8
BAB II KAJIAN TEORI
1. Hakikat Manajemen Keuangan
a. Pengertian Manajemen Keuangan
Secara etimologis, “Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata kerja to manage yang disinonimkan dengan to hand yang berarti
mengurus, to control memeriksa, to guide memimpin. Apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berarti pengurusan, pengendalian atau
pembimbing. Manajemen merupakan sebuah kegiatan; pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang melakukannya disebut manajer.
1
Hingga saat ini manajemen terus dikaji oleh para pakar manajemen, mereka mendefinisikan manajemen sebagai ilmu, ada juga
yang mendefinisikan manajemen sebagai kiat atau seni, serta ada yang mendefinisikan manajemen sebagai profesi.
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick misalnya, mendefinisikan
manajemen sebagai “Suatu bidang ilmu pengetahuan since yang secara sistematik berusaha untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia
bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain dalam
menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen
1
George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003, cet.7,h. 9
9
dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para professional dituntun oleh suatu kode etik. Pada mulanya manajemen
belum dapat dikatakan sebagai teori, karena teori harus terdiri dari konsep- konsep yang secara sistematis dapat menjelaskan dan meramalkan apa
yang akan terjadi dan membuktikan ramalan itu berdasarkan penelitian. Setelah dipelajari selama beberapa zaman, manajemen telah memenuhi
persyaratan sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang-orang bekerja sama.
Pada mulanya manajemen belum dapat dikatakan sebagai teori, karena teori harus terdiri dari konsep-konsep yang sistematis dapat
menjelaskan dan meramalkan apa yang akan terjadi dan membuktikan ramalan itu berdasarkan penelitian. Setelah dipelajari selama beberapa
zaman, manajemen telah memenuhi persyaratan sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan
bagaimana orang-orang bekerja sama. Menurut Luther Gulick 1965 “manajemen memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki
serangkaian teori, meskipun teori-teori itu masih terlalu umum”
2
. Menurut pengertian manajemen sebagai ilmu pengetahuan
memiliki serangkaian teori-teori yang membantu dalam mengetahui mengapa dan bagaimana tugas orang dalam bekerjasama dan memerlukan
disiplin ilmu-ilmu pengetahuan lain dalam penerapannya, dalam pengertian diatas manajemen juga berfungsi menerangkan fenomena-
fenomena gejala-gejala, kejadian-kejadian, keadaan-keadaan, jadi memberikan
penjelasan-penjelasan. Pengertian
manajemen yang
diutarakan oleh Georgy Terry “Terdapat suatu kelemahan yaitu tidak dilimpahkan tanggung jawab, padahal manajemen itu adalah mengenai
pertanggung jawaban”.
2
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009, cet. Ke-10, h.2
10
Menurut “Mary Parker Follet stoner, 1986 manajemen sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang. The art of
getting done through people”
3
. Definisi ini perlu mendapat perhatian karena berdasarkan kenyataan, manajemen mencapai tujuan organisasi
dengan cara mengatur orang lain. Hal senada juga diungkapkan Henry M. Botinger, “Manajemen sebagai suatu seni membutuhkan tiga unsur, yaitu:
pandangan, pengetahuan teknis, dan komunikasi. Ketiga unsur tersebut terkandung dalam dalam manajemen.
Definisi tersebut menggunakan kata seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau
keterampilan para manajer dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas
yang mungkin diperlukan, sebab dalam mencapai tujuan diperlukan kerjasama dengan orang lain dimana diperlukan cara memerintah
seseorang untuk dapat bekerjasama, untuk itu diperlukan suatu kiat atau seni bagaimana orang lain mau melakukan pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama. Dr. R. Markharita, mendefinisikan manajemen yaitu “Manajemen
is the utilization of available or potentials resources in achieving a given endsManajemen adalah pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia atau
yang berpotensi di dalam pencapaian tujuan”
4
. Selanjutnya, Haimann mengatakan bahwa “Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu
melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama”
5
. Sedangkan Massie, 1973 mendefinisikan “manajemen yaitu sekelompok khusus orang-orang yang tugasnya
3
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan…, hal.3
4
Drs. Maringan Masry Simbolon, M.M., Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004, cet. I, h.22-23
5
Drs. M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen
,
Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985 cet. Ke- 11, h.14
11
mengarahkan usaha kea rah tujuan-tujuan melalui aktivitas-aktivitas orang lain atau membuat sessuatu dikerjakan oleh orang-orang lain”.
6
Atas dasar beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan akan arti dari manajemen itu sendiri adalah “ Bekerja dengan melibatkan orang
banyak untuk menentukan, menginterpretasikan, mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan”
7
. Kegiatan manajemen merupakan sebuah proses kegiatan dan
aktivitas yang terorganisir untuk mengelola sumber daya, peluang dengan pendekatan ilmiah secara sistematik untuk menetukan keputusan dalam
rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien atau sekurang-kurangnya itulah apa yang didambakan oleh
manajemen. Manajemen juga mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang
terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya
8
. Demikianlah manajemen sangat berguna dalam mengatasi permasalahan
yang ada khususnya pada hal yang menyangkut dengan masalah keuangan. Oleh karena itu seyogyanya dapat dilihat bagaimana pemahaman tentang
manajemen keuangan itu sendiri dalam suatu organisasi. Keuangan menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai seluk
beluk uang, keadaan keuangan . Sedangkan menurut B Suryosubroto, menulis Soal-soal yang
menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisar pada uang sumbangan pembinaan penbinaan SPP, uang kesejahteraan personal dan
6
Prof. DR. Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia PT Rineka Cipta, 2004, cet. 2, h.3
7
T. Hani Handoko, Manajemen Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA,1998 edisi ke 2 h. 10
8
George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003, cet.7, h. 9
12
gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan sebagainya.
Dapat penulis simpulkan bahwa keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan uang, sedangkan dalam
pendidikan yaitu segala urusan aktivitas kegiatan pendidikan yang melibatkan uang.
Menurut R. Agus Surtono, manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana
dalam berbagai bentuk investasi secara efektif dan efesien maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara
efesien. Saud Hasan dan Enny Pudjiastuti menyatakan bahwa manajemen
keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan.
Dari uraian pendapat diatas, penulis dapat simpulkan bahwa manajemen keuangan adalah aktivitas yang menggunakan prinsip
manajemen yang
meliputi perencanaan
keuangan, menganalisis
penggunaan keuangan, dan mengendalikan penggunaan keuangan lembaga atau organisasi sebagai bentuk pelaksanaan keuangan untuk mengambil
keputusan. Maka berdasarkan pengertian tersebut manajemen keuangan disini
mengarah pada uang dan bagaimana mengatur keuangan agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen keuangan dalam
pendidikan menuntut lembaga pendidikan formal melakukan suatu usaha pengelolaan sumber keuangan, pemanfaatan keuangan, mengevaluasi serta
mempertanggung jawabkan dengan baik.
13
b. Fungsi Manajemen Keuangan
Saat ini pengaruh manajer keuangan perusahaan telah memiliki fungsi keuangan yang lebih luas, yaitu sebagai berikut.
9
1. Kegiatan investasi dalam berbagai jenis ativa. 2. Mendapatkan kombinasi keuangan optimal yang berhubungan dengan
berbagai jenis penilaian kerja perusahaan. Bentuk-bentuk penilaian kerja diantaranya berkaitan dengan penentuan ukuran perusahaan, laba operasi
perusahaan, resiko bisnis, dan penentuan tingkat likuiditas perusahaan. 3. Menentukan strategi pendanaan
Dalam rangka menandanai aktivitas-aktivitas investasi dan kegiatan operasional perusahaan dengan memperhatikan tingkat momen
ungkit leverage optimal, yaitu mencermati kondisi permintaan pasar dan portopolio investasi optimal dengan mencermati efesiensi dan efektivitas
operasi perusahaan, didukung oleh pengelolaan sumber dana utang, khususnya utang jangka panjang.
Agar tujuan lembaga pendidikan yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan baik dan tercapai dengan efektif serta efesien maka
perlu memfungsikan manajemen keuangan itu sendiri dengan baik. Berdasarkan catatan depdiknas disamen, pengelolaan keuangan adalah
kegiatan sekolah untuk merencanakan, menggunakan,, mengevaluasi dan mempertanggung jawabkan keuangan sekolah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Sedangkan menurut Suad Hasan dan Enny Pudjiastuti :
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan
Dengan kata lain fungsi manajemen keuangan terdiri dari perencanaan
keuangan, pelaksanaan
keuangan, evaluasi
dan pertanggungjawaban. Jones mengemukakan “ Financial planning yang
9
Dr. Harmono, S.E., M.Si, Manajemen Keuangan Berbasis balanced scorecard pendekatan teori, kasus, dan riset bisnis, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, cet pertama h. 1
14
disebut juga budgeting yang merupakan suatu kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan
secara sistematis tanpa efek samping yang merugikan”.
10
Pelaksanaan anggaran keuangan atau implementation involes accounting adalah
kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan
11
. Hal terpenting adalah evaluasi sebagai proses penilaian pencapaian tujuan. Evaluasi sangatlah penting mengingat
penggunaan sumber daya khususnya yang berbentuk uang yang tidak tepat dapat mengganggu proses kegiatan dan dapat merusak citra suatu
organisasi. Berdasarkan penjelasan di atas fungsi manajemen keuangan dilembaga
pendidikan formal biasanya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan keuangan
2. Pelaksanaan anggaran 3. Evaluasi dan pertanggung jawaban
12
. 1. Perencanaan Keuangan
Perencanaanplanning dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dalam hal-hal yang akan
dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan
13
. Dengan demikian, perencanaan itu merupakan suatu proses pemikiran, baik secara garis besar maupun secara mendetail dari
suatu kegiatanpekerjaan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang paling baik dan ekonomis. Suatu perencanaan yang baik dan diharapkan
mencapai hasil harus mengisi berbagai kegiatan, mulai dari prosecing, objectives, policies, programes, schedules, procedures, dan bugget.
10
Dr. E. Mulyasa, M.Pd, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, cet. ke-7, h. 48
11
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Propesional, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004, cet. ke-4, h. 198.
12
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…, h. 198
13
Drs. Maringan Masry Simbolon, M.M., Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004, cet. I, h.38
15
Perencanaan dalam manajemen keuangan adalah merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan
pendidikan. Dalam perencanaan manajemen keuangan meliputi mulai dari penerimaan sampai pelaporan yang tersusun secara tertib. Untuk itu
dirancang anggaran dengan jalan menganalisa kebutuhan sesuai dengan data yang akurat.
Perencanaan keuangan bersangkut paut dengan penyusunan proyeksi penjualan, laba, dan aktiva yang didasarkan pada berbagai
strategi produksi dan pemasaran, dan kemudian memutuskan cara memenuhi kebutuhan keuangan yang diramalkan. Dalam proses
perencanaan keuangan, manajer seyogyanya juga mengevaluasi rencana dan mengidentifikasi perubahan-perubahan operasi yang mungkin dapat
meningkatkan hasil yang dicapai.
14
2. Pelaksanaan anggaran Involves accounting pelaksanaan anggaran ialah kegiatan
berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan
15
. Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini menganut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator,
ordonator, dan bendaharawan. Otoristor adalah pejabat yang iberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan
dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala
tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan
penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan
membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.
14
J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Jakarta : Erlangga, edisi ke 9 jilid 1, h. 372
15
Dr. E. Mulyasa, M.Pd, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, cet. ke-7, h. 49
16
Berikut penjelasan mengenai pelaksanaan manajemen keuangan : a. Penerimaan.
Setiap lembaga pendidikan pada umumnya melaksanakan tugasnya menerima dana dari berbagai sumber. Penerimaan dari sumber-sumber
dana perlu dibukukan sedangkan prosedur pengelolaannya selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun
peraturan yang berlaku. Secara konsep banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan penerimaan euangan, namun secara
peraturan termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah ada beberapa karakteristik yang identik.
Berdasarkan buku pedoman rencana, program dan penganggaran, sumber dana pendidikan yang dapat dikembangkan dalam anggaran
belanja sekolah antara lain meliputi anggaran rutin DIK; anggaran pembangunan DIP; dana penunjang pendidikan DPP; dana
masyarakat; donator; dan lain-lain yang dianggap sah dalam semua pihak. Pendanaan pendidikan pada dasarnya bersumber dari
pemerintah, orang tua dan masyarakat pasal 33 No. 2 Tahun 1989. Di samping itu, dapat pula digali sumber-sumber yang mungkin dari pihak
masyarakat dalam bentuk kerja sama saling menguntungkan. Prosedur pembukuan penerimaan keuangan sekolah di lingkungan
departemen pendidikan nasional, tampaknya menganut pola paduan antara pengaturan pemerintah pusat dan sekolah. Artinya terdapat
beberapa anggaran yang telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah yang intinya pihak sekolah tidak boleh menyimpang dari petunjuk
penggunaan atau pengeluarannya, dan sekolah hanya sebagai pelaksana pengguna dalam tingkat mikro kelembagaan. Dengan demikian, pola
manajemen keuangan sekolah terbatas pada pengelolaan dana tingkat operasional. Salah satu kebijakan keuangan sekolah adalah adanya
pencarian tambahan dana dari partisipasi masyarakat, selanjutnya cara pengelolaannya dipadukan sesuai tatanan yang lazim sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Namun demikian, sesuai dengan semangat
17
otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan dengan pengembangan konsep manajemen berbasis sekolah, maka sekolah memiliki
kewenangan dan keleluasaan yang cukup lebar dalam kaitannya dengan manajemen keuangan untuk mencapai efektifitas pencapaian tujuan
sekolah. Pada umumnya di setiap telah ditetapkan bendahara sesuai dengan
peran dan fungsinya. Untuk uang yang harus dipertanggungjawabkan UYHD, ditunjuk bendahara oleh pihak berwewenang dan sebagai
atasan langsungnya adalah kepala sekolah. Uang yang dibukukan merupakan aliran masuk dank e luar setelah mendapat perintah dari
atasan langsung. Sedang uang yang diterima dari masyarakat, ditunjuk bendahara
lain dengan sepengetahuan dan kesepakatan pihak komite sekolah ditunjuk dari anggota sesuai dengan persetujuan musyawarah. Berkaitan
dengan aliran keuangan yang berasal dari masyarakat, sekolah dalam al ini pengguna harus mendapat persetujuan komite sekolah.
b. Pengeluaran. Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan secara
efektif dan efesien. Artinya setiap dana dalam pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan
perencanaan pembiayaan pendidikan di sekolah. Pengeluaran sekolah berhubungan dengan pembayaran keuangan
sekolah untuk pembelian beberapa sumber atau input dari proses sekolah seperti tenaga administrasi, guru, bahan-bahan, perlengkapan,
dan fasilitas. Ongkos menggambarkan seluruh sumber yang digunakan dalam proses sekolah, apakah digambarkan dalam anggaran biaya
sekolah atau tidak. Ongkos dari sumber sekolah nilai setiap input yang digunakan, sekalipun sekolah menyumbangkan atau tidak terlihat secara
akurat. Dalam manjemen keuangan sekolah, pengeluaran keuangan
UYHD harus dibukukan sesuai dengan pola yang ditetapkan oleh
18
peraturan. Beberapa hal yang harus dijadikan patokan bendahara dalam mempertanggungjawabkan pembukuan, meliputi format buku kas
harian, buku tabelaris, dan format laporan daya serap penggunaan harus dicatat sesuai dengan waktu serta peruntukannya.
Untuk mengefektifkan pembuatan perencanaan keuangan sekolah, maka yang sangat bertanggung jawab sebagai pelaksana adalah kepala
sekolah. Kepala sekolah harus mampu mengembangkan sejumlah dimensi pembuatan administrative. Kemampuan untuk menerjemahkan
program pendidikan ke dalam ekuivelensi keuangan merupakan hal penting dalam penyusunan anggaran belanja. Kegiatan mmembuat
anggaran belanja bukan pekerjaan rutin atau mekanis, melibatkan pertimbangan tentang maksud-maksud dasar dari pendidikan dan
program. Berdasarkan persepektif tersebut perencanaan keuangan sekolah harus dapatmembuka jalan bagi pengembangan dan penjelasan
konsep-konsep tentang tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan, dan merancang cara-cara pencapainnya.
Dalam manajemen keuangan sekolah penyusunan anggaran belanja sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah dibantu oleh para wakilnya
yang ditetapkan oleh kebijakan sekoalh, serta komite sekolah di bawah pengawasan pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat LSM.
Setiap penggunaan keuangan perlu melalui pengajuan keuangan secara tertulis dan sedapat mungkin hanya program-program yang
termasuk dalam perencanaan keuangan saja yang didanai, agar mudah pengawasannya. Aturan pengeluaran keuangan harus dicatat seuaui
dengan waktu serta peruntukannya. 3. Evaluasi dan Pertanggung jawaban
a. Evaluasi Dalam manajemen keuangan evaluasi dan penting. Evaluasi
merupakan suatu
proses sistematis
dalam mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program sekolah dengan kriteria
19
tertentu untuk keperluan pembentukan keputusan. Informasi hasil evaluasi di bandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan pada
program. Apabila hasilnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan, berarti program tersebut efektif. Jika sebaliknya, maka program
tersebut dianggap tidak efektif gagal. Melalui evaluasi akan dapat diketahui pula apa saja hambatan yang terjadi, dan bagaimana
mengatasi masalah tersebut. Demikian pula, melalui evaluasi secara komprehensif akan dapat diketahui sejauh mana kemajuan atau hasil-
hasil pendidikan dapat dicapai. Dalam implementasi manajemen keuangan evaluasi berkaiatan dengan pertanggung jawaban terhadap
apa yang telah dicapai harus dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Pertanggungjawaban Sedangkan pertanggung jawaban diartikan oleh “Cornmark 1970
sebagai auditing, auditing merupakan pembuktian dan penentuan bahwa apa yang dimaksud sesuai dengan yang dilaksanakan, sedang apa yang
dilaksanakan sesuai dengan tugas. Proses ini menyangkut pertanggung jawaban penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan
dana kepada pihak-pihak yang berhak
16
”. Pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan keuangan
sekolah dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan semesteran kepada :
a Kepala dinas pendidikan b Kepala badan administrasi keuangan daerah BAKD
c Kantor dinas pendidikan Pertanggungjawaban
yang dikenal dengan uang yang harus dipertanggungjawabkan UYHD, dilaporkan setiap bulan kepada pihak
yang ditetapkan sesuai dengan format dan ketepatan waktu. Khusus
16
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Propesional…, h. 204-205
20
untuk keuangan komite sekolah, bentuk pertanggungjawaban sangat terbatas pada tingkat secara langsung kepada orang tua peserta didik.
c. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan
Untuk dapat memahami transaksi-transaksi keuangan serta pembuatan keputusan keuangan, kita perlu mempelajari prinsip-prinsip keuangan.
Prinsip-prinsip keuangan terdiri atas himpunan pendapat-pendapat yang fundamental yang membentuk dasar untuk teori keuangan dan pembuatan
keputusan keuangan
17
. 1. Prinsip “Self Interest Behavior”
Prinsip ini mengatakan “people act their own financial self interest”. Inti dari prinsip ini adalah : orang akan memilih tindakan yang memberikan
keuntungan secara keuangan yang terbaik bagi dirinya. 2. Prinsip “Risk Aversion”
Prinsip ini mengatakan “when all else is equal, people prefer higher return and lower risk”. Inti prinsip ini adalah : orang akan memeilih alternative
dengan resiko keuntungan return dan risiko risk terbesar. Misalnya, proyek A dan B memilih resiko yang sama tetapi A menjanjikan
keuntungan lebih besar, maka investor akan memilih proyek A karena memiliki rasio keuntungan dan resiko yang paling besar. Prinsip ini juga
menansumsikan bahwa orang dikatagorikan sebagai “risk-averse” atau enggan terhadap resiko. Lawan risk-averse adalah “risk seeking” atau “risk
lover”. 3. Prinsip “Diversification”
Prinsip ini mengatakan “Diversification is beneficial”. Prinsip ini mengajarkan bahwa tindakan diversifikasi adalah menguntungkan karena
dapat meningkatkan rasio antara keuntungan dan resiko. 4. Prinsip “Two Sided Transactions”
Prinsip ini mengatakan “ each financial transaction has at least two sides”. Prinsip ini mengingatkan kita bahwa dalam mempelajari dan membuat
17
Lukas Setia Atmaja, Ph.D, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan, Yogyakarta : CV. Andi offset, 2008, Hal.6-7
21
keputusan keuangan kita tidak hanya melihat dari sisi kita, tetapi juga mencoba melihat dari sisi lawan transaksi kita. Jika dalam suatu transaksi
kita untung Rp 100,. Dan lawan kita rugi sejumlah yang sama, kondisi ini disebut ‘zero-sum game”. Tidak semua transaksi keuangan merupakan
zero-sum game, ada pula transaksi yang bernilai total positif karena kondisimya menang-menang win-win, bukan menang-kalah win-loss.
5. Prinsip “Incremental Benefit” Prinsip ini mengatakan “financial decisions are based on incremental
benefit”. Prinsip ini mengajarkan bahwa keputusan keuangan harus didasarkan pada selisih antara nilai dengan sutau alternatif dan nilai tanpa
alternatif tersebut. Incremental dapat diterjemahkan sebagai tambahan. Incremental
benefit adalah keuntungan tambahan,
yang harus
dibandingkan dengan incremental cost atau biaya tambahan. 6. Prinsip “Signaling”
Prinsip ini mengatakan bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Misalnya, tindakan suatu perusahaan menaikan pembayaran deviden per
lembar saham dapat dipandang investor sebagai perusahaan memiliki keyakinan yang tinggi pada kondisi keuangan perusahaan di masa
mendatang. 7. Prinsip “capital market efficiency”
Prinsip ini mengatakan capital market atau pasar modal yang efesien adalah pasar modal dimana harga aktiva financial yang diperjualbelikan
mencerminkan seluruh informasi yang ada dan dapat menyesuaikan diri secara cepat terhadap informasi baru.
8. Prinsip “risk-return trade-off” Prinsip ini mengatakan orang menyukai keuntungan tinggi dengan resiko
rendah. Kondisi ini tidak akan tercapai karena semua orang menginginkannya dengan kata lain, prinsip ini mengatakan “ jika anda
menginginkan keuntungan besar, bersiaplah untuk menanggung resiko besar pula “.
9. Prinsip “time value of money”
22
Prinsip ini sederhana, mudah dimengerti namun memainkan peranan penting dalam ilmu keuangan. Prinsip ini mengajarkan bahwa uang Rp
.00,. Yang kita terima hari ini tidak sama nilainya dengan uang Rp 100,. Yang kita terima bulan depan. Banyak orang tidak menyadari implikasi
dari pertumbuhan majemuk atau bunga berbunga pada keputusan keuangan.
2. Model Pelaksanaan Manajemen Keuangan
Dalam pelaksanaan manajemen keuangan sekolah setidaknya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Perencanaan Keuangan Sekolah
Perencanaan keuangan sekolah setidaknya mencakup dua kegiatan, yakni : penyusunan anggaran keuangan sekolah, dan pengembangan
rencana anggaran keuangan sekolah RAPBS. Kedua kegiatan pokok tersebut diuraikan sebagai berikut :
1 Penyusunan Anggaran Keuangan Sekolah
Manajemen anggaran atau biaya sekolah yaitu merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan atau
diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional sekolah atau
pendidikan, sehingga kegiatan operasional sekolah
atau pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 dan Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan mendapat alokasi
minimal 20 dari anggaran pendapatan dan belanja Negara dan Daerah APBN dan APBD. Pembiayaan pendidikan sebesar 20
itu memang seharusnya dipenuhi dari anggaran belanja dan bukan dari anggaran pendapatan. Selanjutnya, hal yang perlu dilakukan
23
adalah menjabarkan anggaran pendapatan. Selanjutnya, hal yang perlu dilakukan adalah menjabarkan anggaran pendidikan 20
tersebut sesuai jalurnya.
18
Pemerintah telah mengeluarkan PP 482008 tentang pendanaan pendidikan yang mengatur mengenai tanggung jawab bersama
antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam pendanaan pendidikan, sumber pendanaan, pengelolaan dana, dan
pengalokasian dana. Tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah untuk menyediakan anggaran pendidikan berdasarkan
prinsip keadailan, kecukupan dan berkelanjutan. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab pendanaan tersebut, pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat mengarahkan sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
dikelola berdasarkan prinsip keadilan, efesiensi, transfaransi, dan akuntabilitas publik
19
. Penyusunan anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau
program yang telah disusun dan kemudian diperhitungkan berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut,
bukan dari jumlah dana yang tersedia dan bagaimana dana tersebut dihabiskan. Penyusunan anggaran keuangan sekolah atau
sering disebut anggaran keuangan sekolah atau sering disebut anggaran belanja sekolah ABS, biasanya dikembangkan dalam
format-format yang meliputi : a Sumber pendapatan dan
b Pengeluaran untuk kegiatan belajar mengajar, pengadaan, pemeliharaan sarana dan prasarana, bahan-bahan dan alat
pelajaran, honorarium dan kesejahteraan.
18
Indra bastian, Akuntansi Pendidikan, Jakarta: Erlangga, 2006, cet ke-I, h. 162
19
Departemen Pendidikan Nasional, Pembangunan Pendidikan Nasional, h. 131
24
Langkah-langkah penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :
20
a. Menginventarisasi rencana yang telah dilaksanakan. b. Menyusun
rencana berdasarkan
skala prioritas
pelaksanaannya. c. Menentukan program kerja dan rincian.
d. Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program. e. Menghitung dana yang dibutuhkan.
f. Menetukan sumber dana untuk membiayai rencana. Penyusunan anggaran keuangan sekolah juga harus
menggunakan prinsip-prinsip supaya anggaran keuangan dapat berjalan dengan seefesien dan seefektif mungkin.adapun prinsip-
prinsip nya yaitu :
21
1 RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid secara jujur, bertanggung jawab, dan
transparan. 2 RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas,
dan dipajang di tempat terbuka di sekolah. 3 Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama
memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan sekolah.
Didalam anggaran yang disusun harus memuat informasidata minimal tentang:
a. Informasi rencana kegiatan: sasaran, uraian rencana kegiatan, penanggung jawab, rencana baru, atau lanjutan.
b. Uraian kegiatan program: program kerja, rincian program.
20
Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A Dkk, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam penyusunan rencana pengembangan sekolahmadrasah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009, cet ke-1, h.359
21
Akhmad,Sudrajat,Prinsip-prinsippenyusunanRAPBS Tersedia http:www.disdik- kotasmg.org
25
c. Informasi kebutuhan: barangjasa yang dibutuhkan, volume kebutuhan.
d. Data kebutuhan: harga satuan, jumlah biaya yang diperlukan untuk seluruh volume kebutuhan.
e. Jumlah anggaran : jumlah anggaran untuk masing-masing rincian program, program, rencana kegiatan, dan total
anggaran untuk seluruh rencana kegiatan periode terkait. f. Sumber dana ; total sumber dana, masing-masing sumber dana
yang mendukung pembiayaan program
22
. Perencanaan keuangan sekolah memerlukan data yang akurat
dan lengkap sehingga semua perencanaan kebutuhan untuk masa yang akan datang dapat diantisipasi dalam rancangan anggaran.
Perencanaan keuangan sekolah dapat dikembangkan secara efektif jika didukung oleh beberapa sumber yang esensial,
seperti: 1. Sumber daya manusia yang kompeten dan mempunyai
wawasan yang luas tentang dinamika sosial masyarakat. 2. Tersedianya informasi ysng akurat dan tepa waktu untuk
menunjang pembuatan keputusan. 3. Menggunakan manajemen dan teknologi yang tepat dalam
perencanaan. 4. Tersedianya dana yang memadai untuk menunjang
pelaksanaan.
2 Pengembangan Rencana Anggran Belanja Sekolah RAPBS
Setelah penyusunan anggaran, perencanaan keuangan memasuki kegiatan pengembangan rencana anggaran. “Proses pengembangan
rancangan anggaran pendapatan dan belanja sekolah RAPBS pada
22
Prof. Dr.H. Muhaimin, M.A dkk, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam penyusunan rencana pengembangan sekolahmadrasah…, h.360
26
umumnya menempuh langkah-langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut”
23
: a. Pada tingkat kelompok kerja.
Kelompok kerja yang dibentuk sekolah, yang terdiri dari para pembantu kepala sekolahmemiliki tugas antara lain
melakukan identifikasi kebutuhan-kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan,
selanjutnya diklasifikasikan,
dan dilakukan
perhitungan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dari hasil analisis kebutuhan biaya yang dilakukan oleh
kelompok kerja selanjutnya dilakukan seleksi alokasi yang diperkirakan sangat mendesak dan tidak bias
b. Pada tingkat kerjasama dengan komite sekolah. Kerjasama anatara komite sekolah dengan kelompok kerja
yang telah terbentuk diatas, dilakukan untuk melakukan rapat pengurus dan rapat anggotadengan pengembangan RAPBS.
c. Sosialisasi dan legalitas. Pada tingkat kelompok kerja, sekolah perlu membentuk
kelompok kerja dengan tugas mengidentifikasi kebutuhan biaya- biaya yang harus dikeluarkan, selanjutnya diklasifikasikan dan
dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan kemudian hasil analisis kebutuhan diseleksi lokasinya.
Pada tingkat kerjasama dengan komite sekolah. Komite sekolah ini dapat memeberikan pertimbangan juga sekaligus
membantu mengontrol kebijakan program sekolah. Kerjasama antara komite sekolah dengan kelompok kerja yang dibentuk, hal
ini dilakukan sehbungan dengan pengembangan RAPBS. Sosialisasi dan legalitas. Setelah RAPBS dibicarakan
dengan komite sekolah selanjutnya disosialisasikan kepada beberapa pihak. Pada tahap sosialisasi dan legalitas ini kelompok
23
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…, h. 200-201
27
kerja melakukan konsultasi dan laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan usulan RAPBS kepada yayasan untuk mendapat
pertimbangan dan pengesahan. Dalam pengembanagan rencana anggaran belanja sekolah harus
diperhatikan juga Pengelolaan Anggaran Sekolah. Pengelola anggaran sekolah biasanya adalah kepala sekolah, tetapi bisa juga
guru berpengalaman senior atau anggota komite sekolah. Di sekolah-sekolah yang lebih besar, mungkin ada pihak lain yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan sebagian anggaran.Secara khusus, pengendalian anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan
pemeriksaan dan persetujuan untuk memastikan bahwa:
24
a
Dana dibelanjakan sesuai rencana
b
Ada kelonggaran dalam penganggaran untuk pembayaran pajak.
c
Pembelanjaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
d
dan dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui atau diberikan kepada pihak penerima tanpa persetujuan.
b. Pelaksanaan Keuangan Sekolah
Biaya pendidkan merupakan salah satu komponen masukan instrumental instrumental input yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan-tujuan yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat
mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa
24
Sudrajat, Akhmad. Manajemen Sekolah. Tersedia
http:www.teknodik.net?p=1255
28
biaya, proses pendidikan di sekolah tidak akan berjalan
25
. Biaya cost dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis
pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan
dengan uang. Dalam pengertian ini, misalnya, iuran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fisik, buku sekolah dan guru juga adalah
biaya. Bagaimana
biaya-biaya itu
direncanakan, diperoleh,
dialokasikan, dan dikelola merupakan persoalan pembiayaan atau pendanaan pendidikan educational finance. Untuk itu “Pelaksanaan
keuangan sekolah dalam garis besarnya dapat dikelompokan ke dalam dua bagian, yakni penerimaan dan pengeluaran”
26
.
1 Penerimaan
Lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugasnya menerima dana dari beberapa sumber. Penerimaan keuangan sekolah dari
sumber-sumber perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep
teortis maupun peraturan yang berlaku. Berdasarkan buku pedoman rencana, program dan penganggaran, sumber dana pendidikan yang
dapat dikembangkan dalam anggaran belanja sekolah antara lain meliputi anggaran rutin, anggaran pembangunan, dan penunjang
pendidikan, dana masyarakat, donatur dan lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak. Pendanaan pendidikan yang pada dasarnya
bersumber dari pemerintah, orang tua dan masyarakat, namun dapat diperoleh bentuk kerjasama usaha atau wakaf. Namun pada dasarnya
sekolah yang berdiri di bawah naungan yayasan memiliki kewenangan dan keleluasaan cukup dalam bagaimana mendapatkan
25
Prof. Dr. Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, cet ke -4, h. 3-4
26
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…, h. 201
29
sumber dana keuangan untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan di sekolah.
2 Pengeluaran
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu di gunakan secara efektif dan efesien. Artinya setiap perolehan dana dalam
pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan perencanaan pembiayaan pendidikan.
Dalam manajemen keuangan sekolah, pengeluaran keuangan harus dibukukan sesuai dengan pola yang ditetapkan oleh peraturan.
Beberapa hal yang harus dijadikan patokan bendahara dalam pertanggungjawaban pembukuan, meliputi format buku kas harian,
buku tabelaris, dan format laporan daya serap penggunaan anggaran serta beban pajak. Aliran pengeluaran keuangan harus dicatat sesuai
dengan waktu serta peruntukannya. Sebagai bendahara sekolah ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan masalah pelaksanaan keuangan sekolah, yaitu :
a Pada setiap tahun akhir anggaran, bendahara harus membuat laporan keuangan sekolah kepada kepala sekolah untuk
dicocokan dengan RAPBS b Laporan keuangan harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran
yang ada termasuk bukti penyetoran pajak PPN dan PPh bila ada.
c Kwitansi atau bukti pembelian atau bukti penerimaan berupa tanda tangan penerima honorarium atau bantuan atau bukti
pengeluaran lain yang syah. d Neraca keuangan juga harus ditunjukan untuk diperiksa oleh
tim pertanggung jawaban keuangan dari komite sekolah. e Evaluasi dan pertanggung jawaban keuangan sekolah
30
d. Evaluasi Dan Pertanggung Jawaban Keuangan Sekolah 1.
Evaluasi Pada dasarnya terdiri atas dua aspek kegiatan, yaitu monitoring dan
evaluasi. Meskipun kedua istilah tersebut sering kali dipandang memiliki satu pengertian, sesungguhnya masing-masing memiliki
makna dan fokus yang agak berbeda. Monitoring merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi atau memantau proses dan
perkembangan pelaksanaan program sekolahmadrasah. Sedangkan fokus monitoring adalah untuk mendapatkan informasi mengenai
pelaksanaan program sekolahmadrasah, bukan pada hasilnya. Lebih spesifiknya, fokus monitoring adalah pada komponen proses
pelaksanaan program, baik menyangkut proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, maupun pengelolaan
proses belajar mengajar. Sedangkan evaluasi merupakan suatu proses sistematis
dalam mengumpulkan,
menganalisis, dan
menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program sekolah dengan kriteria tertentu untuk keperluan
pembuatan keputusan. Informasi hasil evaluasi dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan pada program. Apabila hasilnya sesuai
dengan sasaran yang ditetapkan, berarti program tersebut efektif. Jika sebaliknya, maka program tersebut dianggap tidak efektif gagal
27
. Evaluasi
bertujuan untuk
mengetahui apakah
program sekolahmadrasah mencapai sasaran yang diharapkan. Evaluasi
menekankan pada aspek hasil output. Konsekuensinya, evaluasi baru dapat dilakukan jika program sekolah sudah berjalan dalam satu
periode, sesuai dengan tahapan sasaran yang dirancang. Dalam manajemen keuangan evaluasi dan pertanggung jawaban menjadi
penting. Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah dapat diidentifikasikan kedalam tiga hal, yaitu pendekatan pengendalian
27
Prof. Dr.H. Muhaimin, M.A dkk, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam penyusunan rencana pengembangan sekolahmadrasah…, h.373
31
penggunaan alokasi dana, bentuk pertanggung jawaban keuangan sekolah, dan keterlibatan pengawasan pihak eksternal lembaga
sekolah
28
. Melalui hasil evaluasi berupa informasi untuk mengambil
keputusan, sehingga informasidatanya harus dipertanggungjawabkan validreliable. Pertanggung jawaban keuangan berisi deskripsi
penerimaan, penggunaan dan pengadministrasian keuangan, khususnya yang digunakan untuk progam-program sekolah. Deskripsi hendaknya
sampai pada analisis apakah dana digunakan secara efesien dan sesuai dengan pedoman administrasi keuangan yang berlaku.
2. Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan keuangan
sekolah dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan semesteran kepada :
a Kepala dinas pendidikan b Kepala badan administrasi keuangan daerah BAKD
c Kantor dinas pendidikan Pertanggungjawaban yang dikenal dengan uang yang harus
dipertanggungjawabkan UYHD, dilaporkan setiap bulan kepada pihak yang ditetapkan sesuai dengan format dan ketepatan waktu.
Khusus untuk keuangan komite sekolah, bentuk pertanggungjawaban sangat terbatas pada tingkat secara langsung kepada orang tua peserta
didik.
28
E. mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…, h. 204-205
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN