar 3,40 kali lipat pada Desa Ambarisan dan 2,85 kali lipat pada Desa Manik Maraja dari total biaya produksi per musim tanam.

Berdasarkan kriteria kelayakan tersebut berarti usahatani kacang tanah layak diusahakan di daerah penelitian Desa Ambarisan Dan Desa Manik Maraja, dan berarti hipotesis 1 dapat diterima.

Kontribusi Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Terhadap Pendapatan Keluarga Sumber pendapatan keluarga petani di Desa Ambarisan dan Desa Manik Maraja terdiri dari pendapatan usahatani kacang tanah dan pendapatan di luar usahatani kacang tanah. Pendapatan di luar usahatani kacang tanh meliputi pendapatan yang berasal dari kegiatan dalam usahatani seperti : usahatani kacang bogor dan usahatani jagung. Sedangkan pendapatan di luar kegiatan usahatani seperti : wirausaha, PNS, dll.

Tabel 16. Kontribusi Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Terhadap Pendapatan Keluarga

Kontribusi

Desa Ambarisan Desa Manik Maraja

Rata-rata Kontribusi

(Rp)

% Nilai Rata-rata Kontribusi

Rata-rata Kontribusi

(Rp)

% Nilai Rata-rata Kontribusi

Usahatani Kacang Tanah 3.409.182,15 92,02 2.390.148 69,22 Luar Usahatani Kacang

Tanah 390.255,21 7,98 1.316.211,81 30,78

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 25a-25b.

Berdasarkan Tabel 16. dapat diketahui bahwa persentase rata-rata kontribusi usahatani kacang tanah di Desa Ambarisan adalah 92,02% terhadap total pendapatan keluarga lebih besar daripada Desa Manik Maraja 69,22%. Sedangkan dari luar usahatani kacang tanah di Desa Ambarisan memiliki kontribusi sebesar 7,98% lebih kecil daripada kontribusi petani di Desa Manik Maraja sebesar 30,78%. Hal ini disebakan di Desa Manik Maraja petani kebanyakan memiliki pendapatan lain dari luar


(51)

usahatani kacang tanah. Akan tetapi, usahatani kacang tanah tetap merupakan mata pencaharian utama bagi petani di Desa Ambarisan maupun di Desa Manik Maraja per musim tanam kacang tanah pada setiap tahunnya.

Ada kriteria yang menyatakan suatu pekerjaan menjadi mata pencaharian utama dipengaruhi oleh: pendapatan, time (waktu), dan willingness (kemauan bekerja). Pendapatan rata-rata yang diterima oleh petani dari usahatani kacang tanah di daerah penelitian memberikan kontribusi sebesar 92,02% di Desa Ambarisan dan 69,22% di Desa Manik Maraja yang mana pendapatan tersebut menjadi sumber pendapatan utama petani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya; waktu yang digunakan petani dalam pengelolaan usahataninya adalah 6-8 jam perhari dan dalam setahun usahatani kacang tanah memberikan pendapatan bagi keluarga 1-2 kali musim tanam dalam setahun; di Desa Ambarisan maupun Desa Manik Maraja petani dalam mengusahatanikan kacang tanah termasuk kuat, hal ini diketahui dari 19,4% KK di Desa Ambarisan dan 6,13% KK di Desa Manik Maraja yang mengusahatanikan kacang tanah. Dengan demikian, usahatani kacang tanah dapat dikatakan menjadi mata pencaharian utama setiap tahunnya dalam 1-2 kali musim tanam dalam setahun di Desa Ambarisan dan Desa Manik Maraja dan berarti hipotesis 2 dapat diterima.


(52)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Besar biaya produksi rata-rata kacang tanah per hektar untuk Desa Ambarisan Rp.

5.982.595,78 dan untuk Desa Manik Maraja Rp. 6.388.464,70. Sedangkan, besar penerimaan rata-rata usahatani kacang tanah di Desa Ambarisan Rp. 19.850.000 per hektar dan Rp. 18.125.000 untuk Desa Manik Maraja. Besar pendapatan bersih rata-rata yang diterima petani kacang tanah per hektar di Desa Ambarisan sebesar Rp. 13.867.404 dan untuk Desa Manik sebesar Rp. 11.736.535 per hektar dengan periode satu kali musim tanam.

2. R/C Ratio usahatani kacang tanah untuk Desa Ambarisan per petani maupun per

hektar per musim tanam adalah 3,40 dan untuk Desa Manik Maraja memiliki R/C Ratio sebesar 2,85.

3. Kontribusi pendapatan usahatani kacang tanah terhadap pendapatan keluarga di

Desa Ambarisan sangat besar dengan persentase rata-rata 92,02% dan demikian juga di Desa Manik Maraja dengan persentase rata-rata sebesar 69,22%. Hal ini berarti bahwa usahatani kacang tanah tetap menjadi mata pencaharian utama bagi petani dalam 1-2 kali musim tanam setiap tahunnya.


(53)

Saran

Kepada Petani

1. Agar petani menggunakan sarana produksi terutama pupuk sesuai kebutuhan

tanaman agar dapat diperoleh hasil yang optimal.

2. Agar petani lebih mengoptimalkan pemakaian tenaga kerja sehingga biaya yang

dikeluarkan dapat lebih efektif, karena dalam komposisi biaya produksi yang paling besar adalah biaya tenaga kerja.

3. Agar petani dapat lebih memperhatikan lagi faktor cuaca keadaan setempat,

sehingga produksi kacang tanah yang dihasilkan lebih optimal. Kepada Pemerintah

Pemerintah perlu meningkatkan penyuluhan, pendidikan, dan latihan kepada petani agar para petani dapat diberikan arahan ataupun masukan mengenai pola rotasi yang lebih menguntungkan dalam meningkatkan pendapatan petani per musim tanam dan dapat memberikan informasi mengenai keadaan cuaca daerah setempat.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

AAK., 2000. Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Adisarwanto., 2008. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Kering. Penebar Swadaya, Jakarta.

Amirin., 1990. Menyusun Rencana Penelitian. Rajawali, Jakarta.

Anonimous.,2004.http://www.lapanrs.com/09/07/25/LaporanLengkap_Kacang Tanah.

________.,2008.http://www.joely.blog.com/09/08/27/Budidaya_Kacang_Tanah. ________.,2009.http://www.tesisjogja.com/09/07/25/Pengertian_Usahatani.

Arikunto S., 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta.

BPS., 2008. Sumatera Utara Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Medan.

Danarti dan Najiyanti., 1999. Palawija Budidaya dan Analisis Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.

Daniel Moehar., 2002. Pengantar Ekonomi Peratanian. Bumi Aksara, Jakarta. Kasmir dan Jakfar., 2004. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana, Jakarta.

Mubyarto., 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta. Rubatzky dan Yamaguchi., 1998. Sayuran Dunia 2. ITB, Bandung. Simanjutak S.B., 2004. Pengantar Ilmu Pertanian. F.P USU, Medan. Soekartawi., 1995. Analisis Usahatani. UI-Press, Jakarta.


(55)

LAMPIRAN 1A. KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL DESA AMBARISAN

NO. SAMPEL LUAS LAHAN

(HA)

UMUR SAMPEL (TAHUN)

TINGKAT PENDIDIKAN (TAHUN)

PENGALAMAN BERTANI (TAHUN)

JUMLAH TANGGUNGAN (JIWA)

1 0.24 47 12 23 11

2 0.24 46 12 23 2

3 0.12 70 0 45 1

4 0.32 35 9 10 3

5 0.2 45 13 10 4

6 0.1 35 6 5 1

7 0.12 32 9 12 4

8 0.24 42 9 25 5

9 0.32 54 0 30 5

10 0.16 62 6 35 0

11 0.2 52 12 30 3

12 0.32 29 12 10 3

13 0.2 57 6 35 1

14 0.32 54 9 10 3

15 0.2 37 9 8 2

16 0.16 61 0 38 1

17 0.32 33 12 8 4

18 0.2 64 6 35 0

19 0.2 38 9 15 6

20 0.32 48 12 23 4

TOTAL 4.5 941 163 430 63

RATAAN 0.23 47.05 8.15 21.50 3.15

LAMPIRAN 1B. KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL DESA MANIK MARAJA

NO. SAMPEL

LUAS LAHAN (HA)

UMUR SAMPEL (TAHUN)

TINGKAT PENDIDIKAN

(TAHUN) LAMA BERTANI (TAHUN)

JUMLAH TANGGUNGAN (JIWA)

1 0.2 33 12 10 3

2 0.2 45 12 22 4

3 0.16 34 12 13 2

4 0.2 61 6 35 4

5 0.12 36 12 10 3

6 0.16 60 6 15 2

7 0.16 55 6 10 2

8 0.2 50 6 10 4

9 0.24 60 6 35 2

10 0.16 42 12 15 3

TOTAL 1,8 476 90 175 29


(1)

Lampiran 20a.Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Per Musim Tanam Desa Ambarisan

No. Sampel Luas Lahan (Ha) Penerimaan (Rp) Biaya Total (Rp) Pendapatan R/C Ratio

1 0.24 18750000 6040787 12709213 3.10

2 0.24 19875000 4707755 15167245 4.22

3 0.12 21750000 6124190 15625810 3.55

4 0.32 20000000 5288082 14711918 3.78

5 0.2 18625000 5454306 13170694 3.41

6 0.1 18750000 6026528 12723472 3.11

7 0.12 19250000 6791667 12458333 2.83

8 0.24 20000000 8567205 11432795 2.33

9 0.32 19250000 5708984 13541016 3.37

10 0.16 18625000 4695833 13929167 3.97

11 0.2 18750000 6518542 12231458 2.88

12 0.32 19375000 5352925 14022075 3.62

13 0.2 18625000 4514583 14110417 4.13

14 0.32 22500000 5682786 16817214 3.96

15 0.2 21250000 6918472 14331528 3.07

16 0.16 19250000 6585243 12664757 2.92

17 0.32 20500000 5043403 15456597 4.06

18 0.2 19375000 5773611 13601389 3.36

19 0.2 20625000 8095625 12529375 2.55

20 0.32 21875000 5761389 16113611 3.80

Total 4.5 397000000 119651916 277348084 68.03

Rataan 0.23 19850000 5982595.78 13867404 3.40

Lampiran 20b.Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Per Musim Tanam Desa Manik Maraja

No. Sampel Luas Lahan (Ha) Penerimaan (Rp) Biaya Total (Rp) Pendapatan R/C Ratio

1 0.2 19375000 6296667 13078333 3.08

2 0.2 18750000 7002292 11747708 2.68

3 0.16 17500000 6734635 10765365 2.60

4 0.2 18750000 6014375 12735625 3.12

5 0.12 17500000 7060532 10439468 2.48

6 0.16 19375000 6408681 12966319 3.02

7 0.16 16875000 6187760 10687240 2.73

8 0.2 19375000 6178229 13196771 3.14

9 0.24 16875000 6121701 10753299 2.76

10 0.16 16875000 5879774 10995226 2.87

Total 1,8 181250000 63884647 117365353 28.46


(2)

Lampiran 21a. Pendapatan Keluarga Usahatani Kacang Tanah Per Petani Per Musim Tanam Desa Ambarisan

No. Sampel Luas Lahan (Ha) Pendapatan (Rp) Nilai TKDK (Rp) Total Pendapatan Keluarga (Rp)

1 0.24 3050211 465000 3515211

2 0.24 3640139 255000 3895139

3 0.12 1875097 400000 2275097

4 0.32 4707814 195000 4902814

5 0.2 2634139 125000 2759139

6 0.1 1272347 225000 1497347

7 0.12 1495000 310000 1805000

8 0.24 2743871 335000 3078871

9 0.32 4333125 310000 4643125

10 0.16 2228667 255000 2483667

11 0.2 2446292 165000 2611292

12 0.32 4487064 195000 4682064

13 0.2 2822083 100000 2922083

14 0.32 5381508 225000 5606508

15 0.2 2866306 310000 3176306

16 0.16 2026361 200000 2226361

17 0.32 4946111 60000 5006111

18 0.2 2720278 125000 2845278

19 0.2 2505875 335000 2840875

20 0.32 5156356 255000 5411356

Total 4.5 63338643 4845000 68183643

Rataan 0.23 3166932 242250 3409182

Lampiran 21b. Pendapatan Keluarga Usahatani Kacang Tanah Per Petani Per Musim Tanam Desa Manik Maraja

No. Sampel Luas Lahan (Ha) Pendapatan (Rp) Nilai TKDK (Rp) Total Pendapatan Keluarga (Rp)

1 0.2 2615667 280000 2895667

2 0.2 2349542 335000 2684542

3 0.16 1722458 180000 1902458

4 0.2 2547125 310000 2857125

5 0.12 1252736 180000 1432736

6 0.16 2074611 390000 2464611

7 0.16 1709958 250000 1959958

8 0.2 2639354 225000 2864354

9 0.24 2580792 250000 2830792

10 0.16 1759236 250000 2009236

Total 1,8 21251479 2650000 23901479


(3)

Lampiran 22b. Pendapatan Keluarga Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Per Musim Tanam Desa Ambarisan

No. Sampel Luas Lahan (Ha) Pendapatan (Rp) Nilai TKDK (Rp) Total Pendapatan Keluarga (Rp)

1 0.24 12709213 1937500 14646713

2 0.24 15167245 1062500 16229745

3 0.12 15625810 3333333 18959144

4 0.32 14711918 609375 15321293

5 0.2 13170694 625000 13795694

6 0.1 12723472 2250000 14973472

7 0.12 12458333 2583333 15041667

8 0.24 11432795 1395833 12828628

9 0.32 13541016 968750 14509766

10 0.16 13929167 1593750 15522917

11 0.2 12231458 825000 13056458

12 0.32 14022075 609375 14631450

13 0.2 14110417 500000 14610417

14 0.32 16817214 703125 17520339

15 0.2 14331528 1550000 15881528

16 0.16 12664757 1250000 13914757

17 0.32 15456597 187500 15644097

18 0.2 13601389 625000 14226389

19 0.2 12529375 1675000 14204375

20 0.32 16113611 796875 16910486

Total 4.5 277348084 25081250 302429334

Rataan 0.23 13867404 1254062.50 15121467

Lampiran 22b. Pendapatan Keluarga Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Per Musim Tanam Desa Manik Maraja

No. Sampel Luas Lahan (Ha) Pendapatan (Rp) Nilai TKDK (Rp) Total Pendapatan Keluarga (Rp)

1 0.2 13078333 1400000 14478333

2 0.2 11747708 1675000 13422708

3 0.16 10765365 1125000 11890365

4 0.2 12735625 1550000 14285625

5 0.12 10439468 1500000 11939468

6 0.16 12966319 2437500 15403819

7 0.16 10687240 1562500 12249740

8 0.2 13196771 1125000 14321771

9 0.24 10753299 1041667 11794965

10 0.16 10995226 1562500 12557726

Total 1,8 117365353 14979167 132344520


(4)

Lampiran 23a. Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan Bersih, dan Pendapatan Keluarga Non Usahatani Kacang Tanah Per Petani Per

Musim Tanam Desa Ambarisan Pendapatan Keluarga Dari Usahatani Jagung

No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Biaya Produksi (Rp)

Penerimaan

(Rp) Pendapatan (Rp) Nilai TKDK (Rp) Pendapatan Keluarga(Rp)

7 0.28 1581750 3080000 1498250 170000 1668250

Pendapatan Keluarga Dari Usahatani Kacang Bogor No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Biaya Produksi (Rp)

Penerimaan

(Rp) Pendapatan (Rp) Nilai TKDK (Rp) Pendapatan Keluarga(Rp)

3 0.04 458257 732000 273743 195000 468743

5 0.04 496174 732000 235826 100000 335826

6 0.02 368528 351000 -17528 225000 207472

9 0.12 824604 1926000 1101396 225000 1326396

10 0.08 1490583 1464000 -26583 225000 198417

Lampiran 23b. Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan Bersih, dan Pendapatan Keluarga Non Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Per

Musim Tanam Desa Ambarisan Pendapatan Keluarga Dari Usahatani Jagung

No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Biaya Produksi (Rp)

Penerimaan

(Rp) Pendapatan (Rp) Nilai TKDK (Rp) Pendapatan Keluarga(Rp)

7 0.28 5649107 11000000 5350893 607142.86 5958036

Pendapatan Keluarga Dari Usahatani Kacang Bogor No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Biaya Produksi (Rp)

Penerimaan

(Rp) Pendapatan (Rp) Nilai TKDK (Rp) Pendapatan Keluarga(Rp)

3 0.04 11456424 18300000 6843576 4875000 11718576

5 0.04 12404340 18300000 5895660 2500000 8395660

6 0.02 18426389 17550000 -876389 11250000 10373611

9 0.12 6871701 16050000 9178299 1875000 11053299


(5)

Lampiran 24a. Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan Bersih, dan Pendapatan Keluarga Non Usahatani Kacang Tanah Per Petani Per

Musim Tanam Desa Manik Maraja

Pendapatan Keluarga Dari Usahatani Jagung

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha)

Biaya Produksi (Rp)

Penerimaan (Rp)

Pendapatan

(Rp) Nilai TKDK (Rp) Pendapatan Keluarga(Rp)

5 0.16 1129285 1920000 790715 150000 940715

6 0.2 1365097 2500000 1134903 200000 1334903

7 0.2 1373500 2800000 1426500 200000 1626500

Lampiran 24b. Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan Bersih, dan Pendapatan Keluarga Non Usahatani Kacang Tanah Per Hektar Per

Musim Tanam Desa Manik Maraja

Pendapatan Keluarga Dari Usahatani Jagung

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha)

Biaya Produksi (Rp)

Penerimaan (Rp)

Pendapatan

(Rp) Nilai TKDK (Rp) Pendapatan Keluarga(Rp)

5 0.16 7058030 12000000 4941970 937500 5879470

6 0.2 6825486 12500000 5674514 1000000 6674514


(6)

Lampiran 25a. Kontribusi Pendapatan Keluarga Dari Setiap Cabang Usahatani Terhadap Total Pendapatan Keluarga di Desa Ambarisan

No. Sampel

Jenis Usahatani Pendapatan Luar Usahatani Total Pendapatan Luar

Usahatani Jambu Biji Total Pendapatan Keluarga (Rp) Kacang Tanah Kacang Bogor Jagung

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 3515211 100 0 0 0 0 0 0 0 0 3515211

2 3895139 100 0 0 0 0 0 0 0 0 3895139

3 2275097 82.92 468743

17.

08 0 0 0 0 468743 17.08 2743840

4 4902814 100 0 0 0 0 0 0 0 0 4902814

5 2759139 89.15 335826

10.

85 0 0 0 0 335826 10.85 3094965

6 1497347 87.83 207472

12.

17 0 0 0 0 207472 12.17 1704819

7 1805000 51.97 0 0 1668250

48.

03 0 0 1668250 48.03 3473250

8 3078871 100 0 0 0 0 0 0 0 0 3078871

9 4643125 77.78 1326396

22.

22 0 0 0 0 1326396 22.22 5969521

10 2483667 92.60 198417

7.4

0 0 0 0 0 198417 7 2682083

11 2611292 100 0 0 0 0 0 0 0 0 2611292

12 4682064 100 0 0 0 0 0 0 0 0 4682064

13 2922083 100 0 0 0 0 0 0 0 0 2922083

14 5606508 100 0 0 0 0 0 0 0 0 5606508

15 3176306 100 0 0 0 0 0 0 0 0 3176306

16 2226361 100 0 0 0 0 0 0 0 0 2226361

17 5006111 58.17 0 0 0 0 3600000 41.83 3600000 41.83 8606111

18 2845278 100 0 0 0 0 0 0 0 0 2845278

19 2840875 100 0 0 0 0 0 0 0 0 2840875

20 5411356 100 0 0 0 0 0 0 0 0 5411356

Total 68183643 1840 2536854 70 1668250 48 3600000 42 7805104 160 75988747

Rataan

3409182.

15 92.02 126842.71 3.4

9 83412.5

2.4

0 180000 2.09 390255.21 7.98 3799437.36

Lampiran 25b. Kontribusi Pendapatan Keluarga Dari Setiap Cabang Usahatani Terhadap Total Pendapatan Keluarga di Desa Manik Maraja

No. Sampel

Jenis Usahatani

Pendapatan Luar Usahatani Total Pendapatan Luar

Usahatani Jambu Biji Total Pendapatan Keluarga (Rp) Kacang Tanah Kacang Bogor Jagung

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 2895667 76.29 0 0 0 0 900000 23.711 900000 23.71 3795667

2 2684542 100 0 0 0 0 0 0 0 0 2684542

3 1902458 47.53 0 0 0 0 2100000 52.47 2100000 52.47 4002458

4 2857125 62.02 0 0 0 0 1750000 37.98 1750000 37.98 4607125

5 1432736 34.75 0 0 940715

22.

81 1750000 42.44 2690715 65.25 4123451

6 2464611 52.44 0 0 1334903

28.

41 900000 19.15 2234903 47.56 4699514

7 1959958 43.11 0 0 1626500

35.

78 960000 21.12 2586500 56.89 4546458

8 2864354 76.09 0 0 0 0 900000 23.91 900000 23.91 3764354

9 2830792 100 0 0 0 0 0 0 0 0 2830792

10 2009236 100 0 0 0 0 0 0 0 0 2009236

Total 23901479 692 0 0 3902118 87 9260000 221 13162118 308 37063597

Rataan 2390148 69.22 0 0 390211.81 8.7