garis ganda yang sejajar bermakna garis perjuangan Partai yang menempatkan orientasi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, lahir dan batin, secara sejajar.
Arti warna adalah sebagai berikut: Putih bermakna kesucian, ketulusan, dan kebenaran yang menjadi etos perjuangan partai; Hijau, bermakna kemakmuran lahir
dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjadi tujuan perjuangan Partai; Kuning, bermakna Kebangkitan Bangsa yang menjadi nuansa pembaruan dan
berpijak kepada kemaslahatan umat manusia.
21
C. Hubungan Historis Kultural PKB dan NU
Hubungan historis berarti setiap anggota dan aktifis PKB menyadari bahwa partai ini dirintis dan dilahirkan oleh sejumlah warga NU secara perorangan, sebagai
wujud nyata kepedulian mereka terhadap masa depan kehidupan politik bangsa dan tekad melaksanakan cita-cita politik NU mengangkat harkat dan martabat warganya.
Hubungan kultural berarti setiap anggota dan aktifis PKB menyadari, bahwa partai ini lahir dari suatu lingkungan kebudayaan dan keagamaan Islam Ahlussunnah
Wal Jama’ah. Oleh karena itu setiap anggota dan aktifis partai, baik secara perseorangan maupun kolektif harus selalu konsisten memperjuangkan kelestarian
lingkungan kebudayaan dan kemungkinan perubahan sebagai sunnatullah. Catatan sejarah telah menunjukkan, bahwa NU selalu memberikan kontribusi
bagi pembangunan kesadaran politik bangsa Indonesia. Namun demikian, selama
21
Musa Kazhim dan Alfian Hamzah, 5 Partai Dalam Timbangan, Bandung: PUSTAKA HIDAYAH, 1999, h. 236.
lebih dari tiga dasawarsa kekuasaan Orde Baru yang monolitik dan otoriter, potensi warga NU secara sistematis telah mengalami pengerdilan yang luar biasa. Sejalan
dengan semangat reformasi, warga NU berusahan membangun kembali potensi politiknya sebagai bagian dari kesinambungan tradisinya memberi sumbangan bagi
pembangunan politik bangsa Indonesia. Kelahiran PKB merupakan respon NU terhadap kehendak penyaluran aspirasi politik kaum Nahdliyin secara bebas dan
demokratis.
22
Seperti sudah diketahui, PKB lahir dari rahim NU. Berdirinya PKB yang difasilitasi oleh PBNU menyebabkan PKB mempunyai hubungan historis, kultural,
dan aspiratif dengan NU. Hubungan yang demikian tidak berarti bahwa apapun yang akan dilakukan oleh PKB akan selalu didukung oleh NU atau sebaliknya. Hubungan
seperti itu justru bermakna bahwa PKB harus senantiasa menyelaraskan visi dan program partai dengan kepentingan dan kebutuhan warga NU, termasuk ulama.
Penyelarasan visi program itu bisa ditunjukkan lewat sumbangan dan kerja nyata yang bermanfaat dan maslahah bagi warga NU khususnya sebagai representasi
kaum pedesaan, petani, dan kelas menengah kebawah, dan masyarakat secara luas. Itu semua bisa dilakukan jika PKB selalu melakukan advokasi terhadap berbagai
kepentingan warga NU. PKB dalam rangka menyerap, menampung dan memperjuangkan kepentingan
warga NU tidak semata-mata dilihat secara ideologi tetapi secara struktural di mana warga NU merepresentasikan kelompok ekonomi lemah, kelompok politik
22
Hakim dan Tohadi, PKB Pemilu 2004, hal.13.
terpinggirkan dan kelompok budaya yang semakin tenggelam oleh kultur instan masyarakat masa kini. Karena itu, perlu penanganan yang tidak saja menyeluruh
tetapi juga tepat sasaran, di satu sisi tidak saling berlawanan dengan bagian yang lain.
23
Sebagai wadah penyalur aspirasi politik kaum nahdliyin, PKB memiliki cita- cita politik yang bersumber dari landasan politik NU. Cita-cita politik yang dimaksud
ialah terwujudnya masyarakat dan bangsa Indonesia yang adil dan makmur, merdeka dan berdaulat, yang terjamin hak-hak asasinya, yaitu hak-hak yang berkaitan dengan
keselamatan dari segala bentuk penganiayaan, kebebasan dan pemaksaan agama, perusakan keturunan.
Cita-cita yang demikian itu akan dicapai oleh partai PKB melalui keterlibatan dalam penetapan kebijakan publik, yakni melalui jalur kekuasaan yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan tentang pemberdayaan masyarakat lemah dan terpinggirkan, perlindungan terhadap kelompok masyarakat minoritas,
serta penegakan sistem ekonomi, politik dan budaya yang berlandaskan kedaulatan rakyat.
Bagi PKB, kedaulatan pada hakekatnya adalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan kekuasaan yang dimiliki manusia merupakan titipan-Nya yang
dianugrahkan kepada manusia, yang hanya boleh diamanatkan kepada pihak lain
23
Eman Hermawan, dkk., Partai Advokasi: Wacana, Keberpihakan, dan Gerakan, Jakarta: DPP PKB KLIK_R, 2004, h. 39.
yang berkemampuan dan berkeahlian, serta memiliki kejujuran, keadilan dan kejuangan yang berpihak kepada pemberi amanat.
24
24
Hakim dan Tohadi, PKB Pemilu 2004, h.16-17.
BAB III
PANCASILA DAN AZAS TUNGGAL
A. Sejarah Singkat Lahirnya Pancasila